Anda di halaman 1dari 29

Dasar Peraturan

Perundangan Pengelolaan
Lingkungan Hidup di
Indonesia

Workshop Pengelolaan Lingkungan Pertambangan


Yogyakarta, 23-24 Juni 2022
1 UNDANG-UNDANG TAHUN 1945

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang


2 Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Peraturan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang

Pengelolaan 3 Perubahan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009


Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara

Lingkugan Hidup : 4 Peraturan Pemerintan No. 22 tahun 2021 Tentang


Penyelenggaaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

5 PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha


Pertambangan Mineral Dan Batubara
Pasal 45 ayat 3, 101 ayat 3, Pasal 188 (b)

6 Peraturan Menteri ESDM No. 26 tahun 2018 Tentang


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan Yang Baik dan
Pengawasan pertambangan Minerba

7 Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral


Republik Indonesia Nomor: 77.K/Mb.01/MEM.B/2022
Tentang Kebijakan Mineral Dan Batubara Nasional

8 Kepmen ESDM No, 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman


Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
UNDANG-UNDANG DASAR TAHUN 1945

Pasal 33 ayat (1) “Perkonomian


Pasal 28h ayat (1) “Setiap orang Nasional diselenggarakan berdasarkan
berhak hidup sejahtera lahir atas demokrasi ekonomi dengan pinsip
batin, bertempat tinggal dan kebersamaan, efisiensi-berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan
mendapatkan lingkungan hidup
yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan
01 02 lingkungan,kemandirian, serta dengan
menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesehatan”. UUD kesatuan ekonomi nasional”.
1945
Pasal 33 ayat (4) “Perkonomian
nasional diselenggarakan berdasarkan
atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
04 03 Pasal 33 ayat (3) “Bumi dan air dan
kebersamaan, efisiensi-berkeadilan, kekayaan alam yang terkandung
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, didalamnya dikuasai oleh negara dan
kemandirian, serta dengan menjaga dipergunakan untuk sebesar-besar
keseimbangan kemanjuan dan kemakmuran rakyat”.
kesatuan ekonomi nasional.”
UU No. 32/2009
Lingkungan Hidup: kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup: upaya
sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan LH yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum

Pembangunan berkelanjutan : upaya sadar dan terencana yang


memadukan lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi
pembangunan untuk menjamin keutuhan LH serta keselamatan,
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan
generasi masa depan
Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
1 dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

2 menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan


manusia;
menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup
3 dan kelestarian ekosistem;

4 menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan


5 lingkungan hidup;
Tujuan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan
6 generasi masa depan;

menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas


7 lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;
mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
8 bijaksana;

9 mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

10 mengantisipasi isu lingkungan global.


Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup :

perencanaan

pemanfaatan

pengendalian

pemeliharaan

pengawasan

penegakan hukum
UU No. 32/2009
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup meliputi:

Pengendalian pencemaran dan/atau


PENCEGAHAN kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
PENANGGUNALAN
penanggung jawab usaha dan/atau
PEMULIHAN kegiatan sesuai dengan kewenangan,
peran, dan tanggung jawab masing-
masing.
Instrumen Pencegahan Pencemaran dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup (UU 32/2009)
Kajian LH Strategis Instrumen
ekonomi LH
Tata ruang
PUU berbasis LH
Baku mutu LH
Anggaran
Kriteria baku berbasis LH
Lingkungan
kerusakan LH
Analisis risiko LH
AMDAL
Audit LH
UKL-UPL
Instrumen lain
Perizinan sesuai kebutuhan

Sumber: Pasal 14 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


10
UU No. 32/2009
Penanggulangan pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup dilakukan
dengan: Pemulihan fungsi lingkungan hidup
a. pemberian informasi peringatan dilakukan dengan tahapan:
pencemaran dan/atau kerusakan a. penghentian sumber pencemaran dan
lingkungan hidup kepada masyarakat; pembersihan unsur pencemar;
b. pengisolasian pencemaran dan/atau b. remediasi;
kerusakan lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran
c. rehabilitasi;
dan/atau kerusakan lingkungan hidup; d. restorasi; dan/atau
dan/atau e. cara lain yang sesuai dengan
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
teknologi.
PENGAWASAN
a. melakukan pemantauan;
b. meminta keterangan;
Pejabat c. membuat salinan dari dokumen
pengawas dan/atau membuat catatan yang
lingkungan diperlukan;
hidup d. memasuki tempat tertentu;
e. memotret;
berwenang: f. membuat rekaman audio visual;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
i. memeriksa instalasi dan/atau
alat transportasi; dan/atau
j. menghentikan pelanggaran
tertentu.
12

Menteri, gubernur, atau bupati/walikota menerapkan sanksi administratif kepada


penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan
pelanggaran terhadap izin lingkungan.

teguran tertulis;

paksaan pemerintah;

pembekuan izin lingkungan;


atau

pencabutan izin lingkungan.


UU No. 3 Tahun 2020, Pasal 96

Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang baik,


pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:

ketentuan Keselamatan
upaya konservasi
Mineral dan Batubara; 03 01 Pertambangan;
dan

pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
pengelolaan sisa tambang dari Pertambangan, termasuk
suatu kegiatan Usaha 02 kegiatan Reklamasi
Pertambangan dalam bentuk 04 dan/atau
padat, cair, atau gas sampai Pascatambang;
memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke
media lingkungan.
Peraturan Pemerintan No. 22 tahun 2021 Tentang
Penyelenggaaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup

a. Persetujuan Lingkungan;
b. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air;
c. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Udara;
d. Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Laut;
e. Pengendalian Kerursakan Lingkungan Hidup;
f. Pengelolaan Limbah B3 dan Pengelolaan
Limbah non B3;
g. Dana penjaminan untuk pemulihan fu.ngsi
Lingkungan Hidup:
h. Sistem Informasi Lingkungan Hidup;
i. Pernbinaan dan Pengawasan; dan
j. Pengenaan Sanksi Administratif.
PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral Dan Batubara
Pasal 45 ayat 3, 101 ayat 3, Pasal 188 (b)
Pemegang IUP bertanggung jawab atas pelaksanaan
kaidah teknik Pertambangan yang baik pada wilayah di
luar WIUP yang telah disetujui Menteri.

Pemegang IUPK bertanggung jawab atas pelaksanaan


kaidah teknik Pertambangan yang baik pada wilayah di
luar WIUPK yang telah disetujui Menteri.

Menteri dapat memberikan sanksi administratif berupa


pencabutan izin,tanpa melalui tahapan pemberian sanksi
administratif berupa peringatan tertulis dan penghentian
sementara sebagian atau seluruh kegiatan Eksplorasi atau
Operasi Produksi dalam kondisi tertentu berkarkaitan
dengan a.l :
hasil evaluasi Menteri atas pemegang IUP, IUPK, IPR, atau
SIPB yang telah menimbulka.n kerusakan lingkungan serta
tidak menerapkan kaidah teknik Pertambangan yang baik;
atau
Keputusan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral
Republik Indonesia Nomor: 77.K/Mb.01/MEM.B/2022
Tentang Kebijakan Mineral Dan Batubara Nasional

KEBIJAKAN
MINERAL DAN
BATUBARA
NASIONAL
KONDISI UMUM
Kegiatan usaha pertambangan mineral dan
batubara dapat memberikan manfaat ekonomi
yang signifikan dalam pembangunan nasional,
namun juga berpotensi dapat terjadinya
perubahan rona lingkungan hidup akibat rencana
kegiatan sehingga perlu dilakukan identifikasi
komponen lingkungan hidup yang berpotensi
terkena dampak serta melaksanakan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Kegiatan
pertambangan yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan mengintegrasikan faktor-
faktor antara lain lingkungan, ekonomi, dan sosial
dalam seluruh tahapan kegiatan pertambangan,
sejak tahap eksplorasi sampai pascatambang.
KONDISI UMUM
Kebijakan pengelolaan lingkungan diharapkan
dapat meminimalkan stigma atau citra
pertambangan yang dianggap sebagai penyebab
kerusakan lingkungan hidup, melalui promosi,
sosialisasi dan kampanye baik media cetak atau
media elektronik maupun sosial media, serta
memperhatikan referensi, standar, dan
perjanjian nasional maupun internasional agar
pengelolaan lingkungan hidup dapat
dilaksanakan dengan optimal. Pembangunan
Indonesia menganut konsep pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan, dan
dalam pelaksanaannya, secara sadar dan
terencana, memadukan lingkungan hidup,
termasuk sumber daya untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
KONDISI UMUM
Industri pertambangan mineral dan
batubara adalah suatu industri yang
memanfaatkan sumber daya alam
yang bersifat tidak dapat
diperbaharui (nonrenewable) dan
memiliki jangka waktu kegiatan
operasional tertentu sesuai dengan
keterdapatan sumber daya dan
cadangan. Oleh karena itu, perlu
dibuat konsep pengelolaan
lingkungan hidup dan
pengembangan masyarakat yang
berkelanjutan pada kegiatan
pertambangan mineral dan batubara.
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

pengelolaan lingkungan hidup dilakukan upaya secara


1 sistematis dan terpadu melalui tahapan perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan dan pengawasan;

Pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan


2 referensi, standar, dan perjanjian nasional maupun
internasional;

penegakan hukum untuk mencegah terjadinya pencemaran


3 dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dari awal proses
pertambangan hingga pasca tambang;
21
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Keseimbangan lingkungan hidup yang baik merupakan hak dasar


4 setiap warga negara, baik bagi generasi sekarang maupun generasi
yang akan datang.

Implementasi sistem manajemen lingkungan hidup pertambangan


5 harus dilakukan mulai dari tahapan kegiatan penyelidikan umum
sampai pascatambang.

Pelaku usaha berkewajiban melakukan identifikasi dampak lingkungan yang menjadi dasar bagi

6 penentuan parameter lingkungan yang akan dikelola selama tahapan kegiatan pertambangan
berlangsung serta menjadi acuan dalam dokumen lingkungan dan perencanaan strategis bagi
pelaku usaha sekaligus digunakan untuk menghitung biaya lingkungan.
Strategi Implementasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

menerapkan praktik terbaik yang tersedia untuk melakukan efisiensi


pemakaian sumber daya, seperti air dan energi, mendaur ulang
material, upaya pelindungan terhadap keanekaragaman hayati,
1 pertimbangan perubahan iklim global seperti pengurangan emisi
karbon, emisi gas rumah kaca, serta pengelolaan limbah dan sisa hasil
pengolahan dan/ atau pemurnian;

menyusun studi kelayakan dan dokumen lingkungan hidup yang


2 dilakukan secara komprehensif dengan prinsip-prinsip tidak
saling bertentangan;

menilai risiko manajemen lingkungan hidup diintegrasikan ke dalam


system manajemen lingkungan hidup pertambangan yang
3 mengakomodasi seluruh risiko pada parameter lingkungan hidup dan
mitigasi yang dilakukan sekaligus sebagai penilaian untuk kelanjutan
tambang dan/atau investasi .
Strategi Implementasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

melaksanakan kegiatan pertambangan mineral dan batubara dalam


hal pengelolaan lingkungan hidup hendaknya mengacu kepada
4 dokumen lingkungan hidup yang diterbitkan oleh instansi yang
membidangi lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya; dan

merencanakan reklamasi dan pascatambang yang disusun dengan

5 mengacu kepada dokumen lingkungan hidup, rencana tata ruang


wilayah nasional, serta mengakomodasi masukan dari para
pemangku kepentingan.
Kepmen ESDM No, 1827K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik

Pedoman pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan


batubara meliputi:

a. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan eksplorasi;


b. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan konstruksi;
c. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan penambangan;
d. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan pengangkutan;
e. pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian;
f. pemantauan lingkungan hidup;
g. penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
hidup;
h. sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan;
i. penghargaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
a. pelaksanaan pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup
pertambangan sesuai dengan
Pengelolaan Dokumen Lingkungan Hidup;
lingkungan hidup dan
pertambangan : b. penanggulangan dan
pemulihan lingkungan hidup
apabila terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan
hidup..
Pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan adalah upaya
penanganan dampak terhadap
lingkungan hidup yang
ditimbulkan akibat dari
kegiatan pertambangan.
Dokumen lingkungan
hidup adalah dokumen
yang berupa Analisis
Pemantauan lingkungan hidup Mengenai Dampak
pertambangan adalah upaya Lingkungan Hidup, Upaya
pemantauan komponen Pengelolaan Lingkungan,
lingkungan hidup yang terkena Upaya Pemantauan
dampak akibat dari kegiatan Lingkungan, atau Surat
pertambangan. Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan.
Pedoman Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang
serta Pascaoperasi pada kegiatan usaha pertambangan
mineral dan batubara meliputi:

1. Penyusunan Rencana Reklamasi, Rencana


Pascatambang, dan Rencana Pascaoperasi;
2. Penilaian dan Persetujuan;
3. Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pascatambang;
4. Pelaksanaan Reklamasi, Pascatambang, dan
Pascaoperasi;
5. Pelaporan dan Pencairan Jaminan Reklamasi dan
Jaminan Pascatambang;
6. Penyerahan Lahan Reklamasi; dan
7. Penyerahan Lahan Pascatambang dan Pascaoperasi.
Bagian sistem manajemen
Tujuan dari standar ini adalah untuk
organisasi yang digunakan untuk
memberikan organisasi suatu kerangka
mengembangkan dan menerapkan kerja untuk melindungi lingkungan dan
kebijakan lingkungannya dan tanggap terhadap perubahan kondisi
mengelola aspek lingkungannya lingkungan dalam menyeimbangkan
SNI 19-14001-2015 kebutuhan social ekonomi.

Standar ini dimaksudkan untuk digunakan


oleh organisasi dalam upaya untuk
mengelola tanggung jawab lingkungan
dengan cara sistematis yang memberikan
kontribusi pada pilar lingkungan dari
pembangunan berkeberlanjutan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai