HERU SUHARYADI
Good Mining Practice
PENDAHULUAN
Latar Belakang
SALAH SATU
DAMPAK YANG
MUNGKIN TERJADI
YAITU
PEMBENTUKAN
AAT.
KEGIATAN
PENGALIAN PADA
KEGIATAN PERLU DILAKUKAN
PENAMBANGAN MANAJEMEN AAT
AKAN BAIK PENCEGAHAN
MENGEKPOSE MAUPUN
BATUAN YANG PENGELOLAAN
MENGANDUNG
SULFIDA
https://engineeringsawit.blogspot.com/ KEGIATAN
PERTAMBANGAN DENGAN
MANAJEMEN AAT
BERPOTENSI
AKAN
MENYEBABKAN
PERUBAHAN MENGURANGI
RESIKO AAT YANG
KONDISI
MUNGKIN TERJADI
LINGKUNGAN
AIR ASAM TAMBANG AIR ASAM TAMBANG
Air asam tambang (AAT) merupakan air
dengan nilai pH yang rendah dan kelarutan
logam yang cenderung meningkat yang
terbentuk karena adanya reaksi antara mineral
Pertambangan adalah sebagian atau sulfida, oksigen, dan air.
seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan dan pengusahaan Mineral
mineral atau batubara yang meliputi Sulfida
penyelidikan umum, eksplorasi, studi
kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan, serta
kegiatan pascatambang .
AAT
Sulfida yang menghasilkan AAT dengan oksigen sebagai Tambahan sulfida yang dapat menghasilkan
oksidan Air Asam Tambang dengan oksidan besi ferri:
Sumber : Ges Buletin PT. Ganeca Environmental Services Quarterly Buletin Vol 1 Edisi
Oktober 2018
PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PERTAMBANGAN
KHUSUSNYA AIR ASAM TAMBANG
Sumber : Abfertiawan, 2010 dalam Ges Buletin PT. Ganeca Environmental Services
Quarterly Buletin Vol 1 Edisi Oktober 2018
Good Mining Practice
DASAR HUKUM
AIR ASAM TAMBANG
Kegiatan penambangan, yang kegiatan utamanya adalah penggalian, mempercepat proses pembentukan
AAT karena mengakibatkan terpajannya mineral sulfida ke udara, air dan mikroorganisme
Berdasarkan Undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara serta
Undang-undang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, kegiatan
usaha pertambangan harus bertanggungjawab terhadap berbagai dampak lingkungan yang
ditimbulkannya salah satunnya adalah pembentukan air asam tambang yang terjadi di daerah IUP nya
Pengolahan AAT diperlukan untuk agar memenuhi baku mutu lingkungan sebelum dilepaskan ke
badan perairan alami
Parameter Satuan Kadar
Maksimum
pH mg/l 6-9
ResiduTersusp mg/l 400
ensi
Kepmen LH No. 113 Tahun 2003
Besi (Fe) Total mg/l 7
Mangan (Mn) mg/l 4
Total
Kepmen ESDM Nomer 1827 K/30/MEM/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018 TANGGAL : 7 Mei 2018 PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNIS
PERTAMBANGAN
Air asam tambang adalah air yang bersifat asam akibat oksidasi mineral sulfida pada kegiatan
pertambangan.
kajian kelayakan teknis dalam studi kelayakan paling kurang terdiri atas:
a) keadaan umum;
b) geologi dan keadaan endapan;
c) sumber daya dan cadangan;
d) kajian geoteknik tambang;
e) infrastruktur yang telah tersedia;
f) kajian hidrologi dan hidrogeologi;
g) kajian air asam tambang;
h) perencanaan tambang;
i) perencanaan pengolahan dan/atau pemurnian;
j) perencanaan pengangkutan dan penumpukan; dan k) kajian risiko
Kepmen ESDM Nomer 1827 K/30/MEM/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 1827 K/30/MEM/2018 TANGGAL : 7 Mei 2018 PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNIS
PERTAMBANGAN
Kajian Air Asam Tambang :
a) kajian air asam tambang paling kurang terdiri atas studi geokimia batuan sebagai material berpotensi
asam/Potentially Acid Forming (PAF) dan material yang tidak berpotensi asam/Non Acid Forming (NAF);
b) kajian air asam tambang meliputi permodelan sebaran material PAF dan NAF serta volume tiap material
dan metode penanganan material PAF dan NAF;
c) studi geokimia batuan dimulai sejak kegiatan eksplorasi;
d) pengambilan sampel untuk studi geokimia batuan dilakukan melalui pengeboran eksplorasi dan/atau
geoteknik;
Kepmen ESDM Nomer 1827 K/30/MEM/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
Kajian Geokimia
1) Dalam hal terdapat potensi air asam tambang dan pelindian logam, pemegang IUP dan IUPK
melakukan kajian geokimia.
2) Kajian geokimia tersebut sedikitnya meliputi:
a) identifikasi potensi pembentukan air asam tambang
b) pencegahan pembentukan air asam tambang; dan
c) penanggulangan air asam tambang
Kepmen ESDM Nomer 1827 K/30/MEM/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
Dalam hal terdapat potensi terbentuknya air asam tambang, pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
Operasi Produksi melakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang.
Dalam hal telah dilakukan pencegahan terhadap pembentukan air asam tambang tetapi masih
terbentuk air asam tambang, maka pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi
melakukan penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang sampai memenuhi baku mutu
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum dilepas ke badan
perairan umum.
Kepmen ESDM Nomer 1827 K/30/MEM/2018
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang baik
Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara aktif terdiri atas:
a) penggunaan bahan kimia penetral asam seperti kapur, soda kaustik; dan/atau
b) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penanggulangan terhadap terbentuknya air asam tambang dengan cara pasif terdiri atas:
a) lahan basah;
b) open limestone channel; dan/atau
c) penggunaan metode lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Diskusi
3
1
Apakah Perusahaan Telah
Apakah Perusahaan Telah menerapkan pengelolaan AAT?..
Melakukan Kegiatan Pencegahan
pembentukan AAT?
Diskusi
2
Apakah Perusahaan Sudah
Menetapkan SOP pelaksanaan
Identifikasi Potensi Pembentukan
AAT? PENGELOLAAN
TAMBANG
Good Mining Practice
ANALISIA GEOKIMIA
BATUAN DAN
KINETIK TEST
TUJUAN PENELITIAN
Net Acid
Acid Neutralization
Producing
Capacity (ANC) ) ABA DAN NAG
Potential (NAPP)
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN
Pengujian terhadap sampel batuan bertujuan untuk mengetahui karakteristik geokimia batuan terkait
dengan pembentukan AAT
Konsep perhitungan potensi asam:
• Kandungan sulfur sebesar 1% pada batuan sebanyak 1 ton akan menghasilkan asam sulfat
sebanyak 30,62 kg yang membutuhkan 31,25 kg CaCO3 untuk menetralkannya.
• Jika sulfur dalam batuan tersebut terdapat dalam bentuk pirit, kandungan sulfur total dalam
batuan secara akurat mengkuantifikasi potensi pembentukan asam
• Jika terdapat juga sulfur organik atau sulfat dalam jumlah yang cukup besar, maka total
sulfur akan memberikan prediksi yang “overestimate”.
• Di dalam batuan selain pirit bisa juga terdapat material basa (alkaline), umumnya dalam
bentuk karbonat atau exchange cation dalam lempung, yang dapat mengurangi proses
oksidasi atau menetralkan asam yang terbentuk. Material alkaline juga dapat mengontrol
bakteri dan membatasi kelarutan dari besi ferri.
• Jumlah material alkaline ini diukur dengan kemampuannya untuk menetralkan asam
Prof. Dr. Rudy Sayoga Gautama. 2012 Bimbingan Teknis Reklamasi Dan Pascatambang Pada Kegiatan
Pertambangan Mineral & Batubara Ditjen Mineral & Batubara, Kesdm
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN PEMBENTUKAN ASAM
• Potensi pembentukan asam melalui penentuan secara independen komponen yang dapat
membangkitkan dan menetralkan asam → dikenal sebagai ABA (Acid-Base Accounting)
• Potensi pembentukan asam dinyatakan dalam satu nilai yang digunakan untuk menggambarkan
kemungkinan asam yang dibangkitkan atau pelepasan asam yang terkandung dalam sampel → NAG
test dan paste pH
Kombinasi uji Acid Base Accounting (ABA) dan Net Acid Generation (NAG) akan meningkatkan akurasi
prediksi pembentukan asam pada sampel material overburden.
https://www.bsn.go.id/main/bsn/isi_bsn/20261/022-abolisi-sni-16-jan-15-feb-2019
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN PEMBENTUKAN ASAM
Untuk mengklasifikasi batuan menjadi: – Batuan yang berpotensi membentuk asam (potentially acid
forming PAF) – Batuan bukan pembentuk asam (non acid forming NAF)
• Cara perhitungan:
1. Hitung potensi keasaman maksimum (maximum potential of acidity MPA) = total sulfur x 30,62
dalam satuan [kg H2 SO4 /ton batuan]
2. Hitung potensi pembentukan asam neto (nett acid producing potential NAPP) = MPA – ANC dalam
satuan [kg H2 SO4 /ton batuan]
3. Hitung nisbah potensi neto (net potential ratio NPR) = ANC/MPA
1. Tetapkan fizz rating dari setiap sampel dengan cara meneteskan 2-3 tetes HCL 8%
pada sampel seberat 0,5 gr, lihat reaksi setelah ditetesi HCL.
2. Timbang 2 gr sampel yang disimpan dalam gelas piala ukuran 250 ml.
3. Tambahkan HCL berdasarkan fizz rating serta 20 ml aquadest.
4. Panaskan larutan selama ±2 jam dengan suhu ±90o C.
5. Setelah dipanaskan simpan sampel sampai mencapai suhu ruangan.
6. Ukur pH larutan sampel dengan sampel diaduk menggunakan pengaduk magnetik.
Nilai pH yang dibutuhkan berkisar antara 0,8 – 1,5, maka sampel dilakukan uji analisis,
kecuali jika sampel dengan nilai fizz rating 0 atau tidak bereaksi.
7. Titrasi sampel larutan dengan NaOH 0,5 M hingga pH bernilai 7, catat volume NaOH
yang digunakan.
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN PEMBENTUKAN ASAM
CONTO PERHITUNGAN
%TS = 2,6
• Kriteria batuan PAF
MPA = 0,026 x 30,625 kg H2SO4/ton batuan
– NAPP > 0
= 0,80 kg H2SO4/ton batuan
– NPR < 1
ANC = - 0,15 kg H2SO4/ton batuan
– pH NAG < 4,5
NAPP = MPA – ANC NAPP
= 0,80 kg H2SO4/ton batuan – (- 0,15 kg
H2SO4/ton batuan)
NAPP = 0,95 kg H2SO4/ton batuan
NAG pH = 2,98
klasifikasi SNI
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN PEMBENTUKAN ASAM
Plot Klasifikasi Geokimia
ANALISIA GEOKIMIA BATUAN PEMBENTUKAN ASAM
Prediksi Berdasarkan Keterdapatan Mineral Berpotensi Asam
ANALISIS GEOKIMIA
ANALISIS GEOKIMIA
5%4%
4%
5% 15%
61%
66%
67%
Kaolinite/Chlorite Vanadinite
Chlorite Vanadinite Augite
Augite Andalusite
Dolomite Quartz Pyrophillite
Chlorite Vanadinite Augite Dolomite Quartz
Pyrite Dolomite Quartz Pyrophillite
18% 6%12%
13%
14%
18% 37%
82% 9%
59%
12%
Sampel Air
Pengambilan data kualitas air dari
kegiatan penambangan di setiap outlet
Model Kondisi OB
Membuat Model Penyebaran PAF dan NAF
Upaya pencegahan air asam tambang dilakukan dengan identifikasi overburden untuk mengetahui
karakteristik overburden yang akan digunakan sebagai data dalam pembuatan model geokimia dan sebagai
pedoman pada saat proses penambangan (Zulkarnain dan Abdiyanto, 2012). Model geokimia persebaran
batuan berpotensi membentuk asam dan batuan yang tidak berpotensi membentuk asam akan bermanfaat
untuk mengetahui karakteristik dan volume batuan penutup sehigga dapat dilakukan perencanaan terhadap
desain daerah penimbunan/disposal. Telah diketahui bahwa polusi dari aktivitas penambangan dapat
berlangsung selama operasi tambang atau setelah pascatambang. Dampak alamiah kegiatan tambang
memerlukan alat prediksi dan pengamatan terhadap perubahan negatif pada geokimia material overburden
(Magombedze, 2006).
ANALISIS GEOKIMIA
Perhitungan Jumlah Materil Terbongkar Berdasarkan potensi PAN dan NAF
ANALISIS GEOKIMIA
Manajemen OB
Melakukan Pencegahan dengan Melakukan
Mekanisme Penimbunan OB
Upaya yang dapat dilakukan adalah mencegah terbentuknya AAT di daerah penimbunan batuan penutup –
rencana pengelolaan overburden (overburden management plan)
Prinsip dasar pencegahan pencemaran adalah menerapkan suatu proses perencanaan dan perancangan
untuk
• mencegah, menahan, atau menghentikan proses-proses hidrologi, kimia, mikrobiologi, atau
termodinamika yang menyebabkan pencemaran pada lingkungan perairan, pada atau sedekat mungkin
dengan lokasi dimana terjadinya penurunan kualitas air (reduksi pada sumber) atau
• menerapkan upaya-upaya fisik untuk mencegah atau menahan transpor dari kontaminan ke badan air
(antara lain dengan recycling, pengolahan/treatment dan/atau mengamankan timbunan)
Dapat dilakukan dengan simulasi menggunakan mekanisme timbunan melalui Kinetick Test
Prof. Dr. Rudy Sayoga Gautama. 2012 Bimbingan Teknis Reklamasi Dan Pascatambang Pada Kegiatan
Pertambangan Mineral & Batubara Ditjen Mineral & Batubara, Kesdm
Kinetik Test dalam
Mekanisme Penimbunan OB
HUMIDIFIED AIR/GAS
Leaching Column
Kinetic Test Method for the Prediction of Mine Drainage Quality May 2009 EPA-821-R-09-002
Kinetik Test dalam
Mekanisme Penimbunan OB
0,857
0,442
0,182
0,122
0,112
0,039
0,024
0,017
0,005
0,01
OM A OM B OM C OM D OM E
Hasil Uji pH Harian Air Lindi Logam Berat Terlarut pada Air Lindi
HASIL UJI KINETIK
Hasil Uji XRD pada Endapan Dasar Pengujian
Melakukan Pencegahan dengan Melakukan
Mekanisme Penimbunan OB
Upaya penanganan OB untuk mencegah Pembentukan Asam sesuai dengan : SNI 7082:2016
Melakukan Pencegahan dengan Melakukan
Mekanisme Penimbunan OB
Sumber : www.ecoz.com.au Roper Bar Project Area Western Desert Resources Ltd Acid
Metalliferous/Mine Drainage (AMD) and Management, 2012
Melakukan Pencegahan dengan Melakukan
Mekanisme Penimbunan OB
pH air
Good Mining Practice
PENANGULANGAN
AIR ASAM TAMBANG
Penangulangan Air Asam Tambang
Prof. Dr. Rudy Sayoga Gautama. 2012 Bimbingan Teknis Reklamasi Dan Pascatambang Pada
Kegiatan Pertambangan Mineral & Batubara Ditjen Mineral & Batubara, Kesdm
Penangulangan Air Asam Tambang
28.149 m2
10.504 m2
Penangulangan Air Asam Tambang
Muhammad Sonny Abfertiawan, 2014, Conference: Seminar Air Asam Tambang ke-5 dan Pascatambang di
IndonesiaAt: Bandung, Indonesia Volume: 5
Thank You
Belajar dari waktu