PTA Kls A Peraturan Dan Izin Pestisida 2021
PTA Kls A Peraturan Dan Izin Pestisida 2021
By: KAY
Satu jenis bahan aktif (bahan aktif generik) dijual dengan nama dagang dan
formulasi yang bermacam-macam.
• Jumlah kandungan bahan aktif dan bentuk
formulasi produk dicantumkan menjadi satu
kesatuan dengan merk dagangnya
• Ditulis tepat di belakang atau di bawahnya.
Biasanya ukuran hurufnya tertulis lebih kecil
dari merk dagangnya.
• Komposisi bahan pembantu dan bahan
pembawa tidak dicantumkan di label kemasan
produk.
Beberapa Pengertian
• Bahan aktif adalah bahan kimia sintetik atau bahan
alami yang terkandung dalam bahan teknis atau
formulasi pestisida yang memiliki daya racun atau
pengaruh biologis lain terhadap organisme sasaran.
• Formulasi adalah campuran bahan aktif dengan
bahan tambahan dengan kadar dan bentuk
tertentu yang mempunyai daya kerja sebagai
pestisida sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
• Residu pestisida adalah sisa pestisida,
termasuk hasil perubahannya yang terdapat
pada atau dalam jaringan manusia, hewan,
tumbuhan, air, udara atau tanah.
• Batas Maksimum Residu / BMR adalah
merupakan batas dugaan maksimum residu
pestisida yang diperbolehkan yang terdapat
dalam berbagai hasil pertanian.
• Efikasi adalah efektivitas pestisida terhadap
organisme sasaran yang didaftarkan berdasarkan
pada hasil percobaan lapangan atau laboratorium
menurut metode yang berlaku.
• Resurjensi adalah peningkatan populasi organisme
sasaran setelah diperlukan dengan pestisida.
• Resistensi adalah penurunan tingkat kepekaan
populasi organisme sasaran terhadap pestisida
yang dapat menyebabkan pestisida yang semula
efektif untuk mengendalikan organisme sasaran
tersebut menjadi tdk efektif lagi.
• Secara garis besar, formulasi pestisida dibagi menjadi 2
bentuk yaitu :
• Formulasi cair (EC, SC, SL, dll.)
• Formulsi Padat (GR,WP, dll.).
• Untuk bisa memahami berbagai macam formulasi
pestisida, perlu diketahui beberapa istilah kimia
• Solution/Larutan
• Suatu larutan dihasilkan bila suatu benda dilarutkan dalam
cairan. Komponen pembentuk larutan tidak bisa dipisahkan
secara mekanis. Setelah larutan terbentuk dengan cara
diaduk, komponennya tidak akan memisah, tidak perlu
pengadukan lagi agar tetap menjadi larutan. Contoh yang
biasa kita jumpai adalah memasukan gula ke dalam air,
kemudian diaduk, maka akan menjadi suatu larutan.
• Suspension/Suspensi
• Suspensi merupakan campuran yang mudah
dipisahkan, di dalamnya terdapat partikel padat
yang menyebar dalam cairan. Partikel padat
tersebut tidak bisa terlarut, sehingga perlu
pengadukan yang terus-menerus supaya
partikel itu menyebar merata dalam cairan.
Maka dari itu, terkadang produk pestisida yang
formulasinya berbentuk suspensi, tertulis
dalam kemasanya “kocok sebelum digunakan”.
• Emultion/Emulsi
• Emulsi terjadi jika suatu cairan yang
berbentuk droplet/butiran
ter-dispersi/menyebar dalam larutan lainnya.
Tidak perlu pengadukan yang terlalu lama
supaya emulsi tidak memisah. Pestisida
berbentuk emulsi, bahan aktifnya di larutkan
dulu dengan pelarut berbasis minyak,
kemudian ditambah dengan pengemulsi,
sehingga ketika dicampur dengan air untuk
disemprotkan akan terbentuk emulsi.
• Formulasi emultion biasanya terlihat
seperti cairan “susu”.
• Formulasi suspension biasanya terlihat
“keruh/buram”
• Formulasi solution biasanya terlihat
“transparan”
• Jika formulasinya dalam bentuk padat, berupa
tepung atau butiran, angka di belakang nama
merk dagang menunjukkan kandungan bahan
aktif dan persentase. Sebagai contoh :
• Dithane M-45 80WP artinya mengandung
80% bahan aktif (mankozeb) sisanya 20%
adalah bahan-bahan pembawanya, dan
diformulasikan dalam bentuk WP ( Wettable
Powder).
• Furadan 3GR berarti insektisida ini mengandung bahan
aktif (karbofuran) 3% dan diformulasikan dalam bentuk GR
yaitu butiran yang bisa langsung diaplikasikan.
• Jika kemasan jual Furadan adalah 2 kg, maka kandungan
bahan aktifnya hanya 0,06 kg atau 60 gram dalam tiap
kemasan 2 kg dan sisanya 1,94 kg adalah bahan
pembawanya.
• D/Tepung Hembus
• Pestisida dengan formulasi D berbentuk tepung merupakan
produk yang siap pakai, dalam aplikasinya tidak perlu
dicampur dengan air. Ukuran partikelnya sangat kecil 10-30
mikron dengan konsentrasi bahan aktif rendah sekitar 2%.
Cara aplikasinya dengan dihembuskan (dusting) dengan alat
tertentu.
GR
• Pestisida dengan formulasi GR umumnya merupakan produk
yang siap pakai dengan cara ditaburkan. Dalam aplikasinya
biasanya dicampur dengan pupuk butiran. Kandungan
bahan aktifnya relatif rendah sekitar 3%.
• B (Bait/Umpan)
• Formulasi ini banyak digunakan untuk produk
rodentisida. RB atau RMB merupakan umpan
yang siap pakai, sudah dicampur dengan pakan.
• WG, WDG dan SG
• Formulasi WG dan WDG ini berbentuk butiran,
seperti formulasi G, namun kandungan bahan
aktifnya relatif lebih tinggi dan dalam
penggunaannya harus diencerkan terlebih
dahulu dengan air, diaplikasikan dengan cara
disemprotkan. Sedangkan formulasi SG bedanya
jika dicampur dengan air akan membentuk
larutan sempurna.
• WP
• WP merupakan formulasi berbentuk tepung dengan
ukuran partikel sangat kecil (satuan mikron) dan
mengandung bahan aktif yang relatif tinggi hingga 80%.
Diaplikasikan dengan cara disemprotkan, jika dicampur
dengan air akan membentuk suspensi, dan perlu
pengadukan yang lebih lama supaya dapat tercampur
dengan air.
• SP
• SP merupakan formulasi berbentuk tepung yang jika
dicampur dengan air akan membentuk larutan
homogen. Diaplikasikan dengan cara disemprotkan.
• SD
• SD merupakan formulasi khusus berbentuk tepung yang
digunakan dalam perawatan benih.
Formulasi Khusus
- JENIS PESTISIDA
- NAMA DAN KADAR BAHAN AKTIF
- NAMA DAGANG FORMULASI
- ISI ATAU BERAT BERSIH DALAM KEMASAN
- PERINGATAN KEAMANAN
- KLASIFIKASI DAN SIMBOL BAHAYA
- PETUNJUK KEAMANAN
- GEJALA KERACUNAN
- P3K
- PERAWATAN MEDIS
- PETUNJUK PENYIMPANAN
- PETUNJUK PENGGUNAAN
- PIKTOGRAM
- NOMOR PENDAFTARAN
- NAMA DAN ALAMAT SERTA NOMOR TELEPON
PEMEGANG NOMOR PENDAFTARAN
-NOMOR PRODUKSI, BULAN DAN TAHUN
PRODUKSI (BATCH NUMBER), SERTA BULAN DAN
TAHUN DALUWARSA
- PETUNJUK PEMUSNAHAN
KALIMAT YANG WAJIB DICANTUMKAN