Anda di halaman 1dari 42

ANALISA JURNAL

REHABILITASI MEDIS PASIEN STROKE


DI RUMAH SAKIT DAN HOME CARE
KELOMPOK 2
INDAYATI 2123015
NURSITA WIDYA 2123017
RATNA WULAN W 2123018
SRI UTAMININGSIH 2123021
YUDHA DWI PRADANA 2123026

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA ALIH JALUR
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN
2022
ANALISIS METODE
PICO
JURNAL 1

Judul penelitian : Gambaran Efektivitas Penerapan Program Rehabilitasi


Stroke Berbasis Rumah di Kota Makassar

Nama peneliti : Yudi Hardianto, Rijal , Fadhia Adliah

Jurnal : Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada


Volume : Vol 9, No, 1
Tahun publikasi : Juni 2020
P : Population and Patient
Lokasi penelitian adalah di Kota Makassar. Subjek penelitian terdiri atas 10
orang. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari masing-masing 5
orang. Kelompok 1 diberikan program rehabilitasi dengan pendampingan 3
kali seminggu dan kelompok 2 diberikan program rehabilitasi berbasis
rumah dengan pendampingan 1 kali seminggu. Kedua kelompok diberikan
terapi selama 4 minggu berturut-turut. Pengukuran kemajuan subjek
dilakukan sebelum diberikan program rehabilitasi, setelah 4 minggu
pendampingan.
I : Intervention
Program rehabilitasi diberikan langsung oleh fisioterapis dengan didampingi oleh salah satu anggota
keluarganya jika memungkinkan. Subjek dipandu untuk melakukan latihan sesuai dengan kebutuhannya
dan fase kemampuannya. Media gambar-gambar latihan yang disertai instruksi tertulis diberikan kepada
subjek untuk menjadi panduan ketika subjek melakukan latihan sendiri didampingi keluarga tanpa
fisioterapis. Subjek diminta mengisi buku harian kegiatan sehari-hari dan program latihan yang
dijalaninya. Analisis data penelitian dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan SPSS. Data
kuantitatif ditampilkan secara deskriptif dan inferensial untuk melihat perubahan penderita stroke setelah
diberikan program rehabilitasi dan perbandingan perubahan tersebut antara kedua kelompok. Sebelum
dilakukan uji statistik pada data penelitian yang telah dikumpulkan, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas. Data yang berdistribusi normal diuji dengan menggunakan uji parametrik, sedangkan data
yang tidak berdistribusi normal diuji dengan menggunakan uji non parametrik. Hasil dari uji statistik baik
parametrik maupun non parametrik dikatakan signifikan apabila didapatkan nilai p < 0, 05.
C : Comparison
Tabel 1.1. Comparison Journal
Judul Jurnal
Gambaran Efektivitas Efektivitas Rehabilitasi Latihan Fisik Terhadap Pasien  
Rehabilitasi Medik Pasien
Penerapan Program Latihan Range Stroke
Rehabilitasi Stroke Berbasis Of Motion   Pasca Stroke
Comparation Rumah di Kota Makassar Pada Pasien
Stroke Di
Rumah Sakit
Siti Hajar

1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Jenis penelitian ini Studi literature review ini mengumpulkan Metode yang digunakan  
metode pre and post, di mana adalah quasi- sebanyak 12 artikel terkait program manajemen oleh penulis adalah studi
dilakukan beberapa eksperiment, dengan latihan fisik pada pasien pasca stroke di berbagai literatur dari jurnal nasional
pengukuran seperti kekuatan menggunakan negara. Artikel diambil dari database internasional maupun internasional.
otot, resiko jatuh, pendekatan “one yaitu PubMed, Proquest, Science Direct, NCBI,
keseimbangan dan group pretes and Taylor & Francis, Sage Journal dan Wiley dari tahun
kemampuan fungsional posttest design”. 2011-2020. Kata kunci yang digunakan adalah
sebelum dan sudah diberikan “stroke patients”, “stroke recovery”, “stroke
program rehabilitasi berbasis rehabilitation”, “stroke physical activity”, “stroke
rumah pada pasien stroke exercise”, “stroke physical training”. Jenis
penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
literature review ini adalah randomized control
trial (11 artikel) dan prospective observational
study (1artikel )
2. Pertanyaan / melihat gambaran Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh menambah
efektivitas penerapan untuk mengetahui sejauh latihan dan aktivitas fisik pengetahuan dan
Tujuan program rehabilitasi mana efektifitas terhadap pemulihan pasca pemahaman
Penelitian stroke yang dilakukan pemberian latihan ROM stroke. mengenai topik
di rumah pasien. terhadap kekuatan Otot tentang rehabilitasi
Ekstremitas pada Pasien medic pada pasien
Stroke pasca stroke dibahas
dengan menyajikan
materi yang telah
diterbitkan dengan
meringkas materi
yang telah diterbitkan
serta memberikan
informasi fakta atau
analisis baru dari
tinjauan literatur yang
relevan kemudian
membandingkan hasil
tersebut dalam
artikel.
 
3. Jumlah Sample 10 orang terbagi 20 pasien 12 artikel terkait program Penelusuran artikel
manajemen latihan fisik dilakukan dengan
dalam 2 kelompok pada pasien pasca stroke mengumpulkan
di berbagai negara , artikel mengenai
dengan jumlah pasien stroke baik
sebanyak 701, tipe stroke penanganan dan
yang termasuk ke dalam rehabilitasi medic
pada pasien pasca
studi ini yaitu; stroke stroke.
rekuren, iskemik, infark,
hemoragik intraserebral  
dan serangan iskemik
transien.
4. Pengukuran Data kuantitatif ditampilkan secara Kelompok perlakuan Perbandingan intervensi yang
deskriptif dan inferensial untuk sekaligus menjadi kelompok termasuk ke dalam penelitian ini
melihat perubahan penderita stroke kontrol. Kelompok tersebut adalah; latihan berjalan, program
setelah diberikan program dilakukan intervensi berupa rehabilitasi standar, aktivitas fisik
rehabilitasi dan perbandingan inkulis : pasien stroke yang standar, latihan peregangan,
perubahan tersebut antara kedua berumur antara 30 tahun latihan resistensi progresif. Hasil
kelompok. Sebelum dilakukan uji keatas; (b) Pasien stroke yang diukur; status fungsional
statistik pada data penelitian yang dengan iskemia yang
telah dikumpulkan, terlebih dahulu mengalami penurunan (kapasitas berjalan, keseimbangan,
dilakukan uji normalitas. Data yang tingkat kemandirian activity mobilitas, kecepatan berjalan,
berdistribusi normal diuji dengan daily living. dengan tingkat ketangkasan, ketahanan, kekuatan
menggunakan uji parametrik, ketergantungan sedang otot), psikologis (depresi,
sedangkan data yang tidak sampai berat. Kriteria kecemasan), kognisi, pengeluaran
berdistribusi normal diuji dengan Eksklusi: (a) Pasien stroke energi, kebugaran kardiorespirasi,
menggunakan uji non parametrik. yang menggunakan terapi profil aktivitas individu dan
Hasil dari uji statistik baik alternatif lain; (b) Pasien kualitas hidup pasien
parametrik maupun non parametrik stroke dengan imobilitas
dikatakan signifikan apabila (fraktur) dan gout terminal
didapatkan nilai p < 0, 05. (bengkak).latihan ROM
pasif menggunakan metode
langsung. Dilakukan
penilaian untuk mengetahui
kekuatan otot sebelum
intervensi (pre-test).
 
5. Jangka waktu 4 minggu 4 bulan artikel penelitian yang -
dipublikasikan ada 2011-2021.
penelitian
Dari hasil penelitian 1. Terdapat peningkatan Studi literature ini menemukan Stroke merupakan penyakit
6. Kesimpulan
dapat disimpulkan otot sesudah bahwa aktivitas dan latihan fisik yang mengakibatkan defisit
program rehabilitasi dilakukan intervensi yang dilakukan secara teratur neurologis. Penanganan
berbasis rumah yang sebesar 1.80, berpengaruh terhadap yang tepat serta rehabilitasi
diberikan 3x sedangakan terjadi pemulihan stroke kronis yang cepat akan
seminggu kekuatan otot sampai terutama dapat meningkatkan memberikan pemulihan
memberikan dampak dengan kondisi 5 fungsi motorik, emosional, yang optimal. Rehabilitasi
efek yang signifikan kesehatan kardiorespirasi dan medik merupakan upaya
bagi penderita stroke (normal ) setelah kualitas hidup. yang dilakukan untuk
yang dirawat di dilakukan intervensi mengembalikan
rumah. Disarankan sebanyak 40%.   kemampuan pasien secara
penerapan program fisik pada keadaan yang
rehabilitasi stroke 2. Latihan ROM sangat semula sebelum sakit
berbasis rumah efektif untuk dalam waktu sesingkat
untuk membantu meningkatkan mungkin. Rehabilitasi
pasien stroke yang kekuatan otot bagi medik meliputi tiga hal,
membutuhkan pasien yaitu: rehabilitasi medikal,
layanan rehabilitasi social, dan vokasional.
intensif yang sulit  
   
mereka dapatkan
ketika harus ke
rumah sakit atau
klinik.
O : Outcome
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan program rehabilitasi stroke berbasis rumah, kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal kekuatan otot, risiko jatuh, dan kemandirian dalam melakukan ADL. Setelah
diberikan program rehabilitasi stroke berbasis rumah, baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol mengalami
peningkatan kekuatan otot, penurunan risiko jatuh dan perbaikan kemandirian melakukan ADL secara signifikan. Ketika
dibandingkan antara kedua kelompok, terdapat perbedaan yang signifikan, di mana kelompok perlakuan mengalami
peningkatan kekuatan otot, penurunan risiko jatuh, dan perbaikan kemandirian ADL, lebih baik dibandingkan kelompok
kontrol.

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa program rehabilitasi berbasis rumah yang diberikan 3 kali seminggu
memberikan dampak efek yang signifikan bagi penderita stroke yang dirawat di rumah. Berdasarkan hasil penelitian ini,
maka peneliti menyarankan penerapan program rehabilitasi stroke berbasis rumah dilanjutkan ke penelitian yang lebih besar
dengan jumlah subjek penelitian yang lebih banyak untuk melihat bagaimana efektivitas dan efisiensi program rehabilitasi
stroke berbasis rumah terhadap pasien. Hal ini akan menjadi dasar penerapan program rehabilitasi stroke berbasis rumah
untuk membantu pasien stroke yang membutuhkan layanan rehabilitasi intensif yang sulit mereka dapatkan ketika harus ke
rumah sakit atau klinik.
JURNAL 2
Judul : Efektivitas Latihan Range Of Motion Pada Pasien
penelitian Stroke Di Rumah Sakit Siti Hajar

Nama : Anggriani, Nurul Aini , Sulaiman


peneliti

Jurnal : Journal of Healthcare Technology and Medicine


Volume : Vol 6, No, 2
Tahun : Oktober 2020
publikasi
P : Population and Patient

Populasi dalam penelitian ini adalah


semua pasien stroke yang mengalami
penurunan tingkat kemandirian activity
daily living sebanyak 35 pasien dari 4
bulan terakhir di RSU Siti Hajar Medan..
I : Intervention
Jenis penelitian ini adalah quasi-eksperiment, dengan menggunakan pendekatan “one group pretes and
posttest design”. Intervensi yang dilakukan adalah latihan ROM (Range of Motion)
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pendekatan purposive sampling quasi experimental dengan
pendekatan one group pre test-post test. Pada desain penelitian ini hanya terdapat satu kelompok, yaitu
kelompok perlakuan sekaligus menjadi kelompok kontrol. Kelompok tersebut dilakukan intervensi berupa
•Kriteria inkulis :
1. Pasien stroke yang berumur antara 30 tahun keatas;
2. Pasien stroke dengan iskemia yang mengalami penurunan tingkat kemandirian activity daily living. dengan
tingkat ketergantungan sedang sampai berat.
• Kriteria Eksklusi:
1. Pasien stroke yang menggunakan terapi alternatif lain;
2. Pasien stroke dengan imobilitas (fraktur) dan gout terminal (bengkak).

Besar sampel sebanyak 20 pasien stroke. Penelitian ini menggunakan nilai alpha sebesar 0,05 atau 5% dan
tingkat kepercayaan penelitian ini 95% (Sugiyono, 2015).latihan ROM pasif menggunakan metode langsung.
Dilakukan penilaian untuk mengetahui kekuatan otot sebelum intervensi (pre-test).
O : Outcome
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata (mean) peningkatan kekuatan otot
antara sebelum dan 7 hari sesudah diberikan intervensi sebesar 1,80.
Terjadinya peningkatan kekuatan otot dapat mengaktifkan gerakan volunter,
dimana gerakan volunter terjadi adanya transfer impuls elektrik dari girus
presentalis ke korda spinalis melalui neurotransmiter yang mencapai ke otot
dan menstimulasi otot sehingga menyebabkan pergerakan (Perry’s; &
Potter, 2012)
Hubungan Karakteristik Usia Responden
Dengan Kejadian Stroke
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden berusia 51 sampai 60 tahun
yaitu sebanyak 10 orang (50%). Seseorang menderita stroke karena memiliki faktor
risiko stroke. Usia dikategorikan sebagai faktor risiko yang tidak dapat diubah.
Semakin tua usia seseorang akan semakin mudah terkena stroke Insiden stroke
meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Setelah usia 55 tahun risiko stroke
iskemik meningkat 2 kali lipat tiap dekade. Prevalensi meningkat sesuai dengan
kelompok usia yaitu 0,8% pada kelompok usia 18 sampai 44 tahun, 2,7% pada
kelompok usia 45 sampai 64 tahun, dan 8,1% pada kelompok usia 65 tahun (Rizaldy
Pinzon, 2010).
Hubungan Karakteristik Jenis Kelamin
Responden Dengan Kejadian Stroke
Besar responden berjenis kelamin laki- laki sebanyak 12 orang (60%). Hasil
tersebut didukung oleh Junaidi (2008, hlm.9) dan Pinzon et. al. (2010,
hlm.5), bahwa laki-laki cenderung lebih tinggi untuk terkena stroke
dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1,3:1. Jenis kelamin
merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke, selain faktor-faktor
tambahan lainnya yang dapat terjadinya stroke. Jenis kelamin laki-laki
mudah terkena stroke. Hal ini dikarenakan lebih tingginya angka kejadian
faktor risiko stroke (misalnya hipertensi) pada laki- laki (Rizaldy Pinzon,
2010). Begitu juga penelitian lainnya yang menyatakan bahwa dari jenis
kelamin laki-laki usia dia atas 55 tahun lebih rentan terkena serangan stroke
sebanyak 55,4 % dibandikan jenis kelamin perempuan dari 85 sampel
(Sofyan, Sihombing, & Hamra, 2012). Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori yang mengungkapkan bahwa serangan stroke lebih banyak terjadi
pada laki-laki dibandingkan perempuan (Ipaenin, 2018).
Hubungan Latihan Range of Motion dengan
Kekeuatan Otot Pasien Stroke
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata (mean) peningkatan kekuatan otot antara sebelum
dan 7 hari sesudah diberikan intervensi sebesar 1,80. Terjadinya peningkatan kekuatan otot
dapat mengaktifkan gerakan volunter.Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan
untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan
persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot (Perry’s;
& Potter, 2012).

Latihan Range Of Motion memiliki pengaruh terhadap rentang gerak responden bila
dilakukan dengan frekuensi dua kali sehari dalam enam hari dan dengan waktu 10-15 menit
dalam sekali latihan (Chaidir Reny, 2014). Memperbaiki fungsi saraf merupakan tujuan
perawatan suportif dini melalui terapi fisik. ROM merupakan pergerakan persendian sesuai
dengan gerakan yang memungkinkan terjadinya kontraksi dan pergerakan otot baik secara pasif
maupun aktif (Perry’s; & Potter, 2012).
JURNAL 3
Rehabilitasi Latihan Fisik Terhadap Pasien Stroke
Judul :
 
penelitian

Nama peneliti : Rika Diah Pitaloka, I Made Kariasa

Jurnal Jurnal
: Keperawatan Silampari
Volume : Volume 5, Nomor 1,
Tahun : Desember 2021
publikasi
P : Population and Patient
Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien stroke dewasa usia
>18 tahun, pasien yang didiagnosa stroke berdasarkan
pemeriksaan klinis, mengalami gangguan motorik dan psikologis
serta tidak ada kontraindikasi untuk melakukan aktivitas fisik
Intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik
termasuk; latihan aerobik, latihan berjalan, latihan isokinetik,
latihan keseimbangan, dan latihan berbasis akuatik.
I : Intervention
Studi literature review ini mengumpulkan sebanyak 12 artikel terkait program manajemen
latihan fisik pada pasien pasca stroke di berbagai negara. Artikel diambil dari database
internasional yaitu PubMed, Proquest, Science Direct, NCBI, Taylor & Francis, Sage Journal dan
Wiley dari tahun 2011-2020. Kata kunci yang digunakan adalah “stroke patients”, “stroke
recovery”, “stroke rehabilitation”, “stroke physical activity”, “stroke exercise”, “stroke physical
training”. Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam literature review ini adalah
randomized control trial (11 artikel) dan prospective observational study (1 artikel)

Perbandingan intervensi yang termasuk ke dalam penelitian ini adalah; latihan berjalan,
program rehabilitasi standar, aktivitas fisik standar, latihan peregangan, latihan resistensi
progresif. Hasil yang diukur; status fungsional (kapasitas berjalan, keseimbangan, mobilitas,
kecepatan berjalan, ketangkasan, ketahanan, kekuatan otot), psikologis (depresi, kecemasan),
kognisi, pengeluaran energi, kebugaran kardiorespirasi, profil aktivitas individu dan kualitas
hidup pasien.
Kriteria studi yang dimasukkan oleh penulis terhadap kriteria seleksi adalah
sebagai berikut;

1. artikel yang memiliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan penelitian

2. Berbahasa inggris dan full text;

3. Artikel penelitian yang dipublikasikan ada 2011-2021.

Sedangkan kriteria eksklusi dari artikel ini yaitu;

4. Tidak memiliki struktur artikel yang lengkap.


C : Comparison
Tabel 1.1. Comparison Journal
O : Outcome
Karakteristik Studi

Total jumlah studi dalam literature review ini yaitu berjumlah 12 studi, dengan jumlah pasien
sebanyak 701, tipe stroke yang termasuk ke dalam studi ini yaitu; stroke rekuren, iskemik,
infark, hemoragik intraserebral dan serangan iskemik transien. Intervensi aktivitas fisik dalam
studi literatur ini yaitu latihan aerobik, latihan berjalan, latihan isokinetik, latihan keseimbangan,
dan latihan berbasis akuatik. Studi yang diambil oleh peneliti mayoritas berasal dari negara
Swedia dan Norwegia, kemudian disusul oleh Canada, Brazil, USA, Denmark, Perancis dan
Korea. Mayoritas partisipan dalam studi literature review ini diambil dari rumah sakit komunitas
dan unit rehabilitasi. Rata-rata usia partisipan dalam studi ini yaitu dari 48-79 tahun. Hasil dari
telaah artikel dalam literature review ini menunjukkan bahwa latihan fisik bermanfaat untuk
pemulihan stroke secara fisik dan psikososial.
Jenis Intervensi Latihan Fisik

Jenis intervensi latihan fisik yang digunakan dalam literarure review ini adalah latihan jalan
kaki terprogram (n=1); program latihan aerobik seperti latihan berjalan, bersepeda tegak,
latihan siklus ergometer, treadmill (n=5); aktivitas fisik seperti berjalan, melakukan aktivitas
rumah tangga dan berkebun (n=1); latihan berbasis akuatik dengan kegiatan berjalan kaki di
dalam kolam renang, mengayuh, latihan pernapasan, membuat gelembung di dalam air,
berenang miring (n=1); latihan isokinetic strengthening (n=1); latihan ambulasi (n=1), latihan
ketahanan dan aerobik (n=1), latihan ketahanan dan latihan keseimbangan terprogram (n=1).
Durasi dan Intensitas Program Latihan

Durasi dan intensitas intervensi dalam literature review ini adalah dimulai dari 10 menit latihan
sebanyak 3 kali sehari dilakukan setiap hari selama 3 bulan; 20-40 menit/ sesi, dilakukan 3 kali
dalam seminggu selama 12 minggu; 40 menit/sesi selama 12 minggu; 40 menit, dilakukan tiga
kali seminggu selama 6 bulan; 45-60 menit, dilakukan 2 kali seminggu selama 12 minggu; 45-
60 menit dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu, 60 menit dilakukan 3 kali seminggu,
selama 12 minggu; 75 menit dilakukan 2-3 kali seminggu selama 4 minggu, 90 menit dilakukan 3
kali seminggu selama 24 minggu.
Pengaruh Intervensi Latihan Fisik terhadap
Fungsi Motorik

8 artikel yang mengukur pengaruh intervensi latihan fisik terhadap moblitas


melaporkan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kekuatan otot, kinerja
berjalan, keseimbangan kaki, peningkatan dalam jumlah langkah,
peningkatan kemampuan untuk berdiri serta meningkatkan mobilitas dan
fungsi motoric.
Pengaruh Intervensi Latihan Fisik terhadap
Tingkat Depresi dan Kecemasan

Tiga artikel dalam studi literature review ini


melaporkan bahwa latihan fisik dapat
menurunkan tingkat depresi dan kecemasan.
Pengaruh Intervensi Latihan Fisik terhadap Kebugaran
Kardiorespirasi
Terdapat empat artikel dalam studi literature ini yang menemukan bahwa latihan fisik dapat
meningkatkan kebugaran kardiorespirasi yang ditandai dengan peningkatan kapasitas aerobik
dan peningkatan VO2 max.

Pengaruh Intervensi Latihan Fisik terhadap Kualitas


Hidup
Terdapat empat artikel dalam studi literature review ini melaporkan bahwa latihan fisik dapat
meurunkan tingkat depresi dan kecemasan, dan meningkatkan kualitas hidup.
JURNAL 4
Judul : Rehabilitasi Medik Pasien Pasca Stroke
penelitian
Nama peneliti Alma
: Nazelia Syafni
 

Jurnal Jurnal
: Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Volume : Volume 12, Nomor 2
Tahun : Desember 2020
publikasi
P : Population and Patient
Penelusuran artikel dilakukan dengan
mengumpulkan artikel mengenai stroke baik
penanganan dan rehabilitasi medic pada pasien
pasca stroke
I : Intervention
Metode yang digunakan oleh penulis adalah studi literatur dari
jurnal nasional maupun internasional. Metode ini digunakan
dengan tujuan menambah pengetahuan dan pemahaman
mengenai topik yang dibahas dengan menyajikan materi yang
telah diterbitkan dengan meringkas materi yang telah diterbitkan
serta memberikan informasi fakta atau analisis baru dari tinjauan
literatur yang relevan kemudian membandingkan hasil tersebut
dalam artikel
C : Comparison
Tabel 1.1. Comparison Journal
O : Outcome
• Stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda klinis yang
berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang
berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa kematian), yang
tidak disebabkan oleh sebab lain selain penyebab vaskuler (Mansjoer, dkk, 2000). Stroke
disebut juga brain attack atau serangan otak yang selalu terjadi secara tiba-tiba dengan
berbagai macam gejala. Namun sebagian besar gejala yang sering ditemukan adalah kondisi
badan yang lumpuh separo dan/atau disertai dengan penurunan kesadaran (Irma Okta & Santi,
2015). Di antara beberapa jenis stroke, stroke iskemik memiliki kejadian tertinggi sekitar 80%
hingga 85% dan ditandai dengan terganggunya aliran darah di otak. Ada banyak penanda
inflamasi yang diidentifikasi sebagai kemungkinan prediktor prognosis pada stroke iskemik
(Wulandari, 2019).
• Stroke adalah masalah perawatan kesehatan global yang umum,
serius, dan melumpuhkan, dan rehabilitasi adalah bagian utama dari
perawatan pasien. Ada bukti untuk mendukung rehabilitasi di unit stroke
multidisiplin yang terkoordinasi dengan baik atau melalui penyediaan
tim pelepasan yang didukung sejak dini. Pilihan pengobatan yang
berpotensi bermanfaat untuk pemulihan motorik lengan mencakup
terapi gerakan dan robotika yang diinduksi oleh kendala. Intervensi
yang menjanjikan yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan aspek
gaya berjalan termasuk pelatihan kebugaran, terapi intensitas tinggi,
dan pelatihan tugas berulang (Langhorne, etal, 2011).
• Rehabilitasi setelah stroke hemiplegia biasanya mengandalkan pelatihan pasien dalam strategi kompensasi.
Penerjemahan penelitian ilmu saraf ke dalam perawatan telah mengarah pada pendekatan baru dan janji baru untuk hasil
yang lebih baik. Kontrol motorik yang lebih baik dapat berkembang dengan pelatihan khusus tugas yang menggabungkan
peningkatan penggunaan gerakan proksimal dan distal selama praktik intensif aktivitas dunia nyata. Keuntungan
fungsional secara tidak tepat dikatakan stabil dalam 3-6 bulan. Banyak pasien mempertahankan fungsi sensorimotor laten
yang dapat diwujudkan setiap saat setelah stroke dengan denyut nadi terapi yang diarahkan pada tujuan. Jumlah latihan
mungkin paling menentukan perolehan untuk tingkat kemampuan gerakan sisa tertentu (Dobkin, 2004). Menurut hasil
penelitian (Permatasari, 2020) stroke juga menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia
yaitu sebesar 14, 5%. Tidak ada perbandingan hipertensi pada stroke non hemoragik dengan gangguan motorik ringan
dan sedang.

• Perawatan pasien stroke dirumah oleh keluarga adalah segala tindakan yang dilakukan oleh keluarga dalam rangka
menjaga kesehatan penderita stroke, seperti membantu aktivitas fisik pasca stroke, menjaga kebersihan diri, mengatasi
masalah makan dan minum, kepatuhan terhadap program pengobatan di rumah. Terdapat pengaruh kesehatan,
pendidikan tentang perawatan pasien stroke di rumah pada tingkat pengetahuan keluarga. Oleh karena itu perawat
penting untuk memberikan penyuluhan kesehatan tentang perawatan pasien stroke di rumah kepada keluarga agar
pengetahuan keluarga semakin meningkat (Bakri, dkk, 2020). Program rehabilitasi stroke berbasis rumah menunjukkan
bahwa dalam melaksanakan program rehabilitasi stroke berbasis rumah, kunjungan lebih rutin, minimal 3 kali seminggu,
lebih disarankan daripada kunjungan. itu hanya 1 kali seminggu (Hardianto, dkk, 2020).
• Menurut (Hatem et al., 2016)berdasarkan bukti dari literatur dan karakteristik pasien stroke yang

diusulkan. Bidang rehabilitasi stroke menghadapi tantangan untuk menyesuaikan strategi

pengobatan berbasis bukti dengan kebutuhan individu pasien stroke. Intervensi dapat digabungkan

untuk mencapai pemulihan fungsi motorik yang maksimal untuk setiap pasien. Faktor serupa

dikaitkan dengan rujukan ke rehabilitasi rawat inap setelah stroke akut. Dengan memberikan

rehabilitasi rawat inap untuk semua pasien pasca stroke, kriteria pemilihan perlu dipahami untuk

mengatasi bias yang tidak diinginkan (Labberton et al., 2019).Penerapan FAIT pada CRE-Stroke

akan memberikan kesempatan untuk menilai dampak CRE-Stroke dan pencapaian akademis

standar dapat di andalkan (Ramanathan et al., 2018). Menurut hasil penelitian (Tyas, dkk, 2019)

menunjukkan tidak ada hubungan antara rehabilitasi dan dukungan keluarga dengan penyakit

stroke berulang. Perlunya perawatan atau dukungan keluarga terkait kesembuhan pasien, tidak

kembali merokok, dan mengontrol penuh faktor risiko pemulihan berulang dengan rajin melakukan

pemeriksaan kesehatan.
KESIMPULAN
Stroke merupakan salah satu penyakit yang paling sering menyebabkan ketergantungan dan
penurunan kemampuan fungsional pada penderitanya. Secara umum, ada tiga tahap pengobatan stroke yaitu;
pencegahan, terapi segera setelah stroke, dan rehabilitasi pasca stroke. Rehabilitasi pasca stroke membantu
individu mengatasi kecacatan akibat kerusakan stroke Penanganan stroke yang komprehensif untuk
meningkatkan kemandirian dan meminimalisir ketergantungan pasien stroke dapat dilakukan melalui
program rehabilitasi. Rehabilitasi yang tepat dan berkualitas dapat meningkatkan peluang untuk pemulihan
terbaik bagi penderita stroke. Rehabilitasi stroke melibatkan terapi fisik, pekerjaan, bicara dan/atau kognitif.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, pergeeran nilai dan budaya di
masyarakat serta meningkatnya pula kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, mudah dan praktis, hal ini membuat para pelaku prakitisi dibidang kesehatan perlu terus
mengembangkan inovasi dalam pelayanan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Perawat
memiliki peran khusus dalam mengedukasi pasien stroke tentang pentingnya menjaga aktivitas dan latihan fisik
untuk membantu meningkatkan pemulihan pasca stroke, dalam hal ini perawat dapat bekerja sama dengan
pasien dan mereka dan keluarga pasien..
• Namun tidak semua pasien mendapat kesempatan melanjutkan program rehabilitasi stroke setelah
pulang dari perawatan. Sebagian besar disebabkan karena tidak tersedianya fasilitas rehabilitasi medik
di sekitar tempat tinggal pasien. Program rehabilitasi berbasis rumah adalah program rehabilitasi yang
dilakukan di rumah pasien sendiri didampingi oleh keluarganya. Melalui program ini, bukan pasien yang
harus berkunjung ke rumah sakit atau klinik, tetapi fisioterapis atau tim rehabilitasi yang mengunjungi
pasien di rumahnya untuk memberikan rehabilitasi stroke berbasis rumah. Program rehabilitasi yang
diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian pasien dan kemampuan fungsional dalam
melakukan aktivitas-aktivitas dasar seperti makan, minum, berpakaian, buang air kecil, buang air besar,
mandi, berjalan, dan naik tangga.

• Program rehabilitasi stroke yang dilakukan di Rumah sakit maupun dirumah mempunyai kelebihan dan
kekurangan , Untuk itu perawat memerlukan pengetahuan tentang berbagai pilihan yang tersedia untuk
rehabilitasi stroke, dan harus menyadari kekuatan pilihan tertentu, agar lebih mampu memfasilitasi
dalam proses pengambilan keputusan dari pasien dan keluarga sesuai dengan kondisi fisik, psikologis, tingkat
ketergantungan, serta kemampuan finansial ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
• Hardianto, Yudi, Rijal Rijal, and Fadhia Adliah. "Gambaran Efektivitas Penerapan Program Rehabilitasi Stroke Berbasis Rumah di Kota
Makassar." Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 9.1 (2020)

• Anggriani, Anggriani, Nurul Aini, and Sulaiman Sulaiman. "Efektivitas Latihan Range of Motion Pada Pasien Stroke Di Rumah Sakit Siti
Hajar." Journal of Healthcare Technology and Medicine 6.2 (2020)

• Pitaloka, Rika Diah, and I. Made Kariasa. "Rehabilitasi Latihan Fisik terhadap Pemulihan Pasca Stroke."  Jurnal Keperawatan Silampari 5.1
(2021)

• Syafni, Alma Nazelia. "Rehabilitasi Medik Pasien Pasca Stroke." Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada 9 (2020)

• Nurjannah, Sri, and Setyopranoto Setyopranoto. "Determinan beban pengasuh pasien stroke pasca perawatan di rumah sakit di RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso, Wonogiri." Berita Kedokteran Masyarakat 34.3 (2018) 

• Tyas, Kinanti Fajar Cahyaning, et al. "Hubungan Antara Rehabilitasi dan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Stroke Berulang (Studi Kasus di
RSUD Dr. Adhyatma, Tugurejo Semarang)." Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip) 7.4 (2019)

• Darussalam, Miftafu, and Sri Achadi Nugraheni. "Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Pasien Post Stroke Pada Fase Rehabilitasi: Literature
Review." Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa 4.4 (2021)

• Kosasih, Cecep Eli, and Chandra Isabela Purba. "Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Pasien Stroke dan Keluarga: Peran,
Dukungan, dan Persiapan Perawatan Pasien Stroke di Rumah." Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar 13.2 (2018)
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai