Anda di halaman 1dari 21

Model praktik keperawatan professional dan

pengklasifikasien pasien
KELOMPOK 1
AULIA FITRI R 1814401051
PUTRI FADILAH 1814401052
FERA WATI 1814401053
MAHARANY FERYNDA B 1814401054
GALUH WIDINI 1814401055
DWI ARI NOVITA SARI 1814401056
MENTARI ANGGERAINI U 1814401057
PREPTI AYU MAHARANI 1814401058
NURMA SARI HASAN 1814401059
SELVI ANDRIYANI 1814401060
LUTFI ALAWIYAH 1814401061
RATNA APRIYANTI 1814401062
A. Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem


(struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan,
yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).
B. Metode penugasan
1. Fungsional : Metode fungsional, merupakan metode penugasan yang menekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur keperawatan ( Sitorus, 2011).
2. Team : Konsep Metode Tim menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
- Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik kepemimpinan.
- Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
- Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
- Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung
oleh kepala ruang.
● Tanggung Jawab Kepala Ruangan
1. Dalam Perencanaan 2. Dalam Pengorganisasian.
3. Dalam Pengarahan 3. Dalam Pengawasan
● Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim

a) Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.


b) Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan.
c) Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose
keperawatan dan membuat rencana keperawatan.
d) Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan.
e) Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru.
f) Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu.
3. Alokasi pasien
Alokasi Pasien atau Keperawatan Total Pengorganisasian layanan asuhan
keperawatan dengan model penugasan alokasi pasien atau keperawatan total
merupakan pengorganisasian pelayanan asuhan keperawatan untuk satu atau
beberapa pasien oleh satu orang perawat pada saat bertuhas atau jaga selama
periode tertertu sampai pasien pulang.
4. Primer
Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
perawat professional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan
keperawatan pasien selama 24 jam. Menurut Nursalam (2014), metode
penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga
pasien dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama perawat primer yang
dibantu oleh perawat asosiet.
- Kelebihan:
 Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.
 Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
 Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan karena
terpenuhinya kebutuhan secara individu.
- Kelemahan:
● metode ini hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh
pertimbangan, serta mempu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
● Konsep Dasar Metode Primer
a) Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
b) Ada otonomi.
c) Ketertiban pasien dan keluarga.
● Ketenagaan Metode Primer
a) Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada
dekat dengan pasien.
b) Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer.
●Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal.
● Tugas perawat primer
a) Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b) Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
d) Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain
maupun perawat lain.
e) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
f) Menerima dan menyesuaikan rencana.
g) Meyiapkan penyuluhan untuk pulang.
h) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat.
i) Membuat jadwal perjanjian klinis.
j) Mengadakan kunjungan rumah.
● Peran Kepala Ruang/Bangsal
a) Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer.

b) Orientasi dan merencanakan karyawan baru.


c) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada perawat asisten.
d) Evaluasi kerja.
e) Merencanakan/menyelenggarakan perencanaan staf.
f) Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat
mengenal hambatan yang terjadi.
5. Kasus
Manajemen kasus merupakan sistem pemberian asuhan keperawatan secara
multidisiplin yang bertujuan meningkatkan pemanfaatan fungsi berbagai anggota
tim kesehatan ( kolaborasi) dan sumber- sumber yang ada sehingga dapat dicapai
hasil akhir asuhan keperawatan yang optimal. Metode manajemen kasus terdiri
dari lima elemen yaitu (1) pendekatam berfokus pada klien, (2) koordinasi
asuhan dan layanan antar institusi, (3) berorientasi pada hasil, (4 ) efisiensi
sumber, dan (5) kolaborasi. ( Sitorus, 2011)
C. Uraian Kerja Kepala Ruangan, Perawat Primer, Perawat Ascaiet
a) KEPALA RUANGAN
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola
kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.
Uraian Tugas
1. Melaksanakan fungsi perencanaan
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
b) PERAWAT PRIMER
1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
2. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu
lain maupun perawat lain.
5. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat
7. Membuat jadwal perjanjian klinik.
8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
9. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari
pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
10. Mengikuti timbang terima
11. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
12. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
13. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
14. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat blain.
15. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
16. Menerima dan menyesuaikan rencana.
17. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
18. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat.
19. Membuat jadual perjanjian klinik.
20. Mengadakan kunjungan rumah.
21. Melaksanakan sentralisasi obat.
22. Mendampingi visite.
23. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat associate.
24. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan

c). PERAWAT ASOSIATE


Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan
keperawatan langsung kepada klien.
● Tugas Pokok
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan
kasih sayang.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien, :
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan
pengobatan serta diagnostik..
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
6. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
9. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan..
10. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.
14. Mengikuti timbang terima.
15. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
16. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
17. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
18. Melakukan evaluasi formatif.
19. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
20. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat prime
D. PENGKLASIFIKASIEN PASIEN

a. Definisi Sistem Klasifikasi Pasien


●Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan
kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem klasifikasi, pasien
dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada pemberi perawatan dan
kemampuan yang diperlukan untuk memberikan perawatan.
b. Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien
●Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk
mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan
pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk
menentukan jumlah dan jenis tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
c. Kategori Sistem Klasifikasi Pasien
● Kategori keperawatan klien, yaitu :
1. Self-care
2. Minimal care
3. Intermediate care
4. Mothfied intensive care
5. Intensive care
●Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode menurut Donglas
(1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan pasien dalam tiga kategori, yaitu
1. Perawatan minamal
2. Perawatan intermediate
3. Perawatan maksimal atau total
D. Penerapan Sistem Klasifikasi Pasien Dalam Tatanan Pelayanan Kesehatan
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi dalam tiga
kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien :
a. Perawatan Total: klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam.
b. Perawatan Parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam.
c. Perawatan Mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah sebagai berikut :
d. Kategori I : Perawatan mandiri/self care
e. Kategori II : Perawatan sedang/partial/intermediate care
f. Kategori III : Perawatan total/intensive care
Sekian dan
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai