Anda di halaman 1dari 48

FISIKA KESEHATAN

OLEH :
DEDI HERYADI, S.Si., M.Pd.
PROFIL SINGKAT

Nama : DEDI HERYADI, S.Si., M.Pd.


Pendidikan : S.1 Fisika (UGM), S.2 Pendidikan Fisika (UPI)
Organisasi : Ketua MGMP Fisika SMA Kab. Tasikmalaya
Pekerjaan : Guru Fisika SMA Negeri 1 Karangnunggal
Alamat : Kp. Banjaran RT 06 RW 04 Ds. Banjarwaringin Kec.
Salopa
HP : 085223306236
PENGENALAN FISIKA
Fisika adalah ilmu pengetahuan dasar yang
mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya
yang terjadi di alam semesta ini.
Ilmu fisika turut mendukung dan menunjang
perkembangan teknologi:
Enginering (teknik sipil, elektro, mesin,
pertambangan, dll),
Bidang kesehatan, yaitu: kebidanan,
keperawatan, kedokteran, dan lain-lain.
FISIKA KESEHATAN
Fisika kesehatan atau disebut dengan medical
physics adalah ilmu yang menggabungkan
dua bidang kajian yang sangat luas, yaitu
ilmu fisika dan ilmu kesehatan serta
keterkaitannya.
Kajian utama, yaitu:
pertama, penerapan fungsi ilmu fisika
pada tubuh manusia dan penerapannya untuk
mengatasi penyakit yang dialami oleh tubuh.
kedua, penerapan ilmu fisika pada
kegiatan teknik pemeriksaan medis.
.
FISIKA KESEHATAN
A. Biomekanik
B. Biolistrik
C. Fluida
D. Bio optik
E. Bio akustik
F. Thermofisika
G. Penerapan fisika dalam keperawatan
H. Prinsip-prinsip fisika dalam
pemeliharaaan alat kesehatan
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa mampu memahami prinsip-


prinsip ilmu fisika yang berhubungan dengan
keperawatan, menerapkan hukum utama
mekanika, kelistrikan, dan fluida.
A. BIOMEKANIK
Biomekanik adalah disiplin ilmu yang
mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil
dari pengetahuan dasar fisika, matematika,
kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa
untuk menganalisa besaran-besaran fisis tubuh
dan gaya yang terjadi pada tubuh.
1. PENGUKURAN
a. Pengertian : Membandingkan suatu besaran
fisis dengan besaran sejenis yang
sudah standar
b. Proses Pengukuran :
1) Pengukuran Tunggal
2) Pengukuran Berulang
c. Kesalahan Pengukuran dalam Tindakan
Medis :
1) False +
2) False -
2. BESARAN DAN SATUAN
a. Pengertian
Besaran : sesuatu yang dapat diukur, dan
mempunyai besar dan satuan
Satuan : pembanding yang digunakan
dalam pengukuran suatu besaran
b. Besaran :
1) Besaran Pokok : ex. Panjang, massa,
waktu
2) Besaran
c. Satuan : Turunan : ex. Luas, gaya, energi
1) Satuan Sistem Internasional (SI) : m, kg, s
2) Satuan Non SI : feet, pon, menit
3. SISTEM GERAK
a. Tulang/Rangka (tengkorak, badan, anggota
gerak)
Membentuk tubuh
Tempat melekatnya otot
Tempat produksi sel darah merah
b. Sendi (persambungan antar tulang)
Sendi mati, sendi kaku, sendi gerak
c. Otot (alat gerak aktif yang menggerakkan
tulang)
Otot polos, otot lurik, otot jantung
4. HUKUM DASAR BIOMEKANIK
Jika resultan gaya yang
bekerja pada benda nol maka
HUKUM I NEWTON benda akan diam atau
bergerak lurus beraturan
(percepatan benda nol)
Jika resultan gaya yang
bekerja pada benda tidak
sama dengan nol maka HUKUM II NEWTON
benda mengalami
percepatan
Untuk setiap aksi terdapat
reaksi yang sama besar
HUKUM III NEWTON dan berlawanan arah,
bekerja pada benda yang
berbeda
5. GAYA PADA TUBUH
Sistem otot dan tulang dari tubuh manu­sia
bekerja sebagai pengumpil.
a. Sistem pengumpil klas pertama
Titik tumpuan terletak di antara gaya berat
dan gaya otot

W
M
M
b. Sistem pengumpil klas
kedua
Gaya berat terletak di
antara titik tumpuan dan Lk
Lb
gaya otot W

M

c. Sistem pengumpil
klas ketiga
W
Gaya otot terletak di
Lk
Lb
antara titik tumpuan
dan gaya berat
6. ANALISIS GAYA UNTUK
PENGGUNAAN KLINIK
a. Gaya yang bekerja pada suatu tubuh
membentuk sudut dapat diuraikan pada
vektor horizontal dan vertical.
b. Penguraian gaya-gaya tersebut dapat
dimanfaatkan untuk penggunaan klinik atau
pengobatan terutama bila terjadi cedera
pada tulang dengan menganalisa gaya
berdasarkan konsep vektor untuk
mendapatkan beban sebagai pemberatnya.
https://www.youtube.com/watch?v=qRpRl
oDCFr4
B. BIOLISTRIK

Biolistrik adalah listrik yang dihasilkan


oleh makhluk hidup.

Sel-sel mampu menghasilkan potensial


listrik yang merupakan lapisan tipis muatan
positif pada permukaan luar dan lapisan
tipis muatan negatif pada permukaan dalam
bidang batas/membran.
1. SISTEM SARAF MANUSIA
JENIS SEL SARAF
1. Neuron
Berfungsi mengirim informasi/sinyal dari otak
ke bagian tubuh atau sebaliknya.
2. Neuroglia
Berfungsi mendukung neuron agar bekerja
optimal, dengan menyediakan nutrisi dan
oksigen.
STRUKTUR DASAR SEL SARAF
(NEURON)
2. HUKUM DASAR BIOLISTRIK
3. AKTIVITAS KELISTRIKAN SEL
Dalam keadaan normal konsentrasi ion Na +
di luar sel lebih besar dari di dalam sel
Beda Potensial -70 mV
+++++++++++++++ Rangsangan listrik, mekanik
atau Kimia Menyebabkan
Membran
dalam sel menjadi kurang
--------------
negatif

+++++++++++++++ 2. +++++++++++++++
--------------
1. --------------
Awal
-------------- --------------
+++++++++++++++
+++++++++++++++
3.
+++++++++++++++
- - - - ++++ - - - - - Na + masuk ke dalam sel
Depolarisasi
- - - - ++++ - - - - -
Potesial aksi merambat merangsang daerah sekitar
4. ISYARAT LISTRIK TUBUH
Isyarat listrik ( elektrical signal ) tubuh
merupakan hasil perlakuan kimia dari tipe-
tipe sel tertentu.
Yang termasuk dalam isyarat listrik tubuh :
a. EMG ( Elektromiogram ) : saraf dan otot
b. ENG ( Elektroneurogram ) : saraf
c. ERG ( Elektroretionogram ) : mata
d. EOG (Elektrookulogram ) : mata
e. EGG ( Elektrogastrogram ) : lambung
f. EEG ( Elektroensefalogram ) : otak
g. EKG ( Elektrokardiogram ): jantung
5. KELISTRIKAN OTOT JANTUNG
Jantung berfungsi memompa darah ke
seluruh tubuh.
Cara Kerja Jantung
1.Serambi kanan menerima darah dengan kadar
oksigen rendah dari seluruh tubuh melalui vena
cava, kemudian memompanya ke bilik kanan.
2.Darah dari bilik kanan dipompa keluar jantung
menuju ke paru-paru untuk pertukaran
karbondioksida dengan oksigen.
3.Darah yang sudah kaya akan oksigen
dipompa masuk ke serambi kiri melalui vena
pulmonalis, dan selanjutnya dipompa ke bilik
kiri.
4.Bilik kiri kemudian memompa darah yang kaya
oksigen ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pada jantung ion-ion Na+ mudah bocor,
setelah terjadi repolarisasi ion Na+
perlahan masuk kembali ke dalam sel
sehingga terjadi depolarisasi spontan dan
timbul potensial aksi tanpa stimulus.
Kelistrikan jantung diatur oleh isyarat listrik yang
dihasilkan oleh rangsangan secara spontan, oleh sel-
sel khusus yang terdapat pada atrium kanan (dekat
muara vena cava superior dan inferior), yaitu SA
node (simpul sinotrial).
SA node ini bertindak sebagai "pace maker“ (alat
pacu jantung); bergetarnya SA node berkisar 72 kali
permenit. Getaran tersebut dapat meningkat atau
menurun diatur oleh saraf eksternal jantung yang
merupakan respon/ jawaban kebutuhan darah oleh
tubuh. Isyarat listrik dari SA node menyebabkan
depolarisasi otot jantung atrium dan memompa darah
ke ventrikel, kemudian diikuti oleh repolarisasi otot
atrium.
Isyarat listrik dilanjutkan ke AV node akan
menyebabkan depolarisasi ventrikel kanan dan kiri
Kontraksi ventrikel sehingga darah dipompa ke
dalam arteri pulmonalis dan ke aorta, Saraf pada
ventrikel dan otot ventrikel kemudian mengalami
repolarisasi dan mulai kembali isyarat listrik dari SA
node
Setelah repolarisasi, miokardium mengalami
relaksasi. Sedangkan sisi lain mengalami
depolarisasi.Pada waktu repolarisasi tampak proses
epikardium ke endokardium ventrikel, Pada proses
depolarisasi tampak dari endokardium ke epikardium
C. FLUIDA
Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau
sering disebut Zat Alir.
Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair
atau gas. Berdasarkan gerakannya ada fluida
statis dan fluida dinamis
Konsep dasar:
1. Konsentrasi
2. Ruang atau kompartmen
3. Pertukaran fluida
1. FLUIDA DALAM TUBUH
2. KONSENTRASI FLUIDA
3. RUANG ATAU KOMPARTMEN FLUIDA
4. PERPINDAHAN FLUIDA
 Difusi adalah suatu pergerakan partikel
terlarut dari area dengan konsentrasi
lebih tinggi atau lebih padat ke
konsentrasi yang lebih rendah.
 Osmosis merupakan pergerakan
partikel pelarut melintasi membran
semipermeabel dari larutan encer ke
larutan pekat.
5. DEBIT DAN PERSAMAAN KONTINUITAS

Debit Fluida adalah volume fluida yang


mengalir persatuan waktu melalui suatu pipa
dengan luas penampang A dan dengan
kecepatan v.
Persamaan Kontinuitas
6. PERSAMAAN BERNOULLI
Tinjau sebuah buluh dengan kedua ujung penampang
A1 dan A2
l2 V2

P1A1

V1 A2

A1 Setelah t detik
l1
P1A1

P1+1/2 v12+ gh1= P2+1/2 v22+ gh2


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai