Anda di halaman 1dari 15

PERJUANGAN

MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA
KEDATANGAN SEKUTU KE INDONESIA
• Setelah Indonesia merdeka, pasukan Sekutu di bawah Inggris datang
dengan beberapa tujuan seperti melucuti senjata tentara Jepang,
membebaskan tawanan Jepang.
• Pihak Sekutu datang pertama kali ke Surabaya pada 16 September 1945,
kemudian pada 29 September mendarat di Jakarta. Akan tetapi, pihak
Sekutu diboncengi oleh Belanda dengan NICA.
• Kedatangan Sekutu yang diboncengi oleh NICA ini membuat curiga
rakyat Indonesia dan terjadilah perlawanan di beberapa wilayah
Indonesia.
• Kondisi ekonomi pada masa awal kemerdekaan Indonesia juga masih
memprihatinkan. Salah satu penyebab adalah beredarnya tiga jenis
mata uang yang jumlahnya banyak.
PEREBUTAN KEKUASAAN DAN SENJATA DARI
TENTARA JEPANG
• Sebelum tentara Sekutu datang ke Indonesia, terjadi perebutan
kekuasaan terhadap tentara Jepang yang ditugaskan oleh Sekutu
untuk menjaga keadaan di Indonesia.
• Di Semarang pada Oktober 1945 para pemuda berkumpul dan
mengepung tangsi tentara Jepang. Hal ini mengakibatkan terjadinya
pertempuran antara tentara Jepang dengan beberapa milisi
Indonesia. Pertempuran ini dikenal dengan nama Pertempuran Lima
Hari.
• Di Yogyakarta juga terjadi perebutan kekuasaan dari tentara Jepang
pada September-Oktober 1945. Para pemuda dan laskar-laskar
pejuang mencoba merebut kekuasaan dari tentara Jepang dan
merebut senjata dari mereka.
PERLAWANAN TERHADAP SEKUTU DAN NICA DI
BERBAGAI DAERAH
• Di beberapa daerah di Indonesia terjadi perlawanan terhadap Sekutu dan NICA.
Di Sumatera Utara terjadi pertempuran di Kota Medan pada Oktober 1945.
Awalnya para Sekutu datang untuk membebaskan orang Belanda yang ditawan
tentara Jepang.
• Akan tetapi, setelahnya para tawanan yang dibebaskan tersebut diberi senjata
dan dimasukkan menjadi tentara KNIL. Selanjutnya mereka melakukan aksi untuk
merebut Kota Medan. Hal ini menimbulkan konflik dengan TKR dan laskar-laskar
pejuang.
• Pada 13 Oktober 1945, terjadi insiden di Hotel Bali Medan. Selanjutnya, pasukan
Sekutu dan NICA memulai aksi-aksi teror di Kota Medan. Pada 1 Desember,
Sekutu memasang papan tulisan untuk membatasi pergerakan para pejuang.
• Pada 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA menyerang Kota Medan secara besar-
besaran. Pada April 1946, Sekutu mendesak agar pemerintahan Republik
Indonesia keluar dari Kota Medan.
• Di Jawa Tengah terjadi pertempuran yang dikenal dengan nama Pertempuran
Ambarawa. Sebelum pertempuran ini terjadi, pasukan Sekutu di bawah pimpinan
Brigadir Bethell mendarat di Semarang pada 20 Oktober 1945. Awalnya sekutu
disambut dengan baik. Akan tetapi pada 26 Oktober 1945, terjadi pertempuran
di Magelang antara sekutu dengan TKR dan laskar pejuang.
• Pada 20 November, terjadi pertempuran di desa-desa Ambarawa, pasukan
Sekutu mengirim bantuan dari Magelang ke Ambarawa. Pada 21 November, TKR
mengepung Ambarawa dengan menduduki desa-desa disekitarnya. Pada 26
November, salah seorang pimpinan TKR Purwokerto Letkol Isdiman gugur dalam
pertempuran.
• Puncak dari pertempuran Ambarawa terjadi pada Desember 1945, yang mana
pasukan TKR dan laskar-laskar pejuang melakukan pengepungan terhadap
Ambarawa untuk mengusir sekutu. Hal ini tidak terlepas dari kehadiran Sudirman
yang memimpin langsung pertempuran. Pada 12 Desember, Sudirman
memerintahkan para pejuang untuk mengepung Ambarawa. Pada 15 Desember,
Sekutu akhirnya berhasil diusir dari Ambarawa.
• Di Surabaya terjadi pertempuran yang menjadi salah satu puncak perjuangan
rakyat Indonesia. Sekutu mendarat di Surabaya pada 25 Oktober 1945 di
bawah pimpinan Brigjen Mallaby. Pada 27 Oktober, pasukan Sekutu
menyebarkan selebaran melalui pesawat yang berisi peringatan agar rakyat
Surabaya menyerahkan senjata rampasan dari Jepang kepada Sekutu.
• Peringatan tersebut ternyata tidak ditaati oleh rakyat Surabaya. Akibatnya
terjadi kontak senjata antara pasukan Sekutu dengan para laskar pejuang di
Surabaya. Pada 29 Oktober Soekarno, Hatta, dan Amir Sjafruddin datang ke
Surabaya untuk menyerukan gencatan senjata.
• Pada 30 oktober, Brigjen Mallaby tewas terbunuh. Hal ini mengakibatkan
tentara Sekutu marah dan mengultimatum agar selambat-lambatnya pada
jam 06.00 tanggal 10 November, rakyat Surabaya meletakkan senjata. Akan
tetapi ultimatum tersebut tidak ditaati oleh rakyat Surabaya dan bahkan
rakyat Surabaya bersiap sedia menghadapi serangan sekutu. Akhirnya
pertempuran pecah pada 10 November hingga awal Desember.
• Di Bandung, terjadi peristiwa yang nantinya dikenal dengan nama Bandung
Lautan Api. Pasukan Sekutu datang ke Bandung pada 17 Oktober 1945. NICA
yang juga ikut dengan Sekutu mencoba mengembalikan kekuasaan Belanda di
Bandung. Akan tetapi terjadi perlawanan dari para pejuang terhadap NICA.
• Pada bulan Oktober, dibentuk Majelis Dewan Perjuangan di bawah pimpinan
Aruji Kartawinata. Pada 21 November, Sekutu mengultimatum agar para
pejuang meletakkan senjata dan mengosongkan Bandung Utara. Akan tetapi,
ultimatum tersebut tidak digubris oleh para pejuang.
• Pada 23 Maret 1946, Sekutu kembali mengultimatum yang isinya agar para
pejuang mengosongkan Kota Bandung dan mundur keluar kota sejauh 11 km.
Kolonel Abdul Haris Nasution mengintruksikan agar rakyat mengungsi. Selain
itu dilakukan operasi bumi hangus dengan membakar rumah-rumah dan
gedung-gedung di Kota Bandung.

Anda mungkin juga menyukai