Anda di halaman 1dari 21

SURVEY MAWAS DIRI

WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DARUSSALAM
MEDAN - TAHUN 2017
SURVEY MAWAS DIRI
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan
dan pengkajian   masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader
dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala
lingkungan/kelurahan dan petugas kesehatan

Tujuan :
Masyarakat dapat mengenali, mengumpulkan data dan
mengkaji masalah kesehatan yang ada di lingkungan sehingga
timbul kesadaran masyarakat untuk mengetahui masalah
kesehatan dan potensi yang ada lingkungan yang dapat
digunakan unuk mengatasi permasalahan kesehatan
CARA MELAKSANAKAN
SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

Wawancara dengan kunjungan rumah,


bersama kader lingkungan  melakukan
pendataan dari rumah ke rumah dengan
metode tanya jawab,   pengisian formulir,
observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya.
PENTINGNYA PELAKSANAAN
SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

1. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena


mereka     sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data
2. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada di
lingkungannya sendiri,
3. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
4. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi

SASARAN SMD adalah semua rumah yang ada di lingkungan atau


menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (± 100 rumah dalam
stu kelurahan) yang dapat menggambarkan kondisi masalah
kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya di kelurahan
tersebut.
LANGKAH-LANGKAH SURVEI MAWAS DIRI (SMD)

1. PERSIAPAN

- Menyusun daftar pertanyaan


- Menyusun lembar observasi / pengamatan
- Menentukan kriteria responden termasuk cakupan
2. PELAKSANAAN

- Interview / wawancara terhadap responden


- Pengamatan terhadap rumah tangga dan lingkungan
- Membuat kuesioner SMD

3. TINDAK LANJUT
- Meninjau kembali pelaksanaan SMD
- Merangkum, mengolah dan menganalisis data yang telah
dikumpulkan
- Menyusun laporan SMD sebagai bahan untuk MMD
Kelurahan Sei Putih Barat DATA KELUARGA

UMUR PENDIDIKAN
48
55
60 50
50 40
UMUR 25 PENDIDIKAN
40 28 30
22 15 12
30 20
20 10
10 0
0 SD SMP SMA Perguruan
20 - 29 thn 30 - 49 thn ≥ 50 thn Tinggi

Dari 100 responden, umur dominan responden adalah Dari 100 responden, dominan responden berpendidikan
30 – 49 tahun sebanyak 55 orang (55%) SMA sebanyak 48 orang (48%)

PEKERJAAN PENGHASILAN
30
30 25 65
25 20 70
20 15 60
15 10 50
PEKERJAAN PENGHASILAN
10 40 25
5 30
0 20 10
S sta ng ta a
PN ga as ny 10
swa a w ain
ira Pe
d iS L 0
W awa < Rp. 900.000 Rp. 900-000 - > Rp. 1.500.000
g
Pe Rp. 1.500.000

Dari 100 responden, dominan pekerjaan responden Dari 100 responden, dominan responden berpenghasilan >
adalah wiraswasta sebanyak 30 orang (30%) Rp. 1.500.000 sebanyak 65 org (65%)
ASPEK PELAYANAN DAN
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Aspek pelayanan dan pembiayaan kesehatan sudah


dilaksanakan dengan baik , dimana :
1. Anggota keluarga berobat ke tenaga kesehatan
2. Mudah terjangkaunya fasilitas kesehatan, karena
jaraknya yang mudah ditempuh
3. Terdapatnya sarana transportasi
4. Keikutsertaan keluarga dalam program
pembiayaan kesehatan
KESEHATAN IBU DAN ANAK, KB,
GIZI DAN IMUNISASI
1. Saat persalinan, mayoritas responden ditolong oleh
tenaga kesehatan.
2. Ibu hamil senantiasa rutin melakukan pemeriksaan
3. Mayoritas responden melakukan penimbangan bayi
dan balita setiap bulan untuk memantau
perkembangannya
4. Mayoritas responden mengkonsumsi menu
seimbang serta garam beryodium
5. Mayoritas responden membiasakan sarapan pagi
dan mengkonsumsi suplemen
6. Mayoritas responden memberikan imunisasi kepada
bayinya sesuai dengan usia
Keseluruhan kegiatan mengenai kesehatan ibu dan anak, KB, gizi dan imunisasi sudah
berjalan baik. Namun dalam cakupan ASI Eksklusif menunjukkan data sebagai berikut :

65 Sebagian besar responden tidak


70
memberikan ASI eksklusif kepada
60 bayinya.
50 35
40
Ya
Penyebab :
30 Tidak 1. Kurangnya pengetahuan Ibu tentang
20 pentingnya pemberian ASI eksklusif .
10 2. Banyaknya ibu yang bekerja
0
3. ASI tidak lancar
Pemberian ASI Eksklusif

Upaya yang dilakukan :


1. Penyuluhan tentang ASI eksklusif di tingkat Posyandu
2. Peningkatan pelaksanaan inisiasi menyusui dini (IMD)
3. Kerjasama dengan petugas kesehatan agar tidak memberikan sampel susu kepada ibu
yang baru saja melahirkan
4. Mensosialisasikan kegiatan tampung ASI dengan menyimpan ASIntuk diberikan kepada
bayi selama ibu bekerja.
5. Mengadakan pelatihan perawatan payudara selama kehamilan untuk memperlancar
ASI.
RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Mayoritas responden memiliki rumah yang sesuai antara
luas lantai dengan jumlah penghuninya.
2. Mayoritas responden memiliki jamban yang memenuhi
syarat (jamban dengan septik tang / lubang penampungan.
3. Mayoritas responden telah mengakses / memiliki akses air
bersih PDAM
4. Pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar
rumah seminggu sekali dengan 3M plus abatisasi/ikanisasi.
5. Pembuangan sampah dilakukan pada tempatnya.
Kelurahan Sei Sikambing D DATA KELUARGA

UMUR PENDIDIKAN
68 58
70 60
60 50
50 UMUR 40 PENDIDIKAN
40 30 20
24 12
30 18 20 10
20 10
10 0
0 SD SMP SMA Perguruan
20 - 29 thn 30 - 49 thn ≥ 50 thn Tinggi

Dari 100 responden, umur dominan responden adalah Dari 100 responden, dominan responden berpendidikan
30 – 49 tahun sebanyak 68 orang (68%) SMA sebanyak 58 orang (58%)

PEKERJAAN PENGHASILAN
48
50 55
60
40
30 20 50
20 10 12 10 PEKERJAAN 40 30 PENGHASILAN
10 30
15
0 20
S sta ng ta a 10
PN ga as ny
swa a w ain
ira Pe
d iS L 0
W awa < Rp. 900.000 Rp. 900-000 - > Rp. 1.500.000
g
Pe Rp. 1.500.000

Dari 100 responden, dominan pekerjaan responden Dari 100 responden, dominan responden berpenghasilan >
adalah pedagang sebanyak 48 orang (48%) Rp. 1.500.000 sebanyak 55 org (55%)
ASPEK PELAYANAN DAN
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Aspek pelayanan dan pembiayaan kesehatan sudah


dilaksanakan dengan baik , dimana :
1. Anggota keluarga berobat ke tenaga kesehatan
2. Mudah terjangkaunya fasilitas kesehatan, karena
jaraknya yang mudah ditempuh
3. Terdapatnya sarana transportasi
4. Keikutsertaan keluarga dalam program
pembiayaan kesehatan
KESEHATAN IBU DAN ANAK, KB,
GIZI DAN IMUNISASI
1. Saat persalinan, mayoritas responden ditolong oleh
tenaga kesehatan.
2. Ibu hamil senantiasa rutin melakukan pemeriksaan
3. Mayoritas responden melakukan penimbangan bayi
dan balita setiap bulan untuk memantau
perkembangannya
4. Mayoritas responden mengkonsumsi menu
seimbang serta garam beryodium
5. Mayoritas responden membiasakan sarapan pagi
dan mengkonsumsi suplemen
6. Mayoritas responden memberikan imunisasi kepada
bayinya sesuai dengan usia
RUMAH DAN LINGKUNGAN
1. Mayoritas responden memiliki rumah yang sesuai antara
luas lantai dengan jumlah penghuninya.
2. Mayoritas responden memiliki jamban yang memenuhi
syarat (jamban dengan septik tang / lubang penampungan.
3. Mayoritas responden telah mengakses / memiliki akses air
bersih PDAM
4. Pemberantasan jentik nyamuk didalam dan atau diluar
rumah seminggu sekali dengan 3M plus abatisasi/ikanisasi.
5. Pembuangan sampah dilakukan pada tempatnya.
Keseluruhan kegiatan mengenai rumah dan lingkungan. Namun dalam pelaksanan 10
indikator PHBS pada anggota keluarga tidak merokok menunjukkan data sebagai berikut :

70 Sebagian besar responden menyatakan


70
anggota keluarga nya masih merokok.
60
50
Akibat yang ditimbulkan :
40
30 Dalam satu batang rokok yang diisap akan
30 dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia
20 berbahaya, di antaranya yang paling
10 berbahaya adalah Nikotin, Tar, dan Carbon
0
Monoksida (CO).
Anggota Keluarga Tidak Merokok Tidak Merokok
Merokok
 Nikotin menyebabkan ketagihan dan
merusak jantung dan aliran darah.
 Tar menyebabkan kerusakan sel paru-
paru dan kanker
 CO menyebabkan berkurangnya
kemampuan darah membawa oksigen,
sehingga sel-sel tubuh akan mati.
Upaya yang dilakukan :
1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku tidak
merokok kepada seluruh anggota keluarga.
2. Menggalang kesepakatan keluarga untuk menciptakan
RumahTanpa Asap Rokok.
3. Menegur anggota rumah tangga yang merokok di dalam
rumah.
4. Tidak memberi dukungan kepada orang yang merokok dalam
bentuk apapun, antara lain dengan tidak memberikan uang
untuk membeli rokok, tidak memberikan kesempatan siapa pun
untuk merokok di dalam rumah, tidak menyediakan asbak.
5. Tidak menyuruh anaknya membelikan rokok untuknya.
6. Orang tua bisa menjadi panutan dalam perilaku tidak merokok.
7. Melarang anak tidak merokok bukan karena alasan ekonomi,
tetapi justru karena alasan kesehatan.
DOKUMENTASI

Kegiatan I :
Pengarahan yang dilakukan oleh Kepala
Tata Usaha kepada petugas kesehatan
Puskesmas Darussalam mengenai survey
mawas diri

Kegiatan II :
Pengarahan yang dilakukan oleh
Kepala Puskesmas Darussalam
beserta stff mengenai tata cara
pengisian kuesioner mawas diri
kepad kader puskesmas Darussalam.
Kegiatan III :
Petugas kesehatan melakukan
wawancara dengan mengunjungi
rumah penduduk, melakukan
pendataan dari rumah ke rumah
dengan metode tanya jawab, pengisian
formulir, observasi dan pemeriksaan
fisik rumah dan anggotanya
Kegiatan IV :
Petugas kesehatan melakukan pengolahan data dari hasil kuesioner
yang telah dikumpulkan.

Anda mungkin juga menyukai