81 81.0 19 19.0
9 Anak perlu diperhatikan pola 100 100.0
Benar Salah Jumlah
No Pernyataan
f % f % f %
makannya, bila berat badan anak
berada pada garis kuning
68 68.0 32 32.0
18 Salah satu gejala kurang gizi pada 100 100.0
Benar Salah Jumlah
No Pernyataan
f % f % f %
anak adalah sering menangis tanpa
alasan
Dari tabel 5.2 di atas, pertanyaan yang paling banyak dijawab benar adalah
pertanyaan nomor 1 ‘hanya anak mulai lahir sampai umur 5 tahun adalah sasaran
posyandu’ yaitu sebanyak 98%, diikuti pertanyaan nomor 31 ‘balita yang kurang
gizi mudah terserang penyakit’ sebanyak 96%, pertanyaan nomor 27 ‘balita yang
kurang gizi mudah terserang penyakit’ sebanyak 94%, dan pertanyaan nomor 91
‘melalui program KB dapat mengatur kelahiran anak’ sebanyak 91%. Sedangkan
pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 3 yaitu
‘ibu hamil tidak perlu mendapat suntikan TT’ sebanyak 76%, pertanyaan nomor 6
yaitu ‘penimbangan tidak perlu dilakukan setiap bulan untuk memantau
pertumbuhan berat badan anak’ sebanyak 76% dan pertanyaan nomor 2 ‘tablet
tambah darah tidak dapat diperoleh di posyandu’ yaitu sebanyak 72%.
Data lengkap distribusi perilaku pemanfaatan posyandu bagi ibu yang
memiliki balita di Puskesmas Amplas Medan berdasarkan kelompok umur dapat
dilihat pada tabel 5.3
Pengetahuan
Total
Umur Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. ≤20 tahun 1 1.0 1 1.0 - - 2 2.0
2. 21-30 tahun 10 10.0 23 23.0 13 13.0 46 46.0
3. 31-40 tahun 7 7.0 17 17.0 14 14.0 38 38.0
4. >40 tahun 2 2.0 9 9.0 3 3.0 14 14.0
Total 20 20.0 50 50.0 30 30.0 100 100.0
Dari tabel 5.3 di atas, dapat diketahui bahwa dari 2 responden kelompok
umur ≤20 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik dan cukup masing-masing
sebanyak 1 responden (1%), dan tidak ada responden dengan tingkat pengetahuan
kurang. Dari 46 responden kelompok umur 21-30 tahun memiliki tingkat
pengetahuan baik sebanyak 10 responden (10%), pengetahuan cukup sebanyak 23
responden (23%) dan pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (13%). Dari 38
responden kelompok umur 31-40 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik
sebanyak 7 responden (7%), pengetahuan cukup sebanyak 17 responden (17%)
dan pengetahuan kurang 14 responden (14%). Dan dari 14 responden kelompok
umur >40 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik ada 2 responden (2%),
pengetahuan cukup sebanyak 9 responden (9%) dan pengetahuan kurang ada 3
responden (3%).
Pengetahuan
Total
Pendidikan Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. Tidak sekolah 1 1 - - - - 1 1.0
2. SD/MI - - 2 2.0 6 6.0 8 8.0
3. SLTP 4 4.0 11 11.0 10 10.0 25 25.0
4. SLTA 10 10.0 29 29.0 11 11.0 50 50.0
5. Akademi/Sarjana 5 5.0 8 8.0 3 3.0 16 16.0
Total 20 20.0 50 50.0 30 30.0 100 100.0
Dari tabel 5.4 di atas, dapat diketahui bahwa hanya 1 responden tidak
sekolah memiliki pengetahuan baik. Dari 8 responden dengan tingkat pendidikan
SD/MI tidak ada yang memiliki pengetahuan baik, pengetahuan cukup sebanyak 2
responden (2%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (6%). Dari 25
responden dengan tingkat pendidikan SLTP memiliki pengetahuan baik sebanyak
4 responden (4%), pengetahuan cukup sebanyak 11 responden (11%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 10 responden (10%). Dari 50 responden dengan
tingkat pendidikan SLTA memiliki pengetahuan baik sebanyak 10 responden
(10%), pengetahuan cukup sebanyak 29 responden (29%) dan pengetahuan
kurang sebanyak 11 responden (11%). Dan dari 16 responden dengan tingkat
pendidikan Akademi/Sarjana memiliki pengetahuan baik sebanyak 5 responden
(5%), pengetahuan cukup sebanyak 8 responden (8%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 3 responden (3%).
Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Berdasarkan
Pekerjaan
Pengetahuan
Total
Pekerjaan Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. Tidak bekerja 15 15.0 30 30.0 18 18.0 63 63.0
2. PNS 1 1.0 2 2.0 - - 3 3.0
3. Pegawai Swasta 1 1.0 4 4.0 1 1.0 6 6.0
4. Wiraswasta - - 1 1.0 7 7.0 8 8.0
5. Lain-lain 3 3.0 13 13.0 4 4.0 20 20.0
Total 20 20.0 50 50.0 30 30.0 100 100.0
Dari tabel 5.5 di atas, dapat diketahui bahwa dari 63 responden tidak
bekerja memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 15 responden (15%),
pengetahuan cukup sebanyak 30 responden (30%) dan pengetahuan kurang
sebanyak 18 responden (18%). Dari 3 responden dengan pekerjaan sebagai PNS
memiliki pengetahuan baik sebanyak 1 responden (1%), pengetahuan cukup
sebanyak 2 responden (2%) dan tidak ada responden dengan pengetahuan kurang.
Dari 6 responden yang bekerja sebagai pegawai swasta memiliki tingkat
pengetahuan baik dan kurang masing-masing sebanyak 1 responden (1%), dan
pengetahuan cukup sebanyak 4 responden (4%). Dari 8 responden dengan
pekerjaan sebagai wiraswasta tidak ada yang memiliki pengetahuan baik,
penetahuan cukup sebanyak 1 responden (1%) dan pengetahuan kurang sebanyak
7 responden (7%). Dan dari 20 responden dengan lain-lain pekerjaan memiliki
pengetahuan baik sebanyak 3 responden (3%), pengetahuan cukup sebanyak 13
responden (13%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (4%).
5.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan dilakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian mengenai perilaku pemanfaatan posyandu bagi
ibu yang memiliki balita di Puskesmas Amplas Medan pada tahun 2015.
5.2.1 Karakteristik Responden
Dari tabel 5.1 distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
umur <20 tahun sebanyak 2 responden (2%), umur 21-30 tahun yaitu sebanyak 46
responden (46%), umur 31-40 tahun sebanyak 38 responden (38%), dan usia >40
sebanyak 18 responden (18%). Jadi berdasarkan umur responden dengan umur
21-30 tahun paling banyak (46%). Berdasarkan tingkat pendidikan yaitu
responden dengan pendidikan tidak sekolah sebanyak 1 responden (1%),
pendidikan SD/MI sebanyak 8 responden (8%), pendidikan SLTP sebanyak 25
responden (25%), pendidikan SLTA sebanyak 50 responden (50%), dan
responden dengan pendidikan Akademi/Sarjana sebanyak 16 responden (16%).
Jadi berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan tingkat pendidikan SLTA
paling banyak (50%). Berdasarkan pekerjaan yaitu responden tidak bekerja
sebanyak 63 responden (63%), responden yang bekerja sebagai PNS sebanyak 3
responden (3%), Pegawai swasta sebanyak 6 responden (6%%), wiraswasta
sebanyak 8 responden (8%) dan lain-lain sebanyak 20 responden (20%). Dan
berdasarkan pekerjaan diketahui responden paling banyak tidak bekerja (63%).
Dan tingkat pengetahuan responden yaitu pengetahuan baik sebanyak 20
responden (20%), pengetahuan cukup 50 responden (50%), dan pengetahuan
kurang (30). Dalam hal ini pengetahuan responden mengenai perilaku
permanfaatan posyandu dalam kategori cukup (50%).
6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Responden berdasarkan umur <20 tahun sebanyak 2 responden (2%), umur
21-30 tahun yaitu sebanyak 46 responden (46%), umur 31-40 tahun sebanyak
38 responden (38%), dan usia >40 sebanyak 18 responden (18%). Jadi
berdasarkan umur responden dengan umur 21-30 tahun paling banyak (46%).
2. Responden dengan pendidikan tidak sekolah sebanyak 1 responden (1%),
pendidikan SD/MI sebanyak 8 responden (8%), pendidikan SLTP sebanyak 25
responden (25%), pendidikan SLTA sebanyak 50 responden (50%), dan
responden dengan pendidikan Akademi/Sarjana sebanyak 16 responden
(16%). Jadi berdasarkan tingkat pendidikan responden dengan tingkat
pendidikan SLTA paling banyak (50%).
3. Responden tidak bekerja sebanyak 63 responden (63%), responden yang
bekerja sebagai PNS sebanyak 3 responden (3%), Pegawai swasta sebanyak 6
responden (6%%), wiraswasta sebanyak 8 responden (8%) dan lain-lain
sebanyak 20 responden (20%). Jadi berdasarkan pekerjaan diketahui
responden paling banyak tidak bekerja (63%).
4. Responden dengan pengetahuan baik sebanyak 20 responden (20%),
pengetahuan cukup 50 responden (50%), dan pengetahuan kurang 30
responden (30%). Dalam hal ini pengetahuan responden mengenai perilaku
permanfaatan posyandu dalam kategori cukup (50%).
6.2 Saran
1. Bagi Dinas Kesehatan, diharapkan mengalokasikan dana operasional guna
mendukung kegiatan posyandu seperti pengadaan timbangan, KMS, media
promosi kesehatan seperti leaflet, poster dan sebagainya dan mengadakan
pelatihan bagi petugas kesehatan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan
posyandu secara berkala dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan petugas posyandu
2. Bagi Posyandu (kader)
a. Menciptakan posyandu yang terintegrasi PAUD sehingga anak-anak yang
datang ke posyandu tidak hanya mendapatkan pelayanan kesehatan di
posyandu tetapi juga mendapatkan pendidikan usia dini sehingga dapat
meningkatkan jumlah balita yang datang ke posyandu
b. Menyediakan tempat bermain bagi anak sehingga anak merasa senang
datang ke posyandu.
3. Peneliti selanjutnya
a. Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah
faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan posyandu
bagi ibu yang memiliki balita.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang hendak
meneliti tentang perilaku pemanfaatan posyandu bagi ibu yang memiliki
balita.
Referensi bab 4 dan 5