PENDAHULUAN
bayi. Angka kematian bayi (AKB) adalah perkiraan jumlah kematian bayi
setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka ini sering digunakan sebagai indikator
Amerika Serikat pada tahun 2011, hilangnya bayi tetap menjadi kenyataan
Pada penelitian lain ditemukan, ketuban pecah dini terjadi pada 2% dari
neonatus adalah prematuritas dan berat badan lahir rendah, infeksi, asfiksia,
terdapat pada 80% kematian di kelompok usia ini. Dua pertiga kematian
1
neonatus dapat dicegah bila tersedia intervensi kesehatan yang umum dan
pertama kehidupan. Sekitar 70% dari kematian neonatal, 36% dari kematian
bayi, dan 25-50% dari kasus gangguan neurologis jangka panjang pada
kasus, hal ini diakibatkan oleh kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD). 4,5
Ketuban pecah dini dapat terjadi pada usia kehamilan aterm maupun
preterm (Ketuban Pecah Dini Preterm). Ketuban pecah dini aterm merupakan
morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi pada ketuban pecah dini prematur
prematur.4,5
Ketuban pecah dini disebabkan oleh berbagai faktor. Pada KPD aterm,
kematian sel yang terprogram dan aktivasi enzim katabolik seperti enzim
membran. KPD preterm mungkin timbul akibat mekanisme yang sama dan
adanya aktivasi jalur ini yang lebih cepat. Meskipun demikian, KPD
2
tubuh, merokok, infeksi saluran kemih, perdarahan pervaginam, riwayat
risiko ini bukan berarti menghilangkan risiko terjadinya KPD, dan kondisi ini
selanjutnya berpengaruh pada wanita pada semua umur, ras, dan kelas
sosial. Saat KPD terjadi pada kehamilan aterm, terdapat bukti yang
ekspektan.6,7
pada sembilan amnion dari persalinan KPDP dengan sepuluh amnion dari
persalinan prematur tanpa KPD. Mereka melihat rasio yang menurun secara
signifikan dari kolagen tipe III pada pasien KPDP dibandingkan dengan
persalinan non-KPD dan penurunan kadar kolagen total (KPDP 350±70 g/mg
khususnya kolagen tipe III (yang berfungsi sebagai pendukung dalam matriks
3
ekstraseluler membran) akan mengurangi sifat daya rentang membran
korioamniotik.9
ketebalan kolagen selaput amnion pada pasien hamil dengan KPD dengan
4
Obstetri dan Ginekologi FK USU -RSUP H. Adam Malik Medan dan
RS Jejaring FK USU
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Amnion
memisahkan janin dari dalam rahim ibu. 10 Amion adalah membrane tertutup
sisi lain berhubungan dengan korion. Amnion adalah kantong air; membran
ekstra embrionik burung, reptil, dan mamalia, yang dibatasi korion dan berisi
Membran amnion terdiri dari sejumlah lapisan yang dapat dilihat dan
mudah terbagi menjadi lapisan amnion dan lapisan korion, dipisahkan oleh
6
aktif, dan sejumlah besar molekul regeneratif penting. 10 Kolagen terdiri dari
tiga rantai polipeptida yang sama atau berbeda, yang disebut α-rantai, yang
sedang diputar-putar satu sama lain untuk membentuk super-helix salah satu
sisi.13
Gambar 2.1 Amnion, korion, dan membrane embrionik lain yang mengelilingi
dikarenakan oleh berat badan juga berasal dari plasenta, cairan amnion,
7
peningkatan volume darah, serah pembesaran Rahim dan payudara.
Cairan amnion atau cairan ketuban adalah cairan yang berwarna agak
kekuningan jelas yang mengelilingi bayi yang belum lahir (janin) selama
kehamilan, yaitu:14
akhirnya plateu
8
paru-paru dengan baik, menjaga suhu yang relatif konstan pada bayi dan
meliputi produksi urin janin dan cairan yang dikeluarkan oleh paru-paru
ke dalam darah janin. Meskipun beberapa data pada proses ini pada janin
9
Gambar 2.2 Cairan ketuban tidak hanya melindungi janin dari cedera dan
Amnion terdiri dari kolagen tipe I, III, IV, V, dan VII, laminin dan
amnion terdiri terutama dari 3 jenis bahan, yaitu kolagen struktural dan
matriks ekstra seluler, sel-sel biologis aktif, dan sejumlah besar molekul
10
protein khusus termasuk fibronektin, proteoglikan, glukosaminoglikan,
3.2. Kolagen
11
beberapa protein lain, seperti pelengkap komponenC1q, asetilkolinesterase
sebagai kolagen.13
fibroblast layer, yaitu tipe III, V, dan VI. Kolagen merupakan protein terbanyak
dalam tubuh manusia dan membentuk lebih dari 25% massa protein. Kolagen
adalah protein fibrosa dan salah satu serat jaringan ikat yang dibentuk dari
pada kulit, tulang, tulang rawan, jaringan fetal, plasenta, basal membran,
12
dentin, dinding pembuluh darah, sklera, kornea mata dan jaringan ikat seperti
regang tinggi. Kolagen yang terdapat pada amnion terdiri dari kolagen
interstisium tipe I, III, V, dan VI, yang saling berikatan silang dan merupakan
1000 asam amino yang bersatu membentuk helix triple collagen.Helix triple
collagen memiliki 3,3 residu, salah satunya adalah glisin pada setiap asam
yang berulang. Kolagen juga kaya akan prolin atau hidroksiprolin. Prolin
defisiensi prolil dan lisil hidroksilase dan berakibat gangguan stabilitas helix
triple collagen.20
13
Amnion pada kehamilan aterm berupa sembuah membrane yang
kuat dan ulet tapi lentur. Ekstra selularmatriks dari korioamnion sebagian
besar dibentuk oleh kolagen, terutama kolagen tipe I dan tipe III pada
pada dasar membrane amnion dan kolagen tipe V, VI, dan VII hadir dalam
14
Gambar 2.4 Struktur Kolagen Pada Amnion dan Korion Kolagen membentuk
stress.20
berbagai tipe sel, termasuk sel epitel, sel mesenkim, dan sel trofoblas,
berupa sel epitel kuboid. Lapisan ini mensekresikan kolagen tipe I, III dan
lapisan epitelial dengan lapisan basal. Selain itu, pada lapisan epitelial
lapisan basal membentuk kerangka amnion. Kolagen tipe I dan tipe III
15
yang terdapat pada jaringan ikat padat, yang diproduksi oleh sel
yang paling tebal terdiri dari sel mesenkim dan makrofag dalam matriks
tebal dari amnion, namun daya regang amnion lebih besar. Korion
terdapat vili trofoblas serta lapisan basal dan jaringan ikat yang kaya akan
serat-serat kolagen.21
membelah triple heliks pada struktur serabut kolagen tipe I dan tipe II,
16
yang dimana selanjutnya akan didegradasi lagi oleh gelatinase, MMP-2
dan MMP-9. Gelatinase ini juga membelah triple heliks kolagen tipe IV,
prokolagen tipe III dalam jumlah kecil. Sel-sel epitel cairan amnion
tidak hanya penting untuk integritas struktural dari membran, tetapi juga
17
untuk menciptakan penyembuhan luka dan sel ingrowth. Ada bukti jelas
bahwa banyak molekul ini berinteraksi dengan satu sama lain dalam
termasuk lapisan epitel amnion menghadap bayi, tetapi juga sel-sel induk
membran. Sel induk epitel, khususnya, juga telah diisolasi dari lapisan
epitel selaput ketuban. Fibroblas juga hadir dan memberikan lapisan dan
18
amnion. Ini termasuk faktor pertumbuhan epidermal, mengubah faktor
"imunologis istimewa" yang tidak hadir sendiri sebagai bahan asing baik
membran amnion.23
yang membantu dalam memberikan sifat anti bakteri untuk material dan
19
kemampuan untuk menyembuhkan baik dan mengendalikan kerusakan
jaringan.23
bahwa korion terdiri dari 2 sampai 10 lapis sel poligonal dengan ketebalan
0,4 mm dan amnion memiliki ketabaln 0,08 sampai 0,12 mm. Jabareen et
Konten elastin mencakup 2,1% dari berat netto dan kolagen 10,5% dari
kolagen.24
20
Canzoneri et al. (2013) melakukan penelitian untuk mengukur
KPD dan pasien dengan persalinan cukup waktu (62, 140, 169
mikrometerl p<0,001).26
bulan (1,67 vs 1,14; p<0,001). Cut off point yang dinilai dengan kurva
3.3.1. Definisi
21
Ketuban pecah dini aterm merupakan pecahnya ketuban sebelum
proses persalinan pada usia kehamilan 37-40 minggu. Ketuban pecah dini
misalnya 1 atau 6 jam sebelum inpartu. Ada juga yang menyatakan dalam
multigravida.8
3.3.2. Insidensi
oleh penyakit pada ibu atau penyakit pada janin, tetapi 40%-45%
3.3.3. Etiologi
22
Ketuban pecah dini disebabkan oleh berbagai faktor.Pada KPD
aterm, kematian sel yang terprogram dan aktivasi enzim katabolik seperti
mekanisme yang sama dan adanya aktivasi jalur ini yang lebih cepat.
Persalinan
status uterine dan imun janin. Pecahnya Selaput ketuban bias disebabkan
23
yang berulang. Daya regang selaput berkurang pada spesimen yang
lapisan padat (kompakta), fibroblast dan spongiosa. Karena zona ini tidak
KPDP berbeda dengan pecah ketuban intrapartum, ada sedikit bukti yang
24
yang berhubungan dengan penyebab abnormalitas struktur sehingga
secara signifikan dari kolagen tipe III pada pasien KPDP dibandingkan
kolagen total amnion juga dicatat pada pasien dengan KPD pada usia
diperoleh hasil bahwa kadar kolagen tipe III ditemukan menurun pada
25
Pada tahun 1996, Vadillo-Ortega dkk., membandingkan cairan
amnion dari empat kelompok pasien: (1) wanita dengan persalinan normal
aterm, (2) wanita aterm belum inpartu, (3) kehamilan preterm pada saat
studi genetik, dan (4) pasien KPDP. Wanita aterm inpartu dan wanita
dengan KPDP memiliki kadar aktivitas gelatinolitik yang lebih tinggi dalam
Mereka mencatat bahwa aktivitas ini tidak terdeteksi dalam cairan amnion
amnion dari alasan yang tidak berkaitan, dan 25 dari pasien aterm. Dari
26
dalam aktivitas protease atau dalam ekspresikolagen dalam membran
yang terkena.33
pada KPDP. Kejadian yang menyebabkan hal ini belum diketahui, namun
amnion dan korion dan dapat menyebabkan KPD. Di sisi lain, infeksi
dapat terjadi sekunder untuk pecah ketuban. Infeksi yang asending dapat
27
nekrosis faktor dan platelet faktor, yang semuanya mungkin
28
Membran amnion Diregulasi oleh
3.4. Kerangka teori
prokolagen dan MMPs
Prokolagen ↑
MMPs↓
Kehamilan normal Infeksi, inflamasi,
genetika
Prokolagen ↓
MMPs ↑
KPD
Ketebalan Kolagen
Selaput Amnion
Hamil Normal
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ketebalan kolagen selaput amnion pada pasien KPD dengan pasien hamil
3.4.1. Sampel
31
3.4.2. Besar Sampel
n1 = n2 = 2 (Zα + Zβ) δ 2
= 2 (1,96 +0,84 ) 0,32 2
x1 – x2 0,27
n1 = n2 = 22 subyek
= 44 subyek penelitian
Dimana:
n1 = n2 = besar sampel
Zβ= nilai baku normal dari tabel Z yang besarnya bergantung pada
sebesar 0,27
32
3.6. Teknik Pengumpulan Data dan Cara Kerja
rehidrasi dengan alkohol 100%, 95%, 80% dan terakhir dengan air
33
Lalu preparat dimasukkan kedalam larutan xylol selama 1 menit.
4. Apabila yang didapat warna hitam / ungu tua, maka hasilnya adalah
kolagen.
control.
5. Usia kehamilan: adalah usia hamil subyek penelitian pada saat sampel
diambil
34
4.2. Kerangka Kerja
Selaput Ketuban
Analisis Statistik
35
4.3. Analisis Data
dengan analisis univariat untuk melihat karakteristik dari sampel dan analisis
pasien KPD aterm dan hamil normal. Digunakan uji t-test independence
36
BAB 4
HASIL PENELITIAN
karakteristik kasus pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
KPD Normal
Karakteristik Nilai p
n % n %
20-25 8 17,4 2 4,3
36-40 0 0 4 8,7
0 6 13,0 16 34,8
37
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa karakteristik ibu pada
kelompok penelitian KPD sebagian besar dengan usia 31 -35 tahun (39,1%)
dan terendah dengan usia 36-40 tahun (8,7%), demikian juga pada kelompok
penelitian dengan ibu hamil normal sebagian besar dengan usia 31-35-35
tahun (34,8%) dan terendah dengan usia 36-40 tahun (8,7%). Hasil uji
statistik dengan Fisher exact test didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan
tidak ada perbedaan umur yang bermakna antara kelompok ibu dengan KPD
penelitian ibu dengan KPD lebih banyak dengan paritas 0 (47,8%) dan
ibu dengan hamil normal juga diperoleh bahwa sebagian besar dengan
paritas 0 (47,8%) dan terendah dengan paritas 2-3 (17,4%). Hasil uji statistik
dengan Fisher exact test didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan tidak
ada perbedaan yang bermakna paritas kelompok ibu dengan KPD dan hamil
normal.
penelitian dari ibu dengan KPD sebagian besar dengan jenis persalinan
dengan hamil normal lebih banyak dengan jenis persalinan Sectio Secaria
(73,9%) Hasil uji statistik dengan Chi-square test didapatkan nilai p>0,05
38
yang menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna jenis persalinan
dari kelompok penelitian ibu dengan KPD dan ibu dengan hamil normal tidak
Tabel 4.2 Perbedaan rerata ketebalan kolagen ibu KPD dengan ibu hamil
Normal
Std.
Kelompok
n Mean Deviation Nilai p**
adalah 172,85 ± 55,92 mm relatif sama dengan rerata ketebalan kolagen ibu
hamil normal yaitu 172,06 ± 38,40 mm. Hasil uji statistik dengan t-test
bermakna ketebalan kolagen kelompok KPD dengan ibu hamil normal. Hal ini
kolagennya.
adanya minimal satu domain triple-heliks yang terdiri dari rantai polipeptida
39
dengan urutan berulang Gly-XY dan kemampuan untuk membentuk
amnion terdiri dari kolagen interstisium tipe I, III, V, dan VI, yang saling
membelah triple heliks pada struktur serabut kolagen tipe I dan tipe II,
dan MMP-9. Gelatinase ini juga membelah triple heliks kolagen tipe IV,
40
Beberapa ahli meneliti kandungan kolagen dari membran janin
KPD. Mereka melihat rasio yang menurun secara signifikan dari kolagen
tipe III pada pasien KPDP dibandingkan dengan persalinan non-KPD dan
pasien dengan KPD pada usia kehamilan yang berbeda dalam penelitian
tersebut.9
diperoleh hasil bahwa kadar kolagen tipe III ditemukan menurun pada
amnion dari empat kelompok pasien: (1) wanita dengan persalinan normal
41
aterm, (2) wanita aterm belum inpartu, (3) kehamilan preterm pada saat
studi genetik, dan (4) pasien KPDP. Wanita aterm inpartu dan wanita
dengan KPDP memiliki kadar aktivitas gelatinolitik yang lebih tinggi dalam
Mereka mencatat bahwa aktivitas ini tidak terdeteksi dalam cairan amnion
pada KPDP. Kejadian yang menyebabkan hal ini belum diketahui, namun
42
Tabel 4.3 Perbedaan rerata ketebalan Amnion ibu KPD dengan ibu hamil
Normal
Std.
Kelompok
n Mean Deviation Nilai p**
ketebalan amnion ibu hamil normal yaitu 702,72 ± 180,07 mm. Hasil uji
statistik dengan t-test didapatkan nilai p>0,05 yang menunjukkan tidak ada
kelompok hamil normal. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi ketuban tidak
secara bertahap sampai rongga korionik hilang dan membungkus tali pusat
43
KPD berhubungan dengan lingkungan intrauterine yang penuh
bulan (1,67 vs 1,14; p<0,001). Cut off point yang dinilai dengan kurva
44
antibody sitokeratin dan ketabalan selular korion dibandingkan antara
45
BAB V
5.1 Kesimpulan
46
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cdc.gov/reproductivehealth/MaternalInfantHealth/InfantMort
ality.htm
Version 4
in: http://emedicine.medscape.com/article/261137-overview
47
9. Rangaswamy, N.,et.al., 2012. Weakening and Rupture of Human Fetal
12. Ansari, Hamid, et.al., 2011. J. Anat. Soc. India 60 (2). 168-170
13. Sitorus Ester, RD., 2011. Konfirmasi Umbilical Colling Index dengan
16. Sitepu, Makmur, et.al., 2014. Hubungan antara Resistensi Insulin dan
Sumatera Utara
48
18. Mourisa,Cut, 2014. Gambaran Histopatologi dan Tampilan
from : http:/repository.usu.ac.id/handle/123456789/41519
Sumatera Utara
Utara
[http://www.medscape.com/viewarticle/773578_2]
49
24. Morin, Lucie, et.al.. Ultrasound in Twin Pregnancies. SOGC Clinical
26. Canzoneri BJ, Feng L, Grotegut CA, Bentley RX, Heine RP & Murtha
28. Newson, Louise, and Colin Tidy, 2013. Preterm Premature Rupture of
Membranes). Patient
Diseases
50
31. Patil, Shwetal and Vikram Patil., 2014. Maternal and Foetal Outcome
Medical Sciences:56-83
Risk Factors and Feto Maternal Outcomes. Oman Medical Journal Vol.
51