Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP-PRINSIP KONSUMSI DAN PERILAKU

KONSUMEN DALAM EKONOMI ISLAM

KELOMPOK 3 :
AZLIA KHAIRUNNISYA
NURMA YULIANI​
MULIADI
PENGERTIAN KONSUMSI
Kegiatan pemanfaatan penggunaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
PRINSIP-PRINSIP KONSUMSI DALAM
ISLAM
1. Prinsip Keadilan
Artinya rezeki yang yang dikonsumsi harus yang halal dan tidak dilarang hukum.
2. Prinsip Kebersihan
Syarat yang ke dua ini tercantum dalam al-Qur’an maupun as-Sunnah tentang
makanan. Makanan yang akan dikonsumsi haruslah baik dan cocok untuk
dimakan, yang berarti tidak kotor ataupun menjijikkan sehingga merusak selera.
3. Prinsip Kesederhanaan
Prinsip ini mengatur perilaku manusia dalam melakukan konsumsi. Dalam prinsip
ini diajarkan bahwa tidak baik bila seseorang itu berlebihan.
4

4. Prinsip kemurahan hati


Artinya, jika memang masih banyak orang yang kekurangan makanan dan
minuman maka hendaklah kita sisihkan makanan yang ada pada kita kemudian
kita berikan kepada mereka yang sangat membutuhkannya.

5. Prinsip moralitas
Prinsip ini menekankan pada tujuan akhir dalam konsumsi, yaitu bukan hanya
sekedar terpenuhinya kebutuhan tubuh, melainkan untuk peningkatan nilai-nilai
moral dan spiritual. Seseorang muslim diajarkan untuk menyebut nama Allah
sebelum makan, dan berterimakasih kepada-Nya setelah makan. Dengan demikian
ia akan merasakan kehadiran Allah pada waktu memenuhi keinginan-keinginan
fisiknya
PERILAKU KONSUMEN DALAM ISLAM
1. Tauhid
kegiatan konsumsi dilakukan dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, sehingga senantiasa
berada dalam hukum Allah. Karena itu, orang mukmin berusaha mencari kenikmatan dengan
menaati perintah-Nya dan memuaskan dirinya sendiri dengan barang-barang dan anugerah
yang dicipta Allah untuk umat manusia.
2. Keadilan
Islam memperbolehkan manusia untuk menikmati berbagai karunia kehidupan dunia yang
disediakan Allah SWT. Pemanfaatan atas karunia Allah tersebut harus dilakukan secara adil
sesuai dengan syariah, sehingga di samping mendapatkan keuntungan materiil, ia juga
sekaligus merasakan kepuasan spiritual.
3. Kehendak Bebas
Manusia diberi kekuasaan untuk mengambil keuntungan dan manfaat sebanyakbanyaknya
sesuai dengan kemampuannya atas barang-barang ciptaan Allah. Atas segala karunia yang
diberikan oleh Allah, manusia dapat berkehendak bebas, namun kebebasan ini tidaklah berarti
bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab akibat yang
didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Allah.
6

4. Amanah (Pertanggung Jawaban)


Dalam hal melakukan konsumsi, manusia dapat berkehendak bebas tetapi akan
mempertanggungjawabkan atas kebebasantersebut baik terhadap keseimbangan
alam, masyarakat, diri sendiri maupun di akhirat kelak.

5. Halal
Dalam Islam, barang-barang yang dapat dikonsumsi hanyalah barang-barang yang
menunjukkan nilai-nilai kebaikan, kesucian, keindahan, serta akan menimbulkan
kemaslahatan untuk umat baik secara materiil maupun spiritual.

6. Sederhana
Islam sangat melarang perbuatan yang melampaui batas (israf), termasuk
pemborosan dan berlebih-lebihan (bermewah-mewah), yaitu membuang-buang
harta dan menghambur-hamburkannya tanpa faedah serta manfaat dan hanya
mempertaruhkan nafsu semata.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERILAKU KONSUMEN
1. Faktor Kebudayaan
(1). Kebudayaan
Sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Jadi banyak
perilaku manusia yang ditentukan oleh kebudayaan yang tercermin pada cara hidup,
kebiasaan dan tradisi dalam permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa di
pasar.
(2). Sub Budaya
• Kelompok-kelompok kebangsaan yang menunjukkan atas rasa yang berbeda.
• Kelompok-kelompok keagamaan yang menunjukkan preferensi budaya dan larangan-
larangan yang khas.
• Kelompok-kelompok ras yang menunjukkan gaya budaya dan sikap yang berbeda.
• Wilayah-wilayah geografis yang merupakan sub budaya yang berbeda dengan ciri-ciri
gaya hidupnya.
(3). Kelas sosial
kelas sosial mempunyai beberapa ciri. Pertama, orang yang berada dalam setiap kelas sosial
cenderung lebih berperilaku serupa dari pada orang yang berasal dari dua kelas sosial yang
berbeda. Kedua, seseorang dipandang mempunyai posisi yang lebih tinggi atau rendah sesuai
dengan kelas sosialnya. Ketiga, kelas sosial seseorang dinyatakan oleh sejumlah variabel, seperti
pekerjaan, pendapatan, kekayaan, pendidikan, dan orientasi nilai, dan bukan oleh salah satu
variabel tunggal tertentu. Keempat, seseorang mampu berpindah dari satu kelas ke kelas sosial
lain naik atau turun dalam masa hidupnya.

2. Faktor sosial
(1). Kelompok acuan
sebuah kelompok acuan bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pendirian dan perilaku seseorang.
(2). Keluarga
keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Setiap
anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda.
3. Faktor Pribadi
(1). Usia dan tahap daur hidup
Konsumsi juga dipengaruhi oleh tahap-tahap daur hidup keluarga sejalan dengan
situasi keuangan dan minat produk yang umum untuk setiap kelompok.
(2) Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para pemasar mencoba
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerjaan atau jabatan yang memiliki
kecenderungan minat diatas rata-rata dalam produk dan jasa mereka.
(3) Keadaan ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan produk.
Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan,
tabungan dan milik kekayaan, kemampuan meminjam, hutang dan sikapnya terhadap
belanja dan menabung
(4) gaya hidup
gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia
kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan
pendapat yang bersangkutan.

(5) kepribadian dan konsep diri


setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi
perilaku membeli kepribadian adalah ciri-ciri psikologi yang membedakan
seseorang yang menyebabkan terjadinya tanggapan yang secara relatif tetap
dan tetap terhadap lingkungannya.
11

4. Faktor psikologi :
(1). Motivasi
(2). Persepsi
(3). Pengetahuan
THANK YOU
“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain)
maka Allah akan mempersulitnya pada hari
kiamat”
(HR Al-Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai