Anda di halaman 1dari 130

PENGANTAR LOGIKA

DAN FILSAFAT ILMU


AGUS WIDODO
No. Negara Tujuan

1 Australia Menekankan tujuan pendidikan orang dewasa pada usaha-usaha


pengasimilasian para pendatang dengan para penduduk yang telah lama
tinggal di Australia
2 Swedia Ditujukan kepada pendemokratisan dan menciptakan norma-norma
kehidupan masyarakt yang lebih baik
3 Swiss Ditujukan untuk menciptakan kehidupan masyarakat lebih berbahagia
dan penuh aktivitas
4 Perancis Menekankan kepada pendidikan populer bagi masyarakat yang
dijalankan secara luas
5 Israel Ditujukan untuk mengurangi tantangan antar bangsa-bangsa dan ras dan
memerangi atominisasi serta memberikan kehidupan baru kepada
masyarakat
6 Kanada Meningkatkan kebanggaan dan mengembangkan pengetahuan yang
diciptakan oleh bangsa Kanada
7 Amerika Bersemboyankan kepada pendidikan itu dari, oleh dan untuk masyarakat
Serikat
8 India Perbaikan moral, penambahan pengetahuan, meningkatkan efisiensi
dalam bekerja, dan meningkatkan tingkat hidup masyarakat
9 Thailand Ketahuhurufan, pemeliharaan hidup sehat, kontak sosial dan kebudayaan
Gambar 1

R&D Fisioterapi Innovatioan


S3 Doctor
Application & Implementation

S2 Master Specialist 1
SP 1
Diploma IV
S1 Bachelor
D IV
Senior Diploma III
Technician D III
Diploma II
Technician D II
Course
Training Junior DI
General Senior Technician
High School
Tradesman Senior
Vocational
General Junior Course Junior
High School Training Tradesman Junior
Vocational
Labour
Elementary Elementary
School School
back
CAKUPAN
1. LOGIKA
2. FILSAFAT
3. ILMU FILSAFAT
4. PENGETAHUAN
5. ILMU, SENI, AGAMA MACAM-MACAM SIFAT ILMU
6. PENGETAHUAN
7. ILMU PENGETAHUAN : FUNGSI
8. ASAS MORAL, ETIKA, ESTETIKA, ILMUWAN, CITRA DIRI ETIKA, ESTETIKA
DAN MORAL KEILMUAN

9. ILMU DAN TEKNOLOGI, MORAL, SOSIAL, POLITIK EVOLUSI PEMIKIRAN


DALAM KEILMUAN
10. METODE: METODE , BAHASA, MATEMATIKA, STATISTIK METODOLOGI
PENELITIAN
LOGIKA DAN FILSAFAT ILMU
• LOGIKA: PENGKAJIAN UNTUK BERPIKIR SECARA SAHIH DALAM
MENARIK SIMPULAN (KEBENARAN)

• FILSAFAT : USAHA UNTUK MEMAHAMI ATAU MENGERTI DUNIA


DALAM HAL MAKNA DAN NILAI-NILAINYA

• FILSAFATILMU: PENGETAHUAN YANG MEMBAHAS DAN


MENGEMBANGKAN PRINSIP-PRINSIP, DASAR-DASAR BENTUK
KEILMUAN YANG MENGANDUNG KEMAKNAAN.

• PENGETAHUAN: KHAZANAH KEKAYAAN MENTAL YANG SECARA


LANGSUNG ATAU TAK LANGSUNG MEMPERKAYA KEHIDUPAN KITA
KESIMPULAN LOGIKA FILSAFAT ILMU???
LOGIKA
• HAKEKAT PENALARAN (LOGIKA): KEGIATAN BERPIKIR YANG
MEMPUNYAI KARAKTERISTIK TERTENTU DALAM MENEMUKAN
KEBENARAN SECARA HAKIKI (VALID)
• CIRI-CIRI PENALARAN :
1. ADANYA LOGIKA ( BERPIKIR LOGIS )
2. BERSIFAT ANALITIK ( BERPIKIR  LANGKAH2 TERTENTU)

• BERPIKIR :
- PAKAI PENALARAN ( LOGIS, ANALITIK )
- TANPA PENALARAN ( PERASAAN, INTUITIF )
• SUMBER PENGETAHUAN DARI PENALARAN :
- RASIO  PAHAM RASIONALISME
- FAKTA(PENGALAMAN) PAHAM EMPIRISME
LOGIKA
- LOGIKA INDUKSI: PENARIKAN KESIMPULAN DARI KASUS-KASUS
INDIVIDU MENJADI KESIMPULAN YANG BERSIFAT UMUM.
- LOGIKA DEDUKTIF : MENARIK KESIMPULAN DARI HAL-HAL YANG
BERSIFAT UMUM MENJADI KASUS BERSIFAT INDIVIDU
KEUNTUNGANNYA: LEBIH EKONOMIS, DAN DIMUNGKINKAN PROSES
PENALARAN LEBIH LANJUT.
• CONTOH: (LOGIKA INDUKSI)
KAMBING PUNYA MATA
SAPI PUNYA MATA
ANJING PUNYA MATA
TIKUS PUNYA MATA
SIMPULAN: SEMUA BINATANG PUNYA MATA
LOGIKA
- LOGIKA DEDUKTIF : MENARIK KESIMPULAN DARI HAL-HAL YANG BERSIFAT
UMUM MENJADI KASUS BERSIFAT INDIVIDU
• POLA BERPIKIR SILOGISME
• DARI 2 BUAH PERNYATAAN (PREMIS MAYOR, MINOR) DAN SEBUAH SIMPULAN
• PREMIS MAYOR:
SEMUA MAHLUK PUNYA MATA.
• PREMIS MINOR:
SI ALI ADALAH MAHLUK HIDUP

SIMPULAN: JADI SI ALI PUNYA MATA

• MATEMATIK: A = B Ketepatan penarikan kesimpulan


B= C A=C tergantung pada :
Kebenaran premis mayor dan minor,
serta keabsahan penarikan kesimpulan
KRITERIA KEBENARAN
1. TEORI KOHERENSI: pernyataan dianggap benar bila pernyataan tsb koheren/konsisten dg
pernyataan sebelumnya yg dianggap benar. Matematika bentuk pengetahuan yg
penyusunannya dilakukan atas dasar teori koherensi.

2. TEORI KORESPONDENSI: suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang
dikandung berhubungan dg objek yang dimaksud.
contoh: ibu kota RI adalah Jakarta

Keduanya digunakan dalam berpikir ilmiah

3. TEORI PRAGMATIS: pernyataan itu benar, diukur dengan kriteria bersifat


fungsional dalam kehidupan praktis.
Contoh: teori X, melahirkan teknik Y
apa punya kegunaan dalam kehidupan praktis?
Sinar punya panjang gelombang;
Teori pragmatis juga diukur oleh waktu.
Hasil penelitian pada waktu ini, mungkin
teknik penyinaran?  penyembuhan
tidak berlaku 10 tahun yang akan datang
FILSAFAT
• DALAMKEHIDUPAN SELALU ADA PENILAIAN:
BAIK – BURUK, BENAR – SALAH, INDAH – JELEK
SIAPA YANG MENENTUKAN? FILSAFAT
• FILSAFAT: PENGETAHUAN YG MELAKUKAN PENILAIAN
THD SUATU OBJEK SAMBIL MEMBERI MAKNA DAN
NILAI-NILAI.
• MELETAKKAN DASAR-DASAR SUATU PENGETAHUAN.
1. PENGERTIAN FILSAFAT ILMU
a. Robert Ackerman “philosophy of science in one aspect
as a critique of current scientific opinions by
comparison to proven past views, but such
aphilosophy of science is clearly not a discipline
autonomous of actual scientific paractice”.
Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis
tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini dengan
perbandingan terhadap pendapat-pendapat lampau telah
dibuktikan atau dalam kerangka kriteria-kriteria yang
dikembangkan dari pendapat-pendapat demikian itu,
tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang
ilmu dari praktek ilmiah secara aktual.
b. Lewis White Beck “Philosophy of science
questions and evaluates the methods of
scientific thinking and tries to determine
the value and significance of scientific
enterprise as a whole. (Filsafat ilmu
membahas dan mengevaluasi metode-
metode pemikiran ilmiah serta mencoba
menemukan dan pentingnya upaya ilmiah
sebagai suatu keseluruhan)
c. A.Cornelius Benjamin “That philosopic
disipline which is the systematic study of the
nature of science, especially of its methods,
its concepts and presuppositions, and its
place in the general scheme of intellectual
discipines. (Cabang pengetahuan filsafati
yang merupakan telaah sistematis
mengenai ilmu, khususnya metode-
metodenya, konsep-konsepnya dan
praanggapan-praanggapan, serta letaknya
dalam kerangka umum cabang-cabang
pengetahuan intelektual.)
d. Michael V. Berry “The study of the inner logic if
scientific theories, and the relations between
experiment and theory, i.e. of scientific methods”.
(Penelaahan tentang logika interen dari teori-teori
ilmiah dan hubungan-hubungan antara percobaan dan
teori, yakni tentang metode ilmiah.)
e. May Brodbeck “Philosophy of science is the ethically
and philosophically neutral analysis, description, and
clarifications of science.” (Analisis yang netral secara
etis dan filsafati, pelukisan dan penjelasan mengenai
landasan – landasan ilmu
f. Peter Caws “Philosophy of science is a part of philosophy,
which attempts to do for science what philosophy in general
does for the whole of human experience. Philosophy does
two sorts of thing: on the other hand, it constructs theories
about man and the universe, and offers them as grounds for
belief and action; on the other, it examines critically
everything that may be offered as a ground for belief or
action, including its own theories, with a view to the
elimination of inconsistency and error.
(Filsafat ilmu merupakan suatu bagian filsafat, yang mencoba
berbuat bagi ilmu apa yang filsafat seumumnya melakukan pada
seluruh pengalaman manusia. Filsafat melakukan dua macam
hal : di satu pihak, ini membangun teori-teori tentang manusia
dan alam semesta, dan menyajikannya sebagai landasan-
landasan bagi keyakinan dan tindakan; di lain pihak, filsafat
memeriksa secara kritis segala hal yang dapat disajikan sebagai
suatu landasan bagi keyakinan atau tindakan, termasuk teori-
teorinya sendiri, dengan harapan pada penghapusan
ketakajegan dan Kesalahan
g. Stephen R. Toulmin “As a discipline, the philosophy of
science attempts, first, to elucidate the elements
involved in the process of scientific inquiry
observational procedures, patens of argument,
methods of representation and calculation,
metaphysical presuppositions, and so on and then to
veluate the grounds of their validity from the points of
view of formal logic, practical methodology and
metaphysics”. (Sebagai suatu cabang ilmu, filsafat ilmu
mencoba pertama-tama menjelaskan unsur-unsur
yang terlibat dalam proses penyelidikan ilmiah
prosedur-prosedur pengamatan, pola-pola
perbinacangan, metode-metode penggantian dan
perhitungan, pra-anggapan-pra-anggapan metafisis,
dan seterusnya dan selanjutnya menilai landasan-
landasan bagi kesalahannya dari sudut-sudut tinjauan
logika formal, metodologi praktis, dan metafisika).
2. FOKUS KAJIAN FIL.ILMU
• Obyek apa yang ditelaah ilmu ? Bagaimana wujud yang
hakiki dari obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara
obyek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan
pengetahuan ? (Landasan ontologis)
• Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya
pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?
Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar mendakan
pengetahuan yang benar? Apakah kriterianya? Apa yang
disebut kebenaran itu? Adakah kriterianya?
Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam
mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? (Landasan
epistemologis)
• Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang
ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral ? Bagaimana
kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
moral/profesional ? (Landasan aksiologis). (Jujun S.
Suriasumantri, 1982)
3. FUNGSI FILSAFAT ILMU
a. Menurut Agraha Suhandi (1989) :
• Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena
yang ada.
• Mempertahankan, menunjang dan melawan atau
berdiri netral terhadap pandangan filsafat lainnya.
• Memberikan pengertian tentang cara hidup,
pandangan hidup dan pandangan dunia.
• Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang
berguna dalam kehidupan
• Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk
kehidupan dalam berbagai aspek kehidupan itu
sendiri, seperti ekonomi, politik, hukum dan
sebagainya. Disarikan dari
b. Menurut Ismaun :

• untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami


berbagi konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan
membekali kemampuan untuk membangun teori ilmiah.
c. Confirmatory dan Explanation Functions

• Confirmatory function yaitu berupaya mendekripsikan


relasi normatif antara hipotesis dengan evidensi

• Explanation function yakni berupaya menjelaskan


berbagai fenomena kecil ataupun besar secara
sederhana.
FILSAFAT ILMU
• PROSES BAGAIMANA TERJADINYA ILMU
• TITIK BERAT TINJAUAN:
1. APA ONTOLOGIS
2. MENGAPAEPISTEMOLOGIS
3. UNTUK APAAXIOLOGIS.
4. SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

1. FAKTA ATAU KENYATAAN,


2. KEBENARAN (TRUTH),
3. KONFIRMASI DAN
4. LOGIKA INFERENSI
1). Fakta atau kenyataan
Menurut :

• Positivistik berpandangan bahwa sesuatu yang nyata bila


ada korespondensi antara yang sensual satu dengan
sensual lainnya.
• Fenomenologik memiliki dua arah perkembangan
mengenai pengertian kenyataan ini. Pertama, menjurus ke
arah teori korespondensi yaitu adanya korespondensi
antara ide dengan fenomena. Kedua, menjurus ke arah
koherensi moralitas, kesesuaian antara fenomena dengan
sistem nilai.
• Rasionalistik menganggap suatu sebagai nyata, bila ada
koherensi antara empirik dengan skema rasional, dan
• Realisme-metafisik berpendapat bahwa sesuatu yang
nyata bila ada koherensi antara empiri dengan obyektif.
• Pragmatisme memiliki pandangan bahwa yang ada itu
yang berfungsi
2). Kebenaran (truth)
• 3 teori kebenaran yaitu koherensi, korespondensi
dan pragmatik (Jujun S. Suriasumantri, 1982)
• Michel William mengenalkan 5 teori kebenaran
dalam ilmu, yaitu : kebenaran koherensi,
kebenaran korespondensi, kebenaran
performatif, kebenaran pragmatik dan kebenaran
proposisi.
• Noeng Muhadjir menambahkannya satu teori lagi
yaitu kebenaran paradigmatik
2).a. Kebenaran koherensi
Kebenaran koherensi yaitu adanya kesesuaian atau
keharmonisan antara sesuatu yang lain dengan sesuatu
yang memiliki hirarki yang lebih tinggi dari sesuatu unsur
tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai.
2).b. Kebenaran korespondensi

Berfikir benar korespondensial adalah berfikir tentang


terbuktinya sesuatu itu relevan dengan sesuatu lain.
Koresponsdensi relevan dibuktikan adanya kejadian
sejalan atau berlawanan arah antara fakta dengan fakta
yang diharapkan, antara fakta dengan belief yang
diyakini, yang sifatnya spesifik
2).c. Kebenaran performatif
Ketika pemikiran manusia menyatukan segalanya dalam
tampilan aktual dan menyatukan apapun yang ada
dibaliknya, baik yang praktis yang teoritik, maupun yang
filosofik, orang mengetengahkan kebenaran tampilan
aktual. Sesuatu benar bila memang dapat diaktualkan
dalam tindakan.
2).d. Kebenaran pragmatik

Yang benar adalah yang konkret, yang individual dan


yang spesifik dan memiliki kegunaan praktis.
2).e. Kebenaran proposisi
Proposisi adalah suatu pernyataan yang berisi banyak
konsep kompleks, yang merentang dari yang subyektif
individual sampai yang obyektif. Suatu kebenaran dapat
diperoleh bila proposisi-proposisinya benar
2).f. Kebenaran struktural paradigmatik
Sesungguhnya kebenaran struktural paradigmatik
ini merupakan perkembangan dari kebenaran
korespondensi. Sampai sekarang analisis regresi,
analisis faktor, dan analisis statistik lanjut lainnya
masih dimaknai pada korespondensi unsur satu
dengan lainnya. Padahal semestinya keseluruhan
struktural tata hubungan itu yang dimaknai,
karena akan mampu memberi eksplanasi atau
inferensi yang lebih menyeluruh.
3). Konfirmasi
Fungsi ilmu adalah menjelaskan, memprediksi
proses dan produk yang akan datang, atau
memberikan pemaknaan. Pemaknaan tersebut
dapat ditampilkan sebagai konfirmasi absolut
atau probalistik. Menampilkan konfirmasi absolut
biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau
axioma yang sudah dipastikan benar. Tetapi tidak
salah bila mengeksplisitkan asumsi dan
postulatnya. Sedangkan untuk membuat
penjelasan, prediksi atau pemaknaan untuk
mengejar kepastian probabilistik dapat ditempuh
secara induktif, deduktif, ataupun reflektif.
4). Logika inferensi

Penarikan kesimpulan baru dianggap sahih kalau


penarikan kesimpulan tersebut dilakukan menurut cara
tertentu, yakni berdasarkan logika. Secara garis
besarnya, logika terbagi ke dalam 2 bagian, yaitu logika
induksi dan logika deduksi. (Jujun Suriasumantri)
FILSAFAT FUTUROLOGIK, yang terdiri dari :
(VIDEO SERVO MECANISM)
a. Prospektif
yaitu berpikir secara arif membawa ilmu dlm
menghadapi tantangan masa depan
b. Retrospektif
yaitu menulusuri sejarah pemikiran-pemikiran arif
keilmuwan masa lampau
Filsafat futurologik (Prospektif), menyiapkan cara
berpikir secara arif melihat segalanya dan
menyelesaikan permasalahan masa depan tersebut
secara proporsional & bijaksana agar manusia dapat :
1. Membawa ilmu yang arif untuk menghadapi ancaman
masa mendatang
2. Manusia membawa ilmu diharapkan mampu melihat
dan menyadari dimana kelebihan kita sesungguhnya
3. Melihat dimana kekurangan dan keamanan kita
4. Melihat kepeluangan kita ini agar selamat dan sukses
menghadapi tantangan masa depan, menyadari
bagaimana dan mengapa tantangan itu bisa terjadi
MILLENIUM III (2001-3000) MANUSIA AKAN
MENGHADAPI BEBERAPA TANTANGAN BERAT
ANTARA LAIN :
1. Lahan pekerjaan tidak sesuai dengan lulusan, sehingga
banyak pengangguran intelektual
2. Kemajuan ilmu dan teknologi, penemuan-penemuan
baru, inovasi baru, teori-teori keilmuwan baru yang
dapat ditangkap langsung secara cepat melaului internet

Jika “EXCLUSIVISTICS”

Maka akan Ketinggalan zaman


3. Adanya keterbukaan global sehingga akan terjadi
kompetisi lulusan dalam dan luar negeri termasuk
dari negara maju.
Menang kompetisi akan berhasil maju
(Hanya orang yang mampu membawa ilmu dan
informasi yg mutahir maka sudah separo menang
dlm kompetisi )
4. Ilmu dan teknologi yang menyatu dan akan terjadi
perkembangan ilmu dan teknologi yang pesat. Hal ini
terjadi karena sistem komunikasi global.

Hubungan antar bangsa lebih intens

Hubungan antar budaya, yg sintesisnya mjd nilai-nilai


budaya

Peradaban dunia

5.Ancaman lingkungan hidup ang menjadikan bumi tempat


hidup ini menjadi kurang ramah terhadap keberadaan
manusia
AKIBAT TERJADINYA PERADABAN DUNIA, MAKA
AKAN TERJADI PERUBAHAN-PERUBAHAN :
1. Ilmu Biosellular menjadi Biomolekuler
( Ilmu bukan lagi pola strukturalisme tetapi menjadi
kontruksivisme ) sehingga bisa muncul sesuatu yang
tidak mungkin menjadi mungkin, misalnya : Gene
Engieneering, Gene Therapy, Cloning dsb.
2. Terjadi pengelompokan ilmuwan yang bersifat :
a. Illeterature ( sdh puas dgn ilmunya yg lama /
biosellular )
b. Literature ( menyesuaikan diri dgn hal-hal baru,
ilmu mutahir / biomolekuler )
Dengan adanya pengelompokan ilmu maka akan
terjadi “ KONFLIK PERADABAN ILMU “
c. Adanya teknologi informasi hubungan antar
bangsa mjd intens, komunikasi lebih mendunia,
hingga hubungan antar bangsa lebih dekat
mekanisme “pertemuan” antar nilai-nilai nilai-nila
kebudayaan dan peradaban jika tdk ada
penyesuaian yg tdk dewasa “Konflik kebudayaan dan
peradaban “
d. Perubahan nilai-nilai kebudayaan yg sgt cepat
sehingga terjadi perbedaan visi antar generasi tua
dan muda akibatnya terjadi perubahan moral, etika
dan estetika
SINGAPURA sejak tahun 1980 telah mencetuskan konsep dasar
pendidikan untuk mendunia, sehingga tidak ketinggalan zaman
dan manjadi sepada dgn dunia maju, dgn motto “ WE START
WITH THE END AND STOP ON THE BEGINNING “
(dalam pendidikan dimulai langsung pada ilmu-ilmu yg mutahir dan berhenti pd
tingkat ilmu yg kebenarannya sedang dikaji, disangkal dan diperdebatkan )

Dapat menangkap kepeluangan, menciptakan ide, kreasi, inovasi,


motivasi yg dapat dikembangkan, ditransformasikan dan
dimodifikasikan mjd ilmu terapan yg “marketable / bs dijual “ dan
mampu sbg tumpuan hidup

Profesionaisme yg berpijak dari ilmu yg dipelajari,


tanpa tergantung dari lowongan pekerjaan suatu institusi
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
• MANUSIA SEBAGAI MAHLUK TERTINGGI DERAJATNYA 
KEMAMPUAN BERPIKIR NALAR; MEMPUNYAI TUJUAN HIDUP
TERTENTU MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN.
• HEWAN PUNYA KEMAMPUAN BERPIKIR TETAPI TIDAK
NALARSEBATAS UNTUK KELANGSUNGAN HIDUPNYA
• MANUSIA MAMPU MENGEMBANGKAN PENGETAHUAN KARENA 2
HAL:
-BERPIKIR NALAR (LOGIKA)
-MEMPUNYAI BAHASA YANG KOMUNIKATIF
o PENALARAN: KEGIATAN BERPIKIR YG MEMPUNYAI KARAKTERISTIK
TERTENTU DALAM MENEMUKAN KEBENARAN.
DASAR-DASAR PENGETAHUAN
• CIRI-CIRI PENALARAN:
1) ADA POLA BERPIKIR (LOGIKA)BERPIKIR LOGIS
2) BERSIFAT ANALITIS.
ARTINYA: PENALARAN ILMIAH MERUPAKAN SUATU KEGIATAN ANALISIS YG
MENGGUNAKAN LOGIKA ILMIAH.
CARA LAIN: TIDAK ANALITIS: DG PERASAAN, INTUISI dan WAHYU
1. INTUISI: PROSES BERPIKIR YG NON-ANALITIK.
2. PERASAAN: SUATU PROSES PENARIKAN SIMPULAN TANPA PENALARAN, USAHA
MANUSIA PASIF, SEBAGAI SUMBER PENGETAHUAN.
3. WAHYU: CARA MENDAPATKAN KEBENARAN MELALUI PERANTARA PARA NABI DG 3
LANDASAN:
a) PERCAYA THD TUHAN,
b) PERCAYA THD NABI SBG PERANTARA,
c) PERCAYA PD WAHYU SBG CARA/MEDIA

JENIS PENALARAN
DEDUKTIF  rasio RASIONALISME
INDUKTIF  fakta EMPIRISME
PENGETAHUAN
• PENGETAHUAN MELIPUTI: SENI, AGAMA DAN ILMU
• CIRI SPESIFIK PENGETAHUAN, SELALU ADA PERTANYAAN
TENTANG:
-apa (ontologi)
-bagaimana (epistemologi)
-untuk apa (aksiologi) dari pengetahuan  kajian filsafat.
SENI
Ilmu mencari penjelasan mengenai alam, menjadi kesimpulan yang
bersifat umum dan impersonal
Mendiskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh maknanya.
Produk daya inspirasi (daya cipta bebas dari belengu/ikatan) karya
seni ditujukan untuk manusia, dengan harapan pencipta dan obyek
yang diugkapkannya mampu berkomunikasi dengan manusia yang
memungkinkan dia menangkap pesan yang dibawa karya seni itu
Sifatnya individu dan personal penuh dan rumit, tidak sistematik;
shg tidak bisa untuk meramal & mengontrol gejala alam
Pesannya: bersifat moral, estetik, gagasan pemikiran, dan politik.
Bukan dl rumusan ilmiah, tapi dl himbauan. pendidikan moral &
budi pekerti
Contoh: kapal laut (Sriwijaya, Majapahit), candi, keris.
HAKEKAT ILMU
• PENGETAHUAN HASIL PROSES DARI USAHA
MANUSIA UNTUK TAHU.
• APA YANG DIKETAHUI = HASIL DARI PEKERJAAN
TAHU.
• JENIS PENGETAHUAN:
1. PENGETAHUAN BIASA
2. PENGETAHUAN ILMU
3. PENGETAHUAN FILSAFAT
4. PENGETAHUAN RELIGI
PENGETAHUAN BIASA
• COMMON SENSE = GOOD SENSE
• DIPEROLEH DARI PENGALAMAN SEHARI-HARI DAN
DITERIMA BAIK.
• CIRINYA:
1. Cenderung menjadi biasa dan tetap, warisan masa
lampau;
2. Sering kabur, memiliki arti ganda;
3. Kebenaran/kepercayaan yg tidak teruji
PENGETAHUAN ILMU
• Pengetahuan yang disusun, berasal dari
pengamatan, studi dan pengalaman.

• Akumulasi pengetahuan yg disistematisasikan

• Suatu pendekatan thd seluruh dunia empiris yg


dapat diamati oleh panca-indra manusia.
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
• LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN ILMIAH
a. PERUMUSAN MASALAH
b. KERANGKA PIKIR/KERANGKA KONSEP
c. PERUMUSAN HIPOTESIS
d. PENGUJIAN HIPOTESIS
e. PENARIKAN KESIMPULAN ----PENGETAHUAN BARU

• HIPOTESIS----BAGIAN DARI KHASANAH ILMU

• HIPOTESIS INI DAPAT TERGUSUR DARI KHASANAH ILMU, KARENA :


a. Masukan baru lebih gamblang dan gampang dari teori terdahulu
kekurangan/cacatnya teori lama, diketahui dengan teori baru
b. Kalau pada asasnya teori itu benar, data eksperimen baru dapat dipakai merevisi
teori tsb.
STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH
• SIKLUS HIPOTETIKO-DEDUKTO-VERIFIKATIF ---------PENGETAHUAN
ILMIAH DENGAN KADAR KEBENARANNYA MAKIN TINGGI
• 
• MASUKAN BARU---PREMIS BARU---HIPOTESIS BARU---+HIPOTESIS
LAIN---KUMULATIF ILMU BERKEMBANG
FUNGSI PENGETAHUAN ILMIAH
FUNGSI PENGETAHUAN ILMIAH
1. Menjelaskan
2. Meramalkan
3. Mengontrol
 
POLA PENJELASAN
1. Deduktif : pola pikir deduktif, menarik kesimpulan secara logis dari premis-premis
yang telah ditetapkan sebelumnya
2. Probabilistik : penjelasan yang ditarik secara induktif dari sejumlah kasus tidak
memberikan kepastian, melainkan kemungkinan
3. Fungsional (teleologis): penjelasan yang meletakkan sebuah unsur dalam
kaitannya dengan system secara keseluruhan yang mempunyai arah tertentu
4. Genetik : penjelasan tentang gejala yang muncul dengan mempergunakan factor-
faktor yang timbul sebelumnyaprilaku orang dewasa kaitannya dengan prilaku
waktu anak-anak
TEORI : Pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu sektor
tertentu dari sebuah disiplin keilmuan
Mis: - Teori ekonomi makro dan mikro
- Teori relativitas Einstein
Sebuah teori biasanya terdiri dari Hukum-hukum

(PHYSICAL OF LAW)
HUKUM: pernyataan hubungan antara dua variable atau lebih dalam suatu kaitan
sebab akibat
Mis : -Hukum permintaan dan penawaran
-Hukum Archimedes
 Hubungan kausalita ini dapat dipakai meramalkan apa yang akan terjadi sebagai
akibat dari
suatu sebab. Selain itu dapat dipakai mengontrol/monitor apa yang akan terjadi
• Mis : BULOG mengontrol harga beras
• Jadi Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “
mengapa”suatu gejala terjadi. Sedangkan Hukum memberikan kemampuan untuk
meramalkan tentang “ apa” yang akan terjadi
THE FUNDAMENTAL PHYSICAL LAWS OF NATURE
(VIDEO Why high heels are dangerous)
(VIDEO babies to stand)

1. TRIAS EXISTENTIALISM
2. EQUILIBRIUM / HOMEOSTASIS
3. CYBERNATICS / DIALECTICISM
4. INTERDEPENDENCY
5. FEEDBACK MECHANISM
6. THE SUM OF ZERO
7. THE LIMIT OF GROWTH
8. THE STRUGGLE FOR EXISTENCE
9. UNCERTAINTY PRINCIPLE
10. STRESS AND ADAPTATION /ESCAPE
PRINSIP :pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu
yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi
Mis : Prinsip ekonomi, mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya
 
ASUMSI : pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji
Mis : asumsi mengendarai mobil dipagi buta lebih aman dan lebih cepat dari pada siang
hari
 
POSTULAT : merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktiannya
Mis: - titik dalam suatu lingkaran
-untuk meningkatkan ilmu perlu belajar
 
PENELITIAN MURNI = DASAR Penelitian yang bertujuan untuk menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui
 
PENELITIAN TERAPAN  Penelitian yang menggunakan pengetahuan llmiah yang telah
diketahui untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis
KONSEP DASAR
ILMU
1. PENGERTIAN ILMU

a. Pengertian ilmu dapat dirujukkan pada kata ‘ilm (Arab),


science (Inggris), watenschap (Belanda), dan wissenschaf
(Jerman). (Imam Syafi’ie, Konsep Ilmu Pengetahuan dalam al-
Qur’an (Yogyakarta: UII Press, 2000), hal. 26.)

b. R. Harre menulis ilmu adalah a collection of well-attested


theories which explain the patterns regularities and
irregularities among carefully studied phenomena, atau
kumpulan teori-teori yang sudah diuji coba yang
menjelaskan tentang pola-pola yang teratur atau pun tidak
teratur di antara fenomena yang dipelajari secara hati-hati.
(R. Harre, The Philosophies of Science, an Introductory Survey
(London: The Oxford University Press, 1995), hal. 62.)
c. Pengetahuan yang dapat disepakati sehingga
menjadi suatu “ilmu”, menurut Archie J. Bahm
dapat diuji dengan enam komponen utama yang
disebut dengan six kind of science, yang meliputi
problems, attitude, method, activity, conclusions,
dan effects. (Archie J. Bahm, What’s Science, (TTP: TP, TT),
hal. l )
d. Seringkali ilmu diartikan sebagai pengetahuan,
tetapi tidak semua pengetahuan dapat
dinamakan sebagai ilmu, melainkan pengetahuan
yang diperoleh dengan cara-cara tertentu
berdasarkan-kesepakatan para ilmuwan. (Dawam
Raharjo, “Ilmu, Ensiklopedi al-Qur’an”, dalam Jurnal Ulumul
Qur’an, No. 4. Vol. 1, Jakarta, 1090, hal. 56.)
e.Akhirnya Ilmu dapat didefinisikan : Ilmu adalah rangkaian
aktivitas manusia yang rasional dan kognitif dengan
berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah
sehingga menghasilkan kumpulan pengetahuan yang
sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau individu untuk tujuan mencapai
kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan
penjelasan ataupun melakukan penerapan. (The Liang Gie,
Pengantar Filsafat Ilmu, Liberty,Yogyakarta,1991,hal.90)
2. HAKEKAT ILMU
AKTIFITAS
(SEBAGAI PROSES)

ILMU

METODE PENGETAHUAN
(SEBAGAI PROSEDUR) (SEBAGAI PRODUK)
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)

1. Rasional Proses pemikiran yang


berpegang pada kaidah-kaidah
logika

Ilmu
Sbg 2. Kognitif Proses mengetahuan dan
Aktifitas memperoleh pengetahuan

- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
3. Teknologis
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan
dengan melalui peramalan
atau pengendalian
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)

-Pengamatan - Percobaan
- Pengukuran - Survey
1. Pola Prosedural
- Deduksi - Induksi
- Analisis - Lainnya

1. Menentuan Masalah
2. Tata Langkah 2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
Ilmu 3. Pengumpulan Data
Sbg 4. Penurunan Kesimpulan
Metode 5. Pengujian Hasil
Ilmiah
3. Berbagai Teknik - Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
4. Aneka Alat
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)

Obyek Material
1. Segi Obyek
Pengetahuan
Obyek Formal
Ilmu Sbg
Pengetahuan
Ilmiah - Empiris
2. Segi Sifat - Sistematis
Pengetahuan - Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
3. DIMENSI ILMU
1. Dimensi ekonomik
2. Dimensi linguistik
1. Cabang Ilmu 3. Dimensi matematis
4. Dimensi politik
5. Dimensi psikologis
6. Dimensi sosiologi

Dimensi
2. Pengetahuan 1. Dimensi filsafati
Ilmu reflektif-abstrak 2. Dimensi logis

1. Dimensi Kebudayaan
2. Dimensi sejarah
3. Aspek realitas 3. Dimensi kemanusiaan
4. Dimensi rekreasi
5. Dimensi sistem
6. Dimensi lainnya
5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH
(VIDEO) Physiotherapy Day 2020 

A. Ilmu Teoritis
1. Ragam Ilmu B. Ilmu Praktis

Pembagian
Sistematis I. Ilmu Matematis
Pengetahuan
II. Ilmu Fisis
Ilmiah
III. Ilmu Biologis
2. Jenis Ilmu IV. Ilmu Psikologis
V. Ilmu Sosial
VI. Ilmu Linguistik
VII. Ilmu Interdipliner
MACAM-MACAM SIFAT ILMU
1. ILMU – ILMU TEORITIK
ilmu-ilmu yg mempermasalahkan suatu deskripsi,
konstruksi dan mekanisme suatu proses
terbagi menjadi 2 bagian : (theoritical science)
a. Ilmu-ilmu teoritik nomotetik
ilmu ini menggambarkan kontruksi dari suatu ilmu,
mekanisme suatu proses. Esensi ilmunya utk
memberi jawaban dari pertanyaan WHY dan HOW
b. Ilmu-ilmu teoritik deskriptif
ilmu ini menggambarkan, melakukan deskriptif
morfologik suatu obyek ilmu. Esensi imunya
menjawab pertanyaan WHAT dan WHEN
2. ILMU TERAPAN (applied science)
ilmu ini berdasar pengetrapan scr operasional dari disiplin
imu, mempraktekkan utk menjadi profesional.
cara mempraktekkannya ini ada berbagai macam :
a. Ilmu terapan normatif
yakni mempraktekkan didasarkan norma-norma,
dimana ilmu tsb dipraktekkan. Ilmu terapan normatif
mpy protap yg telah disepakati oleh kaidah ilmu
terapan normatif dan norma-norma yg dipraktekkan.
namun ilmu terapan normatif mengandung apa yg
disebut DEVELOPMENT PARADOX, artinya
mengukuhkan diri harus setia pd prosedur yg berpijak
pd ilmu-ilmu yg normatif spt ilmu masa lampau yg
telah mapan hingga ilmu terapan normatif akhirnya
ketinggalan zaman karena terjerat lehernya oleh
protap.
b. Ilmu Terapan Teleologik
ilmu terapan ini berpijak pd ilmu-ilmu yg lebih
mementingkan keberhasilannya, bukan prosedurnya. Ilmu
terapan ini beranggapan bahwa prosedur harus mengikuti
strategi keberhasilan. Bukan terbalik, prosedur yg
menentukan keberhasilan.
oleh karena itu ilmu terapan normatif adalah paling aman
pada tingkat keilmuan teoritiknya yg tidak tinggi.
komprominya utk menjalankan ilmu terapan teleologik tsb
membutuhkan pemahaman dasar keilmuan yg tinggi, mpy
basic science yg tinggi dan mumpuni, baru aman
menjalankan ilmu terapan teleologik.
tetapi memerlukan penjelasan pd keluaganya, dan
keluarganyalah yg menentukan dgn kaidah informed
concent (kesepakatan).
c. ILMU TERAPAN KOMPREHENSIF
yaitu suatu terapan yg tidak mengikuti satu macam
postulat dan paradigma, tetapi menggunakan macam-
macam postulat dan paradigma yg secara keilmuan dinilai
benar.... Tidak berbahaya.
d. ILMU TERAPAN FINALISTIK
ilmu terapan finalistik dimaksudkan ilmu terapan yg
menggunakan teknologi canggih yg menyangkut
biomolekuler.
e. ILMU ALTENATIF & ESSENSIAL (COMPLEMENTARIL
APLAID SCIENCE PHYSICAL LAWS OF NATURAL)
Pola memikiran tradisional banyak memberikan terapi yang
banyak pengaruh dalam penyembuhan (CAM)
3. PROFESIONALISME
Tujuan akhir dari belajar ilmu terapan, tentu agar bisa
mendapatkan penghasilan sbg tumpan hidup. Ilmu terapan
tsb dipraktekkan scr profesi, “dijual” pd masyarakat shg
pembelinya ( client atau pasien ) membayarnya dan dpt
dipakai utk tumpuan hidup. Kondisi demikian disebut
PROFESIONALISME dan lahan pekerjaan yg berdasar ilmu
yg dipelajari disebut PROFESI.
ilmu pengetahuan yg telah terbentuk tsb harus mpy :
a. Etika Profesi
nilai-nilai yang disebut baik dan buruk dlm menjalankan
profesi
b. Ikatan profesi
Ikatan profesi yg diperlukan kesamaan persepsi
thd profesi tsb, dan untuk memepertahankan
keberadaan profesi tsb.
hal ini bisa berkaitan dgn hukum ( tindakan
profesi yg kriminal ).
c. Profesi tsb bisa: bersifat tenaga kerja utk
institusi tertentu, umpamanya Guru. Tetapi bisa
pula bersifat profesi yg mandiri. Profesi tsb bisa
“jual” langsung ke masyarakat ( misal :
fisioterapi buka praktek, dokter praktek, notaris,
dll )
Lahan profesionalisme dewasa ini laku, mungkin
kelak mjd tdk laku. Hal ini disebabkan karena
perubahan nilai-nilai masyarakat dlm asperasi thd
profesi tsb berubah. Dlm kondisi demikian, profesi
itu harus tetap mampu mempertahankan
keberadaann ya, dgn :
1. Merubah postulat keilmuannya
2. Merubah paradigma imunya
3. Melakukan pencerahan ada ilmunya
4. Menghilangkan topik-topik dlm ilmunya yg dinilai
sdh kadaluwarsa atau tak laku “jual” lagi diganti
topik-topik ilmu (baru) yg mampu utk
meningkatkan lahan “ jual “
KEGUNAAN TEORI ILMIAH
• = MANFAAT ILMU
• ILMU BERKEMBANG DG TEKNOLOGINYA
• MEMBERI METODE ILMIAH BERPIKIR KRITIS
• BERGUNA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
KEHIDUPAN
• Jadi ILMU merupakan kumpulan pengetahuan yang
disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji
secara empiris
 
• Dengan seminar, publikasi ilmiah, maka hasil-hasil
penelitian dapat dipakai acuan penelitian selanjutnya
sehingga ilmu itu akan berkembang terus
 
• Sifat pragmatis merupakan kelebihan sekaligus
kekurangan dari hakekat ilmu,karena apa yang benar
sekarang, dapat tidak benar dalam kurun waktu
tertentu setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
 
 
• Ilmu bukan sesuatu tanpa cela, karena penalaran
dan pncaindra manusia jauh dari sempurna
 
• Ilmu yang makin terspesialisasi menyebabkan
kajiannya dalam disiplin keilmuan makin sempit
 
• Lepas dari kekurangannya, ilmu akan dapat
mengembangkan IPTEK yang bermanfaat bagi
manusia
EVOLUSI PEMIKIRAN DALAM KEILMUAN
Dalam peradaban manusia, tingkat pemikiran dlm keilmuan
berkembang sesuai dgn kemajuan peradaban itu sendiri.
Millenium III memperlihatkan perubahan tsb sangat dahsyat
akibat ilmu dan teknologi yg menyatu, shg data-data keilmuan
dapat dilihat dlm tingkat picco (seperjuta millimeter).

Pola pemikiran manusia dewasa ini bisa disistematisasi sbb :


1. Pola Pemikiran Dogmatisme
dogmatisme adalah suatu pola pemikiran yg berpijak pd
keyakinan kebenaran yg tdk bisa diganggu gugat lagi. Postulat
dan paradigmanya konstan tdk bisa dilakukan verifikasi
2. POLA PEMIKIRAN METAFISIK
Mengkaitkan hal-hal yg tdk nyata / magic. Kejadian atau
peristiwanya dinamakan fenomena dan latar belakang
mengapa dan bagaimana fenomena itu bisa terjadi disebut
neumena. Pemikiran metafisik akan melahirkan paranormal
3. POLA PEMIKIRAN RASIONALISME
Adalah sutau pemikiran yg sdh menggunakan naunema scr
pemikiran yg logis sistematik utk memahami back ground
machanism suatu fenomena.
semua materi, smua peristiwa, semua kehidupan manusia
tdk bs dilepaskan oleh mekanisme rasional. Ilmu
sesungguhnya suatu bentuk pola pemikiran yg rasional.
pola pemikiran rasional mpy kelemahan, yakni meninggalkan harkat
dan martabat manusia yg cenderung menjadikan dehumani jadi adanisasi.
Kelemahan yg kedua terjadi adanya BIAS GILLIESPI
4. POLA PEMIKIRAN POSITIVISME
Positivisme suatu pola pemikiran rasionalisme (hipotetik) tetapi
telah dikaji dgn empirisme, verifikasi dan falsifikasi. Jadi
dasarnya adalah keilmuan. (Ilmu termasuk pemikiran
positivisme).
oleh karena itu positivisme jg mengandung kelemahan seperti
halnya rasionalisme, tetapi hy menyangkut adanya
dehumanisasi. Fenomena Gilliespi telah ditiadakan dgn cara
melakukan empirisasi, verifikasi dan falsifikasi
5. POLA PEMIKIRAN NEOPOSITIVISME
Secara ontologik adh positivisme yg berpijak pd harkat
manusia / kemanusiaan.
pada millenium III neopositivisme kurang bisa mengatasi
kemajuan ilmu yg dahsyat. Karena ilmu2 positivisme yg
normatif msh mendominsi keputusan neopositivisme. Orang
masih terbawa ilmu dan harkat manusia yg mjd pangkal
keputusanparadigmanya
6. POLA PEMIKIRAN EKSISTENSIALISME
pemikiran ini bertumpu pd filsafat ilmu, bhw manghadapi
perkembangan ilmu yg dahsyat, tyt ilmu itu hy membawa ke
tepi makna, sedang makna itu sendiri manusialah yg
menentukan (penentu adalah manusia / antroposentris )
eksistensialisme adh suatu pemikiran bahwa segala sesuatu,
fenomena dan realitas ini titik sentralnya pd manusia,
manusialah penentunya dgn kearifan. (VIDEO)
ETIKA, ESTETIKA DAN MORAL KEILMUAN
Etika, estetika dan moral keilmuan akan menyangkut ilmu secara
keseluruhan.
1. Ilmu suatu logika yg masuk akal, sistematik (disebut jg
hipotesa) yg tlh dikaji (scr empirik), dilakukan verifikasi dan
mampu tidaknya menhadapi sangkalan-sangkalan
didasarkan penelitian atas data-data yg lain ( falsifikasi)
bila lulus akan mjd Tesa / teori
2. Pengetahuan suatu kumpulan teori dari pengalaman yg
disusun scr logis, sistematik dgn memakai konstruksi
hubungan sebab akibat
3. Ilmu pengetahuan, suatu kombinasi anatara ilmu dan
pengetahuan. Kombinasi ini penting dalam kearifan
membawa ilmu
4. Berkecimpung dlm dunia keilmuan, akan menyebabkan
perubahan sikap dan sifat sbb :
a. Bersifat skeptis
b. Bersifat kritis
c. Bersifat obyektif
d. Bersifat aposteori
5. Macam-macam sifat ilmu
a. Ilmu-ilmu teoritik nomotetik dan deskriptif
b. Ilmu-ilmu terapan
6. Citra diri keilmuan
ilmu-ilmu teoritik, terapan dan profesionalisme akan
menghadapi kompetisi dlm kehiupan terutama masa depan,
dimana masyarakat menunjukkan tanda-tanda menuju
kearah masyarakat MERITOKRATIK
Yakni masyarakat yg memerlukan profesi yg bersifat prestasious,
keberhasilan, menghasilkan sukses utk penderita / client.
Bukan lagi masyarakat yg terpancang pd predikat, prestise
(prestisious), gelar-gelar

Mekanisme kompetisi juga akan makin keras berlaku di masa


depan. Utk mampu memenangkan kompetisi perlu seni hidup
keilmuan :
a. Memerlukan jalur utk mendapatka informasi mutahir atau ilmu-
ilmu teoritik yg mutahir
b. Mempunyai apa yg disebut The Smart Beautiful Mind
c. Melatih keberanian utk melangkah dgn resiko dan
pertimbangan yg matang diperhitungkan
Citra diri (tmsk citra diri keilmuan) suatu kebiasaan yg bs dilatih,
yg menjadikan konsep diri. Dalam memandang segala
sesuatu itu dgn melihat :
1. Adanya kepeluangan, dgn kesadaran dimna kekuatan kita,
kelemahan, tantangan, kemudahan, hambatan tk meraih
peluan tsb
2. Citra diri selalu dilatih akan menjadikan konsep diri, akan bisa
menimbulkan :
 Melihat segala sesuatu selalu jadi kepeluangan
 Imajinasi
 Ide
 seni
 Kreasi
 Inovasi
 Motivasi
 Keberanian yg proporsonal
3. Melatih citra diri utk melangkah dgn resiko yg
dipertimbangkan dan dielatih berpikirperhitungkan
matang. Utk itu melatih diri berpikir analistik seperti
seorang jendral, seperti seorang master catur mampu
melihat 5 langkah ke depan.

Oleh karena itu bila ingin sukses dlm profesionalisme


mandiri pd ilmu yg dipelajarinya, maka ilmu dan citra
diri keilmuan yg telah terlatih tsb akan harus berpadu
7. ETIKA ILMU
yg disebut etika ilmu itu suatu nilai-nilai yg menyangkut suatu
perilaku dgn konotasinya kpd sopan santun. Kriteria etika
menyangkut :
a. Yang seharusnya ( yang ideal )
b. Yang masih diperkenankan (yg realistik)
c. Yang tidak boleh ( yg buruk )
Etika ini tidak mempunyai sanksi hukum, tetapi sanksinya
dicemooh oleh masyarakat.n
Nilai-nilai dlm pembatasan anatar ideal dgn realistik sangat
kabur batasnya. Antara yg realistik dan yg tidak jg kabur yg
dikatan GRAY AREA (nilai perbatasan) itu selalu mpy alasan
apologi dan falsifikasi ( alasan utk membenarkan atau
menyalahkan ). Bahkan nilai-nilai tsb selalu berubah akibat
perubahan nilai-nilai budaya dan peradaban.
ETIKA MEMPUNYAI 2 MODEL, yaitu :
1. ETIKA DEKRIPTIF yang diikuti pengertian :
a. Mengapa demikian ( why )
b. Bagaimana bisa demikian (how)
c. Apa saja yg merupakan etika ideal, etika realistik, etika yg
tdk boleh (what)
d. Apakah tujuannya dgn yg satu disebut etika idealis, yg
satu diperbolehkan (realistik) dan yg satunya lagi tdk
diperbolehkan ( the purpose )
e. Bagaimana melakukan motivasi agar etika tsb mjd
tumpuan nilai-nilai perilaku sopan santun ( motivation )

Etika deskriptif ini memudakan kaum ilmuan menangkapnya dan mengerti


2. ETIKA NORMATIF
etika ini bertumpu pd keadaan normatif, dimana kita dilahirkan,
dibesarkan dalam konteks lingkungan hidup kita, yg mjd tumpuan
etika yg kt pegang.

Ilmu, pengetahuan dan profesionalisme, mpy etika pula tetapi lebih


bertumpu pada etika deskriptif.
Macam-macam etika bisa dinilai sbb :
a. ETIKA HEDONISME
yakni suatu etika utk membuat orang lain senang. Umpanya
mentraktir orang lain makan-makan enak di restoran, piknik,
berbicara halus, perhatian dll
b. ETIKA EUDOMONISME
yakni suatu etika untuk membahagiakan orang lain. Tdk sekedar
senang sj, tetapi lebih dari itu, misal membelikan buku2, kursus
kepribadian, dll. Intinya “how can help, how can give, how can
protect “
c. ETIKA STOICISME
etika utk menyelamatkan orang lain agar sikapnya mjd
dewasa, tdk emosional, krn emosi sering
menjerumuskan ke arah nasib jelek
d. ETIKA DE-ONTOLOGIK
etika ut menylamatkan orang lain, meskipun dgn
menyakiti sementara. Misal : kaki busuk/ gangrene,
terpaksa diamputasi / dipotong. Memotong kaki adalah
menyakiti tetapi utk mnolong hidupnya
e. ETIKA UTILISASI
Etika yg mampu bertumpu pd asa penggunaan, tetapi
tdk membuang-buang uang utk hal-hal yg tdk berguna
bg masa depan
f. ETIKA IDEALISME
etika yg mendidikkan hal-hal yg seharusnya, bukan
senyatanya. Umpanya manusia itu harus spt dewa,
serba sempurna, mpy cita-cita yg melambung tinggi,
serba perfectionistic
g. ETIKA AGAMA
etika yg mengajarkan nilai-nilai perilaku menurut agama
h. ETIKA TRADISIONAL
etika yg mengajarkan nilai-nilai tradisional utk perilaku
sopan santun mengikuti tradisi
i. ETIKA VITALISME
etika yg mengajarkan bagaimana hidup itu sarat
perjuangan utk mengatasi tanangan/ancaman masa
depan akibat keterbukaan global.
j. ETIKA GLOBAL
dgn adanya revlusi informasi, revolusi kmunikasi,
revolusi nilai-nilai kebudayaan dan peradaban, adanya
keterbuakaan global yg titik berlakunya kian mendekat
(menurut perjanjian antar bangsa 2015-2020 ), mk nilai-
nilai global makin diperlukan. Nilai-nilai tsb adh :
• Diatas nilai-nilai budaya, nilai2 etika, nilai2 keyakinan, mk
harkat hidup manusia hrs diletakkan paling tinggi
• Adanya toleransi yg tinggi yhd nilai2 yg berbeda, asal tdk
menghancurkan nilai sendiri
• Pola pandang inklusivisme hrs diunggulkan. Orang seyogyanya
tdk berperilaku berkelompok, bicara aku, kelompok kami, tapi
bicara KITA.
• Kesetaraan gender. Wanita dan pria itu sesuangguhnya mpy tugas, hak,
wewenang, tangung jawab dan fungsi sosial y setara

Etika ilmu, etika pengetahuan, etika profesionalisme mpy etika yg


sama, tetapi ada pula etika spesifik yg sesuai dng disiplin
ilmunya, terdiri dari :
1. Etika yg umum, sma utk semua disiplin ilmu, terdiri dari :
a. Etika vitalisme
b. Etika global
c. Macam2 etika lainnya sl tdk mematikan ilmu, pengetahuan, dan
profesionalisme itu sendiri dlm berkembang
d. Tunduk pd hukum-hukum negara tempat ilmu, pengetahuan dan
profesionalisme itu berada
2. Etika yg spesifik
masing2 disiplin ilmu mpy etika khusus tersendiri
9. ESTETIKA ILMU
estetika ilmu itu suatu keindahan yg mampu dipersepsi dlm
mempelajari ilmu. Tanpa adanya keindahan ilmu akan terasa
kering kerontang, tana rasa memikat tertarik utk
menghayatinya, kecuali rasa terpaksa utk belajar.
10 MORAL KEILMUAN
moral hakekatnya mpy garis pembeda yg tipis dhn etika.
Sama-sama mpy 3 kategori : baik, masih dibolehkan, jelek.
definisi moral lebih berkonotasi dgn perilaku yg berhubungan
dgn perilaku, etika, motivasi, sikap yg berhubungan dgn nilai-
nilai keluhuran, kemanusiaan / harkat hidup manusia dan
agama.
moral keilmuan dianggap jelek, bila berkaitan dgn pemalsuan
kebenaran, mempublikasikan hak paten intelektual orang
lain, penipuan kebenaran dll.
Tetapi fenomena Gilliespi bukan merupakan moral yg jelek,
karena disebabkan ignorancy ( ketidaktahuan yg menghasilkan
ketidakcermatan, kesalahan ).

Namun kesalahan bisa dituntut bila mencelakakan orang lan.


Tuntutan tsb bisa tmsk hukum pidana, tindakan kriminal, hukum
perdata, ganti rugi, bisa jg pidana dan prdata.

YANG PERLU DIPERHATIKAN :


Etika yang baik, belum tentu moralnya baik, sebaliknya etika yg
kurang baik, belum tentu moralnya tidak baik.
METODE ILMIAH/KEILMUAN
• METODE KEILMUAN : Prosedur untuk mendapatkan ilmu
• ILMU : Pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah
• METODOLOGI ILMIAH: Pengkajian dari peraturan-peraturan
yang terdapat dalam metode ilmiah
• METODE ILMIAH : Ekspresi cara bekerja pikiran untuk
menghasilkan pengetahuan ilmiah yang rasional dan teruji

• Metode ilmiah merupakan penggabungan cara berpikir


deduktif dan induktif
 
• Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika manusia mengamati
sesuatu, lalu menemukan masalah/kesukaran, dan dilanjutkan
dengan pertanyaan
METODE ILMIAH/KEILMUAN
• Sikap manusia dalam menghadapi masalah,ditinjau
perkembangan kebudayaan dibagi tiga tahap :
1. Tahap mistis : sikap manusia yang merasakan dirinya
terkepung oleh kekuatan gaib disekitarnya
2. Tahap ontologis : sikap manusia yang mulai melakukan
penelahaan terhadap obyek tersebut
3. Tahap fungsional : sikap manusia yang sudah
memfungsionalkan pengetahuan tersebut bagi kepentingan
dirinya
 
• Semua teori lmiah harus memenuhi 2 syarat:
1. Harus konsisten dengan terori-teori sebelumnya
2. Harus cocok dengan fakta-fakta empiris
BAHASA (VIDEO ASI)
• Berkat bahasa manusia dapat berfikir secara berlanjut, teratur,
dan sistematis
• Fungsi bahasa
• 1. Fungsi simbolik
• 2. Fungsi emotif
• 3. Fungsi afektif

• Bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni : fikiran, perasaan


dan sikap . Jadi dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai
fungsi simbolik, emotif dan afektif
• Fungsi simbolik bahasa menonjol dalam komunikasi ilmiah,
sedangkan fungsi emotif menonjol dalam komunikasi estetik
BAHASA
• Apakah sebenarnya bahasa ?
• Bahasa dapat kita cirikan sebagai serangkaian bunyi.
Komunikasi dengan bunyi = komunikasi verbal
• Bahasa merupakan lambang di mana rangkaian bunyi ini
membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi kita kenal
sebagai kata

• Tiap bangsa mempunyai bahasa yang berbeda, memberikan


lambang yang berbeda pula
• Mis: “gunung” ( Ind ), “ mountain “ ( Inggris ).
BAHASA
• Kumpulan dari lambang-lambang ini dapat disusun menjadi
perbendaharaan kata-kata, yang pada hakekatnya merupakan
akumulasi pengalaman dan pemikiran seseorang

• Adanya bahasa memungkinkan kita memikirkan sesuatu


dalam benak kita walaupun obyek yang kita pikirkan tidak
berada di dekat kita

• Hal ini membedakan manusia dengan binatang


 
• Komunikasi ilmiah bertujuan menyampaikan informasi yang
berupa pengetahuan
BAHASA
• Agar komunikasi ilmiah berjalan dengan baik bahasa yang
dipakai harus bebas dari unsur emotif. Komunikasi ilmiah
harus bersifat reproduktif, artinya hal yang disampaikan harus
sama dengan yang diterima
 
• Proses komunikasi ilmiah harus bersifat jelas dan obyektif
yakni tebebas dari unsur-unsur emotif

• Berbahasa yang jelas artinya bahwa makna yang terkandung


dalam kata-kata yang dipergunakan diungkapkan secara
tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain.
BAHASA
• Disini dapat dikaitkan dengan difinisi operasional variable pada suatu penelitian

• Kalimat-kalimat dalam karya ilmiah pada dasarnya suatu pernyataan, yang


melambangkan suatu pengetahuan yang ingin disampaikan kepada orang lain
 
• Kekurangan bahasa
1. Dalam komunikasi ilmiah kita ingin pergunakan aspek simbolik saja, tetapi
dalam bahasa verbal mau tidak mau tetap mengandung ketiga unsur yang
bersifat emotif, afektif dan simbolik
2. Arti yang tidak jelas dan eksak yang dikandung oleh kata-kata yang
membangun bahasa. Misalnya kata “cinta” dalam kehidupan sehari-hari . Cinta
disini dapat antara orang tua dengan anak, dua kekasih, nusa dan bangsa dll.
3. Sifat majemuk ( pluralistik ) dari bahasa Satu kata dapat lebih dari satu arti,
mis. kata ilusi dapat berarti angan-angan/khayal atau gagasan yang keliru
BAHASA
• Disamping itu ada pula bahasa mempunyai beberapa kata yang
memberikan arti sama Mis. Usaha kerjasama yang terkordinasikan
dalam mencapai tujuan tertentu disebut : administrasi, manajemen,
pengelolaan, tatalaksana.
- Kelemahan yang lain, dalam memberikan difinisi, bahasa sering
bersifat berputar-putar (sirkular ).
Mis. pengertian pengelolaan dan organisasi
Pengelolaan = kegiatan yang diakukan dalam sebuah organisasi
Organisasi = suatu bentuk kerjasama yang merupakan wadah
dari kegiatan pengelolaan

• Walaupun ada kekurangan dari bahasa, namun dalam melaksanakan


suatu penelitian kita berpegang pada difinisi operasional penelitian
MATEMATIKA
•  Sejarah Perkembangan Matematika
1. Pada zaman Mesir kuno dan daerah sekitarnya spt. Babylonia, Mesopotamia
Waktu itu matematika telah digunakan dalam perdagangan, pertanian,
bangunan Para pendeta Mesir kuno mengkaitkan aspek praktis matematika
dengan aspek mistik
2. Dalam peradaban Yunani, sangat memperhatikan aspek estetik matematika,
yang meletakkan dasar matematika sebagai cara berpikir rasional dengan
menetapkan berbagai langkah dan definisi tertentu Euclid (300 sM )
mengumpulkan pengetahuan Ilmu Ukur dalam bukunya Elements dengan
penyajian secara sistematis berbagai postulat, definisi dan teorema.
3. Perkembangan matematika di Timur sekitar tahun 1000, bangsa Arab, India,
dan China mengembangkan Ilmu Hitung dan AljabarMereka mendapatkan
angka 0 dan cara penggunaan desimal
4. Pada zaman Rennaisance Ilmu Hitung dan Aljabar dikembangkan diantaranya
kalkulus diferensial yang berkembang pesat pada abad 17 &18
MATEMATIKA
• Matematika, bila ditinjau dari segi epistemologi, adalah bukan
ilmu. Ia lebih merupakan bahasa artifisial yang bersifat eksak,
cermat dan terbebas dari rona emosi ( emotional overtone )

• Matematika adalah logika yang telah berkembang yang


memberikan sifat kuantitatif kepada pengetahuan keilmuan

• Matematika merupakan sarana berfikir deduktif yang amat


berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan
prediksi-prediksi daripadanya, serta untuk mengkomunikasikan
hasil-hasil kegiatan keilmuan dengan benar, jelas, secara singkat
dan cermat
 
MATEMATIKA
• Matematika sebagai Bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian
makna, dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.
Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya
Misalnya : z = y/x
z = waktu berjalan kaki seorang anak
y = jarak yang ditempuh seorang anak
x = kecepatan jalan kaki seorang anak

• Matematika merupakan bahasa yang berusaha menghilangkan sifat


kabur, majamuk dan emosional dari bahasa verbal
 
MATEMATIKA
• Sifat Kuantitatif Matematika
• Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita melakukan
pengukuran secara kuantitatif.
• Misalnya : bandingkan pohon kelapa dengan pohon bambu, atau logam setelah
dipanaskan.

• Bahasa verbal :
• *Pohon kelapa lebih tinggi dari pohon bambu. Secara kuantitatif dapat di ukur berapa
tinggi pohon kelapa maupun pohon bambu
• *Batang logam jika dipanaskan akan memanjang Secara kuantitatif dapat diukur berapa
pertambahan panjang batang logam tersebut, sehingga lebih eksak, tepat, dan cermat

Pt = P0 ( 1 + t )
 
Pt = panjang logam pada temperature t
P0 = panjang logam pada temperature 0
 = koefisien pemuaian logam..222
MATEMATIKA
• Sifat kuantitatif matematika meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu.
• Jadi matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif

• Perkembangan Matematika
• Ditinjau dari perkembangannya, ilmu dibagi dalam tiga tahap :
• 1. Tahap sistematika
• 2. Tahap komparatif
• 3. Tahap kuantitatif

• Pada tahap sistematika, ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris ke dalam katagori tertentu.
Disini memungkinkan kita menemukan ciri-ciri yang bersifat umum yang merupakan pengetahuan
manusia dalam mengenali dunia fisik.
• Dalam tahap komparatif, kita mulai membandingkan obyek/katagori yang satu dengan yang lainnya.
• Dalam tahap kuantitatif kita mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran obyek yang
sedang diselidiki.

• Matematika adalah metode berfikir logis


• Berdasarkan perkembanganya, masalah yang dihadapi logika semakin rumit dan membutuhkan
struktur analisis yang lebih sempurna yaitu matematika
STATISTIKA
• Ilmu adalah pengetahuan yang telah teruji kebenarannya
• Pengujian itu merupakan proses pengumpulan fakta yang mendukung
atau menolak hipotesis yang di ajukan.
• Statistika merupakan sarana berfikir ilmiah yang membantu penarikan
kesimpulan secara induktif dari fakta-fakta empiris.
• Penarikan kesimpulan secara statistika bersifat ekonomis dan derajat
keyakinan kita atas kebenaran kesimpulan tersebut secara probabilistik
dapat diperhitungkan pula
• Ilustrasi :
• Suatu hari seorang anak kecil disuruh ayahnya membeli sebungkus korek
api dengan pesan supaya mendapatkan korek api yang bagus.
• Tak lama kemudian anak kecil itu datang dengan wajah berseri-seri,
menyerahkan kotak korek kosong, dan berkata: Korek api ini benar-
benar
STATISTIKA
• bagus Pak, semua batangnya telah saya coba dan ternyata menyala semua.
 
• Renungkan cara penarikan kesimpulan dari anak kecil tersebut .
• Blaise Pascal dan Pierre de Fermat tertarik dengan permasalahan yang berlatar
belakang judi lalu keduanya mengembangkan cikal bikal teori peluang
 
• Karakteristik Berfikir Induktif
• Logika induktif tidak memberikan kepastian namun sekedar tingkat peluang bahwa
untuk premis-premis tertentu, suatu kesimpulan tertentu dapat ditarik .
• Misalnya : selama bulan Oktober dalam beberapa tahun yang lalu, hujan selalu turun.
Kita tidak bisa memastikan bahwa tahun ini juga akan turun hujan. Kesimpulan yang
dapat ditarik dalam hal ini hanyalah pengetahuan mengenai tingkat peluang untuk
tahun ini akan turun hujan.
 
• Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan
secara induktif berdasarkan peluang
• Menurut bidang pengkajiannya, statistika dibagi menjadi statistika teoritis dan statistika
terapan
STATISTIKA
• Statistika teoritis merupakan pengetahuan yang mengkaji
dasar-dasar teori statistic dimulai dari teori penarikan
cotoh, distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika
terapan merupakan penggunaan statistik teoritis
disesuaikan dengan bidang tempat penerapannya.

• Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan


matematika agar keseimbangan berfikir deduktif dan
induktif yang merupakan ciri berfikir ilmiah dapat
dilakukan dengan baik
 
ILMU DAN TEKNOLOGI (VIDEO Muscle activation)
• Ilmu dapat dipandang sebagai produk, sebagai
proses, dan sebagai pradigma etika
(PEMBAHASAN LANJUT)
• Sebagai proses, ilmu adalah suatu kegiatan sosial
• Dalam kegiatan sosial kita berusaha memahami
alam, termasuk manusia dengan prilakunya baik
sebagai perorangan maupun kelompok
• Sebagai produk, Ilmu adalah pengetahuan yang
telah didapat melalui metode keilmuan dan
menjadi milik umum
ILMU DAN TEKNOLOGI
• Dipandang dari perangkat nilai-nilai yang
dijunjungnya, ada 4 norma yaitu :
1. Universalisme, komunalisme, disinterestedness,
skeptisisme
2. Universalisme/Internasional : ketidaktergantungan
ilmu thd. masalah ras, warna kulit atau keyakinan
3. Komunalisme : ilmu adalah pengetahuan milik
umum
4. Disinterested : bertentangan dengan propaganda,
politik, reklame
• Skeptisisme : tidak begitu saja menerima kebenaran berdasarkan
bobot atau wewenang tokoh yang mengungkapkannya
 
• Ilmu dan Nilai-nilai
• Dilihat sebagai proses, ilmu adalah kegiatan sosial sehingga
sejarah perkembangannya tentu tidak bisa dipisahkan dari
sejarah perkembangan msyarakat dan dunia
• Jadi pokok-pokok penelitian untuk pengembangan ilmu sangat
dipengaruhi oleh kepentingan dan sistem nilai kita
• Mis. abad ke 15 da 16 penjelajahan, perdagangan,
navigasipenelitian astronomi
• Zaman sekarang penelitian ruang angkasa ada kaitannya dengan
militer dan kepentingan ekonomi . Beri contoh yang lain!
 
• Ilmu dan Pengetahuan
• Ilmu didapat setelah melalui proses hipotetiko-dedukto-
verifikatif . Salah satu ciri teori keilmuan adalah ia berdaya
ramal ( prediktif )

• Tetapi ramalan bintang, ramalan buntut, nujum, bukanlah


ilmu. Ramalan cuaca adalah ilmu Meteorologi

• Ilmu tidak mampu memberikan pemahaman yang lengkap


menyeluruh tentang hakekat alam tetapi memberikan
MAKNA dan NILAI serta mempunyai KEARIFAN
• Ilmu dalam perspektif moral, sosial dan politik

• Ilmu berupaya mengungkapkan realitas apa adanya (das Sein ),


sedang moral pada dasarnya adalah petunjuk-petunjuk tentang
apa yang seharusnya dilakukan manusia ( das Sollen )

• Hasil-hasil kegiatan keilmuan memberikan alternatif-alternatif


untuk membuat keputusan politik dengan berkiblat kepada
pertimbangan –pertimbangan moral etis

• Ilmuan mempuyai tanggungjawab professional dan sosial

• Tiap-tiap pengetahuan mempunyai tiga komponen sebagai tiang


penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya, yaitu : ontologi,
epistemologi, aksiologi
• Ontologi merupakan asas dalam menetapkan batas/ruang lingkup ujud
yang menjadi penelaan,serta penafsiran obyek tersebut
• Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi
pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
• Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah
dperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut
• Kaitan Ilmu dan moral perlu dikaji dengan pedekatan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis

• Pendekatan ontologis
 Membatasi lingkup penelaan keilmuannya dalam jangkauan pengalaman
manusia
 Penafsiran tentang hakekat realitas dari obyek ontologis keilmuan, artinya
ilmu terbebas dari nilai-nilai dogmatik
Contoh : Galileo ( 1564-1642 ) menolak dogma agama yang mengatakan :
matahari berputar mengelilingi bumi karena secara faktual
Copernicus(1473- 1543)
•menemukan bahwa : bumi berputar mengelilingi matahari

• Pendekatan epistemologis
• Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam metode
ilmiah

• Metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh


pengetahuannya, berdasarkan :
a. Kerangka pemikiran yang bersifat logis, dengan argumentasi yang bersifat
b. konsisiten dengan pengetahuan sebelumnya
c. Menjabarkan hipotesis, yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran
d. Melakukan verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenaran
pernyataannya secara factual

• Secara akronim metode ilmiah terkenal sebagaiLogico-hipotetico-verifikatif


atau Deducto-hipotetico-verifikatif

• Pemikiran yang logisargumentasi rasional


• Verifikasi secara empiris  evaluasi secara obyektif

• Setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan
dengan penuh kejujuran
• Tanggung jawab moral Ilmuwan :
• - Profesional & Sosial
• Tanggung jawab professional ini mencakup azas:
1. Kebenaran
2. Kejujuran
3. Tanpa kepentingan langsung
4. Menyandarkan kepada kekuatan
5. Argumentasi
6. Rasional
7. Obyektif
8. Kritis
9. Terbuka
10. Pragmatis
11. Netral dari nilai-nilai dogmatis
• Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat Jangan sampai
ilmu disalah gunakan
• Sikap Politik Formal Ilmuwan
• Ilmuwan harus mempunyai sikap politik formal sebab politik
formal merupakan pengejawantahan tanggung jawab sosial
dalam pengambilan keputusan politis, yang bersifat mengikat

• Sikap politik ilmuwan adalah konsisten dengan asas moral


keilmuan, yaitu :
1. Kebenaran
2. Kejujuran
3. Tidak mempunyai kepentingan langsung
4. Menyandarkan diri kepada kekuatan argumentasi dalam
menilai kebenaran
• Fungsi Ilmuwan dalam proses pengambilan keputusan
politis adalah memberikan alternatif-alternatif .

• Ilmu dalam perspektif kehidupan berbangsa dan


bernegara, ada tiga tesis :
1. Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan tujuan politis
secara efektif dan alamiah, yang menunjang tumbuhnya
demokrasi
2. Asas moral yang terkandung dalam kegiatan keilmuan
menunjang pembinaan karakter bangsa secara positif.
3. Sikap politik formal ilmuwan yang berorientasi pada
kepentingan nasional menunjang terwujudnya persatuan
dan kesatuan bangsa
• Arah pembentukan ilmuwan yang bermoral luhur

• Untuk meningkatkan kekuatan penalaran dan sikap moral


keilmuan, dapat dilakukan :
• Menghilangkan sekat-sekat buatan yang memisahkan ilmu-
ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial

• Ilmu harus dibahas dalam perbandingan dengan


pengetahuan yang lain seperti agama, moral dan seni agar
tidak terjadi mendewa-dewakan ilmu

• Terminologi : ilmu = science


pengetahuan = knowledge
METODE ILMIAH
• METODE ILMIAH MERUPAKAN PROSEDUR DL
MENDAPATKAN PENGETAHUAN YG DISEBUT
ILMU.
• METODE MERUPAKAN PROSEDUR UNTUK
MENGETAHUI SESUATU YG MEMPUNYAI
LANGKA-LANGKAH YG SISTEMATIS.
• METODOLOGI pengkajian dari peraturan-
peraturan dl metode tsb.
METODE ILMIAH
• Secara filsafat metode ini termasuk dalam
epistemologi, merupakan pembahasan
mengenai bagaimana kita mendapatkan
pengetahuan.
• Hasilnya ialah ilmu, dg ciri: rasional dan
teruji.teori kebenaran!
• Kegiatan ilmiah dimulai dari pengamatan 
perhatianpertanyaanmencari
jawabannya. Ini proses berpikir!
METODE ILMIAH
Manusia menghadapi masalahnya dg berbagai cara
pandang dan kemampuan berpikirnya.
Van Peursen MEMBAGI atas dasar perkembangan
kebudayaan ada 3 tahap:
1) tahap mistis . Sikap manusia yang merasakan
kepungan dari kekuatan gaib di sekitarnya.
2) tahap ontologis tidak lagi merasakan kepungan
kekuatan gaib, mulai mengambil jarak dg objek di
sekitar dan mulai mengkaji objek tsb.
3) tahap fungsional masyarakat telah memfungsikan
pengetahuan tsb untuk dirinya
METODE ILMIAH
Secara ontologis ilmu membatasi kajiannya pada
masalah dalam ruang lingkup jangkauan
pengalaman manusia. Di luar itu masuk ranah
agama dan seni.

Antara ilmu, seni dan agama saling melengkapi.

Perbedaan: ilmu bersifat impersonal, objektif


Agama bersifat personal dan subjektif
METODE ILMIAH
Proses logiko-hipotetiko-verifikatif.
1. rumusan masalah
2. kajian pustaka
3. menyusun hipotesis
4. verifikasi melalui pengumpulan data
5. uji hipotesis
6. membuat simpulan
METODE ILMIAH
Metode ilmiah sama pada semua disiplin
keilmuan. Perbedaan hanya aspek teknik.

Metode ilmiah tidak dapat diterapkan pd


pengetahuan yg bukan kelompok ilmu:
matematika dan bahasa.

Metode ilmiah identik dg landasan ontologis,


epistemologis dan aksiologis keilmuan.
METODE ILMIAH
 Perkembangan pengetahuan menjadi ilmu sangat
pesat melalui metode ilmiah di samping faktor
sosial dari komunikasi ilmiah, shg penemuan
individu segera dapat diketahui dan dikaji oleh
ilmuwan lainnya.

 Secara kumulatif pengetahuan semakin bertambah.

Anda mungkin juga menyukai