S2 Master Specialist 1
SP 1
Diploma IV
S1 Bachelor
D IV
Senior Diploma III
Technician D III
Diploma II
Technician D II
Course
Training Junior DI
General Senior Technician
High School
Tradesman Senior
Vocational
General Junior Course Junior
High School Training Tradesman Junior
Vocational
Labour
Elementary Elementary
School School
back
CAKUPAN
1. LOGIKA
2. FILSAFAT
3. ILMU FILSAFAT
4. PENGETAHUAN
5. ILMU, SENI, AGAMA MACAM-MACAM SIFAT ILMU
6. PENGETAHUAN
7. ILMU PENGETAHUAN : FUNGSI
8. ASAS MORAL, ETIKA, ESTETIKA, ILMUWAN, CITRA DIRI ETIKA, ESTETIKA
DAN MORAL KEILMUAN
• BERPIKIR :
- PAKAI PENALARAN ( LOGIS, ANALITIK )
- TANPA PENALARAN ( PERASAAN, INTUITIF )
• SUMBER PENGETAHUAN DARI PENALARAN :
- RASIO PAHAM RASIONALISME
- FAKTA(PENGALAMAN) PAHAM EMPIRISME
LOGIKA
- LOGIKA INDUKSI: PENARIKAN KESIMPULAN DARI KASUS-KASUS
INDIVIDU MENJADI KESIMPULAN YANG BERSIFAT UMUM.
- LOGIKA DEDUKTIF : MENARIK KESIMPULAN DARI HAL-HAL YANG
BERSIFAT UMUM MENJADI KASUS BERSIFAT INDIVIDU
KEUNTUNGANNYA: LEBIH EKONOMIS, DAN DIMUNGKINKAN PROSES
PENALARAN LEBIH LANJUT.
• CONTOH: (LOGIKA INDUKSI)
KAMBING PUNYA MATA
SAPI PUNYA MATA
ANJING PUNYA MATA
TIKUS PUNYA MATA
SIMPULAN: SEMUA BINATANG PUNYA MATA
LOGIKA
- LOGIKA DEDUKTIF : MENARIK KESIMPULAN DARI HAL-HAL YANG BERSIFAT
UMUM MENJADI KASUS BERSIFAT INDIVIDU
• POLA BERPIKIR SILOGISME
• DARI 2 BUAH PERNYATAAN (PREMIS MAYOR, MINOR) DAN SEBUAH SIMPULAN
• PREMIS MAYOR:
SEMUA MAHLUK PUNYA MATA.
• PREMIS MINOR:
SI ALI ADALAH MAHLUK HIDUP
2. TEORI KORESPONDENSI: suatu pernyataan adalah benar jika materi pengetahuan yang
dikandung berhubungan dg objek yang dimaksud.
contoh: ibu kota RI adalah Jakarta
Jika “EXCLUSIVISTICS”
Peradaban dunia
JENIS PENALARAN
DEDUKTIF rasio RASIONALISME
INDUKTIF fakta EMPIRISME
PENGETAHUAN
• PENGETAHUAN MELIPUTI: SENI, AGAMA DAN ILMU
• CIRI SPESIFIK PENGETAHUAN, SELALU ADA PERTANYAAN
TENTANG:
-apa (ontologi)
-bagaimana (epistemologi)
-untuk apa (aksiologi) dari pengetahuan kajian filsafat.
SENI
Ilmu mencari penjelasan mengenai alam, menjadi kesimpulan yang
bersifat umum dan impersonal
Mendiskripsikan sebuah gejala dengan sepenuh-penuh maknanya.
Produk daya inspirasi (daya cipta bebas dari belengu/ikatan) karya
seni ditujukan untuk manusia, dengan harapan pencipta dan obyek
yang diugkapkannya mampu berkomunikasi dengan manusia yang
memungkinkan dia menangkap pesan yang dibawa karya seni itu
Sifatnya individu dan personal penuh dan rumit, tidak sistematik;
shg tidak bisa untuk meramal & mengontrol gejala alam
Pesannya: bersifat moral, estetik, gagasan pemikiran, dan politik.
Bukan dl rumusan ilmiah, tapi dl himbauan. pendidikan moral &
budi pekerti
Contoh: kapal laut (Sriwijaya, Majapahit), candi, keris.
HAKEKAT ILMU
• PENGETAHUAN HASIL PROSES DARI USAHA
MANUSIA UNTUK TAHU.
• APA YANG DIKETAHUI = HASIL DARI PEKERJAAN
TAHU.
• JENIS PENGETAHUAN:
1. PENGETAHUAN BIASA
2. PENGETAHUAN ILMU
3. PENGETAHUAN FILSAFAT
4. PENGETAHUAN RELIGI
PENGETAHUAN BIASA
• COMMON SENSE = GOOD SENSE
• DIPEROLEH DARI PENGALAMAN SEHARI-HARI DAN
DITERIMA BAIK.
• CIRINYA:
1. Cenderung menjadi biasa dan tetap, warisan masa
lampau;
2. Sering kabur, memiliki arti ganda;
3. Kebenaran/kepercayaan yg tidak teruji
PENGETAHUAN ILMU
• Pengetahuan yang disusun, berasal dari
pengamatan, studi dan pengalaman.
(PHYSICAL OF LAW)
HUKUM: pernyataan hubungan antara dua variable atau lebih dalam suatu kaitan
sebab akibat
Mis : -Hukum permintaan dan penawaran
-Hukum Archimedes
Hubungan kausalita ini dapat dipakai meramalkan apa yang akan terjadi sebagai
akibat dari
suatu sebab. Selain itu dapat dipakai mengontrol/monitor apa yang akan terjadi
• Mis : BULOG mengontrol harga beras
• Jadi Teori merupakan pengetahuan ilmiah yang memberikan penjelasan tentang “
mengapa”suatu gejala terjadi. Sedangkan Hukum memberikan kemampuan untuk
meramalkan tentang “ apa” yang akan terjadi
THE FUNDAMENTAL PHYSICAL LAWS OF NATURE
(VIDEO Why high heels are dangerous)
(VIDEO babies to stand)
1. TRIAS EXISTENTIALISM
2. EQUILIBRIUM / HOMEOSTASIS
3. CYBERNATICS / DIALECTICISM
4. INTERDEPENDENCY
5. FEEDBACK MECHANISM
6. THE SUM OF ZERO
7. THE LIMIT OF GROWTH
8. THE STRUGGLE FOR EXISTENCE
9. UNCERTAINTY PRINCIPLE
10. STRESS AND ADAPTATION /ESCAPE
PRINSIP :pernyataan yang berlaku secara umum bagi sekelompok gejala-gejala tertentu
yang mampu menjelaskan kejadian yang terjadi
Mis : Prinsip ekonomi, mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya
ASUMSI : pernyataan yang kebenarannya secara empiris dapat diuji
Mis : asumsi mengendarai mobil dipagi buta lebih aman dan lebih cepat dari pada siang
hari
POSTULAT : merupakan asumsi dasar yang kebenarannya kita terima tanpa dituntut
pembuktiannya
Mis: - titik dalam suatu lingkaran
-untuk meningkatkan ilmu perlu belajar
PENELITIAN MURNI = DASAR Penelitian yang bertujuan untuk menemukan
pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui
PENELITIAN TERAPAN Penelitian yang menggunakan pengetahuan llmiah yang telah
diketahui untuk memecahkan masalah kehidupan yang bersifat praktis
KONSEP DASAR
ILMU
1. PENGERTIAN ILMU
ILMU
METODE PENGETAHUAN
(SEBAGAI PROSEDUR) (SEBAGAI PRODUK)
ILMU SBG AKTIFITAS (PROSES)
Ilmu
Sbg 2. Kognitif Proses mengetahuan dan
Aktifitas memperoleh pengetahuan
- Mencapai kebenaran
- Memperoleh pemahaman
3. Teknologis
- Memberikan penjelasan
- Melakukan penerapan
dengan melalui peramalan
atau pengendalian
ILMU SBG METODE ILMIAH (PROSEDUR)
-Pengamatan - Percobaan
- Pengukuran - Survey
1. Pola Prosedural
- Deduksi - Induksi
- Analisis - Lainnya
1. Menentuan Masalah
2. Tata Langkah 2. Perumusan Hipotesis (bila Perlu)
Ilmu 3. Pengumpulan Data
Sbg 4. Penurunan Kesimpulan
Metode 5. Pengujian Hasil
Ilmiah
3. Berbagai Teknik - Daftar pertanyaan
- Wawancara
- Perhitungan
- Pemanasan
- Lainnya
4. Aneka Alat
- Timbangan
- Meteran
- Perapian
- Komputer
- Lainnya
ILMU SBG PENGETAHUAN ILMIAH (PRODUK)
Obyek Material
1. Segi Obyek
Pengetahuan
Obyek Formal
Ilmu Sbg
Pengetahuan
Ilmiah - Empiris
2. Segi Sifat - Sistematis
Pengetahuan - Obyektif
- Analitis
- Verifikatif
3. DIMENSI ILMU
1. Dimensi ekonomik
2. Dimensi linguistik
1. Cabang Ilmu 3. Dimensi matematis
4. Dimensi politik
5. Dimensi psikologis
6. Dimensi sosiologi
Dimensi
2. Pengetahuan 1. Dimensi filsafati
Ilmu reflektif-abstrak 2. Dimensi logis
1. Dimensi Kebudayaan
2. Dimensi sejarah
3. Aspek realitas 3. Dimensi kemanusiaan
4. Dimensi rekreasi
5. Dimensi sistem
6. Dimensi lainnya
5. PENGGOLONGAN PENGETAHUAN ILMIAH
(VIDEO) Physiotherapy Day 2020
A. Ilmu Teoritis
1. Ragam Ilmu B. Ilmu Praktis
Pembagian
Sistematis I. Ilmu Matematis
Pengetahuan
II. Ilmu Fisis
Ilmiah
III. Ilmu Biologis
2. Jenis Ilmu IV. Ilmu Psikologis
V. Ilmu Sosial
VI. Ilmu Linguistik
VII. Ilmu Interdipliner
MACAM-MACAM SIFAT ILMU
1. ILMU – ILMU TEORITIK
ilmu-ilmu yg mempermasalahkan suatu deskripsi,
konstruksi dan mekanisme suatu proses
terbagi menjadi 2 bagian : (theoritical science)
a. Ilmu-ilmu teoritik nomotetik
ilmu ini menggambarkan kontruksi dari suatu ilmu,
mekanisme suatu proses. Esensi ilmunya utk
memberi jawaban dari pertanyaan WHY dan HOW
b. Ilmu-ilmu teoritik deskriptif
ilmu ini menggambarkan, melakukan deskriptif
morfologik suatu obyek ilmu. Esensi imunya
menjawab pertanyaan WHAT dan WHEN
2. ILMU TERAPAN (applied science)
ilmu ini berdasar pengetrapan scr operasional dari disiplin
imu, mempraktekkan utk menjadi profesional.
cara mempraktekkannya ini ada berbagai macam :
a. Ilmu terapan normatif
yakni mempraktekkan didasarkan norma-norma,
dimana ilmu tsb dipraktekkan. Ilmu terapan normatif
mpy protap yg telah disepakati oleh kaidah ilmu
terapan normatif dan norma-norma yg dipraktekkan.
namun ilmu terapan normatif mengandung apa yg
disebut DEVELOPMENT PARADOX, artinya
mengukuhkan diri harus setia pd prosedur yg berpijak
pd ilmu-ilmu yg normatif spt ilmu masa lampau yg
telah mapan hingga ilmu terapan normatif akhirnya
ketinggalan zaman karena terjerat lehernya oleh
protap.
b. Ilmu Terapan Teleologik
ilmu terapan ini berpijak pd ilmu-ilmu yg lebih
mementingkan keberhasilannya, bukan prosedurnya. Ilmu
terapan ini beranggapan bahwa prosedur harus mengikuti
strategi keberhasilan. Bukan terbalik, prosedur yg
menentukan keberhasilan.
oleh karena itu ilmu terapan normatif adalah paling aman
pada tingkat keilmuan teoritiknya yg tidak tinggi.
komprominya utk menjalankan ilmu terapan teleologik tsb
membutuhkan pemahaman dasar keilmuan yg tinggi, mpy
basic science yg tinggi dan mumpuni, baru aman
menjalankan ilmu terapan teleologik.
tetapi memerlukan penjelasan pd keluaganya, dan
keluarganyalah yg menentukan dgn kaidah informed
concent (kesepakatan).
c. ILMU TERAPAN KOMPREHENSIF
yaitu suatu terapan yg tidak mengikuti satu macam
postulat dan paradigma, tetapi menggunakan macam-
macam postulat dan paradigma yg secara keilmuan dinilai
benar.... Tidak berbahaya.
d. ILMU TERAPAN FINALISTIK
ilmu terapan finalistik dimaksudkan ilmu terapan yg
menggunakan teknologi canggih yg menyangkut
biomolekuler.
e. ILMU ALTENATIF & ESSENSIAL (COMPLEMENTARIL
APLAID SCIENCE PHYSICAL LAWS OF NATURAL)
Pola memikiran tradisional banyak memberikan terapi yang
banyak pengaruh dalam penyembuhan (CAM)
3. PROFESIONALISME
Tujuan akhir dari belajar ilmu terapan, tentu agar bisa
mendapatkan penghasilan sbg tumpan hidup. Ilmu terapan
tsb dipraktekkan scr profesi, “dijual” pd masyarakat shg
pembelinya ( client atau pasien ) membayarnya dan dpt
dipakai utk tumpuan hidup. Kondisi demikian disebut
PROFESIONALISME dan lahan pekerjaan yg berdasar ilmu
yg dipelajari disebut PROFESI.
ilmu pengetahuan yg telah terbentuk tsb harus mpy :
a. Etika Profesi
nilai-nilai yang disebut baik dan buruk dlm menjalankan
profesi
b. Ikatan profesi
Ikatan profesi yg diperlukan kesamaan persepsi
thd profesi tsb, dan untuk memepertahankan
keberadaan profesi tsb.
hal ini bisa berkaitan dgn hukum ( tindakan
profesi yg kriminal ).
c. Profesi tsb bisa: bersifat tenaga kerja utk
institusi tertentu, umpamanya Guru. Tetapi bisa
pula bersifat profesi yg mandiri. Profesi tsb bisa
“jual” langsung ke masyarakat ( misal :
fisioterapi buka praktek, dokter praktek, notaris,
dll )
Lahan profesionalisme dewasa ini laku, mungkin
kelak mjd tdk laku. Hal ini disebabkan karena
perubahan nilai-nilai masyarakat dlm asperasi thd
profesi tsb berubah. Dlm kondisi demikian, profesi
itu harus tetap mampu mempertahankan
keberadaann ya, dgn :
1. Merubah postulat keilmuannya
2. Merubah paradigma imunya
3. Melakukan pencerahan ada ilmunya
4. Menghilangkan topik-topik dlm ilmunya yg dinilai
sdh kadaluwarsa atau tak laku “jual” lagi diganti
topik-topik ilmu (baru) yg mampu utk
meningkatkan lahan “ jual “
KEGUNAAN TEORI ILMIAH
• = MANFAAT ILMU
• ILMU BERKEMBANG DG TEKNOLOGINYA
• MEMBERI METODE ILMIAH BERPIKIR KRITIS
• BERGUNA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
KEHIDUPAN
• Jadi ILMU merupakan kumpulan pengetahuan yang
disusun secara konsisten dan kebenarannya telah teruji
secara empiris
• Dengan seminar, publikasi ilmiah, maka hasil-hasil
penelitian dapat dipakai acuan penelitian selanjutnya
sehingga ilmu itu akan berkembang terus
• Sifat pragmatis merupakan kelebihan sekaligus
kekurangan dari hakekat ilmu,karena apa yang benar
sekarang, dapat tidak benar dalam kurun waktu
tertentu setelah dilakukan penelitian lebih lanjut
• Ilmu bukan sesuatu tanpa cela, karena penalaran
dan pncaindra manusia jauh dari sempurna
• Ilmu yang makin terspesialisasi menyebabkan
kajiannya dalam disiplin keilmuan makin sempit
• Lepas dari kekurangannya, ilmu akan dapat
mengembangkan IPTEK yang bermanfaat bagi
manusia
EVOLUSI PEMIKIRAN DALAM KEILMUAN
Dalam peradaban manusia, tingkat pemikiran dlm keilmuan
berkembang sesuai dgn kemajuan peradaban itu sendiri.
Millenium III memperlihatkan perubahan tsb sangat dahsyat
akibat ilmu dan teknologi yg menyatu, shg data-data keilmuan
dapat dilihat dlm tingkat picco (seperjuta millimeter).
• Bahasa verbal :
• *Pohon kelapa lebih tinggi dari pohon bambu. Secara kuantitatif dapat di ukur berapa
tinggi pohon kelapa maupun pohon bambu
• *Batang logam jika dipanaskan akan memanjang Secara kuantitatif dapat diukur berapa
pertambahan panjang batang logam tersebut, sehingga lebih eksak, tepat, dan cermat
Pt = P0 ( 1 + t )
Pt = panjang logam pada temperature t
P0 = panjang logam pada temperature 0
= koefisien pemuaian logam..222
MATEMATIKA
• Sifat kuantitatif matematika meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu.
• Jadi matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif
• Perkembangan Matematika
• Ditinjau dari perkembangannya, ilmu dibagi dalam tiga tahap :
• 1. Tahap sistematika
• 2. Tahap komparatif
• 3. Tahap kuantitatif
• Pada tahap sistematika, ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris ke dalam katagori tertentu.
Disini memungkinkan kita menemukan ciri-ciri yang bersifat umum yang merupakan pengetahuan
manusia dalam mengenali dunia fisik.
• Dalam tahap komparatif, kita mulai membandingkan obyek/katagori yang satu dengan yang lainnya.
• Dalam tahap kuantitatif kita mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran obyek yang
sedang diselidiki.
• Pendekatan ontologis
Membatasi lingkup penelaan keilmuannya dalam jangkauan pengalaman
manusia
Penafsiran tentang hakekat realitas dari obyek ontologis keilmuan, artinya
ilmu terbebas dari nilai-nilai dogmatik
Contoh : Galileo ( 1564-1642 ) menolak dogma agama yang mengatakan :
matahari berputar mengelilingi bumi karena secara faktual
Copernicus(1473- 1543)
•menemukan bahwa : bumi berputar mengelilingi matahari
• Pendekatan epistemologis
• Landasan epistemologi ilmu tercermin secara operasional dalam metode
ilmiah
• Setiap upaya ilmiah harus ditujukan untuk menemukan kebenaran yang dilakukan
dengan penuh kejujuran
• Tanggung jawab moral Ilmuwan :
• - Profesional & Sosial
• Tanggung jawab professional ini mencakup azas:
1. Kebenaran
2. Kejujuran
3. Tanpa kepentingan langsung
4. Menyandarkan kepada kekuatan
5. Argumentasi
6. Rasional
7. Obyektif
8. Kritis
9. Terbuka
10. Pragmatis
11. Netral dari nilai-nilai dogmatis
• Tanggung jawab sosial terhadap masyarakat Jangan sampai
ilmu disalah gunakan
• Sikap Politik Formal Ilmuwan
• Ilmuwan harus mempunyai sikap politik formal sebab politik
formal merupakan pengejawantahan tanggung jawab sosial
dalam pengambilan keputusan politis, yang bersifat mengikat