Anda di halaman 1dari 163

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dinamika Pendidikan di Sekolah selalu berkembang, baik dari sisi regulasi


maupun implementasinya. Guru sebagai ujung tombak pendidikan jika tidak berusaha
untuk mengikuti perkembangan jaman dapat tersisihkan dan termarjinalkan
kedudukannya. Amanah yang mulia ini begitu berat diemban oleh seorang guru dalam
upaya mencerdaskan anak bangsa. Proses mencerdaskan kehidupan bangsa tidak
semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan dan pengorbanan. Guru
yang handal harus mampu mengikuti dinamika kehidupan sekarang ini. Seiring
pesatnya era komunikasi, guru dituntut bisa menjembatani kesenjangan antara peserta
didik dan dirinya. Jangan sampai peserta didik lebih percaya kepada informasi yang
dia dapatkan di luar dibandingkan di kelas, terkait mata pelajaran yang guru ajarkan.
Ini dapat terjadi manakala guru tidak dapat mengupgrade informasi yang berkembang
setiap waktunya. Guru yang handal harus bersikap sebagai seorang Guru Pembelajar,
tidak pernah puas dengan ilmu yang dimilikinya. Selalu haus ilmu dan berupaya
mengupgrade kompetensinya. Terkait informasi, pembelajaran di kelas akan menjadi
lebih menarik manakala guru mampu membangkitkan motivasi peserta didiknya
dengan informasi yang uptodate yang disajikan dengan modul pembelajaran yang
dibuat oleh gurunya sendiri. Interaktif dan intuitif, sehingga peserta didik dapat
terlibat dalam proses pembelajaran dan memunculkan ide-ide kreatifnya. Keadaan
yang demikian dapat terjadi manakala guru selalu berupaya meningkatkan
kompetensinya, baik melalui proses belajar mengajar maupun pembelajaran mandiri
melalui modul. Modul Pembelajaran yang dibuat Guru pada intinya merupakan
model bahan belajar (learning material) yang menuntut peserta didik untuk belajar
lebih.

1
B. TUJUAN UMUM

Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:

1. Mendeskripsikan definisi dari suhu dan kalor


2. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan suhu dan kalor
3. Menganalisis hukum –hukum termodinamika dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan termodinamika
5. Mendeskripsikan dan mendefinisi serta menganalisis getaran dan gelombang
6. Menghitung besaran-besaran yang berkaitan dengan getaran dan gelombang
7. Mendiskrifsikan konsep kemagnetan dan elektromagnet
8. Menghitung besaran-besaran fisika yang berkaitan dengan kemagnetan dan
elektromagnet
9. Menjelaskan konsep optika dalam kehidupan sehari-hari.
10. Menghitung besaran-besaran fisika yang berkaitan dengan optik
11. Memahami konsep radioaktifitas dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
12. Menghitung besaran-besaran fisika yang berkaitan dengan radioaktifitas.

2
C. PETA KOMPETENSI

PETA KOMPETENSI

FISIKA

MAT SEMESTER 1 MAT SEMESTER 2

Besaran, satuan
Suhu dan Kalor
dan Gerak

Hukum Newton
Termodinamika
dan Gaya

Usaha, Energi Getaran dan


dan Daya Gelombang

Impuls dan
Kemagnetan
Momentum

Gerak Translasi
Optika
dan Rotasi

Fisika Modern
Elastisitas
/Radioaktifitas

Fluida Stetatis
dan Dinamis

3
D. BAGAN / ALUR PENGGUNAKAN MODUL

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme


pembelajaran sebagai berikut:

START

Lihat Kedudukan
Modul

Lihat Petunjuk
Penggunaan/Pemb Modul

Kerjakan Cek
Kemampuan

Y
Nilai  80

T
Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar ke n

Kerjakan Evaluasi

Modul berikutnya/
Nilai  80 Uji Kompetensi

4
E. DESKRIPSI

Modul ini berisi materi tentang suhu dan kalor, termodinamika, getaran dan
gelombang, magnet dan elektromagnet, oktika, serta fisika modern atau radioaktifitas .
Dalam kegiatan pembelajaran 8 akan mempelajari suhu dan kalor. Konsep ini akan
diselesaikan dan memeriksa kebenaran langkah-langkahnya. Masalah yang disajikan akan
diselesaikan dengan menggunakan model pembelajaran yang sesuai. Begitu juga kegiatan
pembelajaran 9 dan seterusnya.

F. PRASYARAT

Prasyarat untuk mempelajari modul ini adalah anda diharapkan telah menguasai
konsep-konsep fiska yang ada pada modul fisika kelas x semester 1 serta mengenal
beberapa alat alat ukur fisika terutama alat-alat ukur seperti temometer, ampermeter,
voltmeter, ociloskope dan sebagainya.

5
G. Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) K13 Revisi Nasional

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
NOMOR : 330/D.D5/KEP/KR/2017 TANGGAL : 09 Juni 2017
TENTANG
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA
PELAJARAN MUATAN NASIONAL (A), MUATAN
KEWILAYAHAN (B), DASAR BIDANG KEAHLIAN (C1),
DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2), DAN KOMPETENSI
KEAHLIAN (C3)

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

Bidang Keahlian : 4. Kesehatan dan Pekerjaan Sosial


: 4.1. Farmasi
4.2. Kesehatan Gigi
Program Keahlian 4.3. Teknologi Laboratorium Medik
: 4.1.1. Farmasi Klinis dan Komunitas
4.2.1. Dental Asisten
4.2.1. Teknologi Laboratorium
Kompetensi Keahlian Medik
Mata Pelajaran : Fisika
Jam Pelajaran : 75 JP (@ 45 Menit)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

6
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses
pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4


(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, 4. Melaksanakan tugas spesifik


menganalisis, dan dengan menggunakan alat,
mengevaluasi tentang informasi, dan prosedur kerja yang
pengetahuan faktual, lazim dilakukan serta memecahkan
konseptual, operasional masalah sesuai dengan lingkup
dasar, dan metakognitif Simulasi dan Komunikasi Digital,
sesuai dengan bidang dan dan Dasar Bidang Kesehatan dan
lingkup Simulasi dan ilmu Pekerjaan Sosial.

pengetahuan, teknologi, Menunjukkan keterampilan


seni, budaya, dan humaniora menalar, mengolah, dan menyaji
dalam konteks pengembangan secara efektif, kreatif, produktif,
potensi diri sebagai bagian pengembangan dari yang

7
dari keluarga, sekolah, dunia
nasional, regional dan internasional dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas
spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan
mempersepsi, kesiapan, meniru,
menjadikan gerak alami dalam
ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik
dibawah pengawasan langsung

Mata Pelajaran : Fisika


Jam Pelajaran : 72 JP (@ 45 menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
Mendemonstrasikan gerak
3.1 Menganalisis konsep gerak 4.1 lurus
lurus dan gerak melingkar serta dan gerak melingkar dengan
besaran-besaran yang terkait kecepatan tetap dan percepatan
Tetap
3.2 Menganalisis hukum Newton 4.2 Mendemonstrasikan hukum-
dan konsep gaya hukum Newton dan konsep
Gaya
3.3 Menerapkan konsep usaha, 4.3 Mendemonstrasikan proses
energi, daya dan efisiensi dalam perubahan energi
memecahkan masalah

3.4 Menganalisis hubungan impuls 4.4 Memecahkan masalah


dan momentum dalam tumbukan
perhitungan
3.5 Menerapkan konsep gerak 4.5 Mempraktikkan gerak translasi
translasi dan rotasi pada dan rotasi untuk menemukan
hubungan antara keduanya
keseimbangan benda tegar

8
Memraktikan percobaan
3.6 Menerapkan konsep elastisitas 4.6 hukum
bahan menggunakan hukum Hooke
Hooke
3.7 Menerapkan hukum-hukum 4.7 Memecahkan persoalan pada
yang berhubungan dengan bidang teknologi dan rekayasa
fluida statik dan dinamik yang berkaitan dengan hukum-
hukum fluida statik dan
dinamik.
3.8 Menerapkan konsep suhu dan 4.8 Menyaji hasil penyelidikan
kalor dalam proses pemuaian, mengenai perpindahan kalor
perubahan wujud zat dan
perpindahan kalor
3.9 Menerapkan hukum-hukum 4.9 Memecahkan persoalan
Termodinamika mengenai aplikasi hukum
termodinamika dalam produk
yang berhubungan dengan
teknologi dan rekayasa
3.10 Menerapkan konsep getaran 4.10 Mempraktekan ayunan bandul
dan gelombang untuk menentukan percepatan
gravitasi
3.11 Menerapkan hukum-hukum 4.11 Mendemonstrasikan percobaan
kemagnetan dalam persoalan yang berkaitan dengan konsep
sehari-hari kemagnetan dan elektromagnet
3.12 Menerapkan sifat cermin dan 4.12 Merencanakan pembuatan alat-
lensa pada alat–alat optik alat optik sederhana dengan
menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa
3.13 Menentukan gejala 4.13 Menyajikan aplikasi
radioaktivitas dalam
radioaktivitas dan besaran- kehidupan
besaran yang terkait sehari-hari

9
H. CEK KEMAMPUAN

1. Diskripsikan pengertian suhu dan kalor :


2. Diskripsikan hukum-hukum termodinamika!
3. Seorang apoteker berangkan ke puskesmas dengan mengendarai sepeda motor
dengan kelaju-an 60 km/j. Berapa km jarak yang ditempuh apoteker tersebut
selama 120 detik?
4. Diskripsikan hukum Newton I , II dan III
5. Apa yang anda ketahui tentang usaha, energy dan daya !
6. Mengapa pada saat terjadi tabrakan (tumbukan) dua buah mobil atau benda, akan
terdengar suara yang kuat?
7. Apa yang dimaksud dengan gerak rotasi dan translasi? Berikan contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Jelaskan perbedaan pegas yang disusun seri dan paralel!
9. Berat sebuah logam di udara 4 N. jika dibenamkan dalam zat cair, beratnya
menjadi 2,5 N. berapakah gaya tekan ke atas yang dialami benda tersebut?

10
BAB II
PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pembelajaran 8 : Suhu dan Kalor


a. Kompetensi Dasar ( KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.8 Menerapkan konsep suhu dan 4.8 Menyaji hasil penyelidikan
kalor dalam proses pemuaian, mengenai perpindahan kalor
perubahan wujud zat dan
perpindahan
kalor

b. Tujuan Pembelajaran 8
1. Memahami konsep suhu dan kalor melalui peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Membandingkan skala pengukuran celcius dengan skala pengukuran termometer
yang lainnya.
3. Mengidentifikasi macam-macam pemuaian zat (panjang, luas dan volume).
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemuaian zat (panjang, luas dan
volume).
5. Mengidentifikasi perubahan wujud zat.
6. Menganalisis hubungan kalor dengan suhu benda dan hubungan kalor dengan
perubahan wujud zat.
7. Memahami bunyi Azas Black.
8. Memahani mengapa manusia merasa panas ketika berada dibawah terik matahari.
9. Mendiskripsikan tiga cara perpindahan kalor.
10. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tiga cara perpindahan kalor.

11. Menemukan penerapan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari

11
c. Indikator Pencampaian Kompetensi
3.8 Menerapkan konsep suhu dan kalor dalam proses pemuaian, perubahan wujud zat
dan perpindahan kalor.
Indikator :
1. Menjelaskan konsep suhu dan kalor melalui peristiwa yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menghitung skala pengukuran celcius dengan skala pengukuran termometer yang
lainnya.
3. Menjelaskan macam-macam pemuaian zat (panjang, luas dan volume).
4. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemuaian zat (panjang, luas dan
volume).
5. Menjelaskan perubahan wujud zat.
6. Menghtung hubungan kalor dengan suhu benda dan hubungan kalor dengan
perubahan wujud zat.
7. Menjelaskan bunyi Azas Black.
8. Menjelaskan mengapa manusia merasa panas ketika berada dibawah terik matahari.
9. Menjelaskan tiga cara perpindahan kalor.
10.Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tiga cara perpindahan kalor.
11.Menemukan penerapan cara perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari

4.8 Menyaji hasil penyelidikan mengenai perpindahan kalor.


Indikator :
1. Melakukan percobaan untuk membedakan suhu benda dan untuk menentukan
konversi skala termometer.
2. Menentukan persamaan kalor dan untuk membuktikan teori Azas Black.
3. Menganalisis perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.

d. Uraian Materi
Fakta
Pernahkah kalian berjalan saat terik matahari? Apa yang kalian rasakan? Tentu saja
panas bukan? Kenapa hal tersebut bisa terjadi, apa bedanya ketika berada di ruang ber-
AC? Ketika berada di bawah terik matahari, energi panas (kalor) diradiasikan atau

12
dipancarkan langsung dingga ke bumi sehingga dapat merasakan panas secara langsung.
Ketika berada di ruang ber-AC, suhu yang dirasakan jelas berbeda dengan ketika berada
di bawah terik matahari. Selain sinar matahari terhalang oleh tembok ruangan, ruangan
tersebut dilengkapi dengan pendingin ruangan yang menyebabkan suhu udara di
ruangan lebih rendah disbanding di luar atau di bawah terik matahari. Dapat
disimpulkan bahwa suhu merupakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda.
Konsep
Suhu

Gambar 8.1 Ilustrasi pemeriksaan dengan termometer


Pada gambar 8.1, ketika seseorang sakit demam tentu akan merasakan tubuh akan lebih
panas daripada biasanya. Derajat panas atau dingin yang dirasakan dinamakan suhu.
Alat untuk mengukur suhu adalah thermometer.

Termometer
Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat
perubahan suhu. Zat cair yang umum digunakan dalam thermometer adalah raksa. Hal
ini dikarenakan raksa memiliki keunggulan dibandingkan zat cair lainnya, yaitu:
a. Dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukursehingga suhu raksa sama
dengan suhu benda yang diukur.
b. Dapat digunakan untuk mengukur suhu yang rendah hingga suhu yang lebih tinggi
karena raksa memiliki titik beku pada suhu -39℃ dan titik didihnya pada suhu 357 ℃.
c. Tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti.

Skala Suhu
Terdapat empat skala yang digunakan dalam pengukuran suhu yaitu skala Reamur
Celsius, Fahrenheit, dan Kelvin, keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam
pengukuran suhunya. Dan yang ke lima Rankine (Rn)

13
a. Skala Reamur
1. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 0 derajat.
2. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 80 derajat.
Jadi ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang sedang
mendidih pada tekanan satu atmosfer (udara terbuka) maka kita menaikkan suhu sebesar
80 derajat skala Reamur. (80:20 = 4)

b. Skala Celcius
1. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 0 derajat.
2. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 100 derajat.
Jadi ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang sedang
mendidih pada tekanan satu atmosfer (udara terbuka) maka kita menaikkan suhu sebesar
100 derajat skala Celcius. (100:20 = 5)

c. Skala Fahrenheit
1. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 32 derajat.
2. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 212 derajat.
Jadi ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang sedang
mendidih pada tekanan satu atmosfer (udara terbuka) maka kita menaikkan suhu
sebesar (212 – 32)=180 (180:20 = 9)

d. Skala Kelvin
Jika suatu zat terus didinginkan maka zat tersebut akan berubah wujud dari gas menjadi
cair, lalu berubah menjadi padat. Jika diturunkan terus-menerus maka gerakan atom-
atom dalam suatu zat akan semakin lambat. Jika diturunkan lagi maka atom-atom zat

14
tersebut tidak akan bergerak lagi. Untuk semua zat yang ada di alam semesta didapatkan
bahwa suhu ketika semua partikel tidak bergerak lagi sama dengan 273 K. dan ketika
air yang sedang mendidih 373 K (100:20 = 5 )

e. Skala Rankine (Rn)


1. Suhu es murni yang sedang melebur pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 492 derajat.
2. Suhu air murni yang sedang mendidih pada tekanan satu atmosfer ditetapkan sebagai
suhu 672 derajat.
Jadi ketika kita memanaskan es yang sedang melebur sehingga menjadi air yang sedang
mendidih pada tekanan satu atmosfer (udara terbuka) maka kita menaikkan suhu sebesar
(672 – 492)=180 derajat. (180:20 = 9)

Termometer

Gambar 8.2 Skala pada berbagai thermometer


𝑇𝑐 ∶ 𝑇𝐹 ∶ 𝑇𝑅 ∶ 𝑇𝐾 : TRn
100 : 180 : 80 : 100 : 180
5 : 9 : 4 : 5 : 9

t.C = 5/4.t.R t.R = 4/5 .t.C


t.F = 9/5. t.C + 32 t.C = 5/9 (t.F -32)
t.K = t.C + 273 t. C = t.K – 273
t.Rn = 9/5. t.C + 492 t.C = 5/9 (t.Rn - 492)
atau dengan cara sbb :
X - Tbx = Y - Tby
Tax – Tbx Tay – Tby

15
Contoh 20 o R = 25. 0C = 77 0F = 298 0K = 537 0Rn

Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energy, memiliki satuan joule. ( 1 joule = 0,24 kalori atau
1 kalori = 4,2 joule.)

1). Kapasitas Kalor (C )


Adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 C. jika kapasitas kalor
disimbulkan C dan untuk menaikan/menurunkan suhu sebesar ∆𝑇 diperoleh kalor
sebesar :
Q = C ∆𝑇

2). Kalor Jenis (c)


Adalah manyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat untuk menaikan suhu 1 C,
jika kalor jenis zat c, untuk menaikan/menurunkan suatu zat bermassa m, sebesat ∆𝑇 ,
kalor yang diperlukan/dilepaskan sebesar :
Q = m c ∆𝑇

Pengaruh Kalor Terhadap Zat


Konsep
1).Pemuaian Zat
Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu yang
terjadi pada benda tersebut. Kenaikan suhu yang terjadi menyebabkan benda itu
mendapat tambahan energi berupa kalor yang menyebabkan molekul-molekul pada
benda tersebut bergerak lebih cepat.
Pemuaian terjadi jika benda yang dapat memuai diberi panas. Ada 3 jenis pemuaian
jenis zat, yaitu:
1. Pemuaian panjang

16
Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang. Koefisien
muai panjang suhu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat
apabila suhunya dinaikkan 1 ℃. Semakin besar koefisien muai panjang suatu zat
apabila dipanaskan maka semakin besar pula pertambahan panjangnya, demikian
pula sebaliknya.
Prinsip
Pemuaian Zat
1. Pemuaian panjang
Seutas kabel yang mempunyai panjang L0, ketika suhunya naik maka akan memuai
sehingga kabel tersebut akan bertambah panjang sebesar Lt.
L0
∆L

Lt

Gambar 8.4 Pemuaian panjang


Secara matematis, panjang kabel atau kawat ketika memuai dapat dinyatakan:
∆𝐿 = 𝐿0 𝛼∆𝑇
𝐿𝑡 = 𝐿0 + 𝐿0 𝛼∆𝑇
𝐿𝑡 = 𝐿0 (1 + 𝛼∆𝑇)
Keterangan:
𝐿0 = panjang kawat mula – mula (m)
𝐿𝑡 = panjang kawat pada suhu T ℃ (m)
𝛼 = Koefisien muai panjang (/℃)
∆𝑇 = Perubahan suhu (℃)

Contoh : Buku Paket hal 195 NO. 1

2. Pemuaian luas
Konsep
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi
pemuaian panjang dan lebar.hal ini menunjukkan bahwa lempengan tersebut
mengalami pemuaian luas.

17
Prinsip
Pemuaian luas
Seperti pada pemuaian panjang
kawat,pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐴𝑡 = 𝐴0 (1 + 𝛽∆𝑇)
Keterangan: 𝛽 = Koefisien muai luas (/℃) (𝛽 = 2 𝛼)
𝐴0 = Luas benda mula-mula benda (m2)
𝐴𝑡 = Luas benda pada suhu t ℃ (m2)
Contoh : Buku Paket hal 196 No. 4

3. Pemuaian volume
Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi ) seperti bola atau
balok jika dipanaskan akan mengalami muai volume.
Prinsip
Pemuaian volume
Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir
suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada
lambangnya saja. Perumusannya adalah
∆𝑉 = 𝛾𝑉0 ∆𝑇
𝑉𝑡 = 𝑉0 (1 + 𝛾∆𝑇
Keterangan: 𝛾 = Koefisien muai volume (/℃) (𝛾 = 3 𝛼)
𝑉0 = Volume benda mula-mula benda (m3)
𝑉𝑡 = Volume benda pada suhu t ℃ (m3)

Contoh : Buku Paket hal 196 No. 5

18
2).Perubahan Wujud Benda

Gambar 8.3 Perubahan wujud benda

Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat tersebut diberikan suhu yang
tinggi (dipanaskan) ataupun suhu yang rendah (didinginkan). Suatu zat dapat berubah
menjadi tiga wujud zat yaitu, padat, cair, dan gas. Ketika sedang berubah wujud baik
melebur, membeku, menguap, dan mengembun, suhu zat akan tetap, walaupun terdapat
pelepasan atau penyerapan kalor. Dengan demikian, terdapat sejumlah kalor yang
dilepaskan atau diserap pada saat perubahan wujud zat, tetapi tidak digunakan untuk
menaikkan atau menurunkan suhu. Kalor ini disebut kalor laten. Kalor laten adalah kalor
yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk mengubah wujudnya per satuan massa.

Hubungan Kalor dengan Suhu Benda


Secara umum, suhu benda akan naik jika benda itu mendapatkan kalor. Sebaliknya, suhu
benda akan turun jika kalor dilepaskan dari benda itu. Air panas jika dibiarkan lama-
kelamaan akan mendingin mendekati suhu ruang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
kalor dilepaskan benda tersebut ke lingkungan. Telah kamu ketahui pula bahwa
kenaikan suhu oleh kalor dipengaruhi massa benda. Untuk menaikkan suhu benda
hingga suhu tertentu dipengaruhi juga oleh jenis benda. Besaran yang digunakan untuk
menunjukkan hal ini adalah kalor jenis. Semakin besar kenaikan suhu benda, kalor yang
diperlukan makin besar pula. Semakin besar massa benda, kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu makin besar pula.

19
Hubungan Kalor dengan Perubahan Wujud Benda
Untuk mendidihkan air, diperlukan kalor. Sejumlah kalor akan diserap atau dilepaskan
ketika suatu zat berubah wujud. Banyaknya kalor yang diserap atau dilepaskan
persatuan massa pada saat terjadi perubahan wujud zat disebut kalor laten yang secara
umum disimbolkan L. Ada dua jenis kalor laten yaitu kalor lebur dan kalor uap. Kalor
lebur (L) adalah kalor untuk mengubah wujud dari padat ke cair.Kalor lebur zat sama
dengan kalor bekunya. Kalor uap (U) adalah kalor untuk mengubah wujud dari cair
menjadi gas.Kalor uap sama dengan kalor embun.

Perpindahan Kalor
Secara umum, ada 3 jenis perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi,dan radiasi,
(kecuali radiasi dari matahari).
1. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel bahan tersebut. Benda yang jenisnya berbeda memiliki kemampuan
menghantarkan panas secara konduksi (konduktivitas) yang berbeda pula. Bahan yang
mampu menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Bahan yang
menghantarkan panas dengan buruk disebut isolator.
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan
gerak partikel-partikel bendanya.
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Dalam ruang hampa tidak
ada materi yang memindahkan kalor secara konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan
kalor dari matahari sampai ke bumi dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi.
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang besarnya bergantung
pada suhu benda dan warna benda. Semakin panas benda dibandingkan dengan panas
lingkungan sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya dan
semakin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke
lingkungannya.

20
Hubungan Kalor dengan Suhu Benda
Kalor yang diperlukan untuk kenaikan suhu = kalor jenis x massa benda x kenaikan
suhu
𝑄 = 𝑚 × 𝑐 × ∆𝑡
Hubungan Kalor dengan Perubahan Wujud Benda
Secara matematis kalor laten dirumuskan:
𝑄 𝑄
𝐿=𝑚 atau 𝑈=𝑚

Sehingga, 𝑄 = 𝑚. 𝐿 atau 𝑄 = 𝑚. 𝐿

Keterangan:
Q = banyaknya kalor yang diserap atau dilepas untuk berubah wujud (joule)
m = massa zat (kg)
c = kalor jenis (J.kg-1C-1)
L = kalor lebur (J.kg-1)
U = kalor uap (J.kg-1)

Selama zat masih berada dalam wujud tertentu penyerapan atau pelepasan kalor selalu
diikuti perubahan suhu, tetapi saat terjadi perubahan wujud penyerapan atau pelepasan
kalor tidak merubah suhu.Sebagai gambaran,dibawah ini diberikan grafik hubungan
antara kalor (Q) dengan suhu (t) dari hasil pemanasan es menjadi uap pada tekanan
normal.

Grafik 8.5 Grafik perubahan wujud es mencair dan air menguap karena menyerap kalor

21
Pada grafik terlihat bahwa terjadi tiga kali perubahan suhu dan dua kali perubahan
wujud.Pada saat mencair (Q2) dan menguap (Q4) membutuhkan kalor perubahan wujud
Q= m.L Sedangkan kalor Q1, Q3, dan Q5 merupakan kalor perubahan suhu Q = m.c.∆T.
Perpindahan Kalor
Secara umum, ada 3 jenis perpindahan kalor yaitu konduksi, konveksi,dan radiasi,
(kecuali radiasi dari matahari).
1. Konduksi
Besarnya energi konduksi disebut juga laju konduksi ditentukan oleh persamaan berikut:
𝑄 𝑘𝐴∆𝑇
=
𝑡 𝑙
Keterangan:
Q = kalor (joule)
t = waktu (s)
k = koefisien konduksi (W/mK)
A = luas penampang (m2)
∆T = suhu (K)
l = panjang logam (m)
2. Konveksi
Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju konveksi ditentukan oleh persamaan
berikut:
𝑄
= ℎ𝐴∆𝑇
𝑡
Keterangan:
Q = kalor (joule)
t = waktu (s)
h = koefisien konveksi (W/m2K)
A = luas penampang (m2)
∆T = suhu (K)

3. Radiasi
Laju aliran kalor tiap satuan waktu dalam radiasi dirumuskan:
𝑄
= 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
𝑡

22
Keterangan:
Q = kalor (joule)
t = waktu (s)
𝑒 = koefisien radiasi (W/m2K)
A = luas penampang (m2)
T = suhu (K)

Prosedur
1. Percobaan suhu
2. Percobaan pemuaian
3. Percobaan Azas Black
4. Percobaan perpindahan kalor

e. Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep suhu dan kalor tentang skala thermometer,
pengaruh kalor terhadap benda, perubahan wujud zat, dan perpindahan kalor. Anda
dapat mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini
disajikan petunjuknya dalam lembar kegiatan siswa/lembar kegiatan peserta didik
(LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen, anda dapat
mencobanya mulai dari persiapan alat bahan, melakukan percobaan dan membuat
laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan percobaan,
Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah

f. Glosarium

ISTILAH KETERANGAN

Suhu Derajat panas atau dingin yang dirasakan


Thermometer Alat untuk mengukur suhu
Kalor atau panas Salah satu bentuk energy, memiliki satuan joule
Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan
Kapasitas kalor (C)
suhu 1 C

23
Banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat
Kalor jenis
untuk menaikan suhu 1 C
Bertambah besarnya ukuran suatu benda karena
Pemuaian
kenaikan suhu yang terjadi pada benda tersebut
Kalor yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk
Kalor Laten
mengubah wujudnya per satuan massa
Kalor untuk mengubah wujud dari padat ke cair.
Kalor Lebur (L)
Kalor lebur zat sama dengan kalor bekunya
Kalor untuk mengubah wujud dari cair menjadi
Kalor Uap (U)
gas.Kalor uap sama dengan kalor embun
Perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai
Konduksi
perpindahan partikel-partikel bahan tersebut
Perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain
Konveksi
bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya
Radiasi Perpindahan kalor tanpa memerlukan medium

24
g. Lembar Kerja Siswa ( LKS / LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


SUHU

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
Mengamati
Siswa menyimak peragaan mencelupkan tangan ke dalam wadah berisi air panas, air
hangat, dan air dingin yang dilakukan oleh perwakilan kelompo di depan kelas.
A. Tujuan
Siswa dapat membedakan suhu benda dan untuk menentukan konversi skala
termometer.
B. Alat dan Bahan
1. Baskom/gelas 3 buah 3. Air hangat
2. Air panas 4. Air dingin / es dan 5. Termometer
C. Langkah-langkah Kegiatan
1. Tuangkan ketiga air tersebut ke dalam wadah/gelas yang berbeda-beda.
2. Ukurlah suhu ketiga air tesebut menggunakan termometer.
3. Masukkan hasilnya atau data yang diperoleh ke dalam tabel.
D. Hasil Pengamatan
Suhu air (℃)
No. ℉ °𝑅 𝐾
Panas Dingin Es
1.
2.
3.
E. Pertanyaan
1. Mengapa ketiga air tersebut memiliki skala yang berbeda-beda?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Konversikan skala tersebut ke dalam skala Fahrenheit, Reamur, dan Kelvin!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
F. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………

25
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
PEMUAIAN

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
A. Tujuan
Siswa dapat menganalis permasalahan fisis dengan menggunakan persamaan umum
pemuaian pada zat padat dan cair untuk pemecahan persoalan.
B. Fenomena Fisis

Gambar 8.6 Pemuaian : kaleng besi berisi air dipanaskan

Perhatikan gambar 8.6 diatas! Sebuah kaleng besi tipis yang berbentuk silinder
yang berisi air, dipanaskan diatas tungku (koefisien muai panjang besi = 1,2 × 10-5
/0C) dengan jari-jari alas 7 cm dan tinggi 10 cm diisi penuh dengan air (koefisien
muai volume air = 2,1 × 10-4 /0C) pada suhu 30 0C)
Setelah dipanaskan hingga mencapai suhu 90 0C, kondisinya dapat dilihat seperti
gambar dibawah ini, yaitu air akan tumpah

C. Pertanyaan Analisis
1. Apa yang terjadi pada kaleng besi saat dipanaskan? Jelaskan?
…………………………………………………………………………………
2. Berapakah pertambahan volume kaleng besi setelah dipanaskan?
…………………………………………………………………………………
Apa yang terjadi pada air saat dipanaskan? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………
3. Berapakah pertambahan volume air setelah dipanaskan?
…………………………………………………………………………………
D. Kesimpulan
..................................................................................................................................

26
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

PERSAMAAN KALOR DAN AZAS BLACK

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
A. Tujuan
Siswa dapat menentukan kalor dan untuk membuktikan teori Azas Black.
B. Alat dan Bahan
1. Heater 1 buah
2. Air panas
3. Air dingin/es
4. Termometer 1 buah
5. Neraca 1 buah
6. Stopwatch 1 buah
7. Gelas kimia 2 buah
C. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan 1:
1. Ukurlah massa dari heater menggunakan neraca.
2. Masukkan air ke dalam heater dan ukur massa total (heater+air).
3. Mengukur suhu awal dari air menggunkan termometer.
4. Panaskan heater bersamaan dengan menghidupkan stopwatch dan ukur suhu
yang tercatat pada termometer.
5. Pada suhu 100°C, matikan heater bersamaan dengan stopwatch. Catat waktu
yang dibutuhkan.

Kegiatan 2:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Panaskan air dengan heater lalu ukur suhunya.
3. Ukur suhu pada gelas kimia yang berisi air dingin.
4. Campurkan air panas dan air dingin, lalu ukur kembali suhunya.
5. Catatlah hasil pengukuranmu dalam tabel hasil pengamatan.

27
D. Hasil Pengamatan
Kegiatan 1:
Waktu yang
Massa air Suhu awal Suhu akhir Kenaikan suhu
No. dibutuhkan
m (kg) 𝑇0 (℃) 𝑇0 (℃) 𝑇 = 𝑇 − 𝑇0
(s)
1.
2.

Kegiatan 2:
Suhu air panas (℃) Suhu air dingin (℃) Suhu campuran (℃)

E. Pertanyaan
Kegiatan 1:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan 1°C?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Formulasikan faktor-faktor pada no. 1 menjadi persamaan tentang kalor!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Kegiatan 2:
3. Bagaimana suhu air panas dan air dingin tersbut?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Apa yang terjadi pada suhu kedua air tersebut ketika telah dicampurkan?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

F. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

28
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
PERPINDAHAN KALOR

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
A. Tujuan
Siswa dapat mengetahui perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

B. Alat dan Bahan


1. Sendok 3 buah
2. Lilin 3 buah
3. Kotak konveksi gas 3 buah
4. Korek api 2 buah
5. Kain kering 8 helai
6. Obat nyamuk 2 lempeng
7. Air secukupnya

C. Langkah-langkah Kegiatan
Konduksi
1. Nyalakan lilin.
2. Peganglah salah satu ujung sendok dan ujung yang lainnya di atas api.
3. Selama satu menit, apa yang Anda rasakan diujung sendok yang Anda pegang?

Konveksi
1. Susunlah alat seperti pada gambar 8.6 berikut!

Gambar 8.7 : kotak konveksi

29
2. Bakarlah obat nyamuk dan tarulah di bawah kotak konveksi gas bersama dengan
lilin yang disusun seperti pada gambar.
3. Amati arah perpindahan asapnya.

Radiasi

1. Masing-masing kelompok mengambil 2 helai kain kering.


2. Celupkan kain tersebut ke dalam air agar kain tersebut basah.
3. Salah satu kain di jemur di bawah terik matahari sedangkan kain yang lain
dibiarkan di dalam kelas.

D. Hasil Pengamatan

E. Pertanyaan

Konduksi
1. Ketika sendok dipanaskan, apa yang berpindah dari ujung sendok yang dibakar
hingga ke ujung sendok dimana tangan Anda memegang? Apakah ada bagian
sendok yang berpindah?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan konduksi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

30
Konveksi
1. Kemana arah asap keluar dari atas kotak konveksi gas, perbedaan apa yang Anda
temui?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan konveksi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Radiasi

1. Setelah dua menit, amati apa yang dialami kain tersebut? Perbedaan apa yang
Anda temui?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Apakah yang dimaksud dengan radiasi?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perpindahan kalor?


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

4. Identifikasilah contoh penerapan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-


hari?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

F. Kesimpulan
……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………

31
h. Soal/Latihan / Tugas / Ulangan harian

1. Apa yang dimaksud dengan suhu dan kalor?


2. Pada termometer A, diperoleh titik beku dan titik didih air masinng-masing 30°𝐴
dan 360°𝐴. Jika Anda menggunakan termometer A untukmengukur suhu benda yang
ketika diukur dengan termometer Fahrenheit suhunya 124 °𝐹, maka berapakah suhu
benda tersebut?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya pemuaian zat?
4. Para pekerja sedang mengerjakan pemaasangan rel kereta api. Panjang batang rel
kereta api masing-masing 8 meter dipasang pada suhu 20℃, ketika suhu naik
menjadi 30℃, diharapkan rel tersebut dapat bersentuhan. jika koefisien muai rel
tersebut adalah 12 × 10-6 /℃, maka berapa jarak antara kedua batang rel yang
diperlukan agar saat terjadi pemuaian, rel tersebut tidak bengkok?
5. Sebutkan macam-macam perubahan wujud zat!
6. Perhatikan grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap.
Berdasarkan grafik tersebut analisislah
perubahan wujud pada es yang
dipanaskan sampai menjadi es!

7. Sebongkah es 100 gram pada suhu 0 derajat celcius dicampurkan dengan air 200
gram pada suhu 70 derajat celicus. Jika es melebur seluruhnya berapakah suhu
akhir campuran es dan air tersebut?
8. Jelaskan mengapa besi yang dipanaskan salah satu ujungnya lama-kelamaan ujung
lainnya akan terasa panas juga?
9. Batang besi homogen salah satu ujungnya dipanasi. Besi itu memiliki luas
penampang 17 𝑐𝑚2 dan konduktivitas termal 4.105 J/s.m.℃. Panjang batang 1 m
dan perbedaan suhu kedua ujung batang besi tersebut adalah 30℃. maka berapa
kalor yang merambat dalam batang besi selama 2 detik).
10. Mengapa jika kita berada di dekat api unggun badan kita terasa hangat?
11. Berapakah perbandingan jumlah energi yang dipancarkan tiap detik oleh benda
hitam pada temperatur 300 K dan 900 K?

32
i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian
1. Suhu adalah ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Sedangkan
kalor adalah salah satu bentuk energi panas yang dapat berpindah dari benda
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika kedua benda
bersentuhan
2. Jawab : Hubungan skala Fahrenheit dengan skala A
𝐹 − 32 𝐴 − 30
=
212 − 32 360 − 30
330 (𝐹 − 32) = 180 (𝐴 − 30)
330 (124 − 32) = 180 (𝐴 − 30)
330 (92) = 180 (𝐴 − 30)
330 (92)
𝐴 − 30 =
180
𝐴 − 30 = 168,6
𝐴 = 198,6 °𝐴
3. Faktor yang mempengaruhi terjadinya pemuaian zat adalah ukuran awal benda,
kenaikan suhu dan jenis zat
4. Jawab:
∆𝐿 = 𝑙0 𝛼∆𝑇
= 8. (12 × 10−6 ). 10
= 9,6 × 10−4 m
5. Jawab
Padat – cair Mencair
Cair – Padat Membeku
Padat – Gas Menyublim
Gas – Padat Mengkristal
Cair – Gas Menguap
Gas – Cair Mengembun
6. Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu
sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah
semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya
mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud
menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan
kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).

33
7. Jawab.
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎
𝑄3 = 𝑄1 + 𝑄2
(𝑚𝑐∆𝑇)𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠 = 𝑚𝑒𝑠 𝐿𝑒𝑠 + 𝑚𝑒𝑠 . 𝑐𝑎𝑖𝑟 . ∆𝑇𝑒𝑠
200.1. (70 − 𝑇𝑐 ) = 100.80 + 100.1. (𝑇𝑐 − 0)
4000 − 200𝑇𝑐 = 8000 + 100𝑇𝑐
14000 − 8000 = 200𝑇𝑐 + 100𝑇𝑐
6000 = 300𝑇𝑐
6000
𝑇𝑐 =
300
𝑇𝑐 = 20℃
Jadi, suhu campurannya adalah 20℃
8. Karena pada proses pemanasan logam tersebut, terjadi juga peristiwa perpindahan
kalor secara konduksi, dimana proses ini adalah proses perpindahan kalor yang
terjadi melaui perantara zat padat seperti logam
9. Jawab
𝑄 𝑘 . 𝐴 .∆𝑇 𝑘 . 𝐴 .∆𝑇 (4.105 𝐽⁄𝑚 .𝑠.℃)(17.10−4 𝑚2 )(30℃)
𝐻 =𝑡= 𝑄 = 𝑄= 2𝑠
𝐿 𝐿 1𝑚
𝑄 = 40800 𝐽 = 4,08 . 104 𝐽
10. Saat kita di dekat api unggun badan kita terasa hangat karena adanya perpindahan
kalor dari api unggun ke tubuh kita secara radiasi
11. Jawab
𝑒1 = 𝑒2 (Keduanya benda hitam)
𝑊1 ∶ 𝑊2 = ....?
𝑊1 𝑒 . 𝜎 . 𝐴1 .𝑇1 4
= 𝑒 1.
𝑊2 2 𝜎 . 𝐴2 .𝑇2 4
𝑊1 𝑇1 4
(300 𝐾)4 300 𝐾 4
= 4 = = ( )
𝑊2 𝑇2 (900 𝐾)4 900 𝐾

𝑊1 1 4 1
=( ) =
𝑊2 3 81
Jadi, perbandingan jumlah energi yang dipancarkan oleh kedua benda hitam
tersebut adalah 1 : 81

j. Rangkuman
- Suhu adalah derajat panas atau dingin yang dirasakan.
- Alat untuk mengukur suhu adalah Termometer
- Kalor atau panas adalah salah satu bentuk energy, memiliki satuan joule ( 1 joule =
0,24 kalori atau 1 kalori = 4,2 joule.)

34
- Kapasitas Kalor (C ) Adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu
1 C. jika kapasitas kalor disimbulkan C dan untuk menaikan/menurunkan suhu
sebesar ∆𝑇 diperoleh kalor sebesar :
Q = C ∆𝑇
- Kalor Jenis (c) adalah Banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat untuk
menaikan suhu 1 C, jika kalor jenis zat c, untuk menaikan/menurunkan suatu zat
bermassa m, sebesat ∆𝑇 , kalor yang diperlukan/dilepaskan sebesar :
Q = m c ∆𝑇
- Pemuaian adalah bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan suhu
yang terjadi pada benda tersebut
- Pemuaian panjang dirumuskan : 𝐿𝑡 = 𝐿0 (1 + 𝛼∆𝑇)
- Pemuaian luas dirumuskan : 𝐴𝑡 = 𝐴0 (1 + 𝛽∆𝑇)
- Pemuaian volume dirumuskan : Vt = V0 ( 1 + 𝛾∆𝑇)
- Perubahan Wujud Benda

- Konduksi merupakan perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan


partikel-partikel bahan tersebut. Besarnya energi konduksi disebut juga laju
konduksi ditentukan oleh persamaan berikut:
𝑄 𝑘𝐴∆𝑇
=
𝑡 𝑙
- Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan
gerak partikel-partikel bendanya. Besarnya energi konveksi atau bisa disebut laju
konveksi ditentukan oleh persamaan berikut:
𝑄
= ℎ𝐴∆𝑇
𝑡
- Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Laju aliran kalor tiap
satuan waktu dalam radiasi dirumuskan:
𝑄
= 𝑒𝜎𝐴𝑇 4
𝑡

35
k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah menyelesaikan soal latihan ini, Anda dapat memperkirakan tingkat keberhasilan
Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban yang terdapat pada pembelajaran ini.
Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda
terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya, namun jika Anda menganggap
pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari
kegiatan Pembelajaran ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

36
B. Kegiatan Pembelajaran 9 : Termodinamika
a.Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.9 Menerapkan hukum-hukum 4.9 Memecahkan persoalan
Termodinamika mengenai aplikasi hukum
termodinamika dalam produk
yang berhubungan dengan
teknologi dan rekayasa

b.Tujuan Pembelajaran 9
1. Memahami Hukum I Termodinamika .
2. Mendeskripsikan perubahan energi dalam Termodinamika.
3. Menganalisis berbagai proses yang berkaitan dengan pertukaran energi dalam
gas dan lingkungan.
4. Mendeskripsikan usaha, kalor dan perubahan energi dalam berdasarkan Hukum I
Termodinamika.
5. Memformulaskikan Hukum I Termodinamika terhadap proses-prosesnya.
6. Memahami Hukum II Termodinamika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari.
7. Merumuskan proses reversibel dan irreversibel.
8. Menganalisis efisiensi mesin kalor.
9. Menganalisis koefisien untuk kerja mesin pendingin.

c. Indikator Pencapaian Kompetensi\


3.9 Menerapkan hukum-hukum termodinamika.
Indikator :
1. Menjelaskan Hukum I Termodinamika .
2. Menjelaskan perubahan energi dalam Termodinamika.
3. Menghitung berbagai proses yang berkaitan dengan pertukaran energi dalam gas
dan lingkungan.
4. Menhitung usaha, kalor dan perubahan energi dalam berdasarkan Hukum I
Termodinamika.
5. Mejelaskan Hukum I Termodinamika terhadap proses-prosesnya.

37
6. Menjelaskan Hukum II Termodinamika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari
hari
7. Merumuskan proses reversibel dan irreversibel serta mengaplikasikan dalam
perhitungan.
8. Menghitung efisiensi mesin kalor.
9. Menghitung koefisien untuk kerja mesin pendingin.

4.9 Memecahkan persoalan mengenai aplikasi hukum termodinamika dalam produk


yang berhubungan dengan teknolagi dan rekayasa.
Indikator :
1. Menyajikan hasil pengamatan, inferensi dan mengkomunikasikan hasil
penyelidikan pada proses terjadinya kenaikan energi internal pada suatu sistem.
2. Melakukan percobaan sederhana untuk membuktikan bunyi Hukum II
Termodinamika.

d.Uraian Materi

Fakta
Dalam termodinamika gas juga mempelajari tentang perubahan energi dalam
suatu gas dan faktor-faktor yang mempengaruhi energi dalam. Termodinamika juga
melibatkan usaha yang dilakukan dan kalor yang disuplai atau hilang dari suatu gas.
Aplikasi termodinamika pada suatu model converter termoelektrik menunjukkan
bahwa ketika kaki-kaki tembaga converter memiliki suhu sama, motor listrik tidak
bekerja dan kipas diam. Ketika kaki-kaki tembaga memiliki suhu yang cukup
berbeda, arus listrik dihasilkan, dan motor listrik bekerja memutar kipas.

Konsep

Termodinamika

Gas Ideal
Sifat sifat gas ideal
a. Terdiri atas banyak partikel
b. Partikel gas tersebut merata
c. Partikel gas bergerak ke segala arah secara acak (gerak brown)

38
d. Jarak antar partikel lebih besar dari ukuran partikel.
e. Tidak terjadi gaya tarik-menarik antarpartikel (gaya elektrostatis maupun gaya
grafitasi).
f. Tumbukan antarpartikel dan antara partikel dengan dinding elastis sempurna.
g. Berlaku Hukum Newton tentang gerak.

Banyak mol untuk suatu gas tertentu adalah hasil bagi antara jumlah atom dalam gas
tsb dengan bilangan Avogadro . Secara matematis dapat dituliskan :
n = N/NA ( NA = 6,02x 1023 atom/mol )
atau Jumlah mol adalah masa zat dibagi dengan massa molekulnya, Secara matematis
dapat ditulikan :
n = m/ mr
Hukum-hukum tentang gas
1. Hukum Boyle ( T konstan)
Boyle menyatakan bahwa “ ……………..”
P1V1 = P2 V2
2. Hukum Charles ( P konstan )
Charles menyatakan bahwa “ …………….”
V1/T1 = V2/T2
3. Hukum Gay Lussac ( V konstan)
Gay Lussac menyatakan bahwa “ …………….”
P1/T1 = P2/T2
4. Hukum Boyle – Gay Lussac
Gabungan dari hukum Boyle dan Gay Lusaac, yang menyatakan hubungan antara
P, T dan V suatu gas.
P1V1/T1 = P2V2/T2

Hukum I Termodinamika
Hukum I Termodinamika merupakan hukum tentang kekakalan energi, kekekalan
energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan maupun dimusnahkan tetapi
dapat diubah kedalam bentuk lain. Bunyi Hukum I Termodinamika adalah untuk
setiap proses, apabila kalor Q diberikan kepada sisten dan sistem melakukan usaha
W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU. atau “Besar perubahan kalor

39
dalam system adalah sama dengan jumlah perubahan kalor dalam system dan usaha
yang dilakukan”
Secara Matematis dapat dirumuskan :
Q = ΔU + W

Gambar 9.1 Interaksi sistem dan lingkungan pada proses Hukum I Termodinamika

Pada gambar 9.1, dapat diketahui bahwa perjanjian tanda untuk Q dan W sebagai
berikut:

1. Q bertanda positif (+) jika sistem menerima kalor dari lingkungan.


2. Q bertanda negatif (-) jika sistem melepas kalor pada lingkungan.
3. W bertanda positif (+) jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan.
4. W bertanda negatif (-) jika sistem menerima usaha dari lingkungan.

Perubahan Energi Dalam (∆U)

Gambar 9.2 Tabung dengan piston yang bergerak

Pada gambar (9.2a) yaitu merupakan sebuah tabung dengan piston yang
bergerak, didalamnya terdapat gas yang terdiri atas partikel-partikel yang dipandang
sebagai sistem. Untuk meningkatkan energi pada sistem tersebut maka harus
dipanaskan Q, setelah dipanaskan maka partikel- partikel gas tersebut akan bergerak

40
secara acak dan saling bertumbukan sehingga menyebabkan energi kinetiknya
bertambah, karena energi kinetiknya bertambah maka energi dalamnya pun
bertambah. Pada gambar (9.2b) menjelaskan bahwa setelah dipanaskan maka partikel
akan membutuhkan ruang gerak yang luar untuk pergerakannya dan mendorong
piston ke atas sehingga volume gas akan sebesar ΔV bertambah, dapat diketahui dari
gambar tersebut bahwa setelah sistem menerima kalor dan melakukan kerja maka
akan terjadi perubahan energi dalam.

Hubungan Hukum I Termodinamika terhadap Proses-prosesnya

1. Hukum I Termodinamika dengan proses isothermal (suhu tetap), perubahan


energi dalam ∆U = 0, sebab perubahan suhu ∆T = 0
2. Hukum I Termodinamika dengan proses isokhorik (volume tetap), usaha yang
dilakukan gas W = 0 sebab perubahan volume ∆V = 0.
3. Hukum I Termodinamika dengan proses isobarik
Dalam proses isobarik (tekanan tetap), usaha yang dilakuakan gas
W  pV  pV2  V1 .

4. Hukum I Termodinamika dengan proses adiabatic ( Q = nol)


Dalam proses adiabatik, sistem tidak menerima kalor atau melepas kalor sehingga
Q = 0.

Hukum II Termodinamika
Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa, “Kalor mengalir secara
spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah
mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”.

Hukum II Termodinamika memberikan batasan-batasan terhadap perubahan


energi yang mungkin terjadi dengan beberapa perumusan:
1. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus, menerima kalor
dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi energi atau usaha luas
(Kelvin Planck).
2. Tidak mungkin membuat mesin yang bekerja dalam suatu siklus mengambil kalor
dari sebuah reservoir rendah dan memberikan pada reservoir bersuhu tinggi tanpa
memerlukan usaha dari luar (Clausius).

41
3. Pada proses reversibel, total entropi semesta tidak berubah dan akan bertambah
ketika terjadi proses irreversibel (Clausius).

Entropi
Entropi merupakan besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap
keadaan dari keadaan awal hingga akhir sistem. Semakin tinggi entropi suatu sistem
menunjukkan sistem semakin tidak teratur. Entropi sama seperti halnya tekanan dan
temperatur, yang merupakan salah satu sifat dari sifat fisis yang dapat diukur dari
sebuah sistem.
Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada
suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah:
𝑄
∆𝑆 = 𝑇
Keterangan : ∆𝑆 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝐽/𝐾)
Q = Kalor (J)
T = Suhu (K)

Mesin Pendingin
Mesin pendingin adalah suatu rangkaian yang mampu bekerja untuk
menghasilkan suhu atau temperatur dingin. Pada mesin pendingin terjadi aliran
kalor dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan
usaha pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).
Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien daya guna
merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah
Q2 terhadap usaha yang dibutuhkan W.

Rumus matematikanya sbb:


Rumus mesin pendingin:
𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2
Efisiensi mesin pendingin
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑄1
𝜂= = = − 1 𝑥 100%
𝑄2 𝑄2 𝑄2
Atau
Efisiensi mesin Pendingin
𝑊 𝑇1 − 𝑇2 𝑇1
𝜂= = = − 1 𝑥 100 %
𝑇2 𝑇2 𝑇2

42
Mesin Kalor/Karnot
Mesin kalor adalah suatu alat yang mengubah energi panas menjadi energi
mekanik. Dalam mesin kalor misalnya, energi panas hasil pembakaran bahan bakar
diubah menjadi energi gerak mobil. Efisiensi termal sebuah mesin kalor adalah nilai
perbandingan antara usaha yang dilakukan dan kalor yang diserap dari sumber suhu
tinggi selama satu siklus.
Rumus mesin kalor:
𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2
Efisiensi mesin kalor
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑄2
𝜂= = = 1− 𝑥 100%
𝑄1 𝑄1 𝑄1
atau
𝑊 𝑇1 − 𝑇2 𝑇2
𝜂= = = 1− 𝑥 100%
𝑇1 𝑇1 𝑇1

Siklus Carnot
Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinamika yang melibatkan proses
isothermal, isobaric, dan isokhorik. Siklus Carnot terdiri dari empat proses, yaitu dua
proses isothermal dan dua proses adibiatik.
Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki
efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan
oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram
p – V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari
reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan
mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang mempunyai
efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot.

Prinsip
Hukum I Termodinamika
Untuk mengetahui besar kalor, maka secara sistematis dapat dituliskan :
Q  U  W
Dengan :
Q = Kalor (J)

43
W = usaha luar (J)
ΔU = perubahan energi dalam (J)

Perubahan Energi Dalam (∆U)


Dapat diketahui bahwa perubahan energi dalam disebabkan oleh peningkatan enegi
dalam sebelum dan sesudah dipanaskan. Pada teori kinetik gas dapat kita ketahui
bahwa energi dalam dinyatakan dalam rumus:
3
U nRT
2
Sehingga diperoleh perubahan energi dalam:

U  U 2  U1
3 3
U  nRT2  nRT1
2 2
3
U  nR(T2  T1 )
2

Hubungan Hukum I Termodinamika terhadap Proses-prosesnya

1. Hukum I Termodinamika dengan proses isotermal


Dalam proses isothermal (suhu tetap), perubahan energi dalam ∆U = 0, sebab
perubahan suhu ∆T = 0, sehingga Hukum I Termodinamika menjadi:

Q  W  U
Q W 0
V2
Q  W  nRT ln
V1
2. Hukum I Termodinamika dengan proses isokhorik
Dalam proses isokhorik (volume tetap), usaha yang dilakukan gas W = 0 sebab
perubahan volume ∆V = 0, sehingga Hukum I Termodinamika menjadi:
Q  W  U
Q  0  U
3
Q  U  nRT
2
3. Hukum I Termodinamika dengan proses isobarik
Dalam proses isobaraik (tekanan tetap), usaha yang dilakuakan gas
W  pV  pV2  V1 , sehingga Hukum I Termodinamika menjadi:

44
Q  W  U
3
Q  pV  nRT
2
4. Hukum I Termodinamika dengan proses adiabatik
Dalam proses adiabatik, sistem tidak menerima kalor atau melepas kalor sehingga
Q = 0, sehingga Hukum I termodinamika menjadi:
Q  W  U
0  W  U
3 
W   U   nRT 
2 
Entropi
Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses reversibel pada
suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah:
𝑄
∆𝑆 = 𝑇
Keterangan : ∆𝑆 = 𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑒𝑛𝑡𝑟𝑜𝑝𝑖 (𝐽/𝐾)
Q = Kalor (J)
T = Suhu (K)

Mesin Kalor
Rumus mesin kalor:
𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2
Efisiensi mesin kalor
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑄2
𝜂= = = 1−
𝑄1 𝑄1 𝑄1

Siklus Carnot
Efisiensi mesin Carnot
𝑇2
𝜂 = 1−
𝑇1
Mesin Pendingin
Rumus mesin pendingin adalah :
𝑄2 𝑄2 𝑇2
𝐾𝑃 = =𝑄 =
𝑊 1 −𝑄2 𝑇1 −𝑇2
Keterangan : 𝐾𝑃 = Koefisien daya guna
𝑊 = Usaha (J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)

45
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)

Prosedur
Percobaan perubahan energi dalam
Percobaan mesin pendingin

Hukum III Termodinamika


Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi system akan mendekati nilai minimum

e.Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi termodinamika : Hukum-hukum Termodinamia, entropi,
mesin kalor, siklus karnot dan mesin pendingin Anda dapat mempelajari kegiatan
eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini disajikan petunjuknya dalam
lembar kegiatan siswa (LKS) yang diberikan guru ke siswa. Untuk kegiatan
ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan, melakukan
percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal penting untuk
keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan untuk
mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN
Termodinamika Cabang ilmu fisika yang mempelajari perilaku zat dibawah
control suhu secara makroskopik
Hukum I Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa, “untuk setiap
Termodinamika proses, apabila kalor Q diberikan kepada sisten dan sistem
melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi
dalam ΔU. atau “Besar perubahan kalor dalam system
adalah sama dengan jumlah perubahan kalor dalam system
dan usaha yang dilakukan”
Hukum II Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa, “Kalor
Termodinamika mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke

46
benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya”.
Hukum III Hukum III Termodinamika menyatakan bahwa “pada saat
Termodinamika suatu system mencapai temperature nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi system akan mendekati
nilai minimum”
Entropi Besaran termodinamika yang menyerupai perubahan setiap
keadaan dari keadaan awal hingga akhir sistem
Kesetimbangan Suatu sistem dikatakan setimbang termal jika suhu di semua
termal bagian sistem sudah sama atau interaksi kalor antarbagian
sistem sudah selesai
Lingkungan Segala sesuatu yang di luar sistem, yang berpengaruh secara
signifikan pada sistem
Proses isobarik Proses yang berlangsung pada tekanan kostan
Proses isokhorik Proses yang berlangsung pada volume kostan
Proses isotermal Proses yang berlangsung pada suhu kostan
Siklus Sederetan proses yang berlangsung sedemikian rupa
sehingga keadaan akhir sistem sama dengan keadaan
awalnya
Sistem Susuatu yang menjadi obyek tinjauan
Mesin Pendingin Suatu rangkaian yang mampu bekerja untuk
menghasilkan suhu atau temperatur dingin. Pada mesin
pendingin terjadi aliran kalor dari reservoir bersuhu
rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan
usaha pada sistem
Mesin Suatu alat yang mengubah energi panas menjadi energi
Kalor/Karnot mekanik. Dalam mesin kalor misalnya, energi panas hasil
pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak
mobil
Siklus carnot Siklus termodinamika yang melibatkan proses isothermal,
isobaric, dan isokhorik. Siklus Carnot terdiri dari empat
proses, yaitu dua proses isothermal dan dua proses adibiatik.

47
g.Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
HUKUM I TERMODINAMIKA

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

Hukum 1 termodinamika menyatakan bahwa ”Jumlah kalor pada suatu sistem


adalah sama dengan perubahan enegi didalam sistem tersebut ditambah dengan
usaha yang dilakukan oleh sistem”. Hubungan antara kalor dan lingkungan dalam
hukum 1 thermodinamika, energi dalam sistem adalah jumlah total semua energi
molekul yang ada didalam sistem. Apabila sistem melakukan usaha atau sistem
memperoleh kalor dari lingkungan. Maka energi dalam sistem naik, sebaliknya
energi dalam sistem akan berkurang jika sistem melakukan usaha terhadap
lingkungan atau sistem member kalor pada lingkungan.

Gambar 9.3 : Ilustrasi Hukum Termodinamika

Tujuan
Siswa dapat mengetahui kerja sistem setelah diberikan kalor sesuai dengan Hukum I
Termodinamika.

48
Alat dan Bahan
1. 2 balon 3. Korek api
2. 1 lilin 4. Air
Langkah-langkah Kegiatan
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Tiup sebuah balon kemudian ikat, kemudian ambil sebuah lilin dan nyalakan.
3. Letakkan balon yang sudah ditiup di atas lilin yang menyala selama 20 detik,
amatilah reaksi yang terjadi dan catat pada tabel pengamatan.
4. Lakukan langkah 2-3 untuk balon yang diisi air.
Hasil Pengamatan
No. Perlakuan Reaksi yang terjadi

1.

2.

Pertanyaan
1. Bagaimana reaksi yang terjadi saat balon yang tidak beisi air saat diletakkan di
atas lilin?
…………………………………………………………………………………
2. Jelaskan proses terjadinya reaksi yang terjadi pada balon tidak berisi air yang
diletakkan diatas lilin!
…………………………………………………………………………………
Bagaimana reaksi yang terjadi saat balon yang berisi air saat diletakkan di atas
lilin?
…………………………………………………………………………………
3. Jelaskan proses terjadinya reaksi yang terjadi pada balon berisi air diletakkan di
atas lili!
…………………………………………………………………………………
4. Jelaskan kaitan percobaan yang telah dilakukan berdasarkan Hukum I
Termodinamika!
………………………………………………………………………………

Kesimpulan
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

49
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
HUKUM II TERMODINAMIKA

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

Perhatikan AC yang mampu mendinginkan udara di sekitarnya


Mesin pendingin adalah suatu rangkaian yang mampu bekerja untuk
menghasilkan suhu atau temperatur dingin. Pada mesin pendingin terjadi aliran kalor
dari reservoir bersuhu rendah ke reservoir bersuhu tinggi dengan melakukan usaha
pada sistem. Contohnya, pada lemari es (kulkas) dan pendingin ruangan (AC).
Ukuran kinerja mesin pendingin yang dinyatakan dengan koefisien daya guna
merupakan hasil bagi kalor yang dipindahkan dari reservoir bersuhu rendah Q2
terhadap usaha yang dibutuhkan W. Rumus mesin pendingin adalah :
𝑄2 𝑄2 𝑇2
𝐾𝑃 = =𝑄 =
𝑊 1 −𝑄2 𝑇1 −𝑇2

Keterangan : 𝐾𝑃 = Koefisien daya guna


𝑊 = Usaha (J)
Q1 = kalor yang diberikan pada reservoir suhu tinggi (J)
Q2 = kalor yang diserap pada reservoir suhu rendah (J)
T1 = suhu pada reservoir bersuhu tinggi (K)
T2 = suhu pada reservoir bersuhu rendah (K)

Tujuan
Siswa dapat membuktikan bunyi Hukum II Termodinamika melalui percobaan.

Alat dan Bahan


1. Toples kecil 1 buah
2. Pipa lebar 1 cm dan panjang 5 cm
3. Es batu
4. Kipas kecil

50
Langkah-langkah Kegiatan

1. Susunlah alat seperti gambar 9.4 berikut.

Gambar 9.4 Alat AC sederhana/praktikum Hukum II


Termodinamika

2. Posisikan kipas di atas tutup toples, tandai sekeliling dengan pensil.


3. Lubangi toples bagian samping/dinding 1 buah sebesar diameter pipa.
4. Gunakan pensil untuk membuat lingkaran dan lubangi dengan gunting.
5. 1 buah potongan pipa tersebut pada 1 lubang yang sudah di buat.
6. Tambahkan ikatan pita plastic atau lainnya pada ujung pipa.
7. Masukkan es batu ke dalam toples.
8. Nyalakan kipas dari atas toples.
9. Dekatkan tangan Anda ke lubang pipa lalu amati yang terjadi.

Pertanyaan Analisis
1. Bagaimana prinsip AC sederhana?
…………………………………………………………………………………
2. Apa yang Anda rasakan bila tangan didekatkan dengan lubang pipa? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi suhu udara pada alat AC sederhana!
…………………………………………………………………………………
4. Apa hubungan antara percobaan yang telah kalian lakukan dengan bunyi Hukum
II Termodinamika? Jelaskan!

…………………………………………………………………………………

Kesimpulan

51
h. Evaluasi/Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Apa bunyi dari Hukum I Termodinamika?
2. Dalam suatu proses, suatu sistem diberi panas 500 kal dan bersaan dengan
itu dikerjakan usaha luar sebesar 100 J. Berapakah perubahan energi dalam
sistem?
3. Satu mol gas dimampatkan pada suhu tetap -23oC sehingga volumenya
menjadi setengah dari volumenya mula-mula. Hitunglah kerja yang
dilakukan oleh gas tersebut.(R=8,31 J/mol K; ln 1=0; ln2=0,69).
4. Apa bunyi dari Hukum II Termodinamika? Sebutkan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari!
5. Suatu sistem menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah
peubahan entropi sistem ini?
6. Perhatikan gambar 9.5 grafik siklus Carnot ABCDA di bawah ini!
Berdasarkan data grafik, berapakah efisiensi mesin Carnot tersebut!

Gambar 9.5 : grafik siklus Carnot

i.Kunci jawaban Latihan/ Tugas / Ulangan harian


1. Bunyi Hukum I Termodinamika adalah untuk setiap proses, apabila kalor
Q diberikan kepada sisten dan sistem melakukan usaha W, maka akan
terjadi perubahan energi dalam ΔU.

2. Jawab
diketahui :
Q  500kal  500  4,2 J  2100 J
W  100 J
U  ?
penyelesai an :
Q  U  W
U  Q  W
U  2100  100 J  2000 J

52
3. Jawab.
n  1mol
T   23  273K  250 K
1
V2  V1
2
R  8,31J / molK
penyelesai an :
V
W  nRT ln 2
V1
 1
W  18,31J / molK  250 ln 
 2
 
W  2,08 103 ln 1  ln 2
W  2,0810 0  0,69 
3

W  1,4  103 J
4. Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa, “kalor mengalir secara spontan
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir
secara spontan dalam arah kebalikannya”. Contohnya AC dan kulkas.
5. Jawab
𝑄 60.000 𝐽
∆𝑆 = = ∆𝑆 = = ∆𝑆 = 200 𝐽/𝐾
𝑇 300 𝐾
6. Jawab :
𝑇2
𝜂 = 1−
𝑇1
350 𝐾 150 3 3
𝜂 = 1 − 500 𝐾 = 500 = 10 = 10 × 100% = 30%

j.Rangkuman
- Hukum 1 termodinamika menyatakan bahwa ”Jumlah kalor pada suatu sistem
adalah sama dengan perubahan enegi didalam sistem tersebut ditambah
dengan usaha yang dilakukan oleh sistem”.
Q  U  W
3
Perubahan energi dalam : U  2 nRT

1.Hukum I Termodinamika dengan proses isothermal (suhu tetap), perubahan


energi dalam ∆U = 0, sebab perubahan suhu ∆T = 0
2.Hukum I Termodinamika dalam proses isokhorik (volume tetap), usaha yang
dilakukan gas W = 0 sebab perubahan volume ∆V = 0.

53
3.Hukum I Termodinamika dengan proses isobarik (tekanan tetap), usaha yang
dilakuakan gas W  pV  pV2  V1 .

4.Hukum I Termodinamika dengan proses adiabatic ( Q = nol)


Dalam proses adiabatik, sistem tidak menerima kalor atau melepas kalor sehingga
Q = 0.
- Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa, “Kalor mengalir secara spontan
dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir
secara spontan dalam arah kebalikannya”.
- Entropi : Apabila sejumlah kalor Q diberikan pada suatu sistem dengan proses
reversibel pada suhu konstan, maka besarnya perubahan entropi sistem adalah:
𝑄
∆𝑆 = 𝑇

- Mesin Kalor
Rumus mesin kalor:
𝑊 = 𝑄1 − 𝑄2
Efisiensi mesin kalor
𝑊 𝑄1 − 𝑄2 𝑄2
𝜂= = =1−
𝑄1 𝑄1 𝑄1
- Siklus Carnot
Efisiensi mesin Carnot
𝑇2
𝜂 =1−
𝑇1
- Mesin Pendingin
Rumus mesin pendingin adalah :
𝑄2 𝑄2 𝑇2
𝐾𝑃 = =𝑄 =
𝑊 1 −𝑄2 𝑇1 −𝑇2

- Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu system mencapai temperature nol
absolut, semua proses akan berhenti dan entropi system akan mendekati nilai
minimum

54
k. Umpan balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 9 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan bahwa
pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan
Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 10 : Getaran dan gelombang), namun jika
Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi
kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 9 ini, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap Kegiatan Belajar 9 ini.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

55
Catatan :

56
C. Kegiatan Pembelajaran 10 : Getaran dan Gelombang
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.10 Menerapkan konsep getaran dan 4.10 Mempraktekan ayunan
Gelombang bandul untuk menetukan
Percepatan grafitasi bumi

b. Tujuan
1. Memahami pengertian getaran melalui kehidupan sehari-hari.
2. Menganalisis periode dan frekuensi pada getaran bandul.
3. Menentukan hubungan massa beban terhadap besarnya periode dan frekuensi
getaran pada pegas.
4. Memahami konsep gelombang dan klasifikasi gelombang.
5. Mengidentifikasi jenis-jenis gelombang.
6. Menganalisis penggunaan besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan
gelombang stasioner.
7. Mengidentifikasi hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang
dan panjang gelombang.
8. Menganalisis gejala-gejala gelombang.
9. Mengidentifikasi penerapan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.

c.Indikator Pencampaian Kompetensi


3.10 Menerapkan konsep getaran dan gelombang.
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian getaran melalui kehidupan sehari-hari.
2. Menghitung periode dan frekuensi pada getaran bandul.
3. Menentukan hubungan massa beban terhadap besarnya periode dan frekuensi
getaran pada pegas dalam perhitungan
4. Menjelaskan konsep gelombang dan klasifikasi gelombang.
5. Mengidentifikasi jenis-jenis gelombang.
6. Menganalisis penggunaan besaran-besaran fisis gelombang berjalan dan gelombang
stasioner.

57
7. Mengidentifikasi hubungan antara periode, frekuensi, cepat rambat gelombang dan
panjang gelombang.
8. Menganalisis gejala-gejala gelombang.
9. Mengidentifikasi penerapan gelombang dalam kehidupan sehari-hari.

4.10 Memperaktekkan ayunan bandul untuk menentukan percepatan gravitasi.


Indikator :
1.Merencanakan dan melaksanakan percobaan ayunan bandul untuk menentukan
percepatan gravitasi.

d.Uraian Materi
Fakta
Hampir semua objek dapat bergetar dan dapat menjadi sumber bunyi. Salah
satu yang dapat menjadi sumber bunyi adalah alat musik. Pada alat musik, sumber
bunyinya dibuat begetar dengan cara memukul, menggesek, memetik, atau meniup.
Sumber yang bergetar itu berkontak dengan udara (atau media lainnya )dan
mendorongnya sehingga menghasilkan gelombang bunyi yang berjalan ke luar .
frekuensi gelombang bunyi ini sama dengan frekuesi sumber bunyi namun kecepatan
dan panjang gelombangnya dapat berbeda. Alat musik yang memanfaatkan dawai
yang bergetar antara lain gitar, biola, piano, kecapi . Sedangkan alat musik yang
memanfaatan kolom udara yang bergetar antara lain seruling, terompet, organ pipa,
dan clarinet. Kolom udara yang sederhana adalah pipa organa.

Konsep
GETARAN
Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala melalui suatu titik
keseimbangan. Pada umumnya setiap benda dapat melakukan getaran. Suatu benda
dikatakan bergetar bila benda itu bergerak bolak bolik secara berkala melalui titik
keseimbangan.
Beberapa contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari – hari antara
lain:
1. Sinar gitar yang di petik.
2. Bandul jam dinding yang sedang bergoyang.

58
3. Ayunan anak-anak yang sedang dimainkan.
4. Mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung lain diberi
simpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya.
5. Pegas yang diberi beban.

Periode dan Frekuensi Getaran

Gambar 10.1 Bandul sederhana


Pada gambar 10.1, dapat diperhatikan:
1. Titik A merupakan titik keseimbangan.
2. Simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk kan dengan jarak AB = AC ) disebut
amplitudo getaran.
3. Jarak tempuh B – A – C – A – B disebut satu getaran penuh.

Beberapa parameter yang menentukan karakteristik getaran


Amplitudo (A)
Amplitudo merupakan simpangan terjauh yang diukur dari titik setimbang.
Periode (T)
Periode merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
getaran.
Frekuensi (f)
Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik.

Hubungan massa beban terhadap periode getaran pada pegas


Hubungan massa beban dan periode adalah berbanding lurus. Semakin besar
massa beban, maka periode getaran pegas juga akan semakin besar. Sedangkan
hubungan konstanta pegas dan periode adalah berbanding terbalik. Artinya, semakin
besar konstanta pegas, periodenya akan semakin kecil, begitu juga sebaliknya.

59
Hubungan massa beban terhadap frekuensi getaran pada pegas
Hubungan massa beban dan frekuensi adalah berbanding terbalik. Artinya,
semakin besar massa beban, frekuensinya akan semakin kecil, begitu juga
sebaliknya. Sedangkan hubungan konstanta pegas dan frekuensi adalah berbanding
lurus. Semakin besar konstanta pegas, maka frekuensi getarannya juga akan semakin
besar.

GELOMBANG
Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan. Gelombang akan
terus terjadi apabila sumber getaran ini bergetar terus menerus. Gelombang
membawa energi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contoh sederhana gelombang,
apabila kita mengikatkan satu ujung tali ke tiang, dan satu ujung talinya lagi
digoyangkan, maka akan terbentuk banyak bukit dan lembah di tali yang
digoyangkan tadi, inilah yang disebut gelombang.

Macam-macam gelombang
1. Berdasarkan mediumnya gelombang dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gelombang mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses perambatannya
memerlukan medium (zat perantara). Artinya jika tidak ada medium, maka
gelombang tidak akan terjadi. Contohnya adalah gelombang bunyi yang zat
perantaranya udara, jadi jika tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar.
b. Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara). Artinya gelombang
ini bisa merambat dalam keadaan bagaimanapun tanpa memerlukan medium.
Contohnya adalah gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat
perantara.

2. Berdasarkan arah getar dan rambatnya, gelombang dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gelombang transversal
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus
dengan arah rambatannya. Bentuk getarannya berupa lembah dan bukit.

60
b. Gelombang longitudinal
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah rambatnya sejajar dengan
arah getarannya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan renggangan.

3. Berdasarkan amplitudonya (simpangan terjauh), gelombang dibagi menjadi dua,


yaitu:
a. Gelombang berjalan
Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang memiliki amplitudo
konstan di setiap titik yang dilalui gelombang.
b. Gelombang stasioner
Gelombang stasioner sering disebut gelombang tegak atau gelombang berdiri
merupakan gelombang yang terbentuk dari hasil perpaduan atau interferensi dua buah
gelombang yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama, namun arahnya
berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak konstan, artinya tidak semua
titik yang dilalui gelombang memiliki amplitudo yang sama. Titik yang bergetar
dengan amplitudo maksimum disebut perut, dan titik yang bergetar dengan amplitudo
minimum disebut simpul. Gelombang stasioner terbagi menjadi dua, yaitu gelombang
stasioner pada dawai ujung bebas dan gelombang stasioner pada dawai ujung terikat.

Gelombang Bunyi
Gelombang Bunyi adalah sebuah gelombang longitudinal yang merambat
memerlukan medium. Medium yang diperlukan bunyi untuk merambat adalah padat,
cair, dan gas .Oleh karena itu, bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi yaitu getaran di udara atau medium
lain,sampai ke gendang telinga manusia.Manusia memiliki batas pendengaran
terhadap bunyi, bunyi yang berfrekuensi sangat rendah dan berfrekuensi sangat tinggi
tidak dapat didengar oleh telinga manusia. Berdasarkan frekuensinya gelombang
bunyi dibedakan menjadi tiga yaitu:
1. Infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya lebih rendah dari 20 Hz.
Misalnya gunung meletus, gempa bumi.
2. Audiosonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi antara 20-20.000
Hz. Bunyi audiosonik merupakan bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia.

61
3. Ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi lebih besar dari
20.000 Hz. Gelombang ini tidak dapat didengar oleh manusia. Namun, hewan
seperti kelelawar dan lumba-lumba dapat mendengar bunyi ultrasonik.

Syarat –syarat terjadinya bunyi adalah


a. Adanya sumber bunyi (benda yang bergetar)
b. Adanya zat perantara (medium)
c. Adanya penerima atau pendengar
Efek doppler adalah peristiwa adanya perubahan frekuensi pendengar dan sumber
akibat adanya perbedaan antara jarak pendengar dan sumber.

Dawai (senar)
1. Frekuensi nada dasar

Gambar 10.2 Nada dasar pada dawai


Frekuensi nada dasar disebut juga harmonik kesatu. Dalam hal ini kedua ujung
dawai (senar) yang terikat tidak bebas bergerak.
2. Frekuensi nada atas pertama

Gambar 10.3 Nada atas pertama pada dawai


Frekuensi nada atas pertama disebut juga harmonik kedua. Nada atas pertama
dihasilkan bila dawai (senar) dipetik atau digesek pada jarak 𝑙 panjang dawai dari
salah satu ujung dawai.Pada dawai terjadi 3 simpul dan 2 perut.
3. Nada atas kedua

Gambar 10.4 Nada atas kedua pada dawai

62
Frekuensi nada atas kedua disebut juga harmonik ketiga .Frekuensi nada atas kedua
1
dihasilkan bila dawai dipetik atau digesek pada jarak 6 panjang dawai dari salah satu

ujung dawai. Pada dawai terjadi 4 simpul dan 3 perut.

Pipa Organa terbuka


Pipa organa terbuka artinya sebuah kolom udara yang kedua ujung penampangnya
terbuka. Apabila pipa organa terbuka ditiup, udara di dalam pipa organa itu
membentuk pola gelombang stasioner. Ujung- ujung pipa berhubungan dengan udara
luar.
1. Frekuensi nada dasar

Gambar 10.5 Nada dasar pada pipa organa terbuka


1
Untuk nada dasar, pada pipa berbentuk 1 simpul dan 2 perut dan terjadi 2

gelombang.

2. Frekuensi nada atas pertama

Gambar 10.6 Nada atas pertama pada pipa organa terbuka


Frekuensi nada atas pertama disebut juga harmonik kedua. Untuk nada atas
pertama, pada pipa terbentuk 2 simpul dan 3 perut dan terjadi 1 gelombang.

3. Frekuensi nada atas kedua


Frekuensi nada atas kedua disebut juga harmonik ketiga. Untuk nada atas kedua,
3
pada pipa terbentuk 3 simpul dan 4 perut dan terjadi 2 gelombang.

Gambar 10.7 Nada atas kedua pada pipa organa terbuka

63
Pipa Organa tertutup
Pipa organa tertutup artinya sebuah kolom udara yang salah satu ujungnya tertutup
dan ujung lainnya terbuka. Apabila pada pipa organa ditiup akan dihasilkan pola
gelombang stasioner dimana ujung yang tertutup menjadi titik simpulnya.
1. Frekuensi nada dasar
Frekuensi nada dasar disebut juga harmonik pertama. Untuk nada dasar pada pipa
1
terbentuk 1 simpul dan 1 perut dan terjadi 4 gelombang.

Gambar 10.8 Nada dasar pada pipa organa tertutup


2. Frekuensi nada atas pertama
Frekuensi nada atas pertama disebut juga harmoni kedua. Untuk nada atas pertama
3
,pada pipa terbentuk 2 simpul dan 2 perut dan terjadi 4 gelombang.

Gambar 10.9 Nada atas pertama pada pipa organa tertutup


3. Frekuensi nada atas kedua
Frekuensi nada atas kedua disebut juga harmonik ketiga. Untuk nada atas kedua
,pada pipa terbentu gelombang dengan 3 simpul dan 3 perut dan terjadi
5
gelombang.
4

Gambar 10.10 Nada atas kedua pada pipa organa tertutup


Sifat-sifat Gelombang
1. Dipantulkan (refleksi)
2. Dibiasakan (refraksi)
3. Dipadukan (interferensi)
4. Dibelokkan/disebarkan (difraksi)
5. Dispersi gelombang
6. Dispolarisasi (diserap arah getarnya)

64
Prinsip
Beberapa parameter yang menentukan karakteristik getaran
1. Amplitudo (A)
Amplitudo merupakan simpangan terjauh yang diukur dari titik setimbang.
2. Periode (T)
Periode merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu
getaran. Sehingga dirumuskan:
𝑡
𝑇=
𝑛
3. Frekuensi (f)
Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik. Sehingga
dirumuskan:
𝑛
𝑓=
𝑡
Hubungan antara frekuensi dan periode
1 1
𝑓 = 𝑇 atau 𝑇 = 𝑓

Dimana :
T = Periode (s)
f = Frekuensi (Hz)
t = Waktu (s)
n = Banyaknya getaran
Hubungan massa beban terhadap periode getaran pada pegas
Telah kita pelajari bahwa benda yang bergerak harmonik sederhana akan
mengalami percepatan yang sebanding dengan negatif dari simpangannya.
𝑎 = − ω2 y ………… (1)
Telah kita ketahui juga bahwa pada pegas terdapat gaya pemulih F = -ky yang
arahnya selalu menuju ke titik setimbangan. Maka sesuai dengan hukum II Newton.
𝐹 = −𝑘𝑦
𝑚𝑎 = −𝑘𝑦
Substitusi persamaan 1, diperoleh:
𝑚𝑎 = −𝑘𝑦
𝑚(−ω2 y) = −𝑘𝑦

65
𝑘
𝜔2 = 𝑚 ………… (2)

Telah diketahui bahwa:


2𝜋
𝜔=
𝑇
Substitusi persamaan 2, diperoleh;
2𝜋
𝜔=
𝑇
4𝜋 2 𝑘
=
𝑇2 𝑚
𝑚
𝑇 2 = 4𝜋 2 𝑘

𝑚
𝑇 =√ 4𝜋 2 𝑘

𝑚
𝑇 = 2𝜋√ ………… (3)
𝑘

Hubungan massa beban terhadap frekuensi getaran pada pegas


Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi selama satu periode.
Telah diketahui bahwa:
1
𝑓=
𝑇
Substitusi persamaan 3, diperoleh:
1
𝑓= 𝑚
±
2𝜋√𝜔
𝑘

1 𝑘
𝑓 = 2𝜋 √𝑚

66
GELOMBANG
1. Berdasarkan amplitudonya (simpangan terjauh), gelombang dibagi menjadi dua,
yaitu:
a. Gelombang berjalan

Gambar 10.11 Gelombang berjalan


Tinjau seutas tali panjang dalam arah mendatar, salah satu ujungnya digetarkan naik
turun dalam arah sumbu y sehingga terjadi gelombang yang merambat ke arah sumbu x
positif.
𝑦 = 𝐴 sin 𝜔𝑡 → 𝜔 = 2𝜋𝑓
1
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋𝑓 𝑡 → 𝑓 =
𝑇
2𝜋
𝑦 = 𝐴 sin
𝑡
𝑇
𝑡 𝑡
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 → = 𝜑 (𝑓𝑎𝑠𝑒)
𝑇 𝑇
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 𝜑
Bila cepat rambat gelombang adalah v, maka waktu yang diperlukan gelombang untuk
𝑥
merambat dari O ke P sejauh x adalah 𝑣. Jadi, jika titik O sudah bergetar selama t sekon,
𝑥
maka titik P akan bergetar selama 𝑡𝑝 = 𝑡 − 𝑣. Sehingga fase getaran naik turun di P

akibat gelombang dari O adalah:


𝑥
𝑡𝑝 𝑡 − 𝑣 𝑡 𝑥
𝜑𝑝 = = = − → 𝜆 = 𝑣𝑇
𝑇 𝑇 𝑇 𝑣𝑇
𝑡 𝑥
𝜑𝑝 = − (𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑃)
𝑇 𝜆
Dengan memasukkan fase gelombang di titik P, maka persamaan simpangannya:
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 𝜑
𝑡 𝑥
𝑦 = 𝐴 sin 2𝜋 ( − )
𝑇 𝜆

67
2𝜋𝑡 2𝜋𝑥
𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 ( − )
𝑇 𝜆
2𝜋 2𝜋 2𝜋 2𝜋
𝑦 = 𝐴 𝑠𝑖𝑛 ( 𝑡 − 𝑥) → = 𝜔 𝑑𝑎𝑛 =𝑘
𝑇 𝜆 𝑇 𝜆
𝑦 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
𝑦 = ±𝐴 sin(𝜔𝑡 ± 𝑘𝑥)
Keterangan:
+A = amplitudo titik asal ke atas
-A = amplitudo titik asal ke bawah
+k = gelombang merambat ke kiri
-k = gelombang merambat ke kanan
Dengan menggunakan sifat turunan, dapat ditentukan kecepatan dan percepatan partikel
pada gelombang berjalan.
Persamaan simpangan gelombang di titik P adalah:
𝑦𝑝 = 𝐴 sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
Kecepatan adalah turunan pertama dari fungsi simpangan:
𝑑𝑦𝑝 𝑑{𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)}
𝑣𝑝 = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑣𝑝 = 𝜔𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
Percepatan adalah turunan pertama dari fungsi kecepatan:
𝑑𝑣𝑝 𝑑{𝜔𝐴 cos(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)}
𝑎𝑝 = =
𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑎𝑝 = −𝜔2 𝐴 sin (𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
𝑎𝑝 = −𝜔2 𝑦𝑝
Sudut fase
Secara umum persamaan gelombang:
𝑦 = 𝐴 sin(𝜔𝑡 − 𝑘𝑥)
Untuk sudut fase gelombang:
𝑦 = 𝐴 sin 𝜃
𝜃 = 𝜔𝑡 − 𝑘𝑥
𝑡 𝑥
𝜃 = 2𝜋 ( − )
𝑇 𝜆

68
Fase
𝑡 𝑥
𝜑= −
𝑇 𝜆
𝑡 𝑥
𝜃 = 2𝜋 ( − )
𝑇 𝜆
𝜃 𝑡 𝑥
=( − )
2𝜋 𝑇 𝜆
𝜃
𝜑=
2𝜋
Beda fase

Gambar 10.12 Gelombang berjalan pada beda fase


Secara umum fase gelombang:
𝑡 𝑥
𝜑𝑝 = −
𝑇 𝜆

Karena kita melihat beda fase gelombang pada dua titik, yang kita misalkan beda fase
pada titik A dan titik B, maka jarak dari pusat O ke titik A adalah xA dan jarak dari pusat
O ke titik B adalah xB.
𝑡 𝑥
𝜑= −
𝑇 𝜆
∆𝜑 = 𝜑𝐵 − 𝜑𝐴
𝑡 𝑥𝐵 𝑡 𝑥𝐴
∆𝜑 = ( − ) − ( − )
𝑇 𝜆 𝑇 𝜆
−(𝑥𝐵 − 𝑥𝐴 )
∆𝜑 =
𝜆
−∆𝑥
∆𝜑 =
𝜆
b. Gelombang stasioner

69
Gambar 10.13 Gelombang stasioner pada dawai ujung bebas
Akan terbentuk perut pada alat pantul. Letak simpul dapat ditentukan dengan
persamaan:
2𝑛 − 1
𝑆𝑛 = 𝜆
4
Sedangkan letak perutnya dapat ditentukan dengan persamaan:
2𝑛 − 2
𝑃𝑛 = 𝜆
4

Gambar 10.14 Gelombang stasioner pada dawai ujung terikat


Akan terbentuk simpul pada alat pantul. Letak simpul dapat ditentukan dengan
persamaan:
2𝑛 − 2
𝑆𝑛 = λ
4
Sedangkan letak perutnya dapat ditentukan dengan persamaan:
2𝑛 − 1
𝑃𝑛 =
4
Efek Doppler
Persamaan matematis efek doppler yaitu
𝑓𝑝 𝑓𝑠
= 𝑣±𝑣
𝑣±𝑣𝑝 𝑠

𝑣 ±𝑣𝑝
𝑓𝑝 = . 𝑓𝑠
𝑣±𝑣𝑠

dimana,
fp = Frekuensi pendengar (Hz)
fs = Frekuensi sumber bunyi (Hz)
v = Cepat rambat bunyi di udara (340 m/s)
vp= Kecepatan pendengar (positif jika mendekati sumber dan negatif jika
menjauhi sumber) (m/s)

70
vs = Kecepatan sumber bunyi (positif jika menjauhi pendengar dan negatif jika
mendekati pendengar) (m/s)
Dawai (senar)
1. Frekuensi nada dasar
Pada nada dasar ini terjadi dua simpul dan satu perut. Artinya pada nada dasar
1 1
terjadi gelombang , sehingga panjang dawai sama dengan panjang panjang
2 2

gelombang.
1
𝑙 = 2 λ atau :λ = 2 𝑙
𝑣
Dari persamaan v = f . λ, maka : f= λ
Sehingga frekuensi nada dasar f0 dirumuskan dengan
𝑣
f0 = 2𝑙
Keterangan:
𝑙 = Panjang Dawai (m)
𝑓0 = Frekuensi nada dasar (Hz)
𝑣 = Cepat rambat gelombang di udara (m/s)
2. Frekuensi nada atas pertama
Pada dawai terjadi satu gelombang,sehingga panjang dawai (senar) sama dengan
satu panjang gelombang .
𝑙=λ
Frekuensi nada atas pertama dirumuskan dengan
𝑣
𝑓1 =
𝑙
3. Nada atas kedua
3 3
Pada dawai terjadi gelombang ,sehingga panjang dawai (senar)sama dengan
2 2

panjang gelombang.
3 2
𝑙 = 2λ maka : λ= 3 𝑙
Frekuensi nada atas kedua dirumuskan dengan
3𝑣
𝑓2 =
2𝑙
Perbandingan Frekuensi Nada pada Dawai
Jika frekuensi nada dasar dan nada-nada atas dawai dibandingkan, maka diperoleh:
1𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : :2𝑙
2𝑙 𝑙
1𝑣
Dengan membagi ruas kanan dengan 2 𝑙 ,diperoleh

𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = 1:2:3

71
Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa perbandingan frekuensi nada dasar dan
nada-nada atas suatu dawai yang kedua ujungnya terikat merupakan bilangan-
bilangan bulat positif
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 :….= 1:2:3:….
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:

∑ Perut = 𝑛 + 1

∑ Simpul = 𝑛 + 2

∑ Simpul = ∑ Perut + 1
(𝑛+1)𝑣
𝑓𝑛 = 2𝑙

dengan n=0,1,2,3,….(untuk menyatakan nada)


Pipa Organa terbuka
1. Frekuensi nada dasar
Panjang pipa sama dengan setengah panjang gelombang.
1
𝑙=2λ maka : λ=2 𝑙

Frekuensi nada dasar dirumuskan dengan:


𝑣
𝑓0 =2𝑙

2. Frekuensi nada atas pertama


Panjang pipa sama dengan satu panjang gelombang.
𝑙=λ
Frekuensi nada atas pertama dirumuskan dengan:
𝑣
𝑓1 =
𝑙
3. Frekuensi nada atas kedua
3
Panjang pipa sama dengan 2 panjang gelombang.
3 2
𝑙 = 2 λ maka : λ = 3 𝑙

Frekuensi nada atas kedua dirumuskan dengan:


3𝑣
𝑓2 =
2𝑙
Perbandingan frekuensi nada pada pipa organa terbuka
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : : : 1:2:3:…
2𝑙 𝑙 2𝑙

72
Dari uraian diatas bisa diamati bahwa pada pipa organa terbuka berlaku pada
gelombang.

∑ Simpul = 𝑛 + 1

∑ Perut = 𝑛 + 2

∑ Perut = ∑ Simpul + 1

(𝑛 + 1)𝑣
𝑓𝑛 =
2𝑙
dengan n=0,1,2,3,….(untuk menyatakan nada)

Pipa Organa tertutup


1. Frekuensi nada dasar
1
Panjang pipa sama dengan 4 panjang gelombang.
1
𝑙 = 4λ maka : λ=4 𝑙

Frekuensi nada dasar dirumuskan dengan:


𝑣
𝑓0 =4𝑙

2. Frekuensi nada atas pertama


3
Panjang pipa sama dengan 4 panjang gelombang.
3 4
𝑙 = 4λ maka : 𝑙 = 3 λ

Frekuensi nada atas pertama dirumuskan dengan:


3𝑣
𝑓1 =
4𝑙
3. Frekuensi nada atas kedua
5
Panjang pipa sama dengan 4 panjang gelombang.
5 4
𝑙 = 4 λ maka : λ = 5 𝑙

Frekuensi nada atas kedua dirumuskan dengan:


5𝑣
𝑓2 =
4𝑙
Perbandingan frekuensi nada pada pipa organa tertutup
𝑣 3𝑣 5𝑣
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : : = 1:3:5
4𝑙 4𝑙 4𝑙

73
Dari uraian diatas bisa diamati bahwa pada pipa organa tertutup berlaku pada
gelombang.

∑ Simpul = ∑ Perut + 1

(2𝑛 + 1)𝑣
𝑓𝑛 =
4𝑙
dengan n=0,1,2,3,….(untuk menyatakan nada)

Prosedur
1. Percobaan bandul sederhana untuk menentukan percepatan gravitasi
2. Percobaan gelombang bunyi

e.Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep getaran dan gelombang ini. Anda dapat
mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini disajikan
petunjuknya dalam lembar kegiatan siswa (LKS) yang diberikan guru ke siswa. Untuk
kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan,
melakukan demontrasi atau percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda
mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan demontrasi/percobaan, Ini sangat berguna
bagi Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan KBM di sekolah.

f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN

Getaran Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala melalui


suatu titik keseimbangan
Pereode Periode merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan
untuk melakukan satu getaran.
Frekuensi Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam
satu detik.
Amplitudo Amplitudo merupakan simpangan terjauh yang diukur dari
titik setimbang.
Gelombang Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu

74
getaran/usikan.
Gelombang Mekanik Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya memerlukan medium (zat perantara).
Gelombang Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam
elektromagnetik proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat
perantara)
Gelombang tranversal Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya
Gelombang Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
longitudinal rambatnya sejajar dengan arah getarannya
Gelombang berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang
dan gelombang memiliki amplitudo konstan di setiap titik yang dilalui
stasioner gelombang.

Gelombang stasioner sering disebut gelombang tegak atau


gelombang berdiri merupakan gelombang yang terbentuk
dari hasil perpaduan atau interferensi dua buah gelombang
yang memiliki amplitudo dan frekuensi sama, namun
arahnya berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner
tidak konstan.
Gelombang bunyi Gelombang Bunyi adalah sebuah gelombang longitudinal
yang merambat memerlukan medium.
Infrasonik Infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya lebih
rendah dari 20 Hz. Misalnya gunung meletus, gempa bumi.
Intensitas gelombang Energi gelombang yang dipindahkan melalui bidang seluas
satu satuan per satuan waktu yang tegak lurus pada arah
cepat rambat gelombang
Audiosonik Audiosonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Bunyi audiosonik
merupakan bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Ultrasonik Ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz. Gelombang ini tidak

75
dapat didengar oleh manusia. Namun, hewan seperti
kelelawar dan lumba-lumba dapat mendengar bunyi
ultrasonic
Efek Doppler Efek doppler adalah peristiwa adanya perubahan frekuensi
pendengar dan sumber akibat adanya perbedaan antara jarak
pendengar dan sumber
Dawai / senar Dawai / senar artinya sebuah kolom udara yang kedua ujung
penampangnya tertutup. Apabila dawai dipetik, udara di
dalam dawai atau gitar membentuk pola gelombang
stasioner
Pipa Organa Terbuka Pipa organa terbuka artinya sebuah kolom udara yang kedua
ujung penampangnya terbuka. Apabila pipa organa terbuka
ditiup, udara di dalam pipa organa itu membentuk pola
gelombang stasioner
Pipa Organa Tertutup Pipa organa tertutup artinya sebuah kolom udara yang salah
satu ujungnya tertutup dan ujung lainnya terbuka. Apabila
pada pipa organa ditiup akan dihasilkan pola gelombang
stasioner dimana ujung yang tertutup menjadi titik
simpulnya

76
i. Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


(LKPD)
BANDUL SEDERHANA

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.

Tujuan
Siswa dapat menentukan percepatan gravitasi.

Alat dan Bahan


1. Statif 1 buah
2. Tali
3. Massa beban 100 gr (1 buah) dan 200 gr (1 buah)
4. Mistar 1 m
5. Stopwatch 1 buah
6. Busur derajat 1 buah

Langkah-langkah Kegiatan
1. Sediakan alat dan bahan.
2. Timbanglah beban yang akan digantung.
3. Gantunglah beban 100 gr pada tali dengan panjang 100 cm, 60 cm, dan 30 cm.
4. Tariklah beban tersebut hingga membentuk sudut 5°, 10°, dan 15°.
5. Lepaskan beban tersebut dan biarkan berayunan sebanyak 10 kali bolak-balik
dan catat waktunya.
6. Ulangilah langkah 3, 4, dan 5 dari masing-masing panjang tali sebanyak 3 kali
berturut-turut.
7. Ulangi langkah 1-6 untuk beban 200 gr.
8. Catat hasil pengamatan pada tabel data hasil pengamatan.
9. Hitung nilai percepatan gravitasi untuk setiap pengukuran.

77
Hasil Pengamatan
m = 100 gram
Panjang Sudut Banyak Waktu Periode T2 g
No.
tali (𝑙) (𝜃) Ayunan(𝑛) (𝑡) T(𝑡/𝑛) (𝑚/𝑠 2 )

1. 100 cm 10°
15°

2. 80 cm 10°
15°

3. 60 cm 10°
15°

m = 200 gram
Panjang Sudut Banyak Waktu Periode T2 g
No.
tali (𝑙) (𝜃) Ayunan(𝑛) (𝑡) T(𝑡/𝑛) (𝑚/𝑠 2 )

1. 100 cm 10°
15°

2. 80 cm 10°
15°

3. 60 cm 10°
15°

Pertanyaan
3. Berdasarkan hasil perhitungan bagaimanakah nilai gaya grafitasi untuk
seetiap percobaan? Apakah nilai gaya grafitasi untuk setiap percobaan sama?
Jelaskan!
………………………………………………………………………………
4. Apakah panjang tali, massa benda, dan sudut ayunan mempengaruhi
besarnya periode ayunan? Jelaskan!
………………………………………………………………………………

Kesimpulan
…………………………………………………………………………………

78
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
GELOMBANG BUNYI

Nama Kelompok :
Anggota : 1.
2.
3.
4.

Tujuan
Siswa dapat membuktikan gelombang bunyi merambat melalui tali (zat padat).

Alat dan Bahan


1. Gelas plastik 2 buah
2. Palu
3. Paku 3 buah
4. Benang/tali 2 meter

Langkah-langkah Kegiatan

1. Siapkan 2 buah gelas plastik bekas yang sudah dibersihkan.


2. Lubangilah dasar dari kedua kaleng tersebut dengan menggunakan paku.
3. Potong benang bangunan sepanjang 1 meter.
4. Hubungkan masing-masing ujung benang bangunan ke dasar kaleng dengan cara
memasukkan ujung benang pada lubang lalu ikat ujung benang.

79
5. Ajaklah seorang temanmu untuk memegang salah satu kaleng.
6. Rentangkan tali hingga lurus sehingga kamu dan temanmu bisa berdiri
berjauhan.
7. Mulailah melakukan percakapan dengan temanmu melalui kaleng tersebut.

Pertanyaan Analisis
1. Apakah suara temanmu dapat terdengar dengan menggunakan telepon
sederhana?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
2. Bagaimanakah perbedaan suara yang kamu dengar antara suara temanmu yang
tidak memakai telepon sederhana dengan yang memakai telepon sederhana?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Apa sajakah yang dilalui suara temanmu sehingga terdengar oleh telingamu?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
4. Apakah fungsi dari telepon sederhana?
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Disebut apakah gelombang bunyi yang memerlukan medium dalam
perambatannya?
…………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Kesimpulan
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..

80
h.Soal Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Apa yang dimaksud dengan getaran?
2. Sebuah ayunan sederhana melakukan gerak harmonik sederhana dengan panjang
tali 40 cm. Jika g = 10 m/s2, tentukanlah periode dan frekuensi ayunan tersebut
3. Sebuah gelombang berjalan memnuhi persamaan 𝑦 = 0,20 sin 0,40𝜋 (60𝑡 − 𝑥)
dengan x dan y dalam cm dan t dalam sekon. Tentukan (a) arah perambatan
gelombang, (b) amplitudo gelombang, (c) frekuensi gelombang, (d) panjang
gelombang dan (e)cepat rambat gelombang
4. Suatu gelombang stasioner mempunyai persamaan : y = 0,2 cos 5πx sin 10πt (y
dan x dalam meter dan t dalam waktu). maka berapa Jarak antara perut dan
simpul yang berturutan pada gelombang ini?
5. Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung-ujung dawai diikat
sehingga memiliki tegangan 30 N. Maka tentukan frekuensi nada atas keduanya
6. Mobil polisi bergerak dengan kecepatan 20 m/s sambil membunyikan sirene
dengan frekuensi 1400 Hz. Di belakang mobil polisi ada pengendara sepeda motor
yang bergerak mendekati mobil dengan kecepatan 15 m/s. Jika cepat rambat bunyi
di udara 340 m/s, berapakah frekuensi sirene mobil yang didengar pengendara
sepeda motor?
7. Sebuah pipa organa terbuka dengan panjangnya68 cm. jika cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s hitung frekuensi nada atas ketiga dari pipa organa tersebu !
8. Sebuah pipa organa tertutup menghasilkan nada dasar dengan frekuensi 240 Hz.
Cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, tentukan panjang pipa organa tertutup
tersebut

i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. Getaran adalah suatu gerak bolak balik disekitar kesetimbangan, dengan keadaan
dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada gaya yang bekerja
pada benda tersebut. Getaran mempunyai amplitudo yang sama.
2. Jawab
Periode
𝑙 0,4 𝑚
𝑇 = 2𝜋√𝑔 = 2𝜋√10 𝑚/𝑠2 = 2(3,14). 0,2 = 1,256 𝑠 s = 0,4 𝜋

81
Frekuensi
1 1
𝑓=𝑇 = = 0,796 𝐻𝑧 = 10/4 𝜋
1,256 𝑠

3.Jawab
(a) Karena tanda dalam sinus adalah negatif, maka arah perambatan
gelombang adalah ke kanan
(b) Amplitudo 𝐴 = 0,20 𝑐𝑚
(c) 𝜔 = 24𝜋
2𝜋𝑓 = 24𝜋
24𝜋
𝑓=
2𝜋
= 12𝜋 𝐻𝑧
(d) 𝑘 = 0,40𝜋 karena 𝑘 = 2𝜋⁄𝜆
2𝜋
= 0,40𝜋
𝜆
2𝜋
𝜆= = 5𝑐𝑚
0,40𝜋
(e) 𝑣 = 𝜆𝑓 = 5𝑐𝑚 . 12 𝐻𝑧 = 60𝑚/𝑠
4.Jawab
perhatikan pertanyaannya : jarak antara perut dan simpul yang berurutan.

Dari gambar gelombang, jarak antara perut dan simpul yang berurutan adalah
sama dengan seperempat gelombang ( ¼ λ) sehingga kita harus mencari besar
panjang
5. jawab
Nada atas kedua, n = 2
1
0,6 = 2. λ

λ = 0,4 m

82
𝑣 300
f2=λ = 0,4 = 750 Hz
2

6. jawab
𝑣 ±𝑣𝑝
𝑓𝑝 = . 𝑓𝑠
𝑣±𝑣𝑠
340+15
𝑓𝑝 = 340+20 .1400
355
𝑓𝑝 = 360 .1400

𝑓𝑝 = 1380,5 Hz
7.Jawab
(𝑛+1)𝑣 (3+1)340
𝑓𝑛 = = 𝑓𝑛 = = 1000 HZ
2𝑙 2 (0,68

8.Jawab
𝑣 3𝑣 5𝑣
: 𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : :
4𝑙 4𝑙 4𝑙
𝑣
𝑓0 = 4𝑙

L = 340/800 = 0,425 m

j.Rangkuman
- Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala melalui suatu titik keseimbangan
- Amplitudo merupakan simpangan terjauh yang diukur dari titik setimbang.
- Periode merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran.
𝑡
Sehingga dirumuskan: ( 𝑇=𝑛 )

- Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik. Sehingga
𝑛
dirumuskan: ( 𝑓= )
𝑡

Hubungan antara frekuensi dan periode


1 1
( 𝑓 = 𝑇 atau 𝑇 = 𝑓 )

𝑚 1 𝑘
- Pereode pada pegas : 𝑇 = 2𝜋√ Frekuensi pada pegas : 𝑓 = 2𝜋 √𝑚
𝑘

𝐿 1 𝑔
Pereode pada ayunan: 𝑇 = 2𝜋√ 𝑔 Frekuensi pada ayunan : 𝑓 = 2𝜋 √𝐿

- Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang memiliki amplitudo konstan di


setiap titik yang dilalui gelombang
Persamaan gelombang berjalan : 𝑦 = ±𝐴 sin(𝜔𝑡 ± 𝑘𝑥)

83
- Efek doppler adalah peristiwa adanya perubahan frekuensi pendengar dan sumber
akibat adanya perbedaan antara jarak pendengar dan sumber
𝑓𝑝 𝑠 𝑓
Persamaan matematis efek doppler yaitu : = 𝑣±𝑣
𝑣±𝑣𝑝 𝑠

- Dawai / senar artinya sebuah kolom udara yang kedua ujung penampangnya tertutup.
Apabila dawai dipetik, udara di dalam dawai atau gitar membentuk pola gelombang
stasioner
1𝑣 𝑣 3𝑣
Persamaan dawai : 𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : :2𝑙
2𝑙 𝑙

- Pipa organa terbuka artinya sebuah kolom udara yang kedua ujung penampangnya
terbuka. Apabila pipa organa terbuka ditiup, udara di dalam pipa organa itu
membentuk pola gelombang stasioner
(𝑛+1)𝑣
Persamaan pipa organa terbuka : 𝑓𝑛 = 2𝑙
𝑣 𝑣 3𝑣
𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : :
2𝑙 𝑙 2𝑙

- Pipa organa tertutup artinya sebuah kolom udara yang salah satu ujungnya tertutup
dan ujung lainnya terbuka. Apabila pada pipa organa ditiup akan dihasilkan pola
gelombang stasioner dimana ujung yang tertutup menjadi titik simpulnya
𝑣 3𝑣 5𝑣
Persamaan pipa organa tertutup : 𝑓0 : 𝑓1 : 𝑓2 = : :
4𝑙 4𝑙 4𝑙

k. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 10 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu jawaban
yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda
sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran
berikutnya (pembelajaran 11 : Kemagnetan), namun jika Anda menganggap pencapaian
Anda masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan
Pembelajaran 10 ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai. Kemudian gunakan
rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.
Rumus :

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

84
D. Kegiatan Pembelajaran 11 : Kemagnetan dan elektromagnet
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.11 Menerapkan hukum-hukum 4.11 Mendemonstrasikan percobaan
kemagnetan dalam persoalan yang berkaitan dengan konsep
sehari-hari kemagnetan dan elektromagnet

b. Tujuaan
1. Membuktikan dan Merumuskan Induksi magnetik disekitar kawat berarus listrik
(hukum Biot Savart)
2. Membuktikan dan Merumuskan Hukum Ampere
3. Merumuskan gaya magnet pada berbagai bentuk kawat berarus listrik
4. Memahami gaya magnetik (Lorentz) pada kawat berarus yang berada dalam
medan magnet atau partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet
5. Mendiskripsikan jenis-jenis gelombang elektromagnetik
6. Mendiskripsikan karakteristik khusus masing-masing gelombang
elektromagnetik di dalam spektrum
7. Mendiskripsikan penggunaan magnet pada peralatan listrik(loud speaker, relay,
bel listrik)
8. Memahami penerapan masing-masing gelombang elektromagnetik dalam
kehidupan sehari-hari dijelaskan

c. Indikator Pencampaian Kompetensi


3.11 Menerapkan hokum-hukum kemagnetan dalam persoalan sehari-hari
Indikator :
1. Menghitung Induksi magnetik disekitar kawat berarus listrik (hukum Biot
Savart)
2. Menghitung Hukum Ampere
3. Menghitung gaya magnet pada berbagai bentuk kawat berarus listrik
4. Menjelaskan gaya magnetik (Lorentz) pada kawat berarus yang berada dalam
medan magnet atau partikel bermuatan yang bergerak dalam medan magnet
5. Menyebutkan Jenis-jenis gelombang elektromagnetik dikelompokan dalam
spektrum (2)

85
6. Menjelaskan karakteristik khusus masing-masing gelombang
elektromagnetik di dalam spektrum dideskripsikan
7. Menyebutkan penggunaan magnet pada peralatan listrik(loud speaker, relay,
bel listrik dll) ditunjukkan dan dideskripsikan
8. Menjelaskan dengan contoh dan penerapan masing-masing gelombang
elektromagnetik dalam kehidupan sehari-hari dijelaskan

4.11 Mendemontrasikan percobaan yang berkaitan dengan konsep kemagnetan dan


elektromagnet
Indikator :
1. Merencanakan dan melaksanakan percobaan yang berkaitan dengan kemagnetan
dan elektromagnet

d. Uraian Materi
Fakta
Pada kehidupan sehari-hari kita selalu berdekatan dengan magnet. Bumi tempat kita
tinggal merupakan magnet raksasana,tubuh kita dan benda-benda sekeliling kita
banyak yang mempunyai sifat magnet. Kekuatan magnet sangat tergantung pada
sumbernya, dan daerah disekitar sumber magnet dinamakan medan magnet. Medan
magnet mempunyai kekuatan untuk menarikatau menolak bahan/benda yang
mempunyai sifat kemagnetan. Sifat kemagnetan bahan sering diukur oleh mudah
tidaknya suatu bahan dipengaruhi oleh medan magnet. Medan magnet ini muncul
pada suatu konduktor yang dialiri arus. Arus yang berubah terhadap waktu akan
menimbulkan medan magnet yang berubah terhadap waktu dan menimbulkan medan
listrik induksi. Jadi sifat kemagnetan dan kelistrikan dan terjadi bolak balik sebagai
penyebab dan akibat, dan sering dinamakan sebagai medan elektromagnet.
Penerapan medan magnet dan medan elektromagnet sudah sangat banyak dalam
berbagai midang, misangnya bidang kedokteran, permesinan, alat transportasi,
komunikasi dan harware komputer.

86
Konsep
1. Induksi Magnet
Pada suatu titik ada medan magnet bila muatan yang bergerak pada titik tersebut
mengalami gaya magnet. Medan magnet ini dikenal juga sebagai induksi magnet.
Induksi magnet dapat dilukiskan sebagai garis garis yang arah singgungnya pada
setiap titik menunjukkan arah vektor induksi magnet di titik-titik tersebut. Induksi
magnetik pada batang magnet akan muncul seperti diperlihatkan dalam Gambar 11.
1 sebagai berikut

(a) Satu batang magnet (b) dua batang magnet dengan kutup beda (c)dua batang
magnet kutub sama
Gambar 11.1 : Induksi magnet
Banyaknya garis-garis induksi magnet yang melalui satuan luas bidang dinyatakan
sebagai besar induksi magnet di titik tersebut. Banyaknya garis-garis induksi magnet
dinamakan fluks magnet (Ø), sedang banyaknya garis-garis induksi magnet
persatuan luas dinamakan rapat fluks magnet (B). Hubungan antara fluks magnet
dan rapat fluks magnet dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
Ø = BA cos α

Dalam sistem MKS, satuan fluks magnet adalah weber (W) atau Tesla m2, sedang
satuan rapat fluks magnet adalah weber/m2 (W/m2) atau dikenal dengan Tesla (T).

2. Medan Magnet oleh Arus Listrik

Hubungan antara besarnya arus listrik dan medan magnet di nyatakan oleh Biot
Savart, yang kemudian dikenal dengan Hukum Biot Savart.

2. Medan Magnet di sekitar kawat lurus berarus listrik

Besarnya induksi magnet pada suatu titik pada jarak a oleh kawat lurus yang tak
berhingga panjang adalah

87
𝜇𝑜𝑖
𝐵=
2𝜋 𝑎

3. Medan Magnet di sekitar Kawat Melingkar Berarus


Berdasarkan hokum Biot-savart. Induksi magnetic pada kawat melingkar berarus
dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝜇𝑜𝑖 𝜇𝑜𝑖 𝑁
𝐵= dan terdiri N lilitan kawat melingkar 𝐵=
2𝑎 2𝑎

4. Medan Magnet di Sekitar Solenoida


Solenoida adalah kumparan kawat yang panjangnya melebihi diameternya.
Medan magnet di dalam solenoid ditentukan menggunakan kaidah tangan kanan
Oerted. Persamaan induksi/medan magnetic sebagai berikut :

𝜇𝑜𝑖𝑁
di pusat solenoida : 𝐵𝑝 = 𝑙
𝜇𝑜𝑖𝑁
di ujung solenoida : 𝐵𝑝 = 2𝑙
Gambar 11. 2 Solenoida
5. Medan Magnet di sekitar Toroida
Suatu toroida adalah bangun berbentuk seperti ban yang dililiti dengan kawat
sedemikian hingga tiap lilitan berbentuk lingkaran seperti diperlihatkan dalam
Gambar 11. 3 berikut :

Gambar 11. 3 Toroida

Toroida dianggap seperti solenoida sangat panjang yang dilengkungkan sehingga


ujung-ujungnya berimpit, sehingga induksi magnet oleh toroida dapat diperoleh
dari rumus
𝜇𝑜𝑖𝑁
𝐵𝑝 = 2𝜋 𝑟

88
3. Gaya Magnetik

a. Gaya Magnet pada Penghantar Berarus di Medan Magnet

Arus merupakan kumpulan muatan-muatan yang bergerak. Kita telah mengetahui


bahwa arus listrik memberikan gaya pada magnet, seperti pada jarum kompas.
Eksperimen yang dilakukan Oersted membuktikan bahwa magnet juga akan
memberikan gaya pada kawat pembawa arus.

Gambar 11.4. Kawat yang membawa arus I pada medan magnet.

Gambar 11.4. memperlihatkan sebuah kawat dengan panjang l yang mengangkut arus
I yang berada di dalam medan magnet B. Ketika arus mengalir pada kawat, gaya
diberikan pada kawat. Arah gaya selalu tegak lurus terhadap arah arus dan juga tegak
lurus terhadap arah medan magnetik. Besar gaya yang terjadi adalah:

a. berbanding lurus dengan arus I pada kawat,


b. berbanding lurus dengan panjang kawat l pada medan magnetik,
c. berbanding lurus dengan medan magnetik B,
d. berbanding lurus sudut θ antara arah arus dan medan magnetik.

Secara matematis besarnya gaya Lorentz dapat dituliskan dalam persamaan:

F = I . l . B sinθ .............................................. (1)

Apabila arah arus yang terjadi tegak lurus terhadap medan magnet (θ = 90o), maka
diperoleh:

Fmaks = I. l. B .................................................. (2)

Tetapi, jika arusnya paralel dengan medan magnet (θ = 0o), maka tidak ada gaya sama
sekali (F = 0).

89
b. Gaya Magnetik pada Muatan Listrik yang Bergerak di Medan Magnet

Kawat penghantar yang membawa arus akan mengalami gaya ketika diletakkan
dalam suatu medan magnetik, yang besarnya dapat ditentukan dengan menggunakan
persamaan (1). Karena arus pada kawat terdiri atas muatan listrik yang bergerak,
maka berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa partikel bermuatan yang bergerak
bebas (tidak pada kawat) juga akan mengalami gaya ketika melewati medan
magnetik.

Kaidah tangan kanan menyatakan bahwa arah medan magnetik di sekitar kawat
adalah sedemikian sehingga bila tangan kanan dibuka dengan ibu jari menunjukkan
arah v, keempat jari lainnya menunjukkan arah induksi magnetik B, dan arah telapak
tangan menunjukkan arah gaya Lorentz F.

Gambar 11.5 : kaidah tangan kanan arah medan magnet

Kita dapat menentukan besarnya gaya yang dialami partikel tersebut. Jika N partikel
bermuatan q melewati titik tertentu pada saat t, maka akan terbentuk arus:

I = Nq / t .................................................. (3)

Jika t adalah waktu yang diperlukan oleh muatan q untuk menempuh jarak l pada
medan magnet B, maka:

l = v . t ..................................................... (4)

dengan v menyatakan kecepatan partikel. Jadi, dengan menggunakan persamaan (1)


akan diketahui gaya yang dialami N partikel tersebut, yaitu:

𝐹 = 𝐵𝑖𝑙 sin Ø
𝑞
𝐹=𝐵 𝑣𝑡 sin Ø
𝑡

90
𝐹 = 𝐵 𝑞 𝑣 sin Ø ……….. (5)

Gaya pada satu partikel diperoleh dengan membagi persamaan (5) dengan N,
sehingga diperoleh:

F = N B q v sin Ø......................................... (6)

Persamaan (6) menunjukkan besar gaya pada sebuah partikel bermuatan q yang
bergerak dengan kecepatan v pada kuat medan magnetik B, dengan Ø adalah sudut
yang dibentuk oleh v dan B. Gaya yang paling besar akan terjadi pada saat partikel
bergerak tegak lurus terhadap B (Ø = 90o), sehingga:

Fmaks = q. v. B ............................................. (7)

Tetapi, ketika partikel bergerak sejajar dengan garis-garis medan (θ = 0o, maka tidak
ada gaya yang terjadi. Arah gaya tegak lurus terhadap medan magnet B dan terhadap
partikel v, dan dapat diketahui dengan kaidah tangan kanan.

Lintasan yang ditempuh oleh partikel bermuatan dalam medan magnetik tergantung
pada sudut yang dibentuk oleh arah kecepatan dengan arah medan magnetik.

Lingkaran

Gambar 11.6. Lintasan melingkar yang dialami muatan -q.

Gambar 11.6. memperlihatkan lintasan yang ditempuh partikel bermuatan negatif


yang bergerak dengan kecepatan v ke dalam medan magnet seragam B adalah berupa
lingkaran. Kita anggap v tegak lurus terhadap B, yang berarti bahwa v seluruhnya
terletak di dalam bidang gambar, sebagaimana ditunjukkan oleh tanda x. Elektron
yang bergerak dengan laju konstan pada kurva lintasan, mempunyai percepatan
sentripetal:
a = v2/r

91
Berdasarkan Hukum II Newton, bahwa:
F = m.a
Maka, dengan menggunakan persamaan (7) diperoleh:
q.v.B = m.a
qvB = m (v2/r) ............................................................ (8)
atau R = mv / qB ......................................................... (9)

Persamaan di atas untuk menentukan jari-jari lintasan (R), dengan m adalah massa
partikel, v adalah kecepatan partikel, B menyatakan induksi magnetik, dan q adalah
muatan partikel.

c. Gaya Magnet pada Dua Penghantar Sejajar

Dua penghantar lurus panjang yang terpisah pada jarak d satu sama lain, dan
membawa arus I1 dan I2, diperlihatkan pada Gambar 11.7 berikut :

Gambar 11.7. Dua kawat sejajar yang mengangkut arus-arus sejajar.

Berdasarkan eksperimen, Ampere menyatakan bahwa masing-masing arus pada


kawat penghantar menghasilkan medan magnet, sehingga masing-masing
memberikan gaya pada yang lain, yang menyebabkan dua penghantar itu saling tarik-
menarik. Apabila arus I, menghasilkan medan magnet B1 yang dinyatakan pada
persamaan (8), maka besar medan magnet adalah:

Berdasarkan persamaan (2), gaya F per satuan panjang l pada penghantar yang
membawa arus I2 adalah:

F / l = I2.B1 .............................................................. (11)

92
Gaya pada I2 hanya disebabkan oleh I1. Dengan mensubstitusikan persamaan (11) ke
persamaan (10), maka akan diperoleh rumus gaya magnet pada kawat sejajar sesuai
dengan soal tang dipertanyakan.

d. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan
medan magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar vektor medan
listrik dan medan magnet saling tegak lurus.

Terjadinya gelombang elektromagnetik


Pertama, arus listrik dapat menghasilkan (menginduksi) medan magnet. Ini dikenal
sebagai gejala induksi magnet. Peletak dasar konsep ini adalah Oersted yang telah
menemukan gejala ini secara eksperimen dan dirumuskan secara lengkap oleh
Ampere. Gejala induksi magnet dikenal sebagai Hukum Ampere.
Kedua, medan magnet yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan listrik dalam bentuk arus listrik. Gejala ini dikenal sebagai
gejala induksi elektromagnet. Konsep induksi elektromagnet ditemukan secara
eksperimen oleh Michael Faraday dan dirumuskan secara lengkap oleh Joseph
Henry. Hukum induksi elektromagnet sendiri kemudian dikenal sebagai Hukum
Faraday-Henry. Dari kedua prinsip dasar listrik magnet di atas dan dengan
mempertimbangkan konsep simetri yang berlaku dalam hukum alam, James Clerk
Maxwell mengajukan suatu usulan. Usulan yang dikemukakan Maxwell, yaitu
bahwa jika medan magnet yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan
listrik maka hal sebaliknya boleh jadi dapat terjadi. Dengan demikian Maxwell
mengusulkan bahwa medan listrik yang berubah terhadap waktu dapat menghasilkan
(menginduksi) medan magnet. Usulan Maxwell ini kemudian menjadi hukum ketiga
yang menghubungkan antara kelistrikan dan kemagnetan. Jadi, prinsip ketiga adalah
medan listrik yang berubah-ubah terhadap waktu dapat menghasilkan medan
magnet. Prinsip ketiga ini yang dikemukakan oleh Maxwell pada dasarnya
merupakan pengembangan dari rumusan hukum Ampere. Oleh karena itu, prinsip ini
dikenal dengan nama Hukum Ampere-Maxwell. Dari ketiga prinsip dasar kelistrikan
dan kemagnetan di atas, Maxwell melihat adanya suatu pola dasar. Medan magnet

93
yang berubah terhadap waktu dapat membangkitkan medan listrik yang juga
berubah-ubah terhadap waktu, dan medan listrik yang berubah terhadap waktu juga
dapat menghasilkan medan magnet. Jika proses ini berlangsung secara kontinu maka
akan dihasilkan medan magnet dan medan listrik secara kontinu. Jika medan magnet
dan medan listrik ini secara serempak merambat (menyebar) di dalam ruang ke
segala arah maka ini merupakan gejala gelombang. Gelombang semacam ini disebut
gelombang elektromagnetik.
Gambar gelombang elektromaknetik sebagai berikut :

Gambar 11.8 : gelombang elektromaknetik

Gelombang elektromagnetik menunjukkan gejala-gejala :


1. Pemantulan, pembiasan, difraksi, polarisasi seperti halnya pada cahaya.
2. Diserap oleh konduktor dan diteruskan oleh isolator.
Gelombang elektromagnetik lahir sebagai paduan daya imajinasi dan ketajaman akal
pikiran berlandaskan keyakinan akan keteraturan dan kerapian aturan-aturan alam.
Kaidah-kaidang eng kemagnetan dan kelistrikan yang mendukung perkembangan
konsep gelombang elektromagnetik yaitu :
1. Hukum Coulomb yang mengemukakan bahwa muatan listrik statis dapat
menghasilkan medan magnet
2. Hukum Biot-savart yang mengemukakan bahwaaliran muatan listrik atau arus
listrik dapat menghasilkan medan magnet
3. Hukum Faraday yang mengemukakan bahwa perubahan medan magnet (B) dapat
menghasilkan megan listrik (E).
Berdasarkan Hukum Faraday, J.C Maxwell mengemukakan hipotesis bahwa
perubahan medan listrik dapat menimbulkan medan magnet. Hipotesis ini sudah
teruji dan disebut teori Maxwell. Teori Maxwell ini mendasari konsep gelombang

94
elektromagnetik. Inti teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik adalag
sebagai berikut :
a. Perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet
b. Cahaya termasuk gelombang elektromagnetik
Menurut Maxwell, cepat rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai
berikut :

1
𝑒 =
√€𝑜𝜇𝑜

dengan :
e = cepat rambat gelombang elektromagnetik (m/s).
𝜇𝑜 = permeabilitas ruang hampa ( 4 𝜋 x 10-7 Wb/Am )
€𝑜 = permitivitas ruang hampa (8,85418 x 10-12 C2/Nm2 )

6. Spektrum Gelombang Elektromagnetik


Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang
gelombang dan frekuensinya disebut spektrum elektromagnetik. Gambar spectrum
elektromagnetik di bawah disusun berdasarkan panjang gelombang (diukur dalam
satuan _m) mencakup kisaran energi yang sangat rendah, dengan panjang
gelombang tinggi dan frekuensi rendah, seperti gelombang radio sampai ke energi
yang sangat tinggi, dengan panjang gelombang rendah dan frekuensi tinggi seperti
radiasi X-ray dan Gamma Ray. Contoh spektrum elektromagnetik
1. Gelombang Radio
Gelombang radio dikelompokkan menurut panjang gelombang atau
frekuensinya. Jika panjang gelombang tinggi, maka pasti frekuensinya rendah
atau sebaliknya. Frekuensi gelombang radio mulai dari 30 kHz ke atas dan
dikelompokkan berdasarkan lebar frekuensinya. Gelombang radio dihasilkan
oleh muatan-muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat penghantar.
Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh rangkaian elektronika yang disebut
osilator. Gelombang radio ini dipancarkan dari antena dan diterima oleh antena
pula. Kamu tidak dapat mendengar radio secara langsung, tetapi penerima radio
akan mengubah terlebih dahulu energi gelombang menjadi energi bunyi.

95
2. Gelombang mikro
Gelombang mikro (mikrowaves) adalah gelombang radio dengan frekuensi
paling tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah
benda, maka akan muncul efek pemanasan pada benda itu. Jika makanan
menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi panas dalam
selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam
microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis.
Gelombang mikro juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection
and Ranging) RADAR berarti mencari dan menentukan jejak sebuah benda
dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat radar memanfaatkan sifat
pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat glombang elektromagnetik
c = 3 X 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran
dengan penerimaan. 3.Sinar Inframerah Sinar inframerah meliputi daerah
frekuensi 1011Hz sampai 1014 Hz atau daerah panjang gelombang 10-4 cm
sampai 10-1 cm. jika kamu memeriksa spektrum yang dihasilkan oleh sebuah
lampu pijar dengan detektor yang dihubungkan pada miliampermeter, maka
jarum ampermeter sedikit diatas ujung spektrum merah. Sinar yang tidak dilihat
tetapi dapat dideteksi di atas spektrum merah itu disebut radiasi inframerah.
Sinar infamerah dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang bergetar
karena benda diipanaskan. Jadi setiap benda panas pasti memancarkan sinar
inframerah. Jumlah sinar inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu
dan warna benda.
1. Cahaya tampak
Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita
dapat didefinisikan sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik
yang dapat dideteksi oleh mata manusia. Panjang gelombang tampak nervariasi
tergantung warnanya mulai dari panjang gelombang kira-kira 4 x 10-7 m untuk
cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya merah. Kegunaan cahaya
salah satunya adlah penggunaan laser dalam serat optik pada bidang
telekomunikasi dan kedokteran.

96
2. Sinar ultraviolet
Sinar ultraviolet mempunyai frekuensi dalam daerah 1015 Hz sampai 1016 Hz
atau dalam daerah panjang gelombagn 10-8 m 10-7 m. gelombang ini
dihasilkan oleh atom dan molekul dalam nyala listrik. Matahari adalah sumber
utama yang memancarkan sinar ultraviolet dipermukaan bumi,lapisan ozon
yang ada dalam lapisan atas atmosferlah yang berfungsi menyerap sinar
ultraviolet dan meneruskan sinar ultraviolet yang tidak membahayakan
kehidupan makluk hidup di bumi.
3. Sinar X
Sinar X mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz . panjang
gelombangnya sangat pendek yaitu 10 cm sampai 10 cm. meskipun seperti itu
tapi sinar X mempunyai daya tembus kuat, dapat menembus buku tebal, kayu
tebal beberapa sentimeter dan pelat aluminium setebal 1 cm.
4. Sinar Gamma
Sinar gamma mempunyai frekuensi antara 10 Hz sampai 10 Hz atau panjang
gelombang antara 10 cm sampai 10 cm. Daya tembus paling besar, yang
menyebabkan efek yang serius jika diserap oleh jaringan tubuh.

7. Penggunakan Magnet dan Elektromagnet


Penggunaan magnet dalam teknologi dewasa ini banyak dijumpai di industry bahkan
merambah dalam kehidupan sehari-hari.Peralatan ukur yang menggunakan jarum
dan skala sebagai indikator penunjuknya menggunakan prinsip
kemagnetan,demikian juga peralatan perekam seperti kaset atau keeping CD dan
DVD menggunakan bahan magnetic.
Alat-alat ukur listrik seperti galvanometer,amperemeter,voltmeter, dan multimeter
menggunakan prinsip kerja yang sama, yaitu adanya kawat yang ditempatkan dalam
medan magnet yang akan mengalami gaya Lorentz. Gaya Lorentz menyebabkan
timbulnya momen kopel (torsi) yang menyebabkan kawat yang terhubung dengan
jarum penunjuk yang dapat berputar. Oersted mengamati bahwa ketika sebuah
kompas diletakan didekat kawat berarus, jarum kompas tersebut tetap diam. Karena
sebuah jarum kompas hanya disimpangkan oleh suatu medan magnet, Oersted

97
menyimpulkan bahwa suatu arus listrik menghasilkan suatu medan magnet. Arus
yang mengalir melalui sebuah kawat akan menimbulkan medan magnet.
Ketika kompas-kompas kecil tersebut diletakan disekitar penghantar lurus yang tidak
dialiri arus listrik, jarum-jarum kompas tersebut sejajar (semuanya menunjuk ke satu
arah). Keadaan ini memperlihatkan bahwa jarum kompas tersebut hanya dipengaruhi
oleh medan magnet bumi. Dengan demikian,suatu arus listrik yang mengalir melalui
sebuah kawat menimbulkan medan magnet yang arahnya bergantung pada arah arus
listrik tersebut. Garis-garis gaya magnet yang dihasilkan oleh arus dalam sebuah
kawat lurus berbentuk lingkaran dengan kawat berada di pusat lingkaran.Prinsip ini
secara luas dikenal dengan istilah elektromagnetik.Beberapa peralatan sehari-hari
yang menggunakan electromagnet antara lain sebagai berikut
1.BEL LISTRIK
Bel listrik terdiri dari dua electromagnet.Bagian terpenting pada bel listrik selain
electromagnet adalah pemutus arus (sakelar). Jika sakelar ditekan,arus listrik akan
mengalir melalui solenoid, kemudian teras besi akan menjad magnet sehingga
menarik kepingan besi yang kemudian akan memukul lonceng (bel) sehingga
menghasilkan bunyi.
2.RELAI
Relai adalah sakelar yang dioperasikan dengan menggunakan prinsip
elektromagnetik.Prinsip elektromagnetik ini digunakan untuk menggerakan relai
(sakelar) sehingga dengan arus listrik yang kecil dapat menghantarkan arus listrik
yang bertegangan lebih besar. Fungsi utama relai (sakelar) adalah menghubungkan
atau memutuskan arus listrik.
3.TELEPON
Telepon terdiri atas dua bagian, yaitu bagian pengirim (mikrofon) dan bagian
penerima (telepon). Prinsip kerja bagia mikrofon adalah mengubah gelombang suara
menjadi getaran-getaran listrik. Pada mikrofon, ketika seseorang berbicara akan
menggetarkan diafragma alumunium. Serbuk-serbuk karbon yang terdapat pada
mikrofon akan tertekan dan menyebabkan hambatan serbuk karbon mengecil.
Getaran yang berupa sinyal listrik akan mengalir melalui rangkaian listrik.
Prinsip kerja bagian telepon adalah mengubah sinyal listrik menjadi gelombang
bunyi. Sinyal listrik yang dihasilkan mikrofon diterima oleh pesawat telpon. Jika

98
sinyal listrik berubah-ubah mengalir pada kumparan, besi akan menjadi
electromagnet yang kekuatannya berubah-ubah. Diafragma besi luntur dan
electromagnet akan ditarik dengan gaya yang berubah-ubah. Hal ini menyebabkan
diafragma bergetar. Getaran diafragma memengaruhi udara di hadapannya, sehingga
udara akan dimampatkan dan direnggangkan. Tekanan bunyi yang dihasilkan sesuai
dengan tekanan bunyi yang dkirim melalui mikrofon.
e.Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep magnet dan elektomagnetik Anda dapat
mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini
disajikan petunjuknya dalam lembar kegiatan siswa (LKS/LKPD) yang diberikan
guru ke siswa. Untuk kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari
persiapan alat bahan, melakukan percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya
Anda mencatat hal-hal penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna
bagi Anda sebagai catatan untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN

Medan Magnet Medan magnet ini dikenal juga sebagai induksi magnet.
Induksi magnet dapat dilukiskan sebagai garis garis yang
arah singgungnya pada setiap titik menunjukkan arah vektor
induksi magnet di titik-titik tersebut.
Bahan Magnet Bahan yang dapat ditarik oleh magnet
Elektromagnetik Pembangkit arus listrik dengan menggerakkan kawat
melewati medan magnet
Gaya Lorentz Gaya yang dikerjakan oleh medan magnet pada kawat yang
dialiri arus.
Induksi Magnet Medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik
Medan magnet Daerah disekitar magnet
Solenoida Jenis kumparan yang terbuat dari kawat yang dililitkan
Gelombang Gelombang yang tidak memerlukan medium untuk
elektromagnetik merambat

99
g. Lembar Kerja Siswa (LKS/LKPD)
LEMBAR KERJA SISWA/LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKS/LKPD)

Percobaan Sederhana / Praktikum Medan Magnet

Tujuan : Memahami terjadinya gaya Lorentz.


Alat dan bahan : Penjepit kayu, konduktor aluminium foil, kabel penghubung,
amperemeter DC, voltmeter, penggaris, resistor variabel, sakelar on-off, dan baterai.

Cara Kerja :

Gambar 11.9 : alat praktikum medan magnet

1. Dalam kondisi sakelar off, rangkailah alat seperti gambar.


2. On-kan sakelar dan perhatikan apakah terjadi perubahan pada kedua konduktor
pada pada bagian tengahnya.
3. Ubahlah besar tahanan dengan memutar sedikit resistor variabel sehingga mulai
terlihat adanya perubahan fisis Δx pada konduktor lempeng aluminium foil
bagian tengahnya itu.
4. Bacalah nilai pembacaan amperemeter I dan voltmeter V.
5. Ukurlah dengan penggaris perubahan fisis jarak antara kedua konduktor bagian
tengahnya. Ukurlah pula panjang konduktor l.
6. Ulangilah langkah 3 - 5 untuk berbagai nilai V dan I, serta panjang konduktor.
7. Catatlah data hasil percobaan dengan mengikuti format berikut ini.
No V (volt) I (A) l (m) (m)Δt Keterangan

100
Diskusi :

1. Apakah yang dapat disimpulkan dari percobaan yang telah kalian lakukan?
Kesimpulan :
……………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………..

h. Soal Latihan / Tugas / Ulangan harian


1. Medan magnet menembus bidang empat persegi panjang ukuran 20 cm x 25
cm secara tegak lurus terhadap bidang. Fluks magnet serba sama pada seluruh
bidang adalah sebesar 104 weber. Tentukan besar rapat fluks magnet
2. Suatu kawat berarus listrik 10 A dengan arah ke atas berada dalam medan
magnetik 0,5 T dengan membentuk sudut 30o terhadap kawat. Jika panjang kawat
5 meter, tentukan besarnya gaya Lorentz yang dialami kawat!
3. Sebuah electron bergerak dengan kecepatan 5 × 106 m/s masuk medan magnet
5 × 10-3 T dengan arah tegak lurus . Jika muatan electron -6 × 10-19 C tentukan
gaya pada electron tersebut.
4. Suatu muatan bermassa 9,2 × 10-38 kg bergerak memotong secara tegak lurus
medan magnetik 2 tesla. Jika muatan sebesar 3,2 × 10-9 C dan jari-jari lintasannya
2 cm, tentukan kecepatan muatan tersebut!
5. Soal

Dua kawat lurus yang panjangnya 2 m berjarak 1 m satu sama lain. Kedua kawat
dialiri arus yang sama besar dan arahnya berlawanan. Jika gaya yang timbul pada
kawat 1,5 × 10-7 N/m, tentukan kuat arus yang mengalir pada kedua kawat
tersebut!

i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. jawab
B = 2 . 105 T

101
2. Jawab :

F = I.l.B sin α
F = (0,5)(10)(5) sin 30o
F = 25 (1/2) = 12,5 newton

3. Jawab
F =Bqv sin α
F = (5 × 10-3)( -6 × 10-19)( 5 × 106) sin 90o
F = 4 × 10-15 new ton

4. Jawab v = 3, 39 x 10 17 m/s

5. Jawab. I = 0,61 A

j Rangkuman
- Medan magnet atau induksi magnet dapat dilukiskan sebagai garis garis yang
arah singgungnya pada setiap titik menunjukkan arah 102pectr induksi
magnet di titik-titik tersebut. Banyaknya garis-garis induksi magnet
dinamakan fluks magnet (Ø) yang besarnya : Ø = BA cos α
- Besarnya induksi magnet pada suatu titik pada jarak a oleh kawat lurus yang tak
𝜇𝑜𝑖
berhingga panjang adalah : 𝐵 = 2𝜋 𝑎

- Berdasarkan hokum Biot-savart. Induksi magnetic pada kawat melingkar berarus


𝜇𝑜𝑖 𝜇𝑜𝑖 𝑁
dapat dirumuskan sebagai berikut :𝐵 = jika terdiri N lilitan : 𝐵 =
2𝑎 2𝑎
𝜇𝑜𝑖𝑁
- Besar medan magnet di sekitar solenoid :di pusat 102pectrum : 𝐵𝑝 = dan
𝑙
𝜇𝑜𝑖𝑁
di ujung 102pectrum : 𝐵𝑝 = 2𝑙
𝜇𝑜𝑖𝑁
- Medan magnet/ induksi magnet di sekitar toroida : 𝐵𝑝 = 2𝜋 𝑟

- Besarnya gaya Lorentz dapat dituliskan dalam persamaan: F = I . l . B sinθ

102
- Besar gaya pada sebuah partikel bermuatan q yang bergerak dengan kecepatan v
pada kuat medan 103pectrum B, dengan θ adalah sudut yang dibentuk oleh v dan
B dapat dirumuskan : F = q v B sin θ
- Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan dari perubahan
medan magnet den medan listrik secara berurutan, dimana arah getar 103pectr
medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus
- Menurut Maxwell, cepat rambat gelombang elektromagnetik dirumuskan sebagai
1
berikut : 𝑒 =
√€𝑜𝜇𝑜

- Susunan semua bentuk gelombang elektromagnetik berdasarkan panjang


gelombang dan frekuensinya disebut 103pectrum elektromagnetik, jika
frekuensinya tinggi maka panjang gelomangnya rendah dan sebaliknya.

j. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 11 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda
memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda
terus mempelajari Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 12 :
Optika), namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari
80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 11
ini
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap Kegiatan Belajar 11 ini.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

103
Catatan :

104
E. Kegiatan Pembelajaran 12 : Optika

a. Kompetensi Dasar (KD)


KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.1
2 Menerapkan sifat cermin dan 4.12 Merencanakan pembuatan alat-
lensa pada alat–alat optik alat optik sederhana dengan
menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan
pada cermin dan lensa

b. Tujuan
1. Mendiskripsikan hukum-hukum pemantulan cahaya
2. Memahami sinar datang dan sinar pantul pada cermin
3. Melukiskan tiga sinar istimewa pada cermin data, cekung dan cermin cembung.
4. Mendiskripsikan konsep pembiasan
5. Menganalisis pembentukan bayangan pada lensa.
6. Mendiskripsikan pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-hari
7. Mendiskripsikan alat-alat optik

c.Indikator Pencampaian Kompetensi


3.12 Menerapkan sifat cermin dan lensa pada alat-alat optik.
Indikator.
1 Menyebutkan hukum-hukum pemantulan cahaya
2 Menjelaskan sinar datang dan sinar pantul pada cermin cermin cekung dan cermin
cembung
3. Melukiskan tiga sinar istimewa pada cermin cekung dan cermin cembung
4. Menghitung jarak dan besar bayangan pada cermin cekung dan cermin cembung
5. Menghitung pembentukan bayangan pada lensa konvergen dan lensa divergen
6. Menghitung pembentukan bayangan pada lensa konvergen dan lensa divergen
7. Menghitung jarak dan besar bayangan lensa konvergen dan divergen
8. Menjelaskan pemanfaatan lensa dalam kehidupan sehari-hari
9. Menghitung besaran besaran yang berkaitan dengan alat alat optik

105
4.12. Merencanakan pembuatan alat-alat optik sederhana dengan menerapkan prinsip
pemantulan dan pembiasan pada cermin dan lensa.

1 Mencatat data yang diperoleh dari percobaan/demontrasi alat alat optik baik
cermin maupun lensa
2. Menyimpulkan data hasil percobaan/demontrasi baik cermin maupun lensa
3. Mempresentasikan hasil percobaan ,menganalisis dan mengkomunikasikan
hasilnya

d. Uraian Materi

Fakta

Optika Geometri
Opika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya.
Pada bab ini kita akan mempelajari hukum-hukum pemantulan dan pembiasan untuk
pembentukan bayangan oleh cermin dan lensa.

1. Cahaya
a. Pengertian Cahaya
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

b. Sifat- sifat Perambatan Cahaya


Sifat-sifat yang dimiliki cahaya adalah sebagai berikut :
1) Cahaya memiliki arah getaran dan arah rambatan tegak lurus satu sama lain.
2) Cahaya memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar.
3) Memiliki energi.
4) Dipancarkan dalam bentuk radiasi.
5) Cahaya dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi (lenturan),
dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya).

c. Pemantulan Cahaya
1) Pengertian Pemantulan Cahaya
Pemantulan atau refleksi merupakan proses memantulnya atau terpancarnya
kembali cahaya dari suatu permukaan benda yang terkena cahaya.

106
2) Hukum Pemantulan Cahaya
a) Sinar datang (sinar jatuh), garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
b) Sudut sinar datang (i) selalu sama dengan sudut sinar pantul (r).
berkas sinar datang dan pantul berada pada bidang yang sama dengan garis
normal permukaan, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 12.1 berikut :

Gambar 12.1 : Berkas cahaya pada cermin datar

3) Jenis-jenis Pemantulan Cahaya


a) Pemantulan teratur
Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai permukaan benda rata, misalnya
permukaan cermin, maka cahaya tersebut akan dipantulkan dengan arah tertentu
secara teratur
b) Pemantulan baur
Apabila seberkas cahaya sejajar mengenai permukaan benda yang tidak rata, maka
cahaya tersebut akan dipantulkan ke segala arah secara tidak teratur

Gambar 12. 2 : Pemantulan baur

107
2. Pemantulan Cahaya

Cermin
Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan pantulan sehingga
membentuk bayangan. Berdasarkan bentuk permukaannya, ada tiga jenis cermin yaitu
cermin datar, cekung dan cembung.

a.Cermin datar
Ketika cahaya menimpa permukaan benda, sebagian cahaya akan dipantulkan dan
sebagian yang lain akan diserap, tetapi jika benda tersebur transparan seperti, kaca atau
air sebagian cahaya akan diteruskan. Berkas cahaya yang datang ke permukaan yang
rata akan dipantulkan kembali, dan ternyata berkas sinar datang dan pantul berada
pada bidang yang sama dengan garis normal permukaan, seperti yang ditunjukkan pada
gambar berikut

Cara pembentukan bayangan benda pada cermin datar:


a) Sinar datang yang tegak lurus terhadap cermin datar, dipantulkan sejajar atau
berimpit dengan sinar datang dan sinar pantul tersebut di perpanjang.
b) Sinar datang yang membentuk sudut, dipantulkan dengan sudut yang sama, dan sinar
pantul tersebut diperpanjang.

Gambar 12.3 Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar

108
Gambar 12.4 : Proses Terbentuknya Bayangan pada cermin datar

Jumlah bayangan pada cermin datar


Cermin datar umumnya digunakan untuk bercermin, yang biasanya terdapat di rumah-
rumah. Bayangan yang dibentuknya adalah perpotongan dari sinar maya dalam cermin
datar. Sinar maya adalah sinar yang dibentuk seolah-olah perpanjangan dari sinar pantul.
Jika dua cermin datar membentuk sudut α satu sama lain, maka jumlah bayangan yang
dibentuk adalah
3600
n= –1
𝛼
dengan :
n = banyaknya bayangan yang dibentuk oleh cermin datar
α = sudut apit yang dibentuk oleh cermin datar

b Cermin cekung
Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya berbentuk lengkungan ke dalam.
Pada cermin ini bidang pemantulan (bagian yang mengkilap) berada di dalam
lengkungan. Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar pantul sehingga disebut
cermin konvergen
Cermin dikatakan cekung jika permukaan pantulnya ada pada permukaan dalam
lengkungan, sehingga pusat cermin melengkung menjauhi orang yang melihat
Sinar-sinar istimewa cermin cekung.

Berkas 1 berasal dari O’ paralel terhadap sumbu utama dan dipantulkan melalui F
Berkas 2 melalui F dan kemudian terpantul parallel dengan sumbu utama

Berkas 3 tegak lurus terhadap cermin dan terpantul pada dirinya sendiri dan melalui C
(pusat kelengkungan)

109
Gambar 12.5 : Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung

Persamaan pada cermin cekung


Persamaan cermin melibatkan jarak focus, jarak benda, dan jarak bayangan. Persamaan
cermin adalah sebagai berikut:
1 1 1
= + ............................................................................ (1)
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 2
Karena f = 𝑅, maka = sehingga persamaan di atas dapat pula dituliskan sebagai
2 𝑓 𝑅

berikut:
2 1 1
= + ........................................................................... (2)
𝑅 𝑠 𝑠′

Dengan :
f = jarak fokus cermin (cm)
s = jarak benda ke pusat cermin (cm)
R = jari- jari kelengkungan cermin (cm)
Persamaan di atas berlaku untuk cermin cekung (positif) dan cermin cembung (negatif).
Tetapi dalam penggunaannya harus diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a) f bernilai positif untuk cermin cekung dan bernilai negatif untuk cermin cembung
b) s bernilai positif untuk benda nyata dan negatif untuk benda maya
c) s’ bernilai positif untuk bayangan nyata dan negatif untuk bayangan maya.

110
Perbesaran bayangan menyatakan perbandingan antara jarak bayangan dan jarak benda
atau perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda. Persamaan perbesaran
bayangan adalah sebagai berikut:
𝑠′ 𝑦′ 𝑞
M = | 𝑠 | = | 𝑦 | = − 𝑝 ........................................................... (3)

Keterangan:
s atau p = jarak pusat cermin ke benda (cm)
y = tinggi benda (cm)
s’atau q = jarak bayangan dari pusat cermin (cm)
y’ = tinggi bayangan (cm)
M = perbesaran bayangan

c. Cermin Cembung
Pada cermin cembung bagian yang memantulkan cahaya adalah bagian luar dari
permukaan lengkung. Pada cermin cembung, berkas sinar datang selalu dipantulkan
menjahui sumbu utama atau sinar pantul dari cahaya datang selalu disebar, oleh karena
itu cermin cembung disebut cermin divergen

Cermin lengkung disebut cembung jika pantulan terjadi pada permukaan luar berbentuk
lengkung, sehingga pusat permukaan cermin mengembung ke luar menuju orang yang
melihat

Gambar 12.6 : Sinar-sinar istimewa pada cermin cembung

Gambar di atas. cermin cembung: (a) Titik focus pada F di belakang cermin.(b)
Bayangan I dari benda pada O bersifat maya, tegak dan lebih kecil dari benda

111
Persamaan pada cermin cembung
Persamaan cermin melibatkan jarak fokus, jarak benda, dan jarak bayangan. Persamaan
cermin adalah sebagai berikut:
1 1 1
= + ................................................................ (4)
𝑓 𝑠 𝑠′
1 1 2
Karena f = 𝑅, maka = sehingga persamaan di atas dapat pula dituliskan sebagai
2 𝑓 𝑅

berikut:
2 1 1
= + .......................................................... (5)
𝑅 𝑠 𝑠′

Keterangan :
f = jarak fokus cermin (cm)
s = jarak benda ke pusat cermin (cm)
R = jari- jari kelengkungan cermin (cm)
Persamaan di atas berlaku untuk cermin cekung (positif) dan cermin cembung (negatif).
Tetapi dalam penggunaannya harus diperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a) f bernilai positif untuk cermin cekung dan bernilai negatif untuk cermin cembung
b) s bernilai positif untuk benda nyata dan negatif untuk benda maya
c) s’ bernilai positif untuk bayangan nyata dan negatif untuk bayangan maya.
Perbesaran bayangan menyatakan perbandingan antara jarak bayangan dan jarak benda
atau perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda. Persamaan perbesaran
bayangan adalah sebagai berikut:
𝑠′ 𝑦′ 𝑞
M = | 𝑠 | = | 𝑦 | =- 𝑝 ........................................... (6)

Keterangan :
s = jarak pusat cermin ke benda (cm) y = tinggi benda (cm)
s’ = jarak bayangan (cm) y’ = tinggi bayangan (cm)
M = perbesaran bayangan

2 Pembiasan Cahaya
Ketika cahaya melintas dari suatu medium ke medium yang lainnya, sebagian cahaya
datang dipantulkan pada perbatasan. Sisanya lewat medium yang baru. Jika seberkas
cahaya datang dan membentuk sudut terhadap permukaan, berkas tersebut dibelokkan

112
pada waktu memasuki medium yang baru. Peristiwa pembelokan ini disebut pembiasan.
Gambar berikut menunjukkan peristiwa pembiasan cahaya

Gambar 12. 7 : Peristiwa pembiasan

Proses pembiasan cahaya seperti pada Gambar di atas terlihat bahwa besarnya sudut bias
(Q2) bergantung pada besarnya sudat datang (Q1,) dan indek bias kedua media.
Hubungan analitis antara Q1, n1 dan Q2, n2 oleh Snellius dinyatakan dengan hubungan :
Hukum Snellius n1 sinQ1 = n2 sinQ2
Lensa
Alat optik sederhana yang paling penting adalah lensa tipis. Perkemba-ngan alat optik
dengan menggunakan lensa berawal dari abad ke 16 dan 17. Lensa tipis biasanya
berbentuk lingkaran dan kedua permukaannya melengkung, cekung atau datar. Beberapa
jenis lensa ditunjukkan pada gambar 12. 8 berikut

(a) (b)

Gambar 12. 8 : Jenis-jenis lensa


Gambar di atas. Berkas-berkas paralel yang difokuskan oleh
lensa tipis (a) lensa konvergen /lensa cembung (b) lensa divergen/lensa cekung

Pengertian lensa
Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat membiaskan
atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya. Ada dua jenis lensa yaitu lensa
cembung (lensa positif) dan lensa cekung (lensa negatif).

113
1) Lensa cembung
Lensa cembung memiliki permukaan lebih tebal pada bagian tengahnya daripada bagian
tepinya. Lensa cembung memiliki sifat mengumpulkan cahaya sehingga disebut lensa
konvergen atau lensa konveks. Lensa cembung terdiri atas tiga macam bentuk, yaitu
lensa bikonveks (cembung rangkap), lensa plankonveks (cembung datar), dan lensa
konkaf konveks (cembung cekung).

Gambar 12.9 : bentuk lensa cembung


Untuk melukis bayangan pada lensa cembung dapat menggunakan tiga sinar istimewa
yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus belakang (F2)
b) Sinar datang melalui titik fokus depan (F1) dibiaskan sejajar sumbu utama.
c) Sinar datang yang melalui titik pusat optik diteruskan tanpa dibiaskan.

Gambar 12.10 : Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung

Gambar 12.11 : Pembentukan bayangan pada lensa cembung

Lensa cembung banyak dimanfaatkan pada berbagai peralatan, seperti kaca pembesar
(lup), mikroskop, kacamata, kamera dan teropong.

114
2) Lensa cekung

Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis dari pada bagian
pinggirnya. Lensa cekung memiliki sifat menyebarkan cahaya sehingga disebut juga
lensa divergen atau lensa konkaf. Lensa cekung terdiri dari atas tiga macam bentuk,
yaitu lensa bikonkaf (cekung rangkap) lensa plankonkaf (cekung datar), dan lensa
konveks konkaf (cekung cembung).

Gambar 12.12 : Bentuk lensa cekung

Untuk melukis bayangan pada lensa cekung dapat menggunakan tiga sinar istimewa,
yaitu:
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dibiaskan seolah-olah berasal dari titik fokus
depan (F2)
b) Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus belakang (F1) dibiaskan sejajar sumbu
utama.
c) Sinar datang melalui pusat optik diteruskan tanpa dibiaskan

Gambar 12.13 : Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung

Gambar 12.14 Pembentukan bayangan pada lensa cekung

115
Lensa cekung dapat dimanfaatkan bagi penderita rabun jauh (miopi). Teropong galileo
atau teropong panggung juga menggunakan satu lensa cekung selain lensa cembung,
yang berfungsi sebagai pembalik bayangan.
Perbesaran Bayangan Lensa
Pengertian perbesaran bayangan pada lensa sama dengan pengertian perbesaran
bayangan pada cermin lengkung. Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai
perbandingan antara tinggi bayangan dan tinggi benda atau jarak bayangan terhadap
lensa dan jarak benda ke lensa. Secara matematis dapat ditulis:
ℎ′ 𝑠′
𝑀= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀 = −
ℎ 𝑠

Keterangan : M = perbesaran bayangan


h’= tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’= jarak bayangan ke lensa
s = jarak benda ke lensa
jika M = + (positif), berarti bayangan bersifat maya dan tegak
jika M = - (negatif), berarti bayangan bersifat nyata dan terbalik

e.Aktifitas Pembelajaran
Setelah mengkaji materi tentang konsep cermin, lensa dam alat-alat oktik Anda dapat
mempelajari kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini disajikan
petunjuknya dalam lembar Kegiatan Siswa (LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa.
Untuk kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan,
melakukan percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal
penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan
untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN

Oktika geometri Ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya.


Cermin Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan
pantulan sehingga membentuk bayangan
Cermin datar Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar

116
Cermin cekung Cermin yang permukaannya berbentuk lengkungan ke dalam
Cermin cembung Cermin yang permukaannya berbentuk lengkungan ke luar,
bagian permukaan luar yang memantulkan cahaya.
Pembiasan Peristiwa pembelokan cahaya pada waktu cahaya memasuki
medium yang baru.
Lensa Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua
cahaya yang melaluinya.
Lensa cembung Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dari pada bagian pinggirnya, memiliki sifat mengumpulkan
cahaya sehingga disebut lensa konvergen atau lensa konveks.
Lensa cekung Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
dari pada bagian pinggirnya. Lensa cekung memiliki sifat
menyebarkan cahaya sehingga disebut juga lensa divergen atau
lensa konkaf
Bayangan maya Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
sinar-sinar pantul . Bayangan ini tidak dapat ditangkap layar
Bayangan nyata Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar-sinar pantul .
Bayangan ini dapat ditangkat layar
Daya akomudasi Kemampuan menebal dan menipis lensa mata
Fokus cermin Sebuah titik pada sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-
sinar yang dipantulkan oleh cermin
Garis normal Garis yang melalui suatu titik pada bidang dan tegak lurus
dengan bidang tersebut
Sinar istimewa Sinar dating yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus
mengukur sudut dating dan sudut pantulnya.
Sudut datang Sudut yang dibentuk oleh sinat dating dan garis normal
Sudut deviasi Sudut yang dibentuk oleh berkas sinar masuk dan berkas sinar
yang keluar.

117
g.Lembar Kegiatan Siswa ( LKS / LKPD)

LEMBAR KERJA SISWA


BAYANGAN PADA CERMIN DATAR

A. Tujuan
Menentukan sifat dan cara melukis bayangan pada cermin datar
B. Alat dan Bahan
1. 1 buah cermin datar
2. Objek (benda)
C. Prosedur Kerja
1. Susunlah cermin dan benda
2. Amati bayangan yang terbentuk pada cermin dengan sudut pandang ditengah-
tengah cermin
D. Pertanyaan

1. Bagaimana sifat-sifat bayangan yang terbentuk pada cermin datar


…………………………………………………………………………………..

2. Lukiskan pembentukkan bayangan dengan menggunakan diagram sinar.


…………………………………………………………………………………..

3. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan anda!


……………………………………………………………………………………

118
LEMBAR KERJA SISWA
BAYANGAN PADA CERMIN CEKUNG

A. Tujuan
Menentukan sifat dan cara melukis bayangan pada cermin cekung
B. Alat dan Bahan
1. Cermin cekung
2. Lilin dan korek api
3. Layar berupa kertas HVS
4. Plastisin
5. Penggaris
C. Prosedur Kerja
1. Susunlah alat dan bahan sesuai petunjuk guru
2. Nyalakan lilin dan amati bayangan yang terbentuk pada layar
3. Ukurlah jarak bayangan yang diperoleh ketika bayangan yang terbentuk
terlihat fokus
4. Ulangi untuk jarak benda (p) yang berbeda.
D. Hasil Pengamatan
p (cm) q (cm) f (cm) Sifat Bayangan
5,00
7,50
10,0

E. Pertanyaan
1. Adakah hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan sifat bayangan
yang terbentuk? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………
2. Tuliskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus!
…………………………………………………………………………………
3. Buktikan melalui literatur yang ada!
…………………………………………………………………………………
4. Dengan menggunakan data pertama, hitung perbesaran bayangan serta
lukiskan hasil bayangannya!
…………………………………………………………………………………

119
LEMBAR KERJA SISWA
Bayangan Pada Lensa Cembung

Tujuan
Menentukan sifat dan cara melukis bayangan pada lensa cembung
Alat dan Bahan
1. Lensa Cembung
2. Lilin
3. Layar
4. Penggaris
Prosedur Kerja
1. Susunlah alat dan bahan sesuai petunjuk guru
2. Sumber dan amati bayangan yang terbentuk pada layar
3. Ukurlah jarak bayangan yang diperoleh ketika bayangan yang terbentuk
terlihat fokus
4. Ulangi untuk jarak benda (p) yang berbeda.
Hasil Pengamatan
p (cm) q (cm) f (cm) Sifat Bayangan
5,00
7,50
10,0

Pertanyaan
1. Adakah hubungan antara jarak benda, jarak bayangan dan sifat bayangan yang
terbentuk? Jelaskan!

2. Tuliskan hubungan antara jarak benda, jarak bayangan, dan jarak fokus!

3. Buktikan melalui literatur yang ada!

4. Dengan menggunakan data pertama, hitung perbesaran bayangan serta


lukiskan hasil bayangannya!

120
h. Latihan / Tugas / Ulangan harian
1. Sebutkan dan jelaskan sifat-sifat cahaya!
2. Sebutkan dan jelaskan bunyi hukum pemantulan cahaya!
3. Dua buah cermin disusun hingga membentuk sudut 60°.

Tentukan jumlah bayangan benda yang terbentuk oleh susunan cermin tersebut!
4. Sebuah benda diletakkan 4 cm di depan cermin lengkung dengan jari-jari
kelengkungan 40 cm. tentukan letak bayangannya
5. Sebuah benda berdiri tegak 30 cm di depan lensa tipis konvergen yang jarak
fokusnya 15 cm. tentukan Perbesaran bayangan
6. Seekor ulat panjangnya 6 cm di depan sebuah lensa cembung yang fokusnya 3
cm. tentukan panjang bayangan ulat
7. Di depan sebuah lensa diletakkan benda pada jarak 60 cm dan dihasilkan
bayangan maya yang tingginya 2 kali tinggi benda, fokus lensa dan jenis lensa
tersebut adalah …
8. Sebutkan tiga jenis dari lensa cekung!

i. Kunci jawaban soal latihan/Tugas/Ulangan harian


1. Sifat-sifat yang dimiliki cahaya adalah sebagai berikut :
a. Cahaya memiliki arah getaran dan arah rambatan tegak lurus satu sama lain.
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat bahwa cahaya merambat menurut
garis lurus. Misalnya pada satu ruangan yang gelap dibuat sedikit celah sehingga
cahaya matahari dapat masuk. Cahaya matahari yang masuk ini akan terlihat
merambat menurut garis lurus.
b. Cahaya memiliki arah rambat yang tegak lurus arah getar. Sebagai gelombang,
cahaya termasuk gelombang transversal, yang arah rambatnya tegak lurus dengan
arah getarannya.
c. Memiliki energi. Cahaya memiliki energi, seperti cahaya matahari yang
digunakan untuk mengeringkan jemuran pakaian. Hal itu menunjukkan bahwa
cahaya matahari mengandung energi panas.

121
d. Dipancarkan dalam bentuk radiasi. Cahaya merupakan gelombang
elektromagnetik yang dipancarkan dalam bentuk radiasi. Radiasi adalah energi
yang dipancarkan dari suatu sumber dalam bentuk sinar atau gelombang.
e. Cahaya dapat mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi, difraksi
(lenturan), dan polarisasi (terserap sebagian arah getarnya).
2. Jawab
a. Sinar datang (sinar jatuh), garis normal dan sinar pantul terletak pada satu bidang
datar.
b. Sudut sinar datang (i) selalu sama dengan sudut sinar pantul (r).

i=r
3. dengan menggunakan persamaan :
360°
𝑛= −1
𝜃
maka di peroleh hasilnya ialah 5 bayangan
20
4. 𝑠 ′ = cm = 3,3 cm
6

5. Jawab

Letak bayangan
1 1 1
= 𝑠 + 𝑠′
𝑓
1 1 1 1 1 1
= 𝑓 − 𝑠 = 15 − 30 = 30
𝑠′

𝑠 = 30 𝑐𝑚
Perbesaran bayangan
𝑠′𝑜𝑏 30
𝑀=− = − 30 = −1 𝑘𝑎𝑙𝑖
𝑠𝑜𝑏
Tanda negatif menunjukkan bayangan nyata,terbalik.

6. Jawab
1 1 1 2 1 1
=𝑓−𝑠 =6−6=6
𝑠′
ℎ′ 𝑠′
s’= 6 cm 𝑀= =
ℎ 𝑠
2ℎ 𝑠′
=
ℎ 60 𝑐𝑚

s’ = 120 cm
1 1 1
= + 𝑠′
𝑓 𝑠

122
1 1 1
= + 120 𝑐𝑚
𝑓 60 𝑐𝑚

f = 40 cm
karena menghasilkan bayangan maya diperbesar maka jenis lensa adalah
cembung.
7. Jawab
a. Bikonkaf (cekung rangkap)
b. Plan-konkaf (cekung datar)
c. Konveks-konkaf(cekung-cembung)

k. Rangkuman.

- Opika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena perambatan cahaya
- Pemantulan atau refleksi merupakan proses memantulnya atau terpancarnya kembali
cahaya dari suatu permukaan benda yang terkena cahaya
- Jika dua cermin datar membentuk sudut α satu sama lain, maka jumlah bayangan
3600
yang dibentuk adalah n= –1
𝛼

- Persamaan cermin melibatkan jarak focus, jarak benda, dan jarak bayangan.
1 1 1
Persamaan cermin adalah : = +
𝑓 𝑠 𝑠′

- Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
membiaskan atau meneruskan hampir semua cahaya yang melaluinya
- Perbesaran bayangan didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan dan
tinggi benda atau jarak bayangan terhadap lensa dan jarak benda ke lensa. Secara
ℎ′ 𝑠′
matematis dapat ditulis: 𝑀= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑀 = −
ℎ 𝑠

123
k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 12 ini, Anda dapat
memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan
bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus mempelajari
Kegiatan Pembelajaran berikutnya (pembelajaran 23 : Fisika Modern atau
Radioaktifitas), namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari
80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 12 ini.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

124
F.Kegiatan Pembelajaran 13 : Fisika Modern atau Radioaktifitas
a. Kompetensi Dasar (KD)
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN)
3.13 Menentukan gejala 4.13 Menyajikan aplikasi radioaktivitas
radioaktivitas dan besaran- radioaktivitas dalam kehidupan
besaran yang terkait sehari-hari

b.Tujuan
1. Menganalisis relativitas panjang, waktu, massa, energy dan momentum.
2. Menganalisis relatifitas panjang, waktu, massa, energy dan momentum.
3. Mendeskripsikan fenomena radiasi benda hitam..
4. Mengaplikasikan panjang gelombang foton dalam perhitungan
5. Memahami pengertian efek fotolistrik.
6. Mendiskripsikan perkembangan model atom.
7. Memahami teori kuantum
8. Menganalisis inti suatu atom.
9. Memahami konsep radioaktifitas
10. Mendeskripsikan sifat dan hakikat sinar-sinar radioaktif.
11. Memahami konsep waktu paruh.
12. Mengaplikasikan waktu paruh suatu unsur radioaktif dalam perhitungan

c.Indikator Pencampaian Kompetensi


3.13 Menentukan gejala Radioaktivitas dan besaran-besaran yang terkait.
Indikator :
1. Menjelaskan relativitas panjang, waktu, massa, energy dan momentum.
2. Mengitung relatifitas panjang, waktu, massa, energy dan momentum.
3. Mendeskripsikan fenomena radiasi benda hitam..
4. Menghitung panjang gelombang foton
5. Menjelaskan pengertian efek fotolistrik.
6. Menjelaskan perkembangan model atom.
7. Menjelaskan teori kuantum
8. Menghitung inti suatu atom.
9. Menjelaskan konsep radioaktifitas

125
10. Menjelaskan sifat dan hakikat sinar-sinar radioaktif.
11. Menjelaskan konsep waktu paruh.
12. Menghitung besar waktu paruh suatu unsur radioaktif

d.Uraian Materi

Fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Teori Relativitas.

1. Postulat Eistein dalam teori Relativitas Khusus.


Pada tahun 1905 merupakan tahun bersejarah bagi perkembangan ilmu fisika di
dunia. Ketika Einstein mengusulkan teori relativitas khusus dengan revisi secara total
terhadap konsep Newton mengenai ruang dan waktu
Postulat Eistein dalam Teori Relativitas Khusus ada 2 yaitu :
(1). Postulat pertama : “ Hukum Fisika memiliki bentuk yang sama pada semua
kerangka acuan inersia”
(2). Postulat kedua : “ Kelajuan cahaya di ruang hampa ke segala arah adalah sama
untuk semua pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya maupun
pengamat.
Pada postulat ke dua inilah yang memiliki implikasi yang sangat luas di mana
kecepatan panjang , waktu dan massa partikel semuanya bersifat relative sehingga
relatifitas Newton dan tranformasi Galileo tidak berlaku lagi.

2. Penjumlahan kecepatan berdasarkan Relativitas Eistein


Dalam melakukan penjumlahan hanya mengamati kecepatan dalam satu arah
koordinasi yaitu sumbu X atau sumbu Y.

Vx±V Vy±V
V 𝑥` = 1± VxV/C2 atau V 𝑦` = 1±VyV/C 2

3. Kontraksi Panjang
Kontraksi panjang adalah perubahan panjang suatu benda. Perubahan panjang
tersebut diakibatkan benda diam pada kerangka acuan diamati oleh pengamat yang

126
bergerak terhadap acuan diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap acuan.
Persamaan konstraksi panjang sbb :

𝑉2
L= 𝐿𝑜. √1 − 𝐶2

L = Panjang benda saat bergerak relative terhadap kerangka acuan diam.


Lo = Panjang benda pada suatu kerangka acuan
V = Kecepatan relatifterhadap kerangka diam.

4. Dilatasi Waktu.
Berdasarkan teori relativitas Einstein, selang waktu yang diukur oleh pengamat yang
diam dengan selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap suatu
kejadian. Peristiwa tersebut disebut dilatasi waktu. Dan ditulis dalam persamaan :
∆𝑡𝑜
∆𝑡 =
√1 − 𝑉2
𝐶2
∆𝑡 = Selang waktu menurut pengamat yang bergerak terhadap kejadian.
∆𝑡𝑜 = Selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
V = Kecepatan relatifterhadap kerangka diam.

5. Massa relativitas
Sebuah partikel yang memiliki mssa mo dan sedang bergerak dengan kecepatan V
terhadap pengamat maka, maka massa partikel akan berubah menjadi m berdasarkan
relativitas Eistein. Dan dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

𝑚𝑜
𝑚=
√1 − 𝑉2
𝐶2

6. Momentum Relativitas.
Momentum linier sebuah benda dituliskan sebagai p = mv aan tetapi ketika partikel
bergerak mendekati kecepatan cahaya maka partikel tersebut akan memiliki
momentum relativitas yang dirumuskan sbb :

127
𝑚𝑜 𝑣
𝑝=
√1 − 𝑉2
𝐶2

7. Energi Relativitas
Berdasarkan gerak relativitas, suatu partikel yang massa diamnya mo dan
bergerak dengan kecepatan v akan memiliki energy kinetic Ek yang dapat
dirumuskan :

1
𝐸k = [ − 1 ] . 𝑚𝑜. 𝐶2
𝐶2
√1−
𝑉2

Radiasi Benda Hitam


1. Energi Radiasi.
Menurut hokum Stefan – Boltzman, menyatakan menyatakan bahwa “Energi yang
dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor persatuan waktu
sebanding dengan luas permukaan dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak
permukaan itu”
Pernyataan di atas dapat dituliskan secara matematika sebagai berikut :

𝑄
𝑃= = 𝑒𝜏𝐴𝑇4
𝑡

P = daya radiasi (W)


Q = energy kalor (J)
t = waktu (s )
τ = konstanta Stefan-Boltzman (5,67 x 10 -8 W/m2K4 )
e = emisivitas benda
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu mutlak permukaan benda (K)

Emivita e suatu benda menyatakan kemampuan benda untuk memancarkan radiasi


kalor dibandingkan dengan benda hitam sempurna. Benda hitam sempurna memiliki
emisivitas e = 1 yaitu benda yang mampu menyerap semua energy kalor yang dating

128
dan dapat memancarkan energy kalor dengan sempurna. Nilai e adalah antara 0 dan 1
( 0 < e < 1 ). Perlu diingat bahwa benda hitam sempurna merupakan suatu model
idealisme, jadi tidak ada sebuah benda yang berperilaku sebagai benda hitam
sempurna. Didasarkan pada definisi dapat kita modelkan benda hitam sempurna akan
menyerap semua radiasi yang mengenainya.

2. Efek Compton
Berdasarkan kesetaraan antara masa dan energy E = mc2 dan besarnya energy foton
E = n hf ( n = jumlah foton) serta C = λf dapat diperoleh persamaan momentum
sebuah foto yaitu :

Gambar 13.1 : Efek Compton

Setelah terjadi tumbukan antara foton dan electron maka foton kehilangan energinya
sebesar ∆𝐸 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓` sehingga panjang gelombang setelah tumbukan menjadi
besar. 𝜃 adalah sudut penyimpangan arah foton setelah tumbukan terhadap arah mula
mula, berdasarkan hokum kekekalan energy dan hokum kekekalan momentum
diperoleh persamaan :

𝜆` − 𝜆 = ( 1 − cos ∅)
𝑚𝑐
Keterangan :
𝜆` = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
𝜆 = 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑔𝑒𝑙𝑜𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑓𝑜𝑡𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛
ℎ = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑙𝑎𝑛𝑐ℎ ( 6,62 𝑥 10−34 𝐽𝑠)
𝑚 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑙𝑒𝑘𝑡𝑟𝑜𝑛 99,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔 )
𝑐 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑐𝑎ℎ𝑎𝑦𝑎 ( 3 𝑥 108 𝑚/𝑠)
∅ = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 ℎ𝑎𝑚𝑏𝑢𝑟𝑎𝑛

129

Dari persamaan di atas besaran bias disebut panjang gelombang Compton (λc)
𝑚𝑐

sehingga persamaan dapat ditulis :


𝜆 = 𝜆𝑐 ( 1- cos Ø )
Teori De Broglie
Seperti yang telah kita ketahui, cahaya memiliki dua sifat yaitu sifat gelombang yang
teramati pada peristiwa interferensi dan difraksi sedangkan sifat partikel yang
diamati dalam peristiwa efek poto listrik. Sifat gelombang dinyatakan oleh panjang
gelombang λ dan sifat partikel dinyatakan dalam momentum p , hubungan antara
panjang gelombang dan momentum sebuah foton dituliskan dalam bentuk
persamaan :

ℎ ℎ
𝛌= = 𝑚𝑣
𝑝

Kemudian persamaan tersebut di atas disebut panang gelombanh De Broglie. Panjang


gelombang ini dapat diamati melalui pola difraksi electron dari percobaan yang
dilakukan oleh Davisson dan Germer.

3. Efek Fotolistrik
Efek fotolistrik yaitu terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam
tersebut disinari cahaya. Untuk menguji teori kuantum yang dikemukakan oleh Max
Planck, kemudian Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki bahwa cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang kemudian
disebut foton yang memiliki energi sebesar hf. Percobaan yang dilakukan Einstein
lebih dikenal dengan sebutan efek fotolistrik.
Percobaan Efek Fotolistrik

Gambar 13.2 : Percobaan Efek Fotolistrik

130
Model Atom

A. Model Atom Dalton


Berdasarkan konsep atom Democritus sesuai dengna Hukum Kekekalan Massa yang
berbunyi “massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama” dan Hukum Perbandingan Tetap
yang berbunyi “perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap dan
tertentu”, maka pada tahun 1803 ilmuwan Inggris John Dalton merumuskan teori
model atom sebagai berikut:
1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-
atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda.
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana. Misalnya air terdiri atas atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen.
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

Gambar 13.3 :Model Atom Dalton


Hipotesis Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti bola tolak
peluru. Kelebihan dan kelemahan model atom Dalton antara lain sebagai berikut:
Kelebihan
- Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
- Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
Kelemahan
- Tidak dapat menerangkan sifat listrik atom
- Pada kenyataannya atom dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil
(partikel subatomik)

131
B. Model Atom Thomson
pada tahun 1897, fisikawan Inggris, Joseph John Thomson menemukan elektron . dia
menunjukkan bahwa elektron adalah partikel subatomik. Dari penemuan ini Thomson
mengemukakan hipotesis sebagai berikut: “karena elektron bermuatan listrik negatif,
sedangkan atom bermuatan listrik netral, maka harus ada muatan listrik positif yang
mengimbangi muatan elektron dalam atom”.

Berdasarkan hipotesis tersebut, Thomson mengusulkan model atomnya yang dikenal


dengan nama model atom roti kismis yaitu sebagai berikut:

1. Atom berbentuk bola pejal bermuatan positif yang homogen (diibaratkan seperti roti)
2. Elektron bermuatan negatif tersebar di dalamnya (seperti kismis yang tersebar di
dalam roti).

Gambar 13. 4 Model Atom


Thomson
Beberapa kelebihan dan kelemahan model atom Thomson adalah sebagai berikut:
Kelebihan
1. Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel
subatomik.
2. Dapat menerangkan sifat listrik atom.
Kelemahan
Tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas
yang dikemukakan oleh Rutherford.

132
C.Model Atom Rutherford
Tahun 1911, Fisikawan Inggris Ernest Rutherford dan 2 temannya Geiger dan
Marsden melakukan eksperimen “penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas
(0,0004 mm)” dengan hasil sebagai berikut:
1. Sebagian besar partikel alfa menembus selaput tipis emas. Berarti, sebagian besar
atom adalah ruang kosong.
2. Sedikit dari partikel alfa (yang bermuatan positif) dibelokkan keluar oleh sesuatu.
hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang bermuatan positif yang dapat
membelokkan partikel alfa.
3. Lebih sedikit lagi dari partikel alfa itu (hanya 1 dari 20.000) terpantul dari selaput
tipis emas. Hal ini menunjukkan adanya sesuatu yang sangat kecil (belakangan
disebut sebagai inti), namun massa terpusat di sana sehingga partikel alfa yang
menumbuk pusat massa itu akan terpantulkan

Gambar 13.5 ; Percobaan Rutherford

Dari fenomena percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan model atom yang dikenal
dengan model atom nuklir Rutherford, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong.
2. Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom
terpusat pada inti.
3. Elektron beredar mengelilingi inti.
4. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat
netral.

133
Gambar 13. 6 : Model Atom Rutherford

Beberapa kelebihan dan kelemahan model atom Rutherford adalah sebagai berikut:
Kelebihan
1. Dapat menerangkan fenomena penghamburan partikel alfa oleh selaput tipis emas.
2. Mengemukakan keberadaan inti atom yang bermuatan positif dan merupakan pusat
massa atom.
Kelemahan
1. Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel
bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
2. Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi
terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti.
Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya.

D.Model Atom Niels Bohr


Tahun 1913 fisikawan Denmark, Niels Henrik David Bohr, mengemukakan teori
tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford dan teori
kuantum Planck.

Gambar 13.7 :Model Atom Niels Bohr

134
Model atom Bohr berdasarkan teorinya adalah sebagai berikut:
1. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini
disebut lintasan stasioner.
3. Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat energi
lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut eksitasi.
Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke
lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan memancarkan energi,
peristiwa ini disebut deeksitasi.

Baik eksitasi maupun deeksitasi disebut peristiwa transisi elektron. Energi yang
diserap atau dipancarkan pada peristiwa transisi elektron ini dinyatakan dengan
persamaan:

AE = h f
Keterangan :
AE = perbedaan tingkat energy
h = tetapan Planck
f = frekuensi radiasi

4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai


spektrum atom.

Beberapa kelebihan dan kelemahan model atom Bohr adalah sebagai berikut:
Kelebihan
1. Menjawab kelemahan dalam model atom Rutherford dengan mengaplikasikan teori
kuantum.
2. Menerangkan dengan jelas garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi)
dari atom hidrogen.
Kelemahan
1. Terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen.

135
2. Tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit
apabila atom ditempatkan pada medan magnet.

E. Model Atom Mekanika Kuantum


Model atom mekanika kuantum dikemukakan oleh Erwin Schrodinger. Model ini
dapat digunakan untuk menjelaskan atom hidrogen dan atom yang lain
Menurut teori mekanika kuantum, elektron dalam mengelilingi inti terletak pada tingkat-
tingkat tertentu. Akan tetapi, keberadaan elektron tidak dapat dipastikan kedudukannya
secara tepat. Adapun yang dapat dipastikan hanyalah kebolehjadian menemukan
elektron. Daerah atau ruang kebolehjadian menemukan elektron disebut orbital.
Erwin Schrodinger mendasarkan model atomnya pada hipotesis de Broglie mengenai
dualisme partikel dan ketidakpastian Heisenberg.
Menurut Louis de Broglie, cahaya memiliki sifat partikel dan sifat cahaya. Sifat partikel
ditandai dengan memiliki massa. Sifat cahaya ditandai dengan memiliki sifat gelombang
dalam gerakannya. Dengan demikian, elektron yang memiliki massa dapat dipandang
sebagai partikel dan cahaya. Akibat dualisme elektron, Heisenberg mengajukan prinsip
ketidakpastian.
Menurut Heisenberg, tidak ada metode yang dapat digunakan untuk menentukan
kedudukan elektron. Akan tetapi, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian
menemukan elektron. Erwin Schrodinger memperoleh hadiah Nobel 1933 bidang fisika
bersama Paul Dirac, seorang fisikawan lain, untuk karya perintis mereka dalam
mekanika kuantum.

Jenis-jenis sinar radioaktif

1. Sinar alfa
Sinar alfa adalah sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur radioaktif. Sinar yang
ditemukan bersamaan dengan penemuan fenomena radioaktivitas yakni pelluruhan inti
atom secara spontan, tak terkontrol dan menghasilkan radiasi. Sinar alfa terdiri dari 2
proton dan 2 neutron. Berikut sifat sinar alfa :
 Sinar alfa berinti He.
 Mampu menghitamkan pelat film yang berarti mempunyai daya ionisasi. Dayanya
lebih kuat daripada sinar beta dan gamma.
 Tapi memiliki daya tembus paling lemah dari ketiga sinar radioaktif.

136
 Bisa dibelokkan oleh medan magnet ataupun medan listrik.
 Panjang jangkauannya sekitar beberapa centimeter di udara dan 10ᶺ2 milimeter di
logam.

2. Sinar beta
Sinar beta adalah elektron yang mempunyai energi tinggi berasal dari inti atom. Inilah
sifat alamiah dari sinar beta ;
 Daya ionisasinya lebih kecil daripada sinar alfa.
 Daya tembusnya lebih besar dibandingkan sinar alfa.
 Bisa dibelokkan oleh medan magnet ataupun medan listrik.

3. Sinar gamma
Sinar gamma yaitu suatu radiasi gelombang elektromagnetik dari inti atom mempunyai
energi yang sangat tinggi sehingga tidak mempunyai massa ataupun muatan. Sinar ini
terpancar saat sebuah inti memancarkan sinar alfa dan beta. Peluruhan sinar gamma tak
mengakibatkan perubahan nomor pada ato ataupun massa atom.
Berikut sifat alamiah sinar gamma :
 Tidak mempunyai jangkauan yang maksimal di udara, intensitasnya semakin kecil
jika semakin jauh dari sumber.
 Daya ionisasinya paling rendah.
 Memiliki daya tembus yang paling besar.
 Tidak bisa membelok dalam medan magnet atau medan listrik.

Gambar 13.8 : Urutan daya tembus sinar radioaktif

137
Peluruhan radioaktif
Peluruhan radioaktif (disebut juga peluruhan nuklir atau radioaktivitas) adalah proses
dimana sebuah inti atom yang tidak stabil kehilangan energi (berupa massa dalam diam)
dengan memancarkan radiasi, seperti partikel alfa, partikel beta dengan neutrino, sinar
gamma, atau elektron dalam kasus konversi internal. Material yang mengandung inti tak
stabil ini dianggap radioaktif. Beberapa inti nuklir berwaktu paruh pendek dapat
meluruh melalui emisi neutron atau emisi proton.
Waktu paruh
Waktu paruh adalah waktu yang dibutuhkan untuk jumlah tersebut berkurang menjadi
setengah dari nilai awal.
t/T
1
𝑁 = 𝑁𝑜. ( )
2
e.Aktifitas Pembelajaran.
Setelah mengkaji materi tentang konsep Radioaktifitas Anda dapat mempelajari
kegiatan eksperimen dan non eksperimen yang dalam modul ini disajikan petunjuknya
dalam lembar Kegiatan Siswa (LKS/LKPD) yang diberikan guru ke siswa. Untuk
kegiatan ekaperimen, anda dapat mencobanya mulai dari persiapan alat bahan,
melakukan percobaan dan membuat laporannya. Sebaiknya Anda mencatat hal-hal
penting untuk keberhasilan percobaan, Ini sangat berguna bagi Anda sebagai catatan
untuk mengimplementasikan di sekolah waktu KBM
f.Glosarium

ISTILAH KETERANGAN

Kontraksi panjang Kontraksi panjang adalah perubahan panjang suatu benda.


Perubahan panjang tersebut diakibatkan benda diam pada
kerangka acuan diamati oleh pengamat yang bergerak terhadap
acuan diamati

Dilatasi waktu Selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam dengan
selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap
suatu kejadian.

Radioaktifitas Peristiwa berubahnya suatu inti atom unsur menjadi inti atom
unsur baru secara spontan dengan memancarkan sinar tertentu

138
Benda hitam Obyek yang menyerap seluruh radiasi electromagnet yang jatuh
kepadanya sehingga tidak ada radiasi yang dapat keluar atau
dipantulkan

Defek masa Selisih antara jumlah massa proton dan neutron penyusun inti
atom dengan massa inti atom.

Dosis serap Besar energy yang diserap oleh suatu bahan persatuan massa.

Elektron Partikel subatom yang bermuatan negatif

Proton Partikel subatom yang bermuatan positif

Neutron Partikel subatom yang tidak bermuatan (netral)

Foton Partikel dasar atau kuantum radiasi elektromagnetik

Isoton Atom-atom (nuclida) yang jumlah neutronnya sama, tetapi


jumlah proton dan elektronnya berbeda.

Isobar Atom-atom (nuclida) yang jumlah protronnya berbeda, tetapi


jumlah nucleonnya sama

Isotop Atom-atom (nuclida) yang jumlah protronnya sama, tetapi jumlah


nucleonnya berbeda.

Radioisotp Isotop dari zat radioaktif

Reaksi fisi Reaksi pembelahan inti berat menjadi dua inti lain yang lebih
ringan yang diikuti dengan pembebasan sejumlah energy.

Reaksi fusi Reaksi penggabungan dua inti ringan menjadi satu inti yang lebih
berat.

Aktifitas
Laju peluruhan dari unsur radioaktif
radioaktif

Peluruhan Peristiwa pemancaran sinar radioaktif oleh zat radioaktif karena

radioaktif inti-inti yang tidak stabil agar terbentuk inti baru yang lebih stabil

Waktu paruh Waktu yang dibutuhkan oleh unsur radioaktif untuk meluruh
hingga intinya hanya setengah dari jumlah inti mula-mula

139
g.Lembar Kegiatan Siswa (LKS / LKPD)

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

INTI ATOM DAN RADIOAKTIFITAS

TAHUN PELAJARAN : _________/ _________

SEKOLAH : ______________________________________

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. __________________________ 4. ____________________________
2. __________________________ 5. ____________________________
3. __________________________

KELAS :

Inti Atom dan Radioaktivitas

1. Mengidentifikasi karakteristik inti atom dan radioaktivitas


2. Mendeskripsikan pemanfaatan radoaktif dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari

 Penyusun Inti Atom

elektron Keterangan:
proton

 Massa Atom
Massa atom adalah
Satuan massa atom =

 Defek Massa dan Energi Ikat


Defek massa adalah
Energi ikat adalah

140
Radioaktivitas

Radioaktivitas adalah
Zat radioaktif adalah

 Jenis-jenis sinar radioaktif :


1. Sinar Alfa (α)
Sifat-sifatnya:

2. Sinar Beta(β)
Sifat-sifatnya:

3. Sinar Gamma (γ)


Sifat-sifatnya:

141
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
TEORI PERKEMBANGAN ATOM

TAHUN PELAJARAN : _________/ _________

SEKOLAH : ______________________________________
NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

4. __________________________ 4. ____________________________
5. __________________________ 5. ____________________________
6. __________________________

KELAS :

1. Judul Praktikum: Mengidentifikasi perbedaan teori perkembangan atom


2. Tujuan Praktikum: Mengidentifikasi perbedaan model atom
3. Diskusi:

Cari literature perkembangan Atom dari internet atau buku pelajaran,dan diskusikan
perbedaan dan persamaannya model atom yang anda dapat bersama kelompokmu dan
jawab pertanyaan-pertanyaan berikut :

1. Apa perbedaan teori-teori atom tersebut?


2. Apa persamaan teori-teori atom tersebut?
3. Sebutkan bagian-bagian atom menurut para penemu!
4. Berdasarkan teori atom Bohr, jelaksan mengapa lampu-lampu yang berisi gas
mulia dapat berwarna-warni dan bagaimana cahaya warna-warni terbentuk dari
kembang api?

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________

5. Jelaskan peranan elektron yang ada pada kulit atom paling luar pada
pembentukan ikatan kimia antar-atom dalam suatu molekul!

_________________________________________________________________
_________________________________________________________________
_________________________________________________________________

142
h.Soal/Latihan / Tugas / Ulangan harian

1. Seorang astronot yang tingginya 2 m, berbaring sejajar dengan sumbu pesawat


angkasa yang bergerak dengan kelajuan 0,6 c relatif terhadap bumi. Berapakah
tinggi astronot jika diukur oleh pengamat di bumi?
2. Menurut orang yang berada dalam sebuah pesawat antariksa, ia memancarkan
sinyal cahaya ke bumi. Dalam waktu 1 detik. Selama selang waktu tersebut
berapa sinyal tersebut terukur oleh pengamat yang diam di Bumi apabila
kecepatan pesawat 0,6 C relative terhadap pengamat di bumi !
3. Sebuah partikel bermasa 1 kg, ketika berada diam di bumi. Tentukan massa
partikel tersebut ketika bergerak dengan kecepatan 0,6 C terhadap bumi ?
4. Apabila laju partikel 0,6 C, maka nilai perbandingan massa relativitas partikel
terhadap massa diamnya adalah
5. Sebuah bola lampu mempunyai jari-jari R dan suhu T. Jika e adalah emisivitas
dan ‫ ס‬adalah tetapan Stefan Boltz man, maka besarnya daya radiasi yang
dipancarkan oleh lampu adalah ..... watt
6. Salah satu ciri model atom Rutherford adalah ......
7. Apa yang disebut dengan Foton ?
239
8. Jumlah proton dan neutron yang ada pada inti 93 Np adalah .......
9. Seberkas sinar X dengan panjang gelombang 6 x 10 -14 m menumbuk sebuah
proton bermassa 1,67 x 10 -27 kg yang diam .Tentukan panjang gelombang sinar
X yang terhambur jika setelah tumbukan sinar X dibelokkan 120 0 terhadap arah
semula.
10.

Grafik disamping merupakan grafik


peluruhan sampel radioaktif. Jika N = ¼
No maka waktu paruh unsur radioaktif
tersebut adalah …

11.

Urutan daya tembus sinar-sinar radioaktif dimulai dari yang paling kuat adalah ..........

143
i.Kunci Soal
𝐶2
1. Jawab. 𝐿 = 𝐿𝑜. √1 − 𝑉2
(0,6𝐶)2
𝐿 = 2. √1 − = 1,6 m
(𝐶)2

∆𝑡 1
2. Jawab : ∆𝑡𝑜 = = ∆𝑡𝑜 = = 1,25 detik
𝐶2 (0,6𝐶)2
√1− √1−
𝑉2 𝐶2

𝑚𝑜 1
3. Jawab : 𝑚 = = 𝑚= = 1,25 Kg
𝐶2 (0,6𝐶)2
√1− √1−
𝑉2 𝐶2

4. Jawab : m : mo = 1,25 : 1 = 5 :4
5. Jawab : P= e ‫ ס‬AT4
6. Atom terdiri dari inti bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif yang
bergerak mengelilingi inti.
7. Foton adalah partikel dasar atau kuantum radiasi elektomagnet
239 A
8. 93 Np = ZNp

Z = nomor atom = jumlah proton 93


A = nomor massa = jumlah nucleon = proton + neutron )
Jumlah neutron = A – Z = 239 – 93 = 146
ℎ 6,6𝑥10
9. λ = λo + 𝑚 𝐶 (1 + cos Ø ) = 6x10 + 9,1𝑥10 .3𝑥10 (1 + cos 120 ) =6,

198 x 10-14 m
1
10. 𝑁 = 𝑁𝑜. (2) 𝑡/𝑇
1
¼ No = 𝑁𝑜. (2) 6/𝑇 ……….. T = 3 s

11. Gamma (γ ), Beta ( β ) Alpha ( α )


1 1
12. 𝑚 = 𝑚𝑜. (2) 𝑡/𝑇 = 20. (2) 10/5 = 5 gram

j. Rangkuman
- Postulat Eistein dalam Teori Relativitas Khusus ada 2 yaitu :
(1). Postulat pertama : “ Hukum Fisika memiliki bentuk yang sama pada semua
kerangka acuan inersia”

144
(2). Postulat kedua : “ Kelajuan cahaya di ruang hampa ke segala arah adalah
sama untuk semua pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya
maupun pengamat.
- Pada postulat ke dua inilah yang memiliki implikasi yang sangat luas di mana
panjang , waktu dan massa partikel semuanya bersifat relative sehingga relatifitas
Newton dan tranformasi Galileo tidak berlaku lagi.
- Menurut hokum Stefan – Boltzman, menyatakan menyatakan bahwa “Energi
yang dipancarkan oleh suatu permukaan benda dalam bentuk radiasi kalor
persatuan waktu sebanding dengan luas permukaan dan sebanding dengan
𝑄
pangkat empat suhu mutlak permukaan itu” ( 𝑃 = = 𝑒𝜏𝐴𝑇4 )
𝑡

- Teori De Broglie : cahaya memiliki dua sifat yaitu sifat gelombang yang teramati
pada peristiwa interferensi dan difraksi sedangkan sifat partikel yang diamati
dalam peristiwa efek poto listrik

k.Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah anda menyelesaikan soal latihan pembelajaran 13 ini, Anda dapat


memperkirakan tingkat keberhasilan Anda dengan melihat kunci/rambu-rambu
jawaban soal harian yang terdapat pada pembelajaran ini. Jika Anda memperkirakan
bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda mengikuti Ujian Akhir
Sekolah ( UAS), namun jika Anda menganggap pencapaian Anda masih kurang dari
80%, sebaiknya Anda ulangi kembali mempelajari kegiatan Pembelajaran 13 ini.

Rumus :
Jumlah jawaban Anda yang benar
Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

145
Catatan :

146
BAB III
EVALUASI

A. SOAL

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat


1. Banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat untuk menaikan suhu 1 C disebut
a. kapasitas kalor b. kalor jenis c. kalor laten d. kalori e. suhu
2. Pada termometer A, diperoleh titik beku dan titik didih air masinng-masing 30°𝐴
dan 360°𝐴. Jika Anda menggunakan termometer A untukmengukur suhu benda yang
ketika diukur dengan termometer Fahrenheit suhunya 124 °𝐹, maka suhu benda
tersebut adalah ……°𝐴
a. 190,6 b. 981,6 c. 891,6 d. 198,6 e. 189,6
3. Suhu badan menunjukan angka 32 jika diukur dengan termometer celsius, jika
diukur dengan termometer reamur akan menunjuk angka ... R
a. 48 b. 64,5 c. 25,6 d. 32 e. 16
4. Para pekerja sedang mengerjakan pemaasangan rel kereta api. Panjang batang rel
kereta api masing-masing 8 meter dipasang pada suhu 20℃, ketika suhu naik
menjadi 30℃, diharapkan rel tersebut dapat bersentuhan. jika koefisien muai rel
tersebut adalah 12 × 10-6 /℃, maka berapa jarak antara kedua batang rel yang
diperlukan agar saat terjadi pemuaian, rel tersebut tidak bengkok?
a. 9,1 × 10−4 m b. 6,1 × 10−4 m c. 1,6 × 10−4 m d.6,9 × 10−4 m e. 9,6 × 10−4 m
5. Sebongkah es 100 gram pada suhu 0 derajat celcius dicampurkan dengan air 200
gram pada suhu 70 derajat celicus. Jika es melebur seluruhnya maka suhu akhir
campuran es dan air tersebut adalah ….℃
a. 20 b. 25 c. 30 d. 35 e. 40
6. Batang besi homogen salah satu ujungnya dipanasi. Besi itu memiliki luas
penampang 17 𝑐𝑚2 dan konduktivitas termal 4.105 J/s.m.℃. Panjang batang 1 m dan
perbedaan suhu kedua ujung batang besi tersebut adalah 30℃. maka kalor yang
merambat dalam batang besi selama 2 detik adalah ……Joule
a. 8,40x104 b. 40,8x104 c.4,08x104 d 4,80 x104 e. 8,04x104

147
7. Jika kita berada di dekat api unggun badan kita terasa hangat, karena ada
perpindahan kalor secara : ….
a. konduksi b. radiasi c. konveksi d. komisi e. kebetulan
8. Perbandingan jumlah energi yang dipancarkan tiap detik oleh benda hitam pada
temperatur 300 K dan 900 K adalah ……
a. 1 : 64 b. 64 : 1 c. 1 : 49 d. 1 : 81 e. 81 : 1
9. Satu liter gas pada tekanan 105 Pa dimampatkan hingga menjadi setengah volume
awal. Maka tekanan akhir gas setelah dimampatkan adalah ......Pa
a. 6 x 105 b. 5 x 105 c. 4 x 105 d. 3 x 105 e. 2 x 105
10. Suatu sistem diberi panas 500 kal dan bersamaan dengan itu dikerjakan usaha luar
sebesar 100 J. Besar perubahan energi dalam sistem adalah …. J
a. 1000 b. 1500 c. 2000 d. 2500 e. 3000
11. Satu mol gas dimampatkan pada suhu tetap -23oC sehingga volumenya menjadi
setengah dari volumenya mula-mula. Besar kerja yang dilakukan oleh gas tersebut
adalah ….. (R=8,31 J/mol K; ln 1=0; ln2=0,69).
a. -1,4 x 103 J b. 5 x 103 J c. -4 x 103 J d. 3 x 103 J e. 2 x 105 J
12. “Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah
dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya” .Pernyataan ini
merupakan : Hukum …… Termodinamika
a. I b. II c. III d. 0 e. salah semua
13. Suatu sistem menyerap kalor sebesar 60 kJ pada suhu 27°C. Berapakah peubahan
entropi sistem ini?
a. 500 J/K b. 400 J/K c. 300 J/K d. 200 J/K e. 100 J/K
14. Perhatikan gambar grafik siklus Carnot ABCDA di bawah ini! Berdasarkan data
grafik, berapakah efisiensi mesin Carnot tersebut!

a. 30 % d. 80 %
b. 40 % e. 90 %
c. 60 %

15. Gerak bolak-balik secara berkala suatu benda akibat pengaruh gaya dalam selang
waktu yang tetap disebut ....
a. Getaran b. Gelombang c. Frekuensi d. Pereode e. Panjang gelombang

148
16. Sebuah ayunan sederhana melakukan gerak harmonik sederhana dengan panjang
tali 40 cm. Jika g = 10 m/s2, periode dan frekuensi ayunan tersebut adalah …..
a.T=0,4 𝜋 .f =10/4 𝜋 b.T=10/4 𝜋 .f =0,4 𝜋 c.T=0,4 . f=10/4 d. T=f=0.4
e. T = f = 0,4 𝜋
17. Sebuah pegas salah satu ujungnya ditempel pada langit-langit dan pada ujungnya
yang lain diberi beban 0,4 kg, pegas bertambah panjang 4 cm, kemudian beban
ditarik 5 cm dari posisi setimbang dan dilepas, besar periode adalah ....S
a. 0,39 b. 0,49 c. 0,59 d. 0,69 e. 0,79
18. Sebuah gelombang berjalan memnuhi persamaan 𝑦 = 0,20 sin 0,40𝜋 (60𝑡 − 𝑥)
dengan x dan y dalam cm dan t dalam sekon. Besar amplitudo gelombang adalah …
a. 20 m b. 20 cm c. 20 s d. 20 Hz e. 0,2 cm
19. Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung-ujung dawai diikat
sehingga memiliki tegangan 30 N. frekuensi nada atas keduanya adalah ….
a. 450 Hz b. 400 Hz c. 570 Hz d. 750 Hz e. 650 Hz
20. Mobil polisi bergerak dengan kecepatan 20 m/s sambil membunyikan sirene dengan
frekuensi 1400 Hz. Di belakang mobil polisi ada pengendara sepeda motor yang
bergerak mendekati mobil dengan kecepatan 15 m/s. Jika cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s, berapakah frekuensi sirene mobil yang didengar pengendara sepeda
motor?
a. 1380 Hz b. 1380,5 Hz c. 1480,5 Hz d. 1480 Hz e. 1280,5 Hz
21. Sebuah pipa organa terbuka dengan panjangnya 68 cm. jika cepat rambat bunyi di
udara 340 m/s hitung frekuensi nada atas ketiga dari pipa organa tersebu !
a. 340 Hz b. 800 Hz c. 1000 Hz d. 1200 Hz e. 1400 Hz
22. Sebuah pipa organa tertutup menghasilkan nada dasar dengan frekuensi 240 Hz.
Cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, tentukan panjang pipa organa tertutup tersebut
a. 0,425 m b. 0,245 m c. 0,542 m d. 0,524 m e. 0,452 m
23. Medan magnet menembus bidang empat persegi panjang ukuran 20 cm x 25 cm
secara tegak lurus terhadap bidang. Fluks magnet serba sama pada seluruh bidang
adalah sebesar 104 weber. Besar rapat fluks magnetnya adalah ….
a. 5 x 105 T b. 4 x 105 T c. 3 x 105 T d. 2 x 105 T e. 1 x 105 T

149
24. Suatu kawat berarus listrik 10 A dengan arah ke atas berada dalam medan magnetik
0,5 T dengan membentuk sudut 30o terhadap kawat. Jika panjang kawat 5 meter,
tentukan besarnya gaya Lorentz yang dialami kawat!
a. 18,0 N b. 16, 0 N c. 16,5 N d. 15,0 N e. 12,5 N
25. Sebuah electron bergerak dengan kecepatan 5 × 106 m/s masuk medan magnet 5
× 10-3 T dengan arah tegak lurus . Jika muatan electron -6 × 10-19 C tentukan gaya
pada electron tersebut
a. 2×10-15 N b. 4×10-15 N c. 6×10-15 N d. 8×10-15 N e. 10×10-15 N
26. Suatu muatan bermassa 9,2 × 10-38 kg bergerak memotong secara tegak lurus medan
magnetik 2 tesla. Jika muatan sebesar 3,2 × 10-9 C dan jari-jari lintasannya 2 cm.
Besar kecepatan muatan tersebut adalah ….. m/s
a. 9,31×1017 b. 3.19×1017 c. 1,93×1017 d. 1,39×1017 e. 3,39×1017
27. Soal

Dua kawat lurus yang panjangnya 2 m berjarak 1 m satu sama lain. Kedua kawat
dialiri arus yang sama besar dan arahnya berlawanan. Jika gaya yang timbul pada
kawat 1,5 × 10-7 N/m, tentukan kuat arus yang mengalir pada kedua kawat tersebut!
a. 0,81 A b. 6,1 A c. 1,6 A d. 0,16 A e. 0,61 A
28. Gambar berikut sinar-sinar yang melewai cermin datar
1. Sudut sinar dating = sudut sinar pantul
2. Banyangan bersifat maya karena terbayletak di
belakang cermin
3. Besar dan tinggi bayangan sama besar dengan
aslinya
4. Jarak bayangan = jarak benda
Pernyataan tersebut yang benar adalah :
a. 1, 2 dan 3 b. 1 dan 2 c. 2 dan 4
d. 4 saja e. 1, 2, 3, 4

29. Sebuah benda tingginya 20 cm diletakan 10 cm di depan cermin cembung yang


memiliki focus 15 cm. Tinggi bayangan benda tersebut adalah .......cm
a. 12 b. 9 c. 6 d. 20 e 16

150
30. Dua buah cermin disusun hingga membentuk sudut 60°.

Jumlah bayangan benda yang terbentuk oleh susunan cermin tersebut adalah …
bayangan
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 6
31. Gambar berikut sinar-sinar istimewa yang melewati lessa cekung

Kesimpulan dari gambar :


a. Bayangan selalu maya,tegak dan diperkecil
b. Sinar sejajar su dibiaskan melalui fokus.
c. Bersifat difergen
d. a,b,c,benar e. a,c, benar

32. Sebuah benda berdiri tegak 30 cm di depan lensa tipis konvergen yang jarak
fokusnya 15 cm. Perbesaran bayanganya adalah ……kali
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
33. Seekor ulat panjangnya 6 cm di depan sebuah lensa cembung yang fokusnya 3 cm.
Panjang bayangan ulat adalah …..
a. 12 sm b. 10 cm c. 8 cm d. 6 cm e. 4 cm
34. Alat optik misalnya teropong bumi mempunyai panjang fokus obyektif, pembalik
dan okuler berturut-turut 15 cm, 1,5 cm, dan 1 cm, digunakan pengamat yang tak
berakomodasi, besar perbesaran yang terjadi adalah ......kali
a. 22 b. 15 c. 100 d. 220 e. 150
35. Sebuah roket waktu diam di bumi panjangnya 100 m, roket tersebut bergerak dengan
kecepatan 0,8 C (C = kecepatan cahaya dalam vakum). Menurut pengamat di
bumi panjang roket yang sedang bergerak tersebut adalah (dibulatkan)....
a. 50 m b. 60 m c. 70 m d. 80 m e. 100 m
36. Apabila laju partikel 0,6 C, maka nilai perbandingan massa relativitas partikel
terhadap massa diamnya adalah
a. 1 : 4 b. 4 : 1 c. 3 : 1 d. 4 : 5 e. 5 : 4

151
37. Sebuah bola lampu mempunyai jari-jari R dan suhu T. Jika e adalah emisivitas dan ‫ס‬
adalah tetapan Stefan Boltz man, maka besarnya daya radiasi yang dipancarkan oleh
lampu adalah ..... watt
a. P= e 2‫ ס‬AT4 b. P= e ‫ ס‬A 2T4 c. P= e ‫ ס‬2AT4 d. P= e ‫ ס‬A 4T2 e. P=
e ‫ ס‬AT4
239
38. Jumlah proton dan neutron yang ada pada inti 93 Np adalah .......
a. 93 / 146 b. 239 / 93 c. 146 / 93 d. 93 / 239 e. 93 / 0
39. Urutan daya tembus sinar-sinar radioaktif dimulai dari yang paling kuat adalah ..........
a. Alpha ( α ), Beta ( β ), Gamma (γ ) d. Gamma (γ ), Alpha ( α ), Beta ( β )
b. Beta ( β ), Alpha ( α ), Gamma (γ )
c. Gamma (γ ), Beta ( β ) Alpha ( α ) e. Alpha ( α ), Gamma (γ ), Beta ( β )

40

Grafik disamping merupakan grafik


peluruhan sampel radioaktif. Jika N = ¼
No maka waktu paruh unsur radioaktif
tersebut adalah …

a. 2 S b. 3 S c. 4 S d. 6 S e. 8 S

152
KUNCI JAWABAN

1, B 11. A 21. C 31. A

2. D 12. B 22. A 32. A

3. C 13. D 23. D 33. D

4. E 14. A 24. E 34. B

5. A 15. A 25 B 35. B

6. C 16. A 26. D 36. E

7. B 17. C 27. E 37. E

8. D 18. E 28. E 38. A

9. E 19. D 29. A 39. C

10. C 20. B 30 D 40. B

Setelah anda menyelesaikan soal pada modul ini, Anda dapat memperkirakan tingkat
keberhasilan Anda dengan melihat kunci jawaban yang terdapat pada modul ini. Jika
Anda memperkirakan bahwa pencapaian Anda sudah melebihi 80%, silahkan Anda terus
mengikuti Ujian Akhir Sekolah (UAS), namun jika Anda menganggap pencapaian Anda
masih kurang dari 80%, sebaiknya Anda mengulangi kembali mempelajaran kegiatan
pembelalajaran pada modul ini, terutama bagian pembelajaran yang belum Anda kuasai.

Jumlah jawaban Anda yang benar


Tingkat penguasaan  x 100%
Jumlah butir soal

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :


90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup
- 69% = kurang

153
Catatan :

154
BAB IV
PENUTUP

Setelah menyelesaikan modul ini, anda berhak untuk mengikuti ulangan semester II
untuk menguji kompetensi yang telah anda pelajari. Apabila anda dinyatakan memenuhi
syarat kelulusan dari hasil evaluasi dalam modul ini, maka anda berhak untuk
melanjutkan ke tingkatan berikutnya.
Mintalah pada guru untuk uji kompetensi dengan sistem penilaian yang dilakukan
langsung oleh pihak yang berkompeten apabila anda telah menyelesaikan seluruh
evaluasi dari setiap modul, maka hasil yang berupa nilai dari guru atau berupa portofolio
dapat dijadikan bahan verifikasi oleh pihak sekolah. Kemudian selanjutnya hasil tersebut
dapat dijadikan sebagai penentu standar pemenuhan kompetensi.

155
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan (PKB( dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Penilaian Kegiatan Pengembangan Keprofesian


Berkelanjutan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2012. Buku Pedoman Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Depdiknas.

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi


Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya

Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian


Negara Nomor 03/V/PB/2010 dan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
Pristiadi Utomo, 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan untuk SMK/Mak kelas X.
Kurikulum 2013, Jakarta Erlangga

Pristiadi Utomo, 2018. Fisika C1 Bidang Keahlian Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
untuk SMK / MAK Kelas X Kurikulum 2013 KI-KD 2017, Semarang.
Erlangga.

Nita Pujiastuti, 2009. Buku Panduan Pendidik Fisika untuk SMK/MAK ,Jakarta.
Pratama Pustaka

Sudirman. 2010, Fisika Kelompok Teknologi dan Kesehatan untuk SMK dan MAK,
KTSP 2006, Jakarta. Erlangga

156
GLOSSARYUM

ISTILAH KETERANGAN
Suhu Derajat panas atau dingin yang dirasakan
Thermometer Alat untuk mengukur suhu
Kalor atau panas Salah satu bentuk energy, memiliki satuan joule
Kapasitas kalor (C) Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu 1 C
Kalor jenis Banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram zat untuk
menaikan suhu 1 C
Pemuaian Bertambah besarnya ukuran suatu benda karena kenaikan
suhu yang terjadi pada benda tersebut
Kalor Laten Kalor yang dibutuhkan oleh sebuah benda untuk mengubah
wujudnya per satuan massa
Kalor Lebur (L) Kalor untuk mengubah wujud dari padat ke cair. Kalor lebur
zat sama dengan kalor bekunya
Kalor Uap (U) Kalor untuk mengubah wujud dari cair menjadi gas.Kalor uap
sama dengan kalor embun
Konduksi Perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan
partikel-partikel bahan tersebut
Konveksi Perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama
dengan gerak partikel-partikel bendanya
Radiasi Perpindahan kalor tanpa memerlukan medium
Getaran Getaran adalah gerak bolak – bolik secara berkala melalui
suatu titik keseimbangan
Pereode Periode merupakan banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan satu getaran.
Frekuensi Frekuensi merupakan banyaknya getaran yang terjadi dalam
satu detik.
Amplitudo Amplitudo merupakan simpangan terjauh yang diukur dari
titik setimbang.
Gelombang Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran/usikan.

157
Gelombang Mekanik Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya memerlukan medium (zat perantara).
Gelombang Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dalam
elektromagnetik proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat
perantara)
Gelombang tranversal Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya
tegak lurus dengan arah rambatannya
Gelombang Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
longitudinal rambatnya sejajar dengan arah getarannya
Gelombang berjalan Gelombang berjalan adalah gelombang mekanik yang
dan gelombang memiliki amplitudo konstan di setiap titik yang dilalui
stasioner gelombang.

Gelombang stasioner sering disebut gelombang tegak atau


gelombang berdiri merupakan gelombang yang terbentuk dari
hasil perpaduan atau interferensi dua buah gelombang yang
memiliki amplitudo dan frekuensi sama, namun arahnya
berlawanan. Amplitudo pada gelombang stasioner tidak
konstan.
Gelombang bunyi Gelombang Bunyi adalah sebuah gelombang longitudinal
yang merambat memerlukan medium.
Infrasonik Infrasonik adalah gelombang bunyi yang frekuensinya lebih
rendah dari 20 Hz. Misalnya gunung meletus, gempa bumi.
Intensitas gelombang Energi gelombang yang dipindahkan melalui bidang seluas
satu satuan per satuan waktu yang tegak lurus pada arah cepat
rambat gelombang
Audiosonik Audiosonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi antara 20-20.000 Hz. Bunyi audiosonik merupakan
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Ultrasonik Ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi lebih besar dari 20.000 Hz. Gelombang ini tidak
dapat didengar oleh manusia. Namun, hewan seperti

158
kelelawar dan lumba-lumba dapat mendengar bunyi ultrasonic
Efek Doppler Efek doppler adalah peristiwa adanya perubahan frekuensi
pendengar dan sumber akibat adanya perbedaan antara jarak
pendengar dan sumber
Dawai / senar Dawai / senar artinya sebuah kolom udara yang kedua ujung
penampangnya tertutup. Apabila dawai dipetik, udara di
dalam dawai atau gitar membentuk pola gelombang stasioner
Pipa Organa Terbuka Pipa organa terbuka artinya sebuah kolom udara yang kedua
ujung penampangnya terbuka. Apabila pipa organa terbuka
ditiup, udara di dalam pipa organa itu membentuk pola
gelombang stasioner
Pipa Organa Tertutup Pipa organa tertutup artinya sebuah kolom udara yang salah
satu ujungnya tertutup dan ujung lainnya terbuka. Apabila
pada pipa organa ditiup akan dihasilkan pola gelombang
stasioner dimana ujung yang tertutup menjadi titik simpulnya
Medan Magnet Medan magnet ini dikenal juga sebagai induksi magnet.
Induksi magnet dapat dilukiskan sebagai garis garis yang arah
singgungnya pada setiap titik menunjukkan arah vektor
induksi magnet di titik-titik tersebut.
Bahan Magnet Bahan yang dapat ditarik oleh magnet
Elektromagnetik Pembangkit arus listrik dengan menggerakkan kawat
melewati medan magnet
Gaya Lorentz Gaya yang dikerjakan oleh medan magnet pada kawat yang
dialiri arus.
Induksi Magnet Medan magnet yang disebabkan oleh arus listrik
Medan magnet Daerah disekitar magnet
Solenoida Jenis kumparan yang terbuat dari kawat yang dililitkan
Gelombang Gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat
elektromagnetik
Oktika geometri Opika geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang
fenomena perambatan cahaya.

159
Cahaya Cahaya adalah gelombang elektromagnetik.
Cermin Cermin adalah permukaan yang licin dan dapat menciptakan
pantulan sehingga membentuk bayangan
Cermin datar Cermin datar adalah cermin yang permukaannya datar
Cermin cekung Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya berbentuk
lengkungan ke dalam
Cermin cembung Cermin cembung adalah cermin yang permukaannya
berbentuk lengkungan ke luar, bagian permukaan luar yang
memantulkan cahaya.
Pembiasan Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya pada waktu
cahaya memasuki medium yang baru.
Lensa Lensa adalah benda bening yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga dapat membiaskan atau meneruskan hampir semua
cahaya yang melaluinya.
Lensa cembung Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tebal
dari pada bagian pinggirnya, memiliki sifat mengumpulkan
cahaya sehingga disebut lensa konvergen atau lensa konveks.
Lensa cekung Lensa cekung adalah lensa yang bagian tengahnya lebih tipis
dari pada bagian pinggirnya. Lensa cekung memiliki sifat
menyebarkan cahaya sehingga disebut juga lensa divergen
atau lensa konkaf
Bayangan maya Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan
sinar-sinar pantul . Bayangan ini tidak dapat ditangkap layar
Bayangan nyata Bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar-sinar pantul .
Bayangan ini dapat ditangkat layar
Daya akomudasi Kemampuan menebal dan menipis lensa mata
Fokus cermin Sebuah titik pada sumbu utama tempat berkumpulnya sinar-
sinar yang dipantulkan oleh cermin
Garis normal Garis yang melalui suatu titik pada bidang dan tegak lurus
dengan bidang tersebut
Sinar istimewa Sinar dating yang lintasannya mudah diramalkan tanpa harus

160
mengukur sudut dating dan sudut pantulnya.
Sudut datang Sudut yang dibentuk oleh sinat dating dan garis normal
Sudut deviasi Sudut yang dibentuk oleh berkas sinar masuk dan berkas sinar
yang keluar.
Kontraksi panjang Kontraksi panjang adalah perubahan panjang suatu benda.
Perubahan panjang tersebut diakibatkan benda diam pada
kerangka acuan diamati oleh pengamat yang bergerak
terhadap acuan diamati
Dilatasi waktu Selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam dengan
selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak
terhadap suatu kejadian.
Radioaktifitas Peristiwa berubahnya suatu inti atom unsur menjadi inti atom
unsur baru secara spontan dengan memancarkan sinar tertentu
Benda hitam Obyek yang menyerap seluruh radiasi electromagnet yang
jatuh kepadanya sehingga tidak ada radiasi yang dapat keluar
atau dipantulkan
Defek masa Selisih antara jumlah massa proton dan neutron penyusun inti
atom dengan massa inti atom.
Dosis serap Besar energy yang diserap oleh suatu bahan persatuan massa.
Elektron Partikel subatom yang bermuatan negatif
Proton Partikel subatom yang bermuatan positif
Neutron Partikel subatom yang tidak bermuatan (netral)
Foton Partikel dasar atau kuantum radiasi elektromagnetik
Isoton Atom-atom (nuclida) yang jumlah neutronnya sama, tetapi
jumlah proton dan elektronnya berbeda.
Isobar Atom-atom (nuclida) yang jumlah protronnya berbeda, tetapi
jumlah nucleonnya sama
Isotop Atom-atom (nuclida) yang jumlah protronnya sama, tetapi
jumlah nucleonnya berbeda.
Radioisotp Isotop dari zat radioaktif
Reaksi fisi Reaksi pembelahan inti berat menjadi dua inti lain yang lebih
ringan yang diikuti dengan pembebasan sejumlah energy.

161
Reaksi fusi Reaksi penggabungan dua inti ringan menjadi satu inti yang
lebih berat.
Aktifitas radioaktif Laju peluruhan dari unsur radioaktif
Peluruhan radioaktif Peristiwa pemancaran sinar radioaktif oleh zat radioaktif
karena inti-inti yang tidak stabil agar terbentuk inti baru yang
lebih stabil
Waktu paruh Waktu yang dibutuhkan oleh unsur radioaktif untuk meluruh
hingga intinya hanya setengah dari jumlah inti mula-mula

162
Catatan :

163

Anda mungkin juga menyukai