Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

PERTEMUAN KE-XI
BELA NEGARA DALAM PANDANGAN ISLAM

TIM DOSEN MKWU PAI UPN VETERAN JAKARTA


MKWU
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

CP-MK:
Mampu memahami dan menerapkan kandungan Al-Qur’an dan Hadis
tentang pentingnya mengedepankan Bela Negara dalam pandangan Islam
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

A
PENGERTIAN BELA NEGARA MENURUT PANDANGAN ISLAM
Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara (Menurut UU No 3 Tahun 2002).
Bela Negara sebagai sikap patriotik dan refleksi dari cinta tanah air yang disertai dengan semangat rela
berkorban untuk menjaga Negara dan bangsa dari segala ancaman baik dari dalam maupun dari luar

Islam sangat menjunjung tinggi upaya bela negara. Terbukti, di dalam


Alquran terdapat beberapa ayat yang secara implisit maupun eksplisit
membahas tentang bela negara. Dalam Alquran, bela negara dinyatakan
dengan kata jihad. Jihad tidak hanya sebatas melindungi dan
mempertahankan agama, tetapi juga melindungi dan mempertahankan diri
dan negara dari berbagai hal yang dapat merusaknya. Untuk itu, bela
negara merupakan jihad dalam pengertian yang luas (Azhar, 2001)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

A
BELA NEGARA MENURUT PANDANGAN ISLAM
Upaya Bela
Negara
Perspektif Islam

Ukhuwah
Wathaniah

Hubbul wathan
min al-Iman

Dalam Al-Qurán dijumpai konsep syuub (bangsa) dan qabilah (suku) (Q.S.al-Hujurat, 49:13); qaum
(Q.S.al-Ambiya, 21:92) yang terjadi karena kesamaan cita-cita (Q.S. al-Ambiya, 21:92, al-Mu-minun,
23:52, al-Nahl, 16:120 dan a-Maidah, 5:4), persamaan keturunan (Q.S, al-Araf, 7:169), persamaan
bahasa (Q.S.al-Ruum, 30:5), adat istiadat (Q.S. Ali Imran, 3:104), persamaan sejarah dan cinta tanah
air (Q.S. al-Baqarah, 2:126)
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

B
BENTUK-BENTUK BELA NEGARA YANG DIAJARKAN ISLAM

Menjaga Persatuan dan


Kesatuan Bangsa
Menurut Mustaqim (2011),
bentuk jihad dalam
perspektif Keindonesiaan
Membudayakan
Musyawarah

Menanamkan Nilai
Nasionalisme Religius

Memperjuangkan
Keadilan
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

• Perilaku anarki dilarang karena dapat menimbulkan kekacauan dalam suatu negara sehingga mengancam
keutuhan negara. Oleh karena itu, bela negara (jihad) juga mencakup pencegahan dan pelarangan tindakan anarki.

C ANARKIS

LARANGAN
• Paham radikalisme yang bermuatan negatif dapat menggancam kedaukatan dan ketahanan suatu negara. Untuk
ANARKIS, RADIKALIS itu, diperlukan upaya untuk memerangi paham radikalisme yang negatf tersebut melalui bela negara (jihad).

RADIKALISME, ME

PERSEKUSI,
PENYEBARAN • Persekusi dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam kehidupan bernegara. Selain itu, persekusi bertentangan
dengan Alquran dan Pancasila. Oleh sebab itu, jihad (bela negara) dalam melawan kegiatan persekusi amat
HOAX DAN PERSEKUSI dibutuhkan

ANTI
PEMERINTAH
• Beredarnya hoax dapat memicu perpecahan di kalangan masyarakat sehingga mengancam keutuhan negara.
Penyebaran hoax juga sangat dilarang dalam Islam sehingga upaya penumpasan hoax termasuk ke dalam bela
HOAX negara (jihad)

• Adanya kelompok anti pemerintah dapat menimbulkan berbagai masalah, diantaranya perilaku anarki,
ANTI
radikalisme, persekusi dan penyebaran hoax. Hal ini menjadikan jihad (bela negara) dalam menumpaskan
PEMERINTA Gerakan anti pemerintah wajib untuk dilakukan.
H
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Dalam Islam, setiap


kegiatan sosial
D
manusia harus
didasari oleh etika ETIKA BERPOLITIK DALAM ISLAM
yang baik, termasuk
dalam kegiatan Menerapkan prinsip kebebasan
berpolitik. Etika yang disertai dengan tanggung
jawab
politik yang
terdapat dalam
Islam diantaranya Menegakkan
santun, jujur dan keadilan
terbuka. Ketiga
etika tersebut Melakukan prinsip
tercermin melalui persamaan
(Abubakar, 2014): (musawah)
Melakukan
musyawarah
dalam setiap
pengambilan
keputusan
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

E
PERAN ISLAM DALAM MEWUJUDKAN PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA
Sebagai way of life, Islam berperan sebagai penuntun umatnya dalam
bertindak dan berperilaku. Persatuan dan kesatuan bangsa dapat
diwujudkan dengan adanya etika yang baik sesuai tuntunan Islam,
sehingga terciptalah ukhuwah (hubungan persaudaraan) yang kokoh antar
warga negara. Selain itu, adanya perintah jihad dalam Islam yang
merupakan upaya bela negara juga turut andil dalam mewujudkan
persatuan dan kesatuan bangsa.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Persatuan

Persamaan Kebebasan
Prinsip Ajaran
Islam dalam
Mewujudkan
Persatuan dan
Kesatuan
Tolong Bangsa Perdamaian
Menolong

Musyawarah
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

F
KARAKTERISTIK ISLAM UNTUK BELA NEGARA
1. Karakteristik Islam Moderat. Mengutamakan sikap: tawasuth (Q.S.
(pertengahan) (Q.S. al-Baqarah, 2:143), tawazun (seimbang) (Q. al-
Qashash, 27:77), I’tidal (adil) (Q.S. al-Nahl, 16:90), tasamuh (toleran)
(Q.S. al-Kaafirun, 109:6), ishlah (reformis) (Q.S. al-Anfaal, 8:1),
taáwun (tolong menolong) (Q.S. al-Maidah, 5:), syura
(bermusyawarah). (Q.S. al-Syuura, 42:38) muwathanah (cinta tanah
air), musawa (setara) (Q.S. al-Hujurat, 49:13), dan qudwah dan uswah
hasanah (teladan yang baik).(Q.S.al-Mumtahanah, 60;4).
2. Karakteristik Islam Nusantara. Memanfaatkan local wisdom (kearifan
local), dan local genuin (kecerdasan local) yang sesuai dengan
ajaran Islam (al-Ma’ruf) (Q.S. Ali Imran, 3:104) sebagai faktor perekat
dan interasi bangsa dengan mengkolaborasikan dengan ajaran
agama yang fuuriyah, bahkan sesungguhnya lebih tepat dengan
tradisi keagamaan.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

E
KARAKTERISTIK ISLAM UNTUK BELA NEGARA
3. Karakteristik Islam Rahmatan Lil Alamien (Q.S. al-Ambiya,
21:107). Mengutamakan pemberian kasih saying, simpati,
empati, kepedulian, perlindungan, dan memberi manfaat
kepada manusiaan atas dasar kemanusian, tanpa
mempersoalkan berbagai latar belakang.
4. Karakteristik Islam Kosmopolitan (Q.S.al-Ambiya, 21:107).
Menekankan pentingnya membangun kesadaran bahwa visi
dan misi ajaran Islam bersifat global, tanpa melupakan yang
lokal.
5. Islam Inklusif-Pluralis (Q.S.al-Hujurat, 43:13). Menekankan
mencari titik persamaan daripada titik perbedaan. Yaittu
persamaan untuk kebaikan, dan kemajuan Bersama.
Mata Kuliah Wajib Universitas (MKWU)

Thank You!

Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai