Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

NOMOR 4 TAHUN 2015

TENTANG
PELESTARIAN KEBUDAYAAN BETAWI
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT

Masyarakat bnhak:

a. mcnggunakan seluruh aspek kebudayaan Betawi sesuai fungsinya;

b. memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah dalam

penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Betawi;

c. turut serta dalam menetapkan kebijakan kebudayaan Betawi; dan

d. memilih aspek kebudayaan Setawi untuk kepentingan pengungkapan

pengalaman dan estetisnya


Masyarakat berkewajiban menjaga kelestarian budaya Betawi dan dapat
turut serta dalam upaya Pelestarian Kebudayaan Betawi terutama pada:
a. inventarisasi nilai-nilai tradisi budaya Betawi;
b. inventarisasi aset kekayaan budaya dan penggalian sejarah Betawi;
c. peningkatan kegiatan Pelestarian Kebudayaan Betawi;
d. sosialisasi dan publikasi nilai-nilai tradisi budaya Betawi; dan
e. fasilitasi pengembangan kualitas manusia dalam Pelestarian Kebudayaan Betawi.
Penyelenggaraan Pelestarian Kebudayaan Setawi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9, bertujuan untuk :
a. kesenian;
b. kepurbakalaan;
c. permuseuman;
d. kesejarahan;
e. kebahasaan dan kesusatraan;
f. adat istiadat;
g. kcpustakaan dan kcnaskahan;
h. perfilman;
i. pakaian adat;
j. kuliner;
k. ornamen / arsitektur; dan
l. souvenir/cinderamata.
(1) Dalam pC'nyelenggaraan pelestarian kesenian Betawi, Pemerintah Dncrnh meJakukan : a. penerapan
kesenian Betawi dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah dengan memasukkan mata pelajaran
muatan lokal kesenian Betawi yang setara dengan mata pelajaran lain; b. meningkatkan kualitas pendidik
dan bahan ajar kesenian Betawi serta pamong seni; dan c. memenuhi fasilitas yang diperlukan dalam
peJaksanaan pendidikan keseninn Betawi.
(2) Penyelenggaraan pelestarian kesenian Betawi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menjadi tugas
KepaJa SKPD yang membidangi pendidikan berkoordinasi dengan Kepala SKPD yang membidangi
kebudayaan dengan mengikutsertakan masyarakat di bidang pcnrlidilmn
(1)Pemerintah Daerah melakukan sosialisasi kepurbakalaan sesuai standar teknis arkeologi secara Juas, sistematis, dan
terarah.

(2)Pelaksanaansosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melibatkan masyarakat, para ahli, danl atau pihak lain yang
berkepcntingan.
PERMUSEUMAN :

(1) Penyelenggaraan permuseuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal

10 humf c, melalui kegiatan pengumpulan, pengkajian, perawatan,

pengamanan, dan pemanfaatan benda dan situs bernilai budaya dan

ilmu pengetahuan sejarah dan lingkungan.

(2) Penyelenggaraan permuseuman sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), dapat diselenggarakan oleh masyarakat dan badan hukum

setelah mendapatkan izin dari Gubernur.

(3) Pemerintah Daerah wajib memiliki museum Betawi.


Kesejaharahan
Pemerintah Daerah bcrkewajiban menyelenggarakan pelestarian kesejarahan Betawi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf d, melalui :

a. pemeliharaan, perlindungan dan pengkajian sumber sejarah

sebagai bahan penulisan sejarah Betawi;

b. penelitian dan penulisan sejarah daerah secara obyektif dan ilmiah serta ilmiah
populer, dan sastra sejarah Betawi;

c. pemilahan dan pemeliharaan hasil penulisan sejarah Betawi; dan

d. pemanfaatan hasil penulisan sejarah Betawi harus disosialisasikan melalui pendidikan


dasar dan menengah, media massa penerbitan berkala dan sarana publikasi lain yang
dapat

diakses oleh semua lapisan masyarakat.


Ketentuan Penutup
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta

Anda mungkin juga menyukai