Anda di halaman 1dari 30

Bayi Baru Lahir dengan Masalah

Kesehatan Prematur, Postmatur,


dan Respiratory Distress
Syndrom (RDS)
Kelompok 1
PREMATUR

POSTMATUR

RDS
Bayi Prematur
• Menurut WHO (2003), bayi pematur adalah bayi lahir
hidup sebelum usia kehamilan minggu ke-37 (dihitung
dari hari pertama haid terakhir). The American
Academy of Pediatric, mengambil batasan 38 minggu
untuk menyebut pematur.
• Bayi premature atau bayi pre-term adalah bayi yang
berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan
berat badan. Sebagian besar bayi lahir dengan berat
badan kurang dari 2500 gram adalah bayi premature
(Surasmi Asrining, 2003).
bayi premature ditetapkan
berdasarkan umur kehamilan
1. Faktor
ibu
Faktor Penyebab 2. Faktor
Prematur janin
3. Faktor
Plasenta
PATOFISIOLOGI
Manuaba IBG, (1998)
ibu, janin, dan lingkungan

gangguan uretro placenta

suplay nutrisi dan O2 janin kurang

gangguan perubahan intra


uterin
timbullah premature
Tanda Bayi Prematur
• Umur kehamilan sama dengan atau kurang
dari 37 minggu
• Berat badan sama dengan atau kurang dari
2500 gr
• Panjang badan sama dengan atau kurang dari
46 cm
• Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
• Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
• Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari
33 cm
MASALAH PADA BAYI
PREMATUR
• Hipotermia
• Sindrom gawat Napas
• Hipoglikemia
• Perdarahan intrakranial
• Rentan terhadap infeksi
• Hiperbilirubinemia
• Kerusakan integritas
kulit
Perawatan pada Bayi
Prematur
• Pengaturan Suhu Tubuh
Bayi
• Intake
• Menghindari Infeksi
• Observasi Pernafasan
ASUHAN KEPERAWATAN
BAYI LAHIR DENGAN
MASALAH KESEHATAN
PREMATUR
PENGKAJIAN
• Bayi pada saat kelahiran
Umur kehamilan biasanya antara 24 sampai 27 minggu
rendahnya berat badan pada saat kelahiran biasanya kurang dari
2500 gram: kurus, lapisan lemak subkutan sedikit atau tidak ada.
kelainan fisik yang mungkin terlihat: nilai afgat pada 1 sampai 5
menit sampai 3 menunjukan kegawatan yang parah, 4 sampai 6
kegawatan sedang, dan 7 sampai 10 normal.
• Kardiovaskuler • Neurologis
• Gastrointestinal • Paru
• Integument • Ginjal
• Muskuloskeletal. • Reproduksi
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
• Diagnose keperawatan : resiko tinggi gawat pernafasan yang
behubungan dengan ketidak matangan paru karena kurang
produksi surfaktan.
• Tujuan : menjaga dan memaksimalkan fungsi paru
• Intervensi :
• Kumpulkan data penilaian yang berkaitan dengan kegawatan
pernafasan.
• Waspadai episode apnea, yang berlangsung lebih dari 20 detik
• Hindari menempatkan bayi kontak dengan sumber panas dan
sumber dingin
• Awasi bayi terhadap perubahan yang mengindikasikan adanya
stress dingin
BAYI POSTMATUR
• Bayi Post Term adalah bayi yang lahir setelah
kehamilan lebih dari 42 minggu, dihitung dari
hari pertama haid terakhir tanpa memperdulikan
berat badan bayi pada waktu lahir (Bobak, 2004).
• Postmatur menunjukan atau menggambarkan
keadaan janin yang lahir telah melampaui batas
waktu persalinannya, sehingga dapat
menyebabkan beberapa komplikasi. (Buku
Pengantar Kuliah Obsetri: hal 450).

Bayi Lebih Bulan


ETIOLOGI
• Menurut Sujiyatini (2009), etiologinya yaitu
penurunan kadar esterogen pada kehamilan normal
umumnya tinggi, kadar progesterone tidak cepat turun
walaupun kehamilan telah cukup bulan

Menurut (Sarwono,2010) beberapa teori yang


diajukan di antaranya:
Pengaruh Progresteron Saraf Uterus

Teori Kortisol/ ACTH Janin Herediter


Teori Oksitosin
MANIFESTASI KLINIS
• Gerakan janin jarang
• Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari:
a. Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi
maserasi sehingga kulit menjadi kering, rapuh dan mudah
terkelupas.
b. Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan
mekoneum (kehijuan di kulit)
c. Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna
kuning pada kuku, kulit dan tali pusat.
• Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur.
• Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
• Rambut kepala lebih tebal.
Faktor hormonal :
Kadar progesteron

Patofisiologi
Kortisol
Faktor herediter

Kehamilan > 42 minggu

Placenta mengkerut

Fungsi placenta

Suplay O2 ber <

Nutrisi ber < janin mengkompensasi lemak dan


karbohidrat sendiri

gawat janin, cedera otak , dan


Gangguan nutrisi Lemak sub cutis
organ lain nya
 
kulit mengelupas
kehilangan lemak sub cutan
Mengeluarkan mekonium

aspirasi mekonium
Gangguan pertumbuhan
BB Hipotermia Integritas kulit Asfiksia

Sianosis
Hipoglikemi
KOMPLIKASI
• Komplikasi dapat mengenai ibu dan
janin.
• Komplikasi pada janin meliputi :
1. Oligohidramnion
2. Janin diwarnai mekonium
3. Makrosemia
4. Dismaturitas bayi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat
maturitas plasenta.
• Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya
gawat janin.
• Amniocentesis : pemeriksaan sitologi air ketuban.
• Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban.
• Uji Oksitisin : untuk menilai reaksi janin terhadap
kontraksi uterus.
• Pemeriksaan kadar estriol dalam urine.
• Pemeriksaan sitologi vagina.
ASKEP PADA BAYI
LAHIR DENGAN
MASALAH
POSTMATUR
PENGKAJIAN
1. Identitas bayi atau ibu
2. Riwayat penyakit : Riwayat penyakit sekarang, Riwayat
penyakit dahulu, Riwayat penyakit keluarga
3. Pemerikaaan fisik
– Umumnya bayi memiliki tengkorak normal, tetapi dimensinya yang lebih
kecil dari pada badannya membuat besar tengkorak tidak sesuai.
– Waktu lahir kulit kering, pecah-pecah (deskuamasi) seperti kertass kulit.
– Kuku keras dan panjang di ujung-ujung jari.
– Rambut kulit kepala lebat
– Lapisan lemak subkutan hilang, sehingga kulit tampak longgar dan
memberi penampilan seperti “orang tua”.
– Kultur tubuh panjang dan kurus
– Verniks tidak ada
– Sering terdapat mekonium (berwarna kuning emas atau hijau) pada kulit
kuku dan tali pusat.
– Memiliki mata lebar, gejala simtomatik hipoksia, intrauterin kronis.
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
• Diagnosa : Gangguan pemenuhan kebutuhan O2 berhubungan
dengan asfiksia berat/ringan, pernafasan tidak teratur,
pernafasan cuping hidung,  cyanosis, ada lendir pada hidung
dan mulut.
• NOC : Kebutuhan O2 bayi terpenuhi
• Kriteria:
1. Pernafasan normal 40-60 kali permenit.
2. Pernafasan teratur.
3. Tidak cyanosis.
4. Wajah dan seluruh tubuh
5. Berwarna kemerahan (pink variable).
6. Gas darah normal (PH = 7,35 – 7,4,  PCO2 = 35 mm Hg, PO2 =
50 – 90 mmHg)
INTERVENSI
• NIC :
1. Letakkan bayi terlentang dengan alas yang data,
kepala lurus, dan leher sedikit tengadah/ekstensi
dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu
bayi sehingga bahu terangkat 2-3 cm          1.
2. Bersihkan jalan nafas, mulut, hidung bila perlu.
3. Observasi gejala kardinal dan tanda-tanda cyanosis
tiap 4 jam
4. Kolaborasi dengan team medis dalam pemberian O2
dan pemeriksaan kadar gas darah arteri.
BAYI RDS (RESPIRATORY DISTRESS
SYNDROME)
• Sindrom gawat napas (respiratory
distress syndrome, RDS) adalah istilah
yang digunakan untuk disfungsi
pernapasan pada neonatus. Gangguan
ini merupakan penyakit yang
berhubungan dengan keterlambatan
perkembangan maturitas paru
(Whalley dan Wong, 1995).
fisiologi
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala umum RDS diantaranya :
1. Takipnea (>60 kali/menit)
2. pernapasan dangkal
3. Mendengkur
4. sianosis, pucat, kelelahan
5. Apnea dan pernapasan tidak teratur
6. penurunan suhu tubuh
7. retraksi suprasternal dan substernal
8. pernapasan cuping hidung.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Lesitin/spingomielin, rasio 2:1 mengindikasikan bahwa
paru sudah matur
• Fosfatidgliserol, meningkat pada usia kehamilan 33
minggu
• Gas darah arteri (indikasi gagal pernapasan), Pa)2 kurang
dari 50 mmHg dan PCO2 diatas 60 mmHg
• Peningkatan kadar kalium (kalium dikeluarkan dari
trauma sel alveolar)
• Sinar-x menunjukkan adanya ateletaksis
• Pemeriksaan dekstrostik
ASKEP PADA BAYI
DENGAN RDS
PENGKAJIAN
Identitas bayi dan keluarga
• Keluhan utama : klien biasanya susah bernapas disertai dengan
sianosis pada ekstrimitas pada saat lahir
• Riwayat Penyakit Sekarang : biasanya bayi akan sianosis, retraksi
dinding dada berlebihan, suhu tubuh meningkat
• Riwayat Persalinan : kaji bagaimana ibu melahirkan bayi, bagaimana
proses persalinan terjadi
• Riwayat Perinatal
Pengkajian Fisik :
a. Reflek : Refleks moro, Refleks menggenggam, Refleks
menghisap, Refleks rooting, Refleks babynsky
b. Tonus otot.
c. Keadaan Umum dan TTV
d. Gejala Umam pada RDS
DIAGNOSA
• Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru
dan dinding dada atau kurangnya cairan jumlah surfaktan.
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi atau pemasangan intubasi trekea yang kurang
adekuat dan adanya penumpukan secret.
• Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidaksamaan
nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator, dan
posisi bantuan ventilator yang kurang tepat.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidak- mampuan menelan, motilitas gastik
menurun, dan kurangnya penyerapan
INTERVENSI
• Dx : Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan imatur paru dan dinding dada
atau kurangnya cairan jumlah surfaktan.
• Tujuan : Pertukaran gas adekuat Kriteria : mempertahankan oksigenasi yang adekuat
dengan menunjukkan adanya : ABG Pa O2 80-100 mmHg, PCO2 35-45 mmHg dan
Suara nafas vesikuler
• Intervensi :
1. Monitor atau observasi perubahan status pernafasan R/ Deteksi dini status
pernafasan dan pengenalan diri perubahan perjalananpenyakit.
2. berikan O2 tidak lebih dari 40% hangatkan dan lembabkan dengan krap. R/
mencegah turunnya kosentrasi O2 dan menurunkan kebutuhan-kebutuhan air.
3. Observasi apnea dan cyanosis R/ Deteksi dini status pernafasan dan
mempertahankan gas darah optimal
4. Bantu posisi anak untuk ekspansi paru maksimal. R/ Memberikan rasa nyaman dan
agar ada upaya untuk bernafas
5. Observasi respon anak untuk ekspansi paru maksimal R/ Mencegah turunnya
kosentrasi mekanik dan kemungkinan-kemungkinan terjadi komplikasi.
6. Suction jika diperlukan R/ Mengurangi penumpukan  sekret
7. Monitor efek samping obat R/ mengetahui reksi obat untuk dilanjutkan atau
dihentikan therapy.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai