Anda di halaman 1dari 7

STEMI

(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL


INFARCTION)

NAMA : RONNA S KALAKA


C01420219
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)
Sindroma koroner akut dengan elevasi segment ST atau disebut juga
STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction) adalah oklusi koroner akut
dengan iskemia miokard berkepanjangan yang pada akhirnya akan
menyebabkan kematian miosit kardiak. Kerusakan miokard yang terjadi
tergantung pada letak dan lamanya sumbatan aliran darah, ada atau
tidaknya kolateral, serta luas wilayah miokard yang diperdarahi
pembuluh darah yang tersumbat (SPM RSJP Harapan Kita, 2009).
STEMI (ST Elevasi Myocard Infarction)merupakan bagian dari
sindrom koroner akut yang ditandai dengan adanya elevasi segmen ST.
STEMI terjadi karena oklusi total pembuluh darah koroner yang tiba-
tiba (Fuster, 2007).
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)
ETIOLOGI
Menurut Anand (2008), wanita mengalami kejadian infark
miokard pertama kali 9 tahun lebih lama daripada laki-laki.
Perbedaan onset infark miokard pertama ini diperkirakan dari
berbagai faktor resiko tinggi yang mulai muncul pada wanita dan
laki-laki ketika berusia muda. Wanita agaknya relatif kebal
terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian menjadi
sama rentannya seperti pria. Hal diduga karena adanya efek
perlindungan estrogen (Santoso, 2005).
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAS ) adalah :
1. Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2. Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
3. Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan terus
ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
4. Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
5. Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6. Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
7. Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (mengumpulkan pengalaman
nyeri).
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)
Adapun komplikasi yang terjadi pada pasien STEMI, adalah:
B.Gangguan hemodinamik 1. Gagal jantung
A. Disfungsi ventrikuler
Setelah STEMI, ventrikel kiri akan mengalami perubahan Gagal pemompaan ( puump 2. Syok kardiogenik
serial dalambentuk, ukuran, dan ketebalan pada segmen yang failure ) merupakan 3. Perluasan IM
mengalami infark dan non infark. Proses inidisebut penyebab utama kematian
remodeling ventikuler dan umumnya mendahului
4. Emboli sitemik/pilmonal
di rumah sakit pada STEMI.
berkembangnya gagal jantung secara klinis dalam hitungan
Perluasaan nekrosis iskemia 5. Perikardiatis
bulan atau tahun pasca infark. Segera setelah infark ventrikel
mempunyai korelasi yang 6. Ruptur
kiri mengalami dilatasi.Secara akut, hasil ini berasal dari
ekspansi infark al ; slippage serat otot, disrupsi sel miokardial
baik dengan tingkat gagal 7. Ventrikrel
normal dan hilangnya jaringan dalam zona nekrotik. pompa dan mortalitas, baik
8. Otot papilar
Selanjutnya, terjadi pula pemanjangan segmen noninfark, pada awal ( 10 hari infark )
mengakibatkan penipisan yang didisprosional dan elongasi dan sesudahnya. Tanda 9. Kelainan septal ventrikel
zona infark. Pembesaran ruang jantung secara keseluruhan klinis yang sering dijumpai 10. Disfungsi katup
yang terjadi dikaitkan ukuran dan lokasi infark, dengan adalah ronkhi basah di paru 11. Aneurisma ventrikel
dilatasi tersebar pasca infark pada apeks ventikrel kiri yang
dan bunyi jantung S3 dan
yang mengakibatkan penurunan hemodinamik yang nyata, 12. Sindroma infark
S4 gallop. Pada
lebih sering terjadi gagal jantung dan prognosis lebih buruk. pascamiokardias
Progresivitas dilatasi dan konsekuensi klinisnya dapat pemeriksaan rontgen
dihambat dengan terapi inhibitor ACE dan vasodilator lain. dijumpai kongesti paru.
Pada pasien dengan fraksi ejeksi < 40 % tanpa melihat ada
tidaknya gagal jantung, inhibitor ACE harus diberikan.
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)

PATOFISOLOGI
STEMI
(ST SEGMENT ELEVATION MYOCARDIAL
INFARCTION)
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Penunjang dan Hasil 11. Ekokardiogram
2. EKG 12. Pemeriksaan pencitraan nuklir
3. Enzim Jantung. 13. Pencitraan darah jantung (MUGA)
4. Elektrolit. 14. Angiografi koroner
5. Laboratorium Darah 15. Digital subtraksion angiografi (PSA)
6. Kecepatan sedimentasi 16. Nuklear Magnetic Resonance (NMR)
7. Kimia 17. Tes stress olah raga
8. GDA
9. Kolesterol atau Trigliserida serum
10. Radiologi

Anda mungkin juga menyukai