Anda di halaman 1dari 27

FENOMENOLOGI AGAMA

Antonius Edi Prasetyo, SCJ., S.S., M.Hum., M.Sc.


PERTEMUAN 9

AGAMA DAN SOSIOLOGI

AGAMA DAN POLITIK


AGAMA DAN SOSIOLOGI

Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh
ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842 dan kemudian
dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Comte membedakan antara sosiologi statis,
dimana perhatian dipusatkan pada hukum-hukum statis yang menjadi
dasar adanya masyarakat dan sosiologi [dinamis] dimana perhatian
dipusatkan tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.
AGAMA DAN SOSIOLOGI

Émile Durkheim berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin


akademis. Emile memperkenalkan pendekatan '''fungsionalisme''' yang
berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen [sosial] sebagai pengikat
sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
Agama dan Sosiologi

Pokok bahasan sosiologi ada empat:


1. Fakta sosial
2. Tindakan sosial
3. Khayalan sosiologis
4. Realitas sosial
Agama dan Sosiologi

Fakta sosial:
Menurut Emile Durkheim, pokok bahasan sosiologi adalah Fakta sosial.
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada
di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan
individu tersebut. Suatu fakta sosial terjadi jika benar adanya peristiwa
tersebut di lingkungan masyarakat. Contoh: selama pandemi wajib
mematuhi protocol Kesehatan. Ada sanksi bagi yang tidak patuh.
Agama dan Sosiologi

Tindakan sosial:

Menurut Max Weber, pokok kajian sosiologi adalah Tindakan social.


Tindakan social adalah suatu tindakan yang dilakukan seorang
individu dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Tidak
semua tindakan individu dapat disebut tindakan social.
Agama dan Sosiologi

Khayalan sosiologis:

Menurut C. Wright Mills, pokok kajian sosiologi adalah Khayalan sosiologis.


Kahayalan sosiologis dimengerti sebagai cara untuk memahami apa yang
terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. melalui khayalan
sosiologis, anda akan mampu memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup
pribadi dan hubungan diantara keduanya. Alat untuk memperoleh khayalan
sosiologis ini adalah permasalahan dan isu.
Agama dan Sosiologi

Realitas sosial:

Menurut Peter L. Berger, pokok bahasan sosiologi adalah realitas sosial. Realitas
sosial adalah pengungkapan tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga oleh
sosiolog dengan mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian
secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan
pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif. Sosiologi
hadir dengan pendekatan yang ilmiah dan melakukan analisis pembuktian
terhadap suatu fenomena sosial yang ada pada masyarakat. 
Hakekat Sosiologi

• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan murni dan dalam perkembangannya


akan menjadi ilmu pengetahuan terapan.
• Sosiologi adalah ilmu kategori, bukan ilmu normatif karena membatasi diri
pada apa yang terjadi, bukan apa yang seharusnya terjadi.
Hakekat Sosiologi

• Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan juga pola-pola umum


serta mencari berbagai prinsp dan hukum umum dalam interaksi sesama
manusia, sifat, hakikat, isi, bentuk, dan struktur masyarakat manusia.
• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan abstrak, bukan ilmu pengetahuan
konkrit yang artinya fokus utama dari ilmu sosiologi adalah bentuk dan
pola peristiwa dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya suatu
peristiwa yang berdiri sendiri.
Hakekat Sosiologi

• Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan umum yang artinya bahwa ilmu
sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang terdapat dalam setiap
interaksi antar umat manusia.
• Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang sifatnya empiris dan rasional
berkaitan dengan metode yang digunakan.
• Sosiologi adalah ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam
ataupun ilmu pengetahuan pasti, karena apa yang dipelajari adalah gejala-
gejala dalam bidang kemasyarakatan.
Obyek Sosiologi

• Objek material sosiologi adalah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses


hubungan antara manusia yang memengaruhi kesatuan manusia itu
sendiri.

• Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada manusia sebagai makhluk


sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi adalah
hubungan manusia antara manusia serta proses yang timbul dari
hubungan manusia di dalam masyarakat.
Obyek Sosiologi

• Objek agama, objek ini dapat memicu munculnya suatu hubungan sosial di
masyarakat dan banyak hal maupun dampak yang berpengaaruh pada
hubungan antar sesama manusia dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara serta bermasyarakat.
• Objek budaya, dimana objek ini mempunyai pengaruh dalam hubungannya
dengan objek lainnya yang saling berkaitan.
Agama dan Sosiologi

Dalam dunia kajian sosiologi, agama merupakan realitas sosial yang


merupakan kumpulan dari individu-individu yang memiliki kesamaan sistem
kepercayaan dan dalam kebersamaan mengikatkan diri kepada tatanan iman
bersama serta berusaha menjaga dan meneruskannya bagi pribadi lain.
Agama dan Sosiologi

Agama memiliki fungsi yang berkaitan dengan kelompok sosial (meaning for social
group) dan fungsi yang berkaitan dengan kehidupan-kehidupan individu sebagai
bagian dari kelompok sosial (individual’s meaning system). Fungsi agama bagi
kelompok sosial yakni terkait dengan peran agama itu sendiri sebagai norma aturan
hukum yang secara sosial melegitimasi tindakan sosial. Sedangkan fungsi Agama bagi
individu yakni agama sebagai identitas diri  yang memberikan bimbingan kepada
individu (way of life) dan juga sebagai pandangan hidup
Agama dan politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat


yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang
berbeda, yaitu antara lain: politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk
mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik Aristoteles).
Agama dan politik

Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara.
Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat. Politik adalah segala sesuatu tentang
proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.
Agama dan politik

Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik,


bagaimana mencapai tujuan tersebut serta segala konsekuensinya. Bahasan dalam
Teori Politik antara lain adalah filsafat politik, konsep tentang sistem politik, negara,
masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan sosial,
pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.
Agama dan politik

Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di
dunia antara lain: anarkisme, autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme,
federalisme, feminisme, fundamentalisme keagamaan, globalisme, imperialisme,
kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, marxisme, meritokrasi,
monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki dsb.
Agama dan politik

Lembaga politik: Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga
merupakan suatu kebiasaan atau perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga
sosial, baik yang diakui oleh negara lewat KUA atau Catatan Sipil di Indonesia
maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan negara. Dalam konteks
ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan memberikan
jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi
pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga
politik adalah perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.
Agama dan politik

Setiap negara mendasarkan diri pada sistem politik tertentu berdasarkan


latarbelakang sejarah, dan golongan yang berkuasa. Kendati demikian, dalam
kehidupan politik negara, sistem politik harus mampu merangkul semua kepentingan
rakyat dan golongan yang ada dalam negara tersebut. Oleh karena itu sistem politik
tidak dapat didasarkan kepada sistem kepercayaan atau agama, sebab sistem
kepercayaan tidak bersifat universal atau berlaku bagi semua individu manusia.
Agama dan politik

Agama bukanlah lembaga politis, melainkan lembaga kepercayaan yang membentuk


suatu masyarakat tertentu. Dalam suatu negara terdapat aneka masyarakat agama
yang semestinya mendapatkan hak dan kesempatan yang sama untuk mendukung
setiap individu beribadah menurut keyakinan mereka masing-masing.
Agama dan politik

Sistem kepercayaan sudah terlebih dahulu ada sebelum adanya negara dan sistem
politik. Oleh karena itu, sistem politik semestinya mengabdi kepada terjaminnya
sistem kepercayaan dapat dijalankan secara optimal oleh setiap pemeluk agama.
Penghayatan kepercayaan yang benar akan membantu manusia untuk masuk dalam
ranah politik dengan tetap memperhitungkan harmoni relasi pribadi dengan Tuhan
dan dengan sesama.
Agama dan politik

Sistem politik tidak dapat dipadukan dengan sistem agama, karena hal ini akan
menjadikan nilai kepercayaan menjadi tidak lagi murni melainkan terkontaminasi
oleh aneka kepentingan politis.
Agama dan politik

Ringkasan Artikel Jurnal:

The politicization of religion and vote-bank politics made religion in Indonesia an internal
part of politics.
Terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai