Anda di halaman 1dari 15

LANDASAN TEORI AKUNTANSI

SYARIAH

TOYYIBATUN NAZIROH, S.PD., MS.i


AKUNTANSI DI ISLAM?

Pengembangan standar Akuntansi keuangan Bank Syariah telah dimulai


sejak tahun 1987. Hal ini terjadi karena mulai munculnya berbagai
lembaga keuangan yang mencoba berusaha dengan menerapkan prinsip-
prinsip Islam (Adnan, 2005)

LANDASAN HUKUM AKUNTANSI SYARIAH


1.Q.S. Al-Baqarah: 282
2.Q.S. Al-Infithaar:10-12
PENGERTIAN AKUNTANSI DALAM
ISLAM
Dalam istilah Islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut
sebagai Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki dua (2)
pengertian pokok yaitu:

1.Muhasabah dengan arti Musa'alah (perhitungan),
2.Muhasabah dengan arti Munaqasyah (Perdebatan). 
Proses Musa'alah dapat diselesaikan secara individu atau dengan perantara
orang lain, atau dapat pula dengan perantara Malaikat, atau oleh Allah
sendiri pada hari kiamat nanti. Muhasabah dengan arti pembukuan/
pencatatan keuangan seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya
Agama Islam. Juga diartiakan dengan penghitungan modal pokok serta
keuntungan dan kerugian.
• Dari uraian diatas dapat kita simpulkan
bahwa pengertian akuntansi (muhasabah)
didalam islam adalah:
Pembukuan keuangan
Perhitungan, perdebatan, dan
pengimbalan
Beberapa kewajiban atau
praktek dalam kehidupan
umat Islam yang
memerlukan ilmu
akuntansi :
Tujuan Akuntansi dalam Islam
PERBEDAAN AKUNTANSI SYARIAH DAN
KONVENSIONAL

Husein Syahatah, dalam buku Pokok-Pokok Pikiran Akuntansi Islam, antara lain terdapat pada hal-
hal sebagai berikut:

1.   Para ahli akuntansi modern berbeda pendapat dalam cara menentukan nilai atau harga untuk
melindungi modal pokok, dan juga hingga saat ini apa yang dimaksud dengan modal pokok
(kapital) belum ditentukan. Sedangkan konsep Islam menerapkan konsep penilaian berdasarkan
nilai tukar yang berlaku, dengan tujuan melindungi modal pokok dari segi kemampuan produksi di
masa yang akan datang dalam ruang lingkup perusahaan yang kontinuitas

2.  Modal dalam konsep Akuntansi Konvensional terbagi menjadi dua bagian, yaitu modal tetap
(aktiva tetap) dan modal yang beredar (aktiva lancar), sedangkan di dalam konsep Islam barang-
barang pokok dibagi menjadi harta berupa uang (cash) dan harta berupa barang (stock), selanjutnya
barang dibagi menjadi barang milik dan barang dagang;
LANJUTAN

3.  Dalam konsep Islam, mata uang seperti emas, perak, dan barang lain yang
sama kedudukannya, bukanlah tujuan dari segalanya, melainkan hanya sebagai
perantara untuk pengukuran dan penentuan nilai atau harga, atau sebagi sumber
harga atau nilai;

4.  Konsep konvensional mempraktekan teori pencadangan dan ketelitian dari


menanggung semua kerugian dalam perhitungan, serta mengenyampingkan laba
yang bersifat mungkin, sedangkan konsep Islam sangat memperhatikan hal itu
dengan cara penentuan nilai atau harga dengan berdasarkan nilai tukar yang
berlaku serta membentuk cadangan untuk kemungkinan bahaya dan resiko;
LANJUTAN

5.  Konsep konvensional menerapkan prinsip laba universal, mencakup laba dagang, modal
pokok, transaksi, dan juga uang dari sumber yang haram, sedangkan dalam konsep Islam
dibedakan antara laba dari aktivitas pokok dan laba yang berasal dari kapital (modal pokok)
dengan yang berasal dari transaksi, juga wajib menjelaskan pendapatan dari sumber yang haram
jika ada, dan berusaha menghindari serta menyalurkan pada tempat-tempat yang telah
ditentukan oleh para ulama fiqih. Laba dari sumber yang haram tidak boleh dibagi untuk mitra
usaha atau dicampurkan pada pokok modal;

6.  Konsep konvensional menerapkan prinsip bahwa laba itu hanya ada ketika adanya jual-beli,
sedangkan konsep Islam memakai kaidah bahwa laba itu akan ada ketika adanya perkembangan
dan pertambahan pada nilai barang, baik yang telah terjual maupun yang belum. Akan tetapi,
jual beli adalah suatu keharusan untuk menyatakan laba, dan laba tidak boleh dibagi sebelum
nyata laba itu diperoleh.
PERSAMAAN KAIDAH AKUNTANSI SYARIAH
DENGAN AKUNTANSI KONVENSIONAL

1.Prinsip pemisahan jaminan keuangan dengan prinsip unit ekonomi;


2.Prinsip penahunan (hauliyah) dengan prinsip periode waktu atau tahun
pembukuan keuangan;
3. Prinsip pembukuan langsung dengan pencatatan bertanggal;
4.Prinsip kesaksian dalam pembukuan dengan prinsip penentuan barang;
5. Prinsip perbandingan (muqabalah) dengan prinsip perbandingan income
dengan cost (biaya);
6. Prinsip kontinuitas (istimrariah) dengan kesinambungan perusahaan;
7.Prinsip keterangan (idhah) dengan penjelasan atau pemberitahuan.
MANFAAT AKUNTANSI SYARIAH

Toshikabu Hayashi dalam tesisnya yang berjudul “On Islamic Accounting” dapat ditarik


kesimpulan tentang manfaat Akuntansi Syariah, antara lain :

•memberi pemahaman dan kesadaran bahwa Al-qur’an merupakan kitab suci yang memang
benar-benar di turunkan oleh Tuhan Semesta Alam melalui perantaranya di Bumi, yaitu
Muhammad karena sangat komplit, relevan dalam segala bidang dan dapat dibuktikan
kebenarnya

•meningkatkan Iman dan Takwa kepada Alloh dan Rosulnya (Muhammad)


•menegakkan perintah Alloh dan Sunah Rosul yang berarti Surga
•sarana untuk berjihat menegakkan kebenaran
•menumbuh kembangkan ekonomi berbasis Islam di Indonesia
Prinsip dalam Akuntansi Syariah

Nilai pertanggungjawaban, keadilan dan


kebenaran selalu melekat dalam sistem
akuntansi syari’ah. Ketiga nilai tersebut
tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang
universal dalam operasional akuntansi
syari’ah. 
Kerangka Dasar Akuntansi Keuangan

Kerangka dasar akuntansi keuangan versi AAO-IFI dituangkan dalam SFA


No. 2. Ini meliputi 9 bab, termasuk pengantar dan pernyataan adopsi oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan AAO-IFI. Tidak seperti halnya
akuntansi keuangan konvensional, akuntansi bank syariah menuntut lebih
banyak bentuk laporan sebagai berikut:
1. Laporan laba rugi
2. Laporan posisi keuangan
3. Laporan arus kas
4. Laporan laba ditahan
5. Laporan perubahan dalam investasi terbatas
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sosial
7. Laporan sumber dan penggunaan dana dalam qardh
ASUMSI DASAR

Kalau kerangka dasar akuntansi konvensional secara eksplisit memakai


dua asumsi dasar, yakni dasar akrual (accrual basic) dan kelangsungan
usaha (going concern), maka asumsi dasar yang dipakai dalam
kerangka dasar versi AAO-IFI terdiri dari empat hal, yakni:
1. The accounting unit concept
2. The going concern concept
3. The periodicity concept
4. The stability of purchasing power of the monetary unit
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai