Anda di halaman 1dari 20

Penguatan Ekonomi Kelembagaan Lokal

Bagi Peningkatan Ekonomi Pedesaan

IKA FITRIYANI, SE.,MM


NIDN.0816078501
ikaekonomi@gmail.com
Penguatan Kelembagaan
Upaya sebuah organisasi untuk meningkatkan kapasitas baik institusi, sistem
mauoun individual dalam meperbaiki kinerja organisasi secara
keseluruhan (Mutiarin, 2014,p.180)

Penguatan Ekonomi Maritim adalah pengembangan kekuatan perekonomian


dalam hal meningkatkan pendapataan pemasukan devisa negaraa terhadap
komponen kelautan yang ada di dalamnya seperti perikanan dan minyak
bumi
Penguatan Ekonomi Agrikultural
Adalah pengembangan kekuatan perekonomian dalam hal pertanian
Penguatan Kelembagaaan Desa adalah Mengembangkan gerakan
membangun desa guna menumbuhkan rasa memilki terhadaap desa,
meningkatkan pendapatan pemerintahan desa baik mellaui Alokasi Danaa
Desaa maupun bantuan keuangan pemerintah atasan. Mengoptimalkan
pengelolaan kekkayaaan desa sebagai sumber pendapaatan asli desa.
DIAGNOSA KEMARJINALAN KELEMBAGAAN LOKAL UNTUK MENUNJANG
PEREKONOMIAN RAKYAT DI PEDESAAN

Konsep Pembangunan Pedesaan Dan Kaitannya Dengan Program Otonomi Daerah


Beberapa konsep pembangunan pedesaan merupakan proses penyadaran social guna
meningkatkan kemampuan dan kemandirian untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang
berharkat dan bermartabat, yang dikatakan mencapai tujuannya jika akhirnya masyarakat
memiliki kemampuan secara mandiri untuk menentukan pilihan bagi kehidupannya. Dalam
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan pedesaan, perhatian hendaknya ditekankan
pada perbaikan ragam kelembagaan yang berdayaguna dan berhasil guna serta ke arah
pencapaian pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja yanglebih baik.
Simpul Kritis Permasalahan Transformasi Kelembagaan Lokal
•  

Simpul kritis program pembangunan pedesaan untuk tranformasi kelembagaan lokal di pedesaan, seperti:
• Kelembagaan dibentuk pemerintah, terfokus pada upaya peningkatan produksi pertanian jangka pendek dengan tekanan kegiatan di lapang pada
penerapan teknologi produksi
• Kelembagaan lebih ke tujuan distribusi bantuan dan memudahkan aparat pemerintahmengontrol pelaksanaan program pembangunan di lapangan,
dan bukan ditekankan pada peningkatan peran aktif masyarakat pedesaan
• Seragamnya bentuk kelembagaan yang dikembangkan sangat terasa dalampemerintahan desa. Pembentukan kelembagaan seharusnya ditekankan
untukmemperkuat ikatan horizontal daripada memperkuat ikatan vertical
• Pembinaan kelembagaan cenderung individual, misalnya dengan memfoluskanpembinaan kepada kontak-kontak tani, yang sesuai prinsip ‘trickle
down effect’ dalampenyebaran informasi yang dianut dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
• Pengembangan kelembagaan cenderung menggunakan pendekatan struktural disbanding kultural, dengan harapan perilaku dan tindakan
masyarakat akan mengikutinya.
• Introduksi inovasi lebih menekankan pada pendekatan budaya material dibanding nonmaterialatau kelembagaan (misalnya dalam pengembangan
kelembagaan irigasi).
• Introduksi kelembagaan baru umumnya telah merusak kelembagaan lokal denganmakin lemahnya ikatan horizontal antar pelaku sosial dan
ekonomi di pedesaan, dikarenakan kegiatan proyek umumnya bersifat sektoral dan antar tahun bersifatkontiniu.
• Pengembangan kelembagaan melalui jalur program pemerintah umumnya sarat slogandan jargon politik daripada upaya nyata pemberdayaan
ekonomi masyarakat pedesaan
• Aspek teknologi masih dijadikan jurus klasik perancang kebijakan pemerintah untukmemecahkan masalah marjinalisasi ekonomi masyarakat
pedesaan. Masalahkelembagaan yang semakin lemah justru dipandang dengan hanya sebelah mata.
• Kelembagaan pendukung belum dikembangkan dengan baik, karena pelaksanaanpembangunan, terutama di pedesaan, terjebak dalam pendekatan
sektoral.
• Sikap dan tindakan (aparat) pemerintah di atas ditopang lemahnya pola pikir danpemahaman kelembagaan, mencakup aspek fungsi dan
kekuatannya menggerakkanpembangunan pedesaan.
Tahap Transformasi Kelembagaan Di Pedesaan

Tahap Masyarakat
Komunal

Tahap Penghancuran
Masyarakat Komunal

Tahap Komunalitas
Baru (Model
Transformasi
Kelembagan)
Implikasi Kebijakan
• Pembangunan pedesaan harusnya disertai oleh program yang langsung menuju
ke sasaran, dimana agricultural development dikombinasikan dengan rural
development sehingga menjadi rural-agricultural development yaitu satu
program pembangunan pedesaan komprehensif.
• Perlunya penyesuaian yang kuat dari pihak perancang dan penyelanggara
kebijakan dengan keberpihakan terhadap kepentingan peningkatan
perekonomian pedesaan. Perlunya difungsikan asas keterwakilan, transparansi,
akuntabilitas mereka dan menempatkan masyarakat pedesaan sebagai mitra dan
pelaku strategis pemberdayaan ekonomi pedesaan.
Eksistensi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam
Mengembangkan Usaha Dan Ekonomi Masyarakat Desa
Yang Berdaya Saing Di Era Masyarakat Ekonomi Asean
BUMDes merupakan pengejawantahan dari amanat UU Nomor 6 Tahun
2014 pada Pasal 87 yang menyatakan bahwa BUMDes dibentuk atas dasar
semangat kekeluargaan dan kegotongroyongan untuk mendayagunakan segala
potensi ekonomi, kelembagaan perekonomian, serta potensi sumber daya alam
dan sumber daya manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa. Sehingga eksistensi BUMDes ditengah-tengah masyarakat desa dapat
menjalankan usaha di bidang ekonomi maupun pelayanan umum yang di dalam
kegiatannya tidak hanya berorientasi pada keuntungan semata, namun
berorientasi untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat desa.
PERAN BUMDes

Sebagai lembaga legal Sebagai pendukung


kegiatan usaha dan
perekonomian desa perekonomian masyarakat desa
untuk peningkatan dalam memfasilitasi dan
layanan umum dan mengkoordinasikan upaya-
upaya ekonomi produktif milik
optimalisasi aset desa masyarakat desa
Beberapa pertimbangan berkenaan dengan perluasan
pasar produk lokal melalui BUMDes

• Membangun pusat pemasaran khusus dan outlet untuk produk-produk


BUMDes
• Menyusun regulasi yang mewajibkan pasar modern (seperti: Giant,
Indomaret, Alfamart, Hypermart dll) untuk ikut memasarkan produk-
produk BUMDes; dan
• Menerapkan linkage strategy antara BUMDes penghasil bahan baku
perantara dengan industri yang bergerak di sektor hilir.
Permasalahan dalam pengembangan
lembaga BUMDes
• Iklim usaha belum kondusif;
• Keterbatasan informasi dan akses pasar;
• Rendahnya produktivitas (teknologi rendah);
• Keterbatasan modal; dan
• Rendahnya jiwa dan semangat kewirausahaan masyarakat.
Hal penting yang menjadi perhatian dalam
menguatkan peran BUMDes sebagai lembaga usaha
dan perekonomian masyarakat desa
• Memanfaatan konsep kawasan komoditas unggulan yang berdampak pada aspek
sosial dan ekonomi masyarakat desa.
• Agar BUMDes ini dapat berkembang dan menjadi lembaga perekonomian desa yang
berdaya saing, maka perlu adanya kategorisasi tingkat perkembangan BUMDes
berdasarkan status perkembangannya, dimana kategorisasi ini dapat membantu
pemerintah dalam pengambilan keputusan.
Reformasi Kebijakan Pembangunan Prasarana Dan Sarana
Perdesaan Untuk Mendukung Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat

Didalam penyelenggaraan pembangunan secara komprehensif tidak


lepas daripada pengaruh-pengaruh lingkungan yang sedang berkembang
baik secara internal maupun eksternal. Adanya Era Globalisasi akan
merubah peta kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kancah percaturan
dunia. Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang akan diambil setiap
stakeholder harus senantiasa memperhatikan perubahan-perubahan
lingkungan strategis tersebut.
Skenario Reformasi Kebijakan Pembangunan Prasarana Dan Sarana
Perdesaan Untuk Mendukung Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Adanya berbagai
informasi yang
diperhitungkan dalam Adanya pola
berbagai kondisi di berpikir dengan
masa depanyang umpan balik (feed
mengalami perubahan back) pada setiap
serba cepat dan tidak tahapan proses
menentu skenario
Reformasi Kebijakan Pembangunan Prasarana Dan Sarana
Untuk Mendukung Ekonomi Masyarakat Perdesaan

• Kegiatan Ekonomi Rakyat Perdesaan


Kebijakan pengembangan ekonomi rakyat di perdesaan diupayakan
dengan cara memberikan kesempatan kepada seluruh rakyat di perdesaan
agar terlibat secara aktif dalam proses pembangunan desa. Meskipun begitu
dibutuhkan prakondisi agar bisa sampai pada keadaan dimana peran aktif
dari berbagai stakeholder dalam pembangunan berjalan secara optimal.
• Pembangunan Prasarana dan Sarana
Pembangunan prasarana dan sarana sesuai kebutuhan untuk mendukung
pertumbuhan kegiatan ekonomi desa sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Kabupaten bersangkutan. Prasarana dan sarana dimaksud antara lain
mencakup jalan poros antara desa – kota, penyediaan air bersih, pasar desa,
terminal desa, listrik, tilpon, lembaga keuangan desa, dan fasilitas lainnya.
• Kelembagaaan
-Organisasi, Dari segi organisasi ternyata baik di tingkat pemerintahan pusat maupun daerah
secara umum menunjukan struktur yang gemuk dan miskin fungsi.
-Tatalaksana, Secara eksternal maupun internal fungsi-fungsi pelayanan, pengaturan dan
pengawasan terkait dengan ketatalaksanaan kepada swasta dan masyarakat masih rendah,
terutama kurangnya responsive dan antisipatif terhadap perkembangan lingkungan strategis yang
mengarah pada perdagangan bebas.
-Sumber Daya Manusia, Adanya kinerja dan perilaku para pegawai yang mencerminkan
kurangnya etika moral dan kecerdasan spiritual hampir terjadi di setiap lapisan penyelenggaraan
pemerintahan dari tingkat Pemerintah Pusat sampai ke Desa
• Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Setiap individu mempunyai peluang untuk memiliki sumber daya
ekonomi secara private.Ekonomi masyarakat dibangun diatas suatu premis
sistim nilai pancasila.Dibangun diatas suatu asumsi bahwa manusia
merupakan suatu kedirian (entity) bebas yang hak dan kewajiban diletakan
dalam suatu kepentingan bersamna masyarakat, saling membantu dan
kerjasama untuk menghindari adanya persaingan yang kurang sehat dan
permusuhan sesama mereka.
Kebijakan yang perlu diprioritaskan
• Pembangunan prasarana dan sarana secara masif sesuai kebutuhan untuk mendukung
kegiatan ekonomi rakyat agar mekanisme pasar dapat bekerjasecara efisien.
• Gerakan untuk memacu investasi swasta dalam rangka memperluas lapangan kerja
dan kesempatan berusaha di perdesaan.
• Meningkatkan kredibilitas aparat pemerintah dan stakeholders terkait.
• Meningkatkan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan.
• Mengintegrasikan sektor-sektor terkait dalam satu kawasan pengembangan
perdesaan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai