Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR EKONOMI

PERTANIAN
PURBOWO, S.Agr., M.P.
PERTEMUAN 3
Kelembagaan Pertanian
KELEMBAGAAN

• Organisasi atau kaidah-kaidah baik formal maupun informal yang mengatur


perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-
kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan
tertentu

• Kelembagaan merupakan wadah dimana masyarakat beraktivitas baik yang


bersifat ekonomi maupun non-ekonomi

• Dpt merupakan hal yang asli/adat kebiasaan yang turun temurun atau yg baru
diciptakan baik yang datang dari luar maupun yang berasal dari dalam
masyarakat itu sendiri
• Lembaga adat di pertanian yang penting al. Pemilikan tanah, sakap
menyakap, sewa tanah, sistem bagi hasil, gotong royong, dll.

• Lembaga pertanian bisa terdapat dalam proses produksi, pengadaan


saprodi/input, informasi, kegiatan pasca panen, peningkatan mutu SDM

• Menurut A.T Mosher (1974) merupakan syarat pokok yang diperlukan agar
struktur pembangunan pedesaan dapat maju.

• Pasar; untuk memperoleh saprodi, konsumsi dan menjual produk

• Pelayanan Penyuluhan; pelayanan teknologi baruPerkreditan; membiayai UT


Lembaga Administrasi Pemerintahan
• Untuk menjamin lancarnya hubungan pemerintah dan masyarakat
pertanian
• Mempunyai struktur dari pusat sampai daerah
• Persoalan administrasi dalam pengembangan pertanian :Koordinasi dlm
tindakan pelayanan thd petani (penyampaian informasi, teknologi, sarana,
investasi/kredit, aspek pemasaran dll.
• Pola Hubungan yang harmonis antar pemberi jasa (Pemerintah, pelaku
ekonomi lain spt koperasi, pedagang), antara pemberi jasa dengan petani)
• Membangkitkan motivasi dan mendorong partisipasi petani dan penduduk
desa dlm pemb. pertanianKelembagaan yang dinamis menyesuaikan
dengan perubahan yang ada di masyarakat
Wilayah Unit Desa (WILUD)
• Dalam sistem Bimas padi ; satu wilud terdiri ± ha hamparan
lahan. Kelembagaan yang melayani petani dalam satu wilud
( Catur Sarana Usaha Pertanian):
• Bank; untuk memperoleh kredit dan menabung
• Penyuluhan; dilakukan oleh PPL
• Penyaluran sarana produksi; KUD, Kios-kios pertanian
• Lembaga yang membeli Hasil Pertanian dari Petani; KUD
LEMBAGA KEUANGAN
Kebutuhan akan kredit di pedesaan sangat dirasakan terutama untuk
modal kerja, karena sangat membantu ekonomi pedesaan
(a) misalnya petani; dalam masa paceklik, pengeluaran untuk tujuan
tertentu misalnya biaya menggarap tanah, pembelian bibit, pupuk,
peralatan petani lainnya.,
(b) nelayan
(c) pengrajin/ industri kecil,
(d) pedagang
(e) golongan ekonomi lemah lainnya.
Ada tiga jenis sumber kredit yang diberikan untuk bantuan modal
masyarakat pedesaan.
• Lembaga keuangan formal,
- BRI Unit Desa
- Koperasi Unit Desa.
• Lembaga keuangan semi formal seperti
- Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
- Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA),
- Lembaga Perkreditan untuk Golongan Miskin dan lain-lain
• lembaga keuangan non formal
-Para pelepas uang dan rentenir.
• Dipilihnya rentenir oleh petani karena beberapa hal, antara lain :
Prosedur yang sangat sederhana dapat dilaksanakan setiap saat tanpa
agunan tanpa biaya transaksi dan lain-lain

• Masalah yang timbul:pelepas uang berpotensi untuk mengeksploitasi


sesama masyarakat di pedesaan

• posisi petani/pengusaha kecil selalu dalam kondisi yang lemah atau


kurang menguntungkan dalam pinjam-meminjam, pada umumnya
bunga di sektor informal ini sampai mencapai 350%.
Penyuluhan Pertanian
• Melaksanakan kampanye penyebarluasan informasi dan kegiatan
belajar-mengajar untuk meningkatkan motivasi dalam pemcapaian
produksi melalui intensifikasi.
• Memanfaatkan media massa, lembaga komunikasi, PPL.
• Diarahkan untuk:
Meningkatkan produktivitas dan pendapatan UT dengan
memasyarakatkan penerapan teknologi sesuai anjuran,
Meningkatkan kemampuan dan keterpaduan kelompok tani dan KUD,
Mewujudkan pola kemitraan yang berwawasan agrobisnis
• Dalam rangka efektivitas penyuluhan maka daerah pengembangan
penyuluhan dibagi:
• WKPP (Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian)
• WKBPP (Wilayah Kerja Balai Penyuluhan Pertanian)
• Penyusunan program dan penyelesaian masalah lebih cepat
dilaksanakan.
• Penyuluh tidak lagi di bawah Dinas Pertanian Tanaman Pangan
• Pengalihan tugas penyuluh ke non-penyuluh (struktural)
Tata Kegiatan Penyuluhan
• Program penyuluhan pertanian yang disusun dalam kelompok penyuluh
pertanian untuk memadukan aspirasi petani nelayan dan masyarakat
pertanian dengan potensi wilayah.

• Dilaksanakan dengan sistem kerja yang sesuai dengan kondisi sosial


ekonomi petani/nelayan setempat.

• Dilaksanakan berdasarkan spesifik lokalita dengan memerhatikan kondisi


dan perkembangan wilayah serta kebutuhan nyata para petani.
Peran dan Fungsi Penyuluh Petanian
• Meningkatkan partisipasi petani;
• Menumbuhkan dinamika dan kepemimpinan anggota melalui musyawarah
• Menyampaikan anjuran teknologi tepat guna kepada petani dan membina
penerapannya
• Membina dan mendorong berkembangnya organisasi dan kemampuan
petani.
• Mendorong terwujudnya hubungan yang melembaga antara kelompok tani
dengan KUD
• Membina pelaksanaan perakitan/rancang bangun UT sesuai dengan
kondisi setempat.
• Menyiapkan bahan penyusunan program penyuluhan pertanian dan
menyusun rencana kerja penyuluhan pertanian
Kelemahan-Kelemahan Penyuluhan di
Indonesia
• Kurangnya partisipasi masyarakat
• Kesalahan penempatan fokus penyuluhan
• Mekanisme dan metodologi penyuluhan yang top-down
• Kurangnya koordinasi antara sub sektor.
Penyuluhan Partisipatif
• Adalah ciri dari desentralisasi dan dapat memainkan peran penting
dalam pemberdayaan masyarakat pedesaan dan dalam sistem
perencanaan bottom-up
Pemikiran utama:
• Reorientasi penyuluhan pertanian :Dari orientasi top-down ke bottom up
(dari orientasi target komoditas ke orientasi menyeluruh dan spesifik
lokasi, serta dari petani sebagai objek ke petani sebagai subyek
pembangunan
• Reposisi Penyuluh : Dari perannya sebagai saluran teknologi baru
sebagai fungsi fasilitator proses partisipatif dan sebagai konsultan pada
tingkat masyarakat.
• Revitalisasi Kepemimpinan Petani: Meningkatkan peran petani sebagai
ahli dan professional, serta meningkatkan kapasitas petani untuk
mengembangkan kerjasama strategis.
Dampak bagi Petani
• Kebutuhan akan penyuluhan yang spesifik terpenuhi
• Kesejahteraan yang meningkat
• Kerjasama dengan pemerintah dan lembaga lain makin meningkat
• Kerjasama dengan petani makin erat
• Masyarakat setempat makin inovatif
Dampak Bagi PPL
• Lebih puas terhadap pekerjaan
• Hubungan dengan anggota masyarakat makin erat
• Hasil penyuluhan dinilai berdasarkan output
• Lebih memiliki rasa tanggung jawab
• Keterlibatan lebih pada semua tahapan proses
• Kinerja semakin membaik
Manfaat bagi Pemerintah (Kabupaten)
• Kinerja pelayanan dan program pemerintah makin tinggi,
spesifik lokasi dan sesuai kebutuhan
• Pemanfaatan sumberdaya yang lebih efektif dan efisien
• Pengadaan dan pelaksanaan mekanisme perencanaan secara
bottom-up
• Dalam jangka panjang peran pemerintah bisa dikurangi
Dampak Penyuluhan Partisipatif secara Umum
• Penyuluhan lebih cocok dengan kondisi lokal dan kebutuhan
• Lebih terfokus pada isu-isu kemanusiaan dibandingkan teknologi
• Lebih berkesinambungan
• Inovasi baru berdasarkan situasi, masalah dan kebutuhan lokal
• Meningkatkan kapasitas petani untuk mengidentifikasi dan
menganalisa masalah dan peluang mereka sendiri
• Meningkatkan kapasitas petani untuk merencanakan kegiatan
yang realistis untuk mencapai tujuan mereka sendiri.
• Meningkatkan kapasitas petani untuk mengambil keputusan
• Meningkatkan kapasitas petani untuk membicarakan kebutuhan
mereka akan penyuluhan dan menentukan alternatif yang cocok.
Kelompok Tani
• Merupakan wadah bagi penyuluh pertanian untuk melakukan proses
belajar mengajar.
• Mempercepat adopsi teknologi di tingkat petani dibentuk kelompok-
kelompok tani.
• Memudahkan penyampaian teknologi baru
Berdasarkan tingkat perkembangan kelompok:
• Kelas Pemula
• Kelas lanjut
• Kelas madya
• Kelas utama
SK Mentan No.93/Pkts/OT.210/1997
Tentang pembinaan kelompok tani yaitu:
• Penumbuhan kelompoktani berdasarkan domisili petani;
• setiap dusun terdapat 1 kelompok tani
• Dipilih satu ketua kelompoktani sebagai KTNA desa
• Dibentuk KTNA kecamatan
• Dibentuk KTNA kabupaten.
Keuntungan Pembentukan Kelompoktani
• Interaksi antar petani semakin erat, terdapat jadwal rutin berkumpul
dan membicarakan masalah bersama-sama.
• Terarahnya kerjasama antar petani. Kerjasama antar petani dengan
pihak luar (dinas, swasta) bisa difasilitasi.
• Semakin cepatnya difusi inovasi/teknologi baru
• Meningkatnya kemampuan petani dalam mengembalikan pinjaman
atau meningkatnya akses petani terhadap modal.
• Meningkatnya orientasi pasar baik berkaitan dengan input usahatani
maupun produksi yang dihasilkan.
• Membantu efiseinsi pembagian air irigasi.
Koperasi Unit Desa (KUD)
• Pengembangan KUD secara “massal” sebagai bagian pelaksanaan
BIMAS
• Tahun 1950-an timbul koperasi-koperasi pertanian baru seperti koperta,
koperasi desa, koperasi kopra, koperasi karet dsb yang dilebur menjadi
BUUD( merupakan wadah persiapan bagi KUD)
• Berdasarkan INPRES No. 4/1973 KUD adalah Koperasi
PertanianBerdasarkan INPRES No. 2/1978
• Berubah Menjadi Koperasi Pedesaan sampai sekarang Diketatkan
dengan INPRES No. 4/1984
• Berdasarkan INPRES No. 18/1998 mencabut INPRES No. 4/1984 yang
menghapus legitimasi KUD sebagai organisasi koperasi tunggal di tingkat
pedesaan (merupakan palu godam yang meruntuhkan banyak KUD)
------------SELESAI------------

Anda mungkin juga menyukai