DAGANG INTERNASIONAL
PILIHAN HUKUM
Seperangkat prinsip-prinsip umum dan ketentuan hukum kebiasaan yang secara langsung
dapat digunakan dalam dunia perdagangan internasional, tanpa harus terikat pada ketentuan
hukum nasional suatu negara. Istilah lex mercatoria diberikan pengertian sebagai hukum yang
seragam (uniform law) yang keberadaannya diterima oleh komunitas komersial di berbagai
Negara Pada umumnya lex mercatoria diartikan kebiasaan dan kepatutan umum dari masyarakat
bisnis yang diterapkan ke dalam praktik hukum komersial di berbagai Negara, digunakan apabila
terjadi kekosongan (gaps) hukum. Hal itu dapat memberikan jalan keluar karena kendla tidak
adanya hukum nasional yang mengatur, sehingga para hakim dan arbitrator dapat memilih lex
mercatoria dilengkapinya dengan prinsip equity sebagai bahan penemuan hukum (rechtsvinding)
oleh para hakim atau arbitrator. Hukum yang berlaku di dalam suatu kontrak internasional tidak
hanya merujuk pada salah satu hukum negara tertentu, tetapi dapat juga tidak mengacu pada
salah satu hukum negara tertentu. Secara historis lex mercatoria ini merupakan hukum kebiasaan
diantara para pedagang Eropa, yang kemudian diadministrasi oleh pengadilan pedagang, di mana
pedagang itu sendiri yang jadi hakimnya.
Pilihan Hukum dengan Lex Loci Contraktus
Ini adalah teori klasik, di mana hukum yang berlaku bagi suatu kontrak internasional adalah hukum di tempat
perjanjian atau kontrak itu dibuat. Pada saat sekarang, teori ini sukar diterapkan karena orang mengadakan
kontrak tanpa kehadiran para pihak pada tempat yang sama, sehingga tidak mudah untuk menentukan hukum
mana yang berlaku bagi kontrak tersebut. Lex Loci Contractus di mana hukum yang berlaku bagi kontrak
internasional adalah hukum dimana perjanjian itu dibuat. Sulit diterapkan oleh karena perkembangan zaman,
karena kontrak sering kali diadakan tanpa kehadiran para pihak pada tempat yang sama. Negara-negara yang
menganut teori ini di antaranya adalah Cekoslowakia, Mesir, Iran, Italia, Jepang Polandia dan Thailand.
MAIL BOX THEORY
Jika Kedua Belah Pihak Dalam Suatu Kontrak Internasional Tidak Saling Bertemu Muka (Misalnya
Melalui Surat-menyurat), Maka Yang Penting Adalah Saat Salah Satu Pihak Mengirimkan Surat Yang
Berisi Penerimaan Atas Penawaran Yang Diajukan Oleh Pihak Lainnya. Hukum Yang Berlaku Bagi
Kontrak Tersebut Adalah Hukum Negara Pihak Yang Mengirimkan Penerimaan Penawaran Tadi. Bahwa
Hukum Yang Berlaku Bagi Para Pihak Yang Terikat Dalam Kontrak Internasional Yang Tidak
Mencantumkan Klausula Hukum Yang Digunakan Dalam Perjanjian/Kontraknya Adalah Hukum Tempat
Kontrak Itu Dibuat. Kesulitan Terjadi Kemudian, Bila Kontrak Dibuat Di Beberapa Tempat, Dan Dibuat
Melalui Telepon. Berlaku Di Negara Yang Sistem Hukum Anglo Saxon, Bila Kedua Pihak Tidak Saling
Bertemu Muka, Maka Yang Penting Adalah Saat Salah Satu Pihak Mengirimkan Penerimaannya Atas
Penawaran Yang Diajukan Padanya. Untuk Mengatasi Kesulitan Pada Penerapan Teori Di Atas, Maka
Negara-negara Common Law Memperkenalkan Mail Box Theory, Yaitu Kedua Belah Pihak Dalam
Suatu Kontrak Tidak Saling Bertemu Muka, Maka Yang Terpenting Adalah Salah Satu Pihak
Mengirimkan Surat Yang Berisi Penerimaan Atas Tawaran Kontrak Tersebut.
Lex Loci Solusionis
Hukum yang berlaku bagi suatu kontrak adalah hukum dimana kontrak tersebut dilaksanakan. Teori ini
digunakan untuk menentukan akibat-akibat hukum dari suatu perjanjian. Hukum yang berlaku bagi para
pihak yang terikat dalam suatu kontrak internasional yang tidak mencantumkan klausula hukum yang
digunakan dalam perjanjian/kontraknya adalah hukum tempat pelaksanaan kontrak. Menurut teori ini
hukum yang berlaku bagi suatu kontrak adalah tempat di mana kontrak itu tersebut dilaksanakan.
Penerapan teori ini dalam praktek juga sering menimbulkan berbagai permasalahan, karena sekarang orang
dapat melaksanakan kontrak di berbagai negara.
Thank You