0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
3 tayangan18 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelompok 34 merancang pemilah sampah otomatis yang dapat memilah sampah berdasarkan jenis dan beratnya menggunakan berbagai sensor seperti ultrasonik, proximity, soil moisture, dan load cell.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelompok 34 merancang pemilah sampah otomatis yang dapat memilah sampah berdasarkan jenis dan beratnya menggunakan berbagai sensor seperti ultrasonik, proximity, soil moisture, dan load cell.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Kelompok 34 merancang pemilah sampah otomatis yang dapat memilah sampah berdasarkan jenis dan beratnya menggunakan berbagai sensor seperti ultrasonik, proximity, soil moisture, dan load cell.
Berdasarkan Jenis dan beratnya Oleh : Kelompok 34 Kelompok 34 : Muhammad Afiqi Farizqi ( 5022221025 )
Muhamad Yogi ( 5022221039 )
Firki Hardiyanto ( 5022221043 )
Muhammad Lukmanul Hakim Hidayatullah ( 5022221055)
Bernadinus Realino Kamil ( 5022221056 )
Perencanaan Tempat Sampah Cerdas Pemilah Sampah Berdasarkan Jenis dan beratnya Latar Belakang Sampah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga kebanyakan dibuang ke lingkungan) (Nasih, 2010:1). Sampah menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin banyak jumlah penduduk dan aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Sehingga, untuk mengatasi permasalahan tentang sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang cukup luas. Selain itu, sampah juga membahayakan kesehatan dan lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik. Permasalahan tentang sampah yang hingga kini belum ditemukan solusinya secara global. Penanganan sampah yang ada selama ini bertumpu pada pendekatan akhir (end of pipe), yakni memindahkan sampah dari satu tempat ke tempat yang lain (TPS/TPA) (Aliedha, 2010). Di lingkungan sekitar saya, masih banyak masyarakat yang minim kesadarannya tentang pemilihan sampah sehingga masyarakat jarang mengelola sampah dengan alasan mereka enggan memilah-milah sampah terlebih dahulu sebelum diolah karena membutuhkan waktu dan tempat karena hal inilah kebanyakan masyarakat hanya menumpuk jadi satu di tempat pembuangan akhir. Padahal, sampah yang bercampur akan menimbulkan berbagai dampak negatif. Mulai dari penularan berbagai macam penyakit, penurunan kesuburan tanah, pencemaran lingkungan, dan lainnya. Oleh karena itulah saya mulai berpikir dan tertarik untuk merancang sebuah tempat sampah cerdas yang dapat secara otomatis memilah sampah berdasarkan jenisnya dan beratnya. Dan diharapkan dengan adanya inovasi alat ini, kesadaran dan minat masyarakat dalam hal megelola sampah dan menjadikannya menjadi barang atau produk yang lebih bernilai mulai terbangun. Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara merancang pemilah sampah otomatis yang dapat memilah sampah berdasarkan jenis dan beratnya sehingga akan memudah untuk mengelola dan mendaur ulang sampah atau memanfaatkan sampah berdasarkan sifat dan ciri sampah tersebut? 2. Bagaimana agar pemilah sampah dapat mengetahui membuka tutup secara otomatis menggunakan sensor ultrasonic? 3. Bagaimana mendeteksi sampah logam menggunakan sensor proximity? 4. Bagaimana mendeteksi sampah basah menggunakan sensor soil moisture ? 5. Bagaimana cara mendeteksi berat sampah menggunakan sensor Load Cell ? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui cara merancang pemilah sampah otomatis yang dapat memilah sampah berdasarkan jenis dan beratnya sehingga akan memudah untuk mengelola dan mendaur ulang sampah atau memanfaatkan sampah berdasarkan sifat dan ciri sampah tersebut ? 2. Untuk mengetahui cara pemilah sampah dapat membuka tutup secara otomatis menggunakan sensor ultrasonic 3. Untuk mengetahui cara pendeteksian sampah logam menggunakan sensor proximity 4. Untuk mengetahui cara pendeteksian sampah basah menggunakan sensor soil moisture 5. Untuk mengetahui cara pendeteksian berat sampah menggunakan sensor Load Cell Dasar Teori A. Sampah Sampah Sampah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak berguna lagi (sehingga kebanyakan dibuang ke lingkungan) (Nasih, 2010:). Definisi sampah menurut UU- 18/2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Setiap sampah memiliki berat yang berbeda beda. Secara umum sampah dapat dikelompokkan menjadi yakni : 1. Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting). 2. Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah. (Nasih, 2010) B. Mikrokontrol Arduino mikrokontroller adalah komputer yang berukuran mikro dalam satu chip IC (integrated circuit) yang terdiri dari processor, memory, dan antarmuka yang bisa diprogram. Jadi disebut komputer mikro karena dalam IC atau chip mikrokontroller terdiri dari CPU, memory, dan I/O yang bisa kita kontrol dengan memprogramnya ( Santoso, 2015 ). Salah satu mikrokontroler yang banyak digunakan saat ini yaitu mikrokotroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RSIC (reduce instruction set compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard , yang dibuat oleh Atmel pada tahun 1996. AVR mempunyai kepanjangan Advanced versatile RSIC atau Alf and Vegards Risc processor yang berasal dari nama dua mahasiswa Norwegian institute of technologi (NTH), yaitu Alf-Egil Bogen dan Vegard Wollan. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroller lain, keunggulan mikrokontroller AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat karena sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroller MCS51 yang memiliki arsitektur CISC (complex insruction set computer ) di mana mikrokontroller MSC51 membutuhkan 12 siklus clock untuk mengeksekusi 1 instruksi ( suhaeb, 2017 ). C. Sensor Ultrasonik HC-SR04 Sensor ultrasonik tipe HCSR04 merupakan perangkat yang digunakan untuk mengukur jarak dari suatu objek. Kisaran jarak yang dapat diukur sekitar 2-450 cm. Perangkat ini menggunakan dua pin digital untuk mengkomunikasikan jarak yang terbaca. Prinsip kerja sensor ultrasonik ini bekerja dengan mengirimkan pulsa ultrasonik sekitar 40 KHz, kemudian dapat memantulkan pulsa echo kembali, dan menghitung waktu yang diambil dalam mikrodetik sebagaimana digambarkan dalam Gambar 1. Kita dapat memicu pulsa secepat 20 kali per detik dan itu bisa tentukan objek hingga 3 meter ( A. Soni & A. Aman, 2018 ) D. Motor Servo Motor servo adalah motor DC dengan sistem umpan balik tertutup di mana posisi rotornya akan diinformasikan kembali ke rangkaian kontrol yang ada di dalam motor servo. Motor ini terdiri dari sebuah motor DC, rangkaian gear, ponsiometer, dan rangkaian kontrol. Potensiometer berfungsi sebagai penentu batas sudut dari putaran servo. Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo. (servocity.com) E. Sensor proximity • Sensor proximity merupakan sensor atau saklar yang dapat mendeteksi adanya target jenis logam dengan tanpa adanya kontak fisik. Biasanya sensor ini tediri dari alat elektronis solidstate yang terbungkus rapat untuk melindungi dari pengaruh getaran, cairan, kimiawi, dan korosif yang berlebihan. Sensor proximity dapat diaplikasikan pada kondisi penginderaan pada objek yang dianggap terlalu kecil atau lunak untuk menggerakkan suatu mekanis saklar ( Setiawan, 2009). • Jenis sensor ini berfungsi sebagai pendeteksi jika terdapat sebuah logam didekat nya. Sensor proximity ini akan berfungsi apabila terdapat suatu tegangan sumber DC, dan isolator pada sensor yang akan menimbulkan suatu medan magnet yang memiliki frekuensi tinggi. Dengan cara ini, apabila ada suatu bahan logam yang berbeda pada ujung sensor dan terdeteksi oleh sensor maka medan magnet yang di hasilkan akan membuat perubahan dan membuat sensor memberikan sinyal bahwa ada bahan logam yang terdeteksi oleh sensor ( Setiawan, 2009). F. Sensor Soil Moisture Sensor Oil Moisture merupakan module untuk mendeteksi kelembaban tanah, yang dapat diakses menggunakan microcontroller seperti Arduino, NodeMCU ESP8266, dll. Sensor kelembaban tanah ini dapat dimanfaatkan pada sistem pertanian, perkebunan, maupun system hidroponik mnggunakan hidroton.Soil Moisture Sensor dapat digunakan untuk sistem penyiraman otomatis atau untuk memantau kelembaban tanah tanaman secara offline maupun online. Sensor yang dijual pasaran mempunyai 2 module dalam paket penjualannya, yaitu sensor untuk deteksi kelembaban, dan module elektroniknya sebagai amplifier sinyal.Sensor ini mempunyai potensiometer yang digunakan untuk penyesuaian sensitivitas outputdigital (D0). Selain itu terdapat output Analog atau tegangan analog jika ingin mengkonversi output tersebut menjadi data menggunakan ADC.Pada saat diberikan catudaya dan disensingkan pada tanah, maka nilai Output Analog akan berubah sesuai dengan kondisi kadar air dalam tanah. Pada saat kondisi tanah basah,tegangan output akan turun sedangkan saat kondisi tanah kering, tegangan output akan naik.Tegangan tersebut dapat dicek menggunakan voltmeter DC.Dengan pembacaan pada pin ADC pada microcontroller dengan tingkat ketelitian 10 bit,maka akan terbaca nilai dari range 0 – 1023. Sedangkan untuk Output Digital dapat dilihat pada nyala led Digital output menyala atau tidak dengan mensetting nilai ambang (kalibrasi) pada potensiometer. Kelembaban tanah melebihi dari nilai ambang maka led akan padamsebaliknya jika kelembaban tanah kurang dari nilai ambang maka led akan menyala (www.nyebarinilmu.com). G. Sensor LoadCell Sensor LoadCell adalah transduser (transducer, komponen elektronika yang dapat mengukur besaran fisik menjadi sinyal elektris) yang dapat mengubah tekanan oleh beban menjadi signal elektrik. Konversi terjadi secara tidak langsung dalam dua tahap. Lewat pengaturan mekanis, gaya tekan dideteksi berdasarkan deformasi dari matriks pengukur regangan (strain gauges) dalam bentuk resistor planar. Regangan ini mengubah hambatan efektif (effective resistance) empat pengukur regangan yang disusun dalam konfigurasi jembatan Wheatstone (Wheatstone bridge) yang kemudian dibaca berupa perbedaan potensial (tegangan). (Sumber: http://www.vcc2gnd.com/sku/WSKIT5KG) Daftar Pustaka A.Soni & A. Aman. 2018 ”Distance Measurement of an Object by using Ultrasonic Sensors with Arduino and Module”, International Journal of Science Technology & Engineering, vol.4, no. 11, pp.23-28 SRM. Modinagar : Institute of Science & Technology Modinagar Setiawan, iwan. 2009 “ BUKU AJAR SENSOR DAN TRANSDUSER “. Semarang : Universitas Diponegoro. Suhaeb, Dkk. 2017 “ BUKU AJAR MIKROKONTROLER DAN INTERACE”. Makassar : Universitas Negeri Makassar. Santoso, hari. 2015”Panduan Praktis Arduino Untuk Pemula” . Trenggalek : www.elangsakti.com https://www.nyebarilmu.com/cara-mengakses-soil-moisture-sensor-secara-online/ ( diakses pada 14 Oktober 2022) Puadi, Oktami. 2022 ”Perancangan Alat Pemilah Sampah Otomatis”. Padang : Universitas Negeri Padang http://www.vcc2gnd.com/sku/WSKIT5KG ( diakses pada 14 Oktober 2022) Widya, Nasih. 2010 “Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan di Sekolah”. Diakses dari : http://nasih.files.wordpress.com/2011/05/2010-pengelolaansampah-yang-ramahlingkungan-di-sekolah.pdf ( diakses pada 14 oktober 2022 ) www.servocity.com ( diakses pada 14 Oktober 2022)