PENDAHULUAN
1
Khusus di kota Makassar dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 juta
jiwa, menghasilkan sekitar 4500 meter kubik sampah setiap harinya. Volume
sampah di kota Makassar dapat mencapai 550 ton atau sekitar 4500 meter
kubik per hari dengan luas kota hanya sekitar 177,557 hektar, sedangkan
Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar hanya mampu menangani
sekitar 3500 meter kubik sampah setiap hari. Berarti ada sekitar 1000 meter
kubik sampah di kota Makassar yang tidak tertangani ditengah masyarakat.
2
Oleh karena itu dengan adanya teknologi Arduino UNO dan Android,
penyusun tertarik dengan melakukan penelitian dengan judul “Konsep Smart
Trash Can pada Smart Environment Berbasis Smartphone“. Ruang lingkup
pada Smart Environment ini telah dipadukan dengan teknologi dengan
menambahkan fungsi tertentu. Baik berupa otomatisasi buka tutup pada
tempat sampah sampai pengiriman informasi keadaan tempat sampah kepada
petugas kebersihan sehingga lebih efisien karena tidak perlu menunggu
laporan secara manual dari warga sekitar.
1.2.1. Bagaimana konsep Smart Trash Can pada Smart Environment dapat
terhubung dengan teknologi berbasis Smartphone?
1.2.2. Apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep Smart Trash Can
dengan teknologi Smartphone?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui konsep dan gambaran dari penerapan Smart Trash Can
pada Smart Environtment dengan teknologi berbasis Smartphone.
1.3.2. Untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan pada konsep Smart Trash Can
dengan teknologi Smartphone.
1.4. Manfaat
3
dan terkendali kepada masyarakat perkotaan. Tolak ukurnya adalah
berkurangnya sampah di suatu lingkungan seperti taman dan jalanan.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
Trash”. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler dengan tujuan dapat
membuang sampah pada tempatnya. Hasil penelitian ini adalah tempat
sampah yang dapat berjalan secara otomatis berkeliling lokasi dan mendekati
seseorang yang ingin membuang sampah, dengan cara membuka dan
menutup secara otomatis, sehingga mempermudah dalam membuang sampah.
Penelitian yang keempat adalah penelitian dari Adlin Fakhrana pada
tahun 2016 yang berjudul “Pembuatan Prototype Robot Kapal Pemungut
Sampah Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO dengan Aplikasi
Pengendali Berbasis Android”. Penelitian ini berbentuk Prototype Robot
Kapal yang dibuat dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno dengan
aplikasi pengendali berbasis android. Pada prototype robot kapal pemungut
sampah tersebut dikendalikan oleh sebuah aplikasi pada smartphone android
yang dihubungkan melalui sebuah bluetooth. Prototype robot kapal tersebut
dibuat untuk permasalahan tumpukan sampah yang menyebabkan banjir.
Hasil penelitian yang dilakukan yaitu prototype robot kapal bergerak sesuai
dengan perintah melalui aplikasi pengendali. Namun uji coba yang dilakukan
pada aplikasi pengendali terdapat perbedaan pada tiap smartphone yaitu
terletak pada tampilan dari aplikasi tersebut.
Penelitian yang kelima adalah penelitian dari Rifaldy Ramadhan L
pada tahun 2016 yang berjudul “Robot Tempat Sampah Mini sebagai Sarana
Pembelajaran untuk Membentuk Perilaku Cinta Kebersihan pada Anak-
Anak”. Penelitian ini untuk mendukung program pemerintah, di rancang
sebuah robot tempat sampah mini sebagai sarana pembelajaran untuk
membentuk perilaku cinta kebersihan pada anak – anak. Hasil penelitian ini
adalah sebuah robot tempat sampah mini yang dapat berfungsi membuka
penutup secara otomatis, menghasilkan suara ajakan membuang sampah dan
dapat membuang sampah secara otomatis serta berjalan secara otomatis
menggunakan teknik line following melewati garis atau jalur sehingga dapat
mengajarkan ke anak – anak dalam membentuk perilaku cinta kebersihan.
Berdasarkan kelima penelitian tersebut, memiliki persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu membahas tentang pokok
6
permasalahan berupa penanganan sampah yang dipadukan dengan teknologi.
Adapun perbedaannya yaitu kelima penelitian tersebut melakukan penelitian
dengan metode dan media yang berbeda-beda. Metode yang berbeda-beda
kemungkinan besar akan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda pula.
Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis akan lebih
berfokus pada konsep dan gambaran dari penerapan Smart Trash Can pada
Smart Environtment dengan teknologi berbasis Smartphone.
1
Choirul Anwar, Laili Annas Sholikhan, Umar Aji Pratama, Smart Trash, (Yogyakarta:Universitas
Amikom, 2016), hlm. 69
7
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
2
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Notoatmodjo (Ramadhan (2016:11)), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus -
3
Organisme - Respon.
2.2.3. Sistem
Menurut Jogiyanto (Yuliawan, dkk (2013:85)), sistem dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.
Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh
sistem yang didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem
akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-
prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku
besar. Sedangkan dengan pendekatan komponen, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini
misalnya adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan
4
dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Menurut Fitriadi (2014:12-13), menyatakan bahwa terdapat dua
kelompok dasar pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu berdasarkan
2
Rifaldy Ramadhan, Robot Tempat Sampah Mini Sebagai Sarana Pembelajaran untuk
Membentuk Perilaku Cinta Kebersihan pada Anak-Anak, (Makassar:Universitas Islam Negeri,
2016), hlm. 11
3
Ibid
4
Yeremia Yuliawan, M.J. Dewiyani Sunarto, Tony Soebijon, Pengembangan Sistem Informasi
Pendataan Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Konferensi Jawa Kawasan Timur Berbasis
Web, (Surabaya:STMIK STIKOM, 2013), hlm. 85
8
pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan
komponennya.
1. Pendekatan sistem pada prosedurnya
Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur yang saling
berkaitan, dan bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan atau
menyelesaikan suatu masalah tertentu.
2. Pendekatan sistem pada komponennya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang
saling berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas
5
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.
5
Boyke Fitriadi, Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi Pembelian Bahan Baku
pada PT Bumi Bersama, (Bandung:UNIKOM, 2014), hlm.12-13
9
merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu
kelangsungan sebuah sistem.
4. Mempunyai Penghubung (interface) Antar Komponen
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara
satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang
akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga
keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat
berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk
satu kesatuan.
5. Mempunyai Masukan (input)
Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke
dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance
input), yaitu bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat
beroperasi dan masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang
diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Mempunyai Pengolahan (processing)
Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan
perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
7. Mempunyai Sasaran (Objective) dan Tujuan
Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan
(goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem.
Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.
8. Mempunyai Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran
dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya
sebagai sisa pembuangan.
9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)
10
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (Control) sistem
untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
6
mengembalikannya ke dalam kondisi normal.
6
Boyke Fitriadi, op. cit., hlm. 13-15
7
Muhammad Mukrim Al Mabrur, Rancang Bangun Sistem Smart Trash Can Berbasis Android,
(Makassar:Universitas Islam Negeri, 2016), hlm.17
11
Gambar 1.1. Smart Trash Can
.
Menurut Mutardjo (Mabrur (2016:18-19)), jenis sampah dibedakan
atas beberapa bagian yaitu:
1. Sampah domestik, yaitu sampah yang berasal dari pemukiman
masyarakat. Jenis sampah ini sangat beragam tetapi pada umumnya
berupa sampah dapur.
2. Sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari lingkungan
perdagangan atau jasa komersial baik warung, toko maupun pasar.
3. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari buangan proses
industri. Oleh karena itu, jenis, jumlah dan komposisi limbah
tergantung pada jenis industrinya.
4. Limbah yang berasal dari selain yang disebutkan diatas, misalnya
8
limbah dari pertambangan, pertanian dan bencana alam.
8
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.18-19
12
1. Reduce (mengurangi sampah) dalam arti tidak membiarkan tumpukan
sampah yang berlebihan.
2. Reuse yaitu menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan.
3. Recycle (mendaur ulang) yaitu metode pengelolaan atau memilah
sampah berbedabeda tergantung dari banyak yang seperti jenis zat
sampah, tanah untuk mengolah dan ketersediaan area di mana metode
9
tersebut.
2.2.5. Android
Android banyak dikatakan sebuah robot hijau, karena dalam logo
yang dikenalkan oleh raksasa mesin pencari yaitu Google.inc. Menurut
Mabrur (2016:20), “Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler
yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para
pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan
oleh bermacam peranti bergerak”. 10
9
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.19
10
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.20
13
source, dapat secara bebas diperluas untuk memasukkan teknologi
baru yang lebih maju pada saat teknologi tersebut muncul. Platform
ini akan terus berkembang untuk membangun aplikasi mobile yang
inovatif.
2. Semua aplikasi dibuat sama
Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama
dari telepon dan aplikasi pihak ketiga (third-party application). Semua
aplikasi dapat dibangun untuk memiliki akses yang sama terhadap
kemampuan sebuah telepon dalam menyediakan layanan dan aplikasi
yang luas terhadap para pengguna.
3. Memecahkan hambatan pada aplikasi
Android memecah hambatan untuk membangun aplikasi yang
baru dan inovatif. Misalnya, pengembang dapat menggabungkan
informasi yang diperoleh dari web dengan data pada ponsel seseorang
seperti kontak pengguna, kalender, atau lokasi geografis.
4. Pengembangan aplikasi yang cepat dan mudah
Android menyediakan akses yang sangat luas kepada
pengguna untuk menggunakan library yang diperlukan dan tools yang
dapat digunakan untuk membangun aplikasi yang semakin baik.
Android memiliki sekumpulan tools yang dapat digunakan sehingga
membantu para pengembang dalam meningkatkan produktivitas pada
11
saat membangun aplikasi yang dibuat.
11
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.20-21
14
Arsitektur Android berdasarkan pada Linux 2.6 kernel yang dapat
digunakan untuk mengatur keamanan, manajemen memori, manajemen
proses, network stack, dan driver model. Kernel juga bertindak sebagai
lapisan abstrak antara perangkat keras dan seluruh software stack.
Diagram di bawah ini menunjukkan komponen utama dari sistem operasi
Android:
2.2.6. Arduino
Menurut Mabrur (2016:24) menyatakan sebagai berikut:
12
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.24
15
Menurut Margolis (Mabrur (2016:25) menyatakan bahwa,
mikrokontroler Arduino dapat dipasangkan dengan bermacam-macam
sensor dan aktuator lainnya, seperti pada sensor gerak, ultrasonik, panas,
13
suara, Ethernet Shield, LED Display dan yang lainnya.
13
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.25
14
Ibid hal.25-26
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data dari penelitian ini yaitu peneliti
sendiri yang mengumpulkan dan mengkaji berbagai data yang diperoleh
melalui kajian internet dan alat-alat yang digunakan dalam penelitan yaitu :
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Choirul, Laili Annas Sholikhan, dan Umar Aji Pratama. 2016. “Smart
Trash”. Jurnal Online.
http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/1307.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.
Fitriadi, Boyke. 2014. “Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi
Pembelian Bahan Baku pada PT Bumi Bersama”. Artikel Online.
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikom
pp-gdl-boykefitri-34970. Diakses pada tanggal 2 Desember 2017.
Mabrub, Muhammad Mukrim Al. 2016. “Rancang Bangun Sistem Smart Trash
Can Berbasis Android”. Skripsi Online. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/eprint/6224. Diakses pada tanggal 26 November 2017.
Riaunanda, Andika. 2017. “Konsep Smart Trash Can pada Smart Environment
dengan Teknologi Internet of Things (IOT)”. Jurnal Online.
http://www.esaunggul.ac.id/article/konsep-smart-trash-can-pada-smart-
19
environment-dengan-teknologi-internet-of-things-iot/. Diakses pada
tanggal. 26 November 2017.
20