Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota merupakan tempat untuk orang memberikan pelayanan,


berdagang dan beraktivitas. Di satu sisi kota memberikan kesempatan untuk
memperoleh lapangan pekerjaan. Namun demikian disisi lain kota juga
menghasilkan berbagai permasalahan seperti keterbatasan energi, kemacetan,
kesehatan, limbah, dan kriminalitas. Salah satu permasalahan yang sering
terjadi di perkotaan adalah lingkungan yang rusak.

Lingkungan di perkotaan san’gat rentan terhadap berbagai kerusakan.


Seperti sampah yang berceceran dimana-mana dan sungai yang kotor karena
pembuangan sampah secara sembarangan. Hal ini dapat menimbulkan
berbagai permasalahan seperti banjir. Salah satu upaya peningkatan mutu
lingkungan perkotaan adalah dengan konsep Smart Environtment. Konsep
Smart Environtment merupakan salah satu dari 6 indikator Smart City, yaitu
Smart Governance, Smart Economy, Smart People, Smart Mobility, dan Smart
Living.

Sampah merupakan salah satu permasalahan kompleks yang dihadapi,


baik oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara maju di dunia.
Masalah sampah adalah masalah yang umum dan telah menjadi fenomena
universal di berbagai belahan dunia manapun termasuk menjadi masalah bagi
kota-kota besar di Indonesia. Permasalahan sampah akan semakin serius jika
tidak segera menerapkan penanganan yang tepat. Kota Makassar merupakan
salah satu kota yang sering kali disibukkan dengan masalah sampah, hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya sampah yang berserakan di jantung
kota dan tampak tidak ditangani dengan baik padahal pemerintah telah
menempatkan tempat sampah pada hampir semua tepi jalan yang ada di kota
Makassar.

1
Khusus di kota Makassar dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 juta
jiwa, menghasilkan sekitar 4500 meter kubik sampah setiap harinya. Volume
sampah di kota Makassar dapat mencapai 550 ton atau sekitar 4500 meter
kubik per hari dengan luas kota hanya sekitar 177,557 hektar, sedangkan
Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar hanya mampu menangani
sekitar 3500 meter kubik sampah setiap hari. Berarti ada sekitar 1000 meter
kubik sampah di kota Makassar yang tidak tertangani ditengah masyarakat.

Masih kurangnya kepedulian sebagian masyarakat terhadap kebersihan


lingkungan menyebabkan permasalahan sampah masih menjadi persoalan
serius bagi pemerintah. Jika sampah masih berserakan dan buruk
pengelolaannya maka dampaknya kembali kepada lingkungan masyarakat itu
sendiri. Bau busuk yang disebabkan oleh tumpukan sampah serta pengelolaan
yang tidak tepat dapat menjadi sumber penularan penyakit maupun
tersumbatnya saluran drainase dan sungai merupakan beberapa akibat dari
kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Maka peran
masyarakat sangat dibutuhkan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan
sehat.

Lingkungan yang bersih merupakan dambaan bagi masyarakat.


Banyak yang sadar dan banyak pula yang belum sadar akan kebersihan
lingkungan disekitarnya. Hal tersebut dapat direfleksikan seperti masih
banyaknya sampah yang berceceran di jalan dan juga di taman kota. Tempat
sampah yang sudah disediakan dari instansi kebersihan hanya menjadi hiasan
dijalanan. Mungkin hal tersebut juga menjadi faktor yang menyebabkan masih
adanya masyarakat yang malas untuk membuang sampah ditempatnya.
Meningkatnya kesadaran terhadap kebersihan lingkungan, diperlukan cara
yang unik agar tiap-tiap individu tertarik untuk membuang sampah
ditempatnya. Cara unik tersebut dengan adanya pembuatan Smart Trash Can.
Smart trash can di rancang agar dapat menarik perhatian individu dengan
teknologinya yang berbasis Smartphone.

2
Oleh karena itu dengan adanya teknologi Arduino UNO dan Android,
penyusun tertarik dengan melakukan penelitian dengan judul “Konsep Smart
Trash Can pada Smart Environment Berbasis Smartphone“. Ruang lingkup
pada Smart Environment ini telah dipadukan dengan teknologi dengan
menambahkan fungsi tertentu. Baik berupa otomatisasi buka tutup pada
tempat sampah sampai pengiriman informasi keadaan tempat sampah kepada
petugas kebersihan sehingga lebih efisien karena tidak perlu menunggu
laporan secara manual dari warga sekitar.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan


masalah-masalah pokok untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1. Bagaimana konsep Smart Trash Can pada Smart Environment dapat
terhubung dengan teknologi berbasis Smartphone?
1.2.2. Apa saja yang dibutuhkan untuk menerapkan konsep Smart Trash Can
dengan teknologi Smartphone?

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diperoleh tujuan dari


penelitian ini antara lain:

1.3.1. Untuk mengetahui konsep dan gambaran dari penerapan Smart Trash Can
pada Smart Environtment dengan teknologi berbasis Smartphone.
1.3.2. Untuk mengetahui hal-hal yang dibutuhkan pada konsep Smart Trash Can
dengan teknologi Smartphone.

1.4. Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada


pemerintah dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang nyaman, bersih,

3
dan terkendali kepada masyarakat perkotaan. Tolak ukurnya adalah
berkurangnya sampah di suatu lingkungan seperti taman dan jalanan.

1.4.1. Bagi Akademik

Dapat memberikan suatu referensi yang berguna bagi dunia


akademis khususnya dalam penelitian yang akan dilaksanakan oleh para
peneliti yang akan datang dalam hal perkembangan sistem operasi Android
dan pemanfaatan Arduino UNO.

1.4.2. Bagi Pengguna

Dengan adanya sistem ini lingkungan masyarakat akan semakin


bersih, karena sistem ini memberikan notifikasi kepada petugas kebersihan
untuk mengangkut sampah pada tempat sampah yang telah penuh.

1.4.3. Bagi Peneliti

Dapat mengembangkan wawasan keilmuan dan meningkatkan


pemahaman tentang mikrokontroler Arduino UNO dan pemahaman tentang
sistem kerja dalam pengembangan aplikasi pada sistem Android.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Relevan


Melihat kemajuan teknologi di zaman ini berkembang sangat cepat,
smartphone sebagai salah satu alat komunikasi yang saat ini sangat berperan
penting dalam membantu manusia dalam segala bidang. Dalam hal menjaga
kebersihan lingkungan, smartphone dapat dipasangkan aplikasi yang
memberikan informasi detail mengenai lokasi tempat sampah dan keadaan
tempat sampah tersebut.
Ada banyak penelitian yang dilakukan dalam merancang aplikasi atau
sistem untuk membantu dalam menanggulangi persoalan sampah. Akan
tetapi, metode dan media yang digunakan berbeda. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kebutuhan, perilaku masyarakat, dan juga teknologi yang
digunakan. Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan untuk
menanggulangi persoalan sampah antara lain sebagai berikut:
Penelitian yang pertama adalah penelitian dari Dedi Setiawan,
Trinanda Syahputra, Muhammad Iqbal pada tahun 2014 yang berjudul
“Rancang Bangun Alat Pembuka dan Penutup Tong Sampah Otomatis
berbasis Mikrokontroler”. Penelitian ini mengutamakan tempat sampah yang
terbuka otomatis jika tangan seseorang terdeteksi oleh sensor ultrasonik
dengan jarak kurang lebih dari 25 cm maka motor servo akan membuka tutup
tong sampah.
Penelitian yang kedua adalah penelitian dari Nur Latifah Jamaluddin
pada tahun 2016 yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem
Pengelolaan Sampah Berbasis Android Melalui Partisipasi Masyarakat di
Kecamatan Rappocini”. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, pada
penelitian ini menggunakan Android sebagai media untuk melaporkan
masalah sampah yang belum diangkut berupa pengiriman gambar dengan
partisipasi masyarakat yang telah terdaftar sebelumnya pada sistem.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian dari Choirul Anwar, Laili
Annas Sholikhan, Umar Aji Pratama pada tahun 2016 yang berjudul “Smart

5
Trash”. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler dengan tujuan dapat
membuang sampah pada tempatnya. Hasil penelitian ini adalah tempat
sampah yang dapat berjalan secara otomatis berkeliling lokasi dan mendekati
seseorang yang ingin membuang sampah, dengan cara membuka dan
menutup secara otomatis, sehingga mempermudah dalam membuang sampah.
Penelitian yang keempat adalah penelitian dari Adlin Fakhrana pada
tahun 2016 yang berjudul “Pembuatan Prototype Robot Kapal Pemungut
Sampah Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO dengan Aplikasi
Pengendali Berbasis Android”. Penelitian ini berbentuk Prototype Robot
Kapal yang dibuat dengan menggunakan mikrokontroler arduino uno dengan
aplikasi pengendali berbasis android. Pada prototype robot kapal pemungut
sampah tersebut dikendalikan oleh sebuah aplikasi pada smartphone android
yang dihubungkan melalui sebuah bluetooth. Prototype robot kapal tersebut
dibuat untuk permasalahan tumpukan sampah yang menyebabkan banjir.
Hasil penelitian yang dilakukan yaitu prototype robot kapal bergerak sesuai
dengan perintah melalui aplikasi pengendali. Namun uji coba yang dilakukan
pada aplikasi pengendali terdapat perbedaan pada tiap smartphone yaitu
terletak pada tampilan dari aplikasi tersebut.
Penelitian yang kelima adalah penelitian dari Rifaldy Ramadhan L
pada tahun 2016 yang berjudul “Robot Tempat Sampah Mini sebagai Sarana
Pembelajaran untuk Membentuk Perilaku Cinta Kebersihan pada Anak-
Anak”. Penelitian ini untuk mendukung program pemerintah, di rancang
sebuah robot tempat sampah mini sebagai sarana pembelajaran untuk
membentuk perilaku cinta kebersihan pada anak – anak. Hasil penelitian ini
adalah sebuah robot tempat sampah mini yang dapat berfungsi membuka
penutup secara otomatis, menghasilkan suara ajakan membuang sampah dan
dapat membuang sampah secara otomatis serta berjalan secara otomatis
menggunakan teknik line following melewati garis atau jalur sehingga dapat
mengajarkan ke anak – anak dalam membentuk perilaku cinta kebersihan.
Berdasarkan kelima penelitian tersebut, memiliki persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu membahas tentang pokok

6
permasalahan berupa penanganan sampah yang dipadukan dengan teknologi.
Adapun perbedaannya yaitu kelima penelitian tersebut melakukan penelitian
dengan metode dan media yang berbeda-beda. Metode yang berbeda-beda
kemungkinan besar akan menghasilkan hasil penelitian yang berbeda pula.
Dengan demikian, penelitian yang akan dilakukan oleh penulis akan lebih
berfokus pada konsep dan gambaran dari penerapan Smart Trash Can pada
Smart Environtment dengan teknologi berbasis Smartphone.

2.2. Landasan Teori


2.2.1. Tempat Sampah
Tempat sampah adalah tempat untuk menampung sampah secara
sementara, yang biasanya terbuat dari logam atau plastik. Di dalam
ruangan tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk
membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada
juga tempat sampah khusus kertas yang digunakan di kantor.
Beberapa tempat sampah memiliki penutup pada bagian atasnya
untuk menghindari keluarnya bau yang dikeluarkan
sampah.(Anwar, dkk (2016:69)) 1

Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis,
menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah.

2.2.2. Perilaku Manusia


Menurut Notoatdmojo (Ramadhan (2016:11)), mendefinisikan
bahwa perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan,
berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan
sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

1
Choirul Anwar, Laili Annas Sholikhan, Umar Aji Pratama, Smart Trash, (Yogyakarta:Universitas
Amikom, 2016), hlm. 69

7
perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang
2
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Menurut Notoatmodjo (Ramadhan (2016:11)), merumuskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut
merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus -
3
Organisme - Respon.

2.2.3. Sistem
Menurut Jogiyanto (Yuliawan, dkk (2013:85)), sistem dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan pendekatan komponen.
Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Contoh
sistem yang didefinisikan dengan pendekatan prosedur ini adalah sistem
akuntansi. Sistem ini didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-
prosedur penerimaan kas, pengeluaran kas, penjualan, pembelian dan buku
besar. Sedangkan dengan pendekatan komponen, sistem dapat
didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai
tujuan tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dengan pendekatan ini
misalnya adalah sistem komputer yang didefinisikan sebagai kumpulan
4
dari perangkat keras dan perangkat lunak.
Menurut Fitriadi (2014:12-13), menyatakan bahwa terdapat dua
kelompok dasar pendekatan dalam mendefinisikan sistem yaitu berdasarkan

2
Rifaldy Ramadhan, Robot Tempat Sampah Mini Sebagai Sarana Pembelajaran untuk
Membentuk Perilaku Cinta Kebersihan pada Anak-Anak, (Makassar:Universitas Islam Negeri,
2016), hlm. 11
3
Ibid
4
Yeremia Yuliawan, M.J. Dewiyani Sunarto, Tony Soebijon, Pengembangan Sistem Informasi
Pendataan Jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Konferensi Jawa Kawasan Timur Berbasis
Web, (Surabaya:STMIK STIKOM, 2013), hlm. 85

8
pendekatan pada prosedurnya dan yang berdasarkan pendekatan
komponennya.
1. Pendekatan sistem pada prosedurnya
Suatu sistem adalah suatu jaringan dan prosedur yang saling
berkaitan, dan bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan atau
menyelesaikan suatu masalah tertentu.
2. Pendekatan sistem pada komponennya
Suatu sistem adalah sekumpulan dari beberapa elemen yang
saling berinteraksi dengan teratur sehingga membentuk suatu totalitas
5
untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu.

Menurut Mulyanto (Fitriadi (2014:13)), menyatakan bahwa sistem


memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
1. Mempunyai Komponen Sistem (Components Sistem)
Suatu sistem tidak berada dalam lingkungan yang kosong, tetapi
sebuah sistem berada dan berfungsi di dalam lingkungan yang berisi
sistem lainnya. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan. Apabila
suatu sistem merupakan salah satu dari komponen sistem lain yang
lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem , sedangkan sistem
yang lebih besar tersebut adalah lingkungannya.
2. Mempunyai Batasan Sistem (Boundary)
Batas sistem merupakan pembatas atau pemisah antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
3. Mempunyai Lingkungan (Environment)
Lingkungan luar adalah apa pun di luar batas dari sistem yang
dapat mempengaruhi operasi sistem, baik pengaruh yang
menguntungkan ataupun yang merugikan. Pengaruh yang
menguntungkan ini tentunya harus dijaga sehingga akan mendukung
kelangsungan operasi sebuah sistem. Sedangkan lingkungan yang

5
Boyke Fitriadi, Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi Pembelian Bahan Baku
pada PT Bumi Bersama, (Bandung:UNIKOM, 2014), hlm.12-13

9
merugikan harus ditahan dan dikendalikan agar tidak mengganggu
kelangsungan sebuah sistem.
4. Mempunyai Penghubung (interface) Antar Komponen
Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara
satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung inilah yang
akan menjadi media yang digunakan data dari masukan (input) hingga
keluaran (output). Dengan adanya penghubung, suatu subsistem dapat
berinteraksi dan berintegrasi dengan subsistem yang lain membentuk
satu kesatuan.
5. Mempunyai Masukan (input)
Masukan atau input merupakan energi yang dimasukan ke
dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance
input), yaitu bahan yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat
beroperasi dan masukan sinyal (signal input), yaitu masukan yang
diproses untuk mendapatkan keluaran.
6. Mempunyai Pengolahan (processing)
Pengolahan (process) merupakan bagian yang melakukan
perubahan dari masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
7. Mempunyai Sasaran (Objective) dan Tujuan
Suatu sistem pasti memiliki sasaran (objective) atau tujuan
(goal). Apabila sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Tujuan inilah yang mengarahkan suatu sistem.
Tanpa adanya tujuan, sistem menjadi tidak terarah dan terkendali.
8. Mempunyai Keluaran (output)
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Keluaran
dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya
sebagai sisa pembuangan.
9. Mempunyai Umpan Balik (Feed Back)

10
Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali (Control) sistem
untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan
6
mengembalikannya ke dalam kondisi normal.

Konsep dasar sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari


unsur, komponen atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling
berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan terpadu. Dari pengertian
dan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa “Sistem adalah
mengandung arti kumpulan, unsur atau komponen yang saling
berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan satu kesatuan
yang saling ketergantungan untuk mencapai suatu tujuan.” Sutabri
7
(Mabrur (2016:17))

2.2.4. Smart Trash Can


Smart Trash Can adalah istilah untuk tempat sampah yang
mempunyai fitur dan fungsi yang berbeda dengan tempat sampah pada
umumnya. Pada umumnya, tempat sampah harus dibuka secara manual
namun ada juga tempat sampah yang menggunakan pedal untuk
memudahkan buka tutup tempat sampah. Sedangkan pada tempat sampah
pintar telah banyak dikembangkan dengan memadukan fungsi dan
keunikan tersendiri. Salah satunya adalah tempat sampah yang hanya
terbuka ketika objek memenuhi kriteria jarak untuk membuka tempat
sampah

6
Boyke Fitriadi, op. cit., hlm. 13-15
7
Muhammad Mukrim Al Mabrur, Rancang Bangun Sistem Smart Trash Can Berbasis Android,
(Makassar:Universitas Islam Negeri, 2016), hlm.17

11
Gambar 1.1. Smart Trash Can
.
Menurut Mutardjo (Mabrur (2016:18-19)), jenis sampah dibedakan
atas beberapa bagian yaitu:
1. Sampah domestik, yaitu sampah yang berasal dari pemukiman
masyarakat. Jenis sampah ini sangat beragam tetapi pada umumnya
berupa sampah dapur.
2. Sampah komersial, yaitu sampah yang berasal dari lingkungan
perdagangan atau jasa komersial baik warung, toko maupun pasar.
3. Sampah industri, yaitu sampah yang berasal dari buangan proses
industri. Oleh karena itu, jenis, jumlah dan komposisi limbah
tergantung pada jenis industrinya.
4. Limbah yang berasal dari selain yang disebutkan diatas, misalnya
8
limbah dari pertambangan, pertanian dan bencana alam.

Menurut Alex (Mabrur (2016:19)), dalam pasal 12 ayat 1 Undang-


Undang Pengelolaan Sampah, setiap orang diwajibkan melakukan
pengelolaan atau memilah sampah dengan cara atau metode yang
berwawasan lingkungan metode tersebut adalah 3R, yaitu:

8
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.18-19

12
1. Reduce (mengurangi sampah) dalam arti tidak membiarkan tumpukan
sampah yang berlebihan.
2. Reuse yaitu menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan.
3. Recycle (mendaur ulang) yaitu metode pengelolaan atau memilah
sampah berbedabeda tergantung dari banyak yang seperti jenis zat
sampah, tanah untuk mengolah dan ketersediaan area di mana metode
9
tersebut.

2.2.5. Android
Android banyak dikatakan sebuah robot hijau, karena dalam logo
yang dikenalkan oleh raksasa mesin pencari yaitu Google.inc. Menurut
Mabrur (2016:20), “Android adalah sistem operasi untuk telepon seluler
yang berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para
pengembang buat menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan
oleh bermacam peranti bergerak”. 10

Pada saat perilisan perdana Android, 5 November 2007, Android


bersama Open Handset Alliance menyatakan mendukung pengembangan
standar terbuka pada perangkat seluler. Di lain pihak, Google merilis
kode-kode Android di bawah lisensi Apache, sebuah lisensi perangkat
lunak dan standar terbuka perangkat seluler.
Menurut Mabrur (2016:20-21), android memiliki empat karakter
yaitu sebagai berikut:
1. Open source
Android dibangun untuk benar-benar terbuka sehingga sebuah
aplikasi dapat memanggil salah satu fungsi inti ponsel seperti
membuat panggilan, mengirim pesan teks, menggunakan kamera, dan
lain-lain. Android menggunakan sebuah mesin virtual yang dirancang
khusus untuk mengoptimalkan sumber daya memori dan perangkat
keras yang terdapat di dalam perangkat. Android merupakan open

9
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.19
10
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.20

13
source, dapat secara bebas diperluas untuk memasukkan teknologi
baru yang lebih maju pada saat teknologi tersebut muncul. Platform
ini akan terus berkembang untuk membangun aplikasi mobile yang
inovatif.
2. Semua aplikasi dibuat sama
Android tidak memberikan perbedaan terhadap aplikasi utama
dari telepon dan aplikasi pihak ketiga (third-party application). Semua
aplikasi dapat dibangun untuk memiliki akses yang sama terhadap
kemampuan sebuah telepon dalam menyediakan layanan dan aplikasi
yang luas terhadap para pengguna.
3. Memecahkan hambatan pada aplikasi
Android memecah hambatan untuk membangun aplikasi yang
baru dan inovatif. Misalnya, pengembang dapat menggabungkan
informasi yang diperoleh dari web dengan data pada ponsel seseorang
seperti kontak pengguna, kalender, atau lokasi geografis.
4. Pengembangan aplikasi yang cepat dan mudah
Android menyediakan akses yang sangat luas kepada
pengguna untuk menggunakan library yang diperlukan dan tools yang
dapat digunakan untuk membangun aplikasi yang semakin baik.
Android memiliki sekumpulan tools yang dapat digunakan sehingga
membantu para pengembang dalam meningkatkan produktivitas pada
11
saat membangun aplikasi yang dibuat.

11
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.20-21

14
Arsitektur Android berdasarkan pada Linux 2.6 kernel yang dapat
digunakan untuk mengatur keamanan, manajemen memori, manajemen
proses, network stack, dan driver model. Kernel juga bertindak sebagai
lapisan abstrak antara perangkat keras dan seluruh software stack.
Diagram di bawah ini menunjukkan komponen utama dari sistem operasi
Android:

Gambar 1.2. Arsitektur Android OS

2.2.6. Arduino
Menurut Mabrur (2016:24) menyatakan sebagai berikut:

“Arduino adalah sebuah mikrokontroler single board bersifat open


source yang diprogram dengan menggunakan bahasa pemrograman
wiring based yang berbasiskan syntax dan library. Pemrograman
wiring based ini tidak berbeda dengan C/C++, tetapi dengan
beberapa penyederhanaan dan modifikasi. Untuk memudahkan
dalam pengembangan aplikasinya, mikrokontroler Arduino juga
menggunakan Integerated Development Environment (IDE)
berbasis processing.” 12

12
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.24

15
Menurut Margolis (Mabrur (2016:25) menyatakan bahwa,
mikrokontroler Arduino dapat dipasangkan dengan bermacam-macam
sensor dan aktuator lainnya, seperti pada sensor gerak, ultrasonik, panas,
13
suara, Ethernet Shield, LED Display dan yang lainnya.

Gambar 1.3. Bagian-Bagian Arduino UNO

“Arduino UNO memiliki sejumlah fasilitas untuk dapat


berkomunikasi dengan Komputer, Arduino lain, maupun
mikrokontroler lainnya. Atmega328 ini menyediakan serial
komunikasi UART TTL (5V), yang tersedia pada pin digital 0 (Rx)
dan 1 (Tx). Sebuah Atmega 16U2 pada saluran board komunikasi
serialnya 9 melalui USB dan muncul sebagai com port virtual
untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware Arduino
menggunakan USB driver standar COM, dan tidak ada driver
eksternal yang dibutuhkan. Bagaimanapun pada windows, sebuah
file.inf pasti dibutuhkan. Perangkat lunak Arduino termasuk serial
monitor yang memungkinkan data sederhana yang akan dikirim ke
board Arduino. Led Rx dan Tx pada board akan berkedip ketika
data sedang dikirim melalui chip USB-toserial dan koneksi USB ke
komputer (tapi tidak untuk komunikasi serial pada pin 0 dan 1).
Atmega31.128 juga mendukung komunikasi I2C dan SPI.”
(Mabrur (2016:25-26) 14

13
Muhammad Mukrim Al Mabrur, op. cit., hal.25
14
Ibid hal.25-26

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif karena penelitian ini
membutuhkan data kualitatif, yaitu data dalam bentuk kata, kalimat, dan
gambar. Dalam hal ini peneliti menanyakan beberapa pertanyaan secara
langsung kepada setiap sampel dan jawabannya diperoleh juga secara
langsung melalui perkataan sampel tersebut.

3.2 Lokasi dan Waktu


Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa titik tempat sampah
dan bak sampah di kota Makassar, sedangkan perancangan alat dilakukan di
laboratorium AIMP Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Gowa.
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan, dari 7 Desember 2017 – 7 April
2018.

3.3 Sumber Data, Populasi, dan Sampel


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sekunder.
Sumber data sekunder merupakan data yang langsung diperoleh peneliti dari
sumber yang sudah ada yang digunakan untuk mendukung analisis dan
pembahasan yang maksimal. Data sekunder diperlukan juga dalam
pengungkapan fenomena sosial dalam penelitian ini antara lain, kajian
kepustakaan tentang Arduino UNO, Android, dan dengan mengamati kondisi
beberapa tempat sampah secara langsung, serta bahan dari internet sebagai
bahan referensi.

Populasi dari peneliatan ini adalah mahasiswa Teknik Informatika


Universitas Hasanuddin yang berjumlah 50 orang. Karena jumlahnya yang
tergolong sedikit, maka metode pengambilan sampel secara acak peneliti
mengambil populasi sebagai sampel atau subjek percobaan, dan juga dari
buku maupun pustaka internet.

17
3.4 Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data dari penelitian ini yaitu peneliti
sendiri yang mengumpulkan dan mengkaji berbagai data yang diperoleh
melalui kajian internet dan alat-alat yang digunakan dalam penelitan yaitu :

3.4.1. Perangkat Keras


Perangkat keras yang digunakan untuk mengembangkan dan
mengumpulkan data pada aplikasi ini ialah: laptop ASUS A456U dan ponsel
OPPO F1S.
3.4.2. Perangkat Lunak
Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam aplikasi ini ialah:
Sistem Operasi Windows 7 Ultimate 64-bit, Android Studio Versi 2.1.2,
SDK, JDK, Web Server, SQLite Manager, Driver Arduino, Sistem Operasi
Android.

3.5 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
3.5.1. Observasi
Observasi yang dilakukan yaitu mengamati secara langsung kondisi
tempat sampah dan penanganannya di Kota Makassar.
3.5.2. Studi Literatur
Pengumpulan data dengan cara mengumpulkan literatur, jurnal, paper
dan bacaan-bacaan yang ada kaitannya dengan judul penelitian.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data


Teknik pengolahan dan analisa data yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode analisa kualitatif. Metode analisa kualitatif merupakan
penelitian yang lebih mengutamakan pada masalah proses dan makna atau
persepsi, dimana penelitian ini diharapkan dapat memaparkan hasil
implementasi sistem yang telah diterapkan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Choirul, Laili Annas Sholikhan, dan Umar Aji Pratama. 2016. “Smart
Trash”. Jurnal Online.
http://ojs.amikom.ac.id/index.php/semnasteknomedia/article/view/1307.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Fakhrana, Adlin. 2016. Pembuatan Prototype Robot Kapal Pemungut Sampah


Menggunakan Mikrokontroler Arduino UNO dengan Aplikasi
Pengendali Berbasis Android. Jurnal Online.
http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/tekno/article/view/1597.
Diakses pada tanggal 1 Desember 2017.

Fitriadi, Boyke. 2014. “Tinjauan atas Sistem Informasi Akuntansi pada Transaksi
Pembelian Bahan Baku pada PT Bumi Bersama”. Artikel Online.
http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptunikom
pp-gdl-boykefitri-34970. Diakses pada tanggal 2 Desember 2017.

Jamaluddin, Nur Latifah. 2016. “Analisis dan Perancangan Sistem Pengelolaan


Sampah Berbasis Android Melalui Partisipasi Masyarakat di Kecamatan
Rappocini”. Skripsi Online. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/id/eprint/5580. Diakses pada tanggal 26 November 2017.

Mabrub, Muhammad Mukrim Al. 2016. “Rancang Bangun Sistem Smart Trash
Can Berbasis Android”. Skripsi Online. http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/eprint/6224. Diakses pada tanggal 26 November 2017.

Ramadhan, Rifaldy. 2016. “Robot Tempat Sampah Mini Sebagai Sarana


Pembelajaran untuk Membentuk Perilaku Cinta Kebersihan pada Anak-
Anak”. Skripsi Online. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/id/eprint/1770.
Diakses pada tanggal 26 November 2017.

Riaunanda, Andika. 2017. “Konsep Smart Trash Can pada Smart Environment
dengan Teknologi Internet of Things (IOT)”. Jurnal Online.
http://www.esaunggul.ac.id/article/konsep-smart-trash-can-pada-smart-

19
environment-dengan-teknologi-internet-of-things-iot/. Diakses pada
tanggal. 26 November 2017.

Setiawan, Dedi, Trinanda Syahputra, Muhammad Iqbal. 2014. “Rancang Bangun


Alat Pembuka dan Penutup Tong Sampah Otomatis Berbasis
Mikrokontroler”. Jurnal Online.
http://is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/home/detail/1289/RANCANG-
BANGUN-ALAT-PEMBUKA-DAN-PENUTUP-TONG-SAMPAH-
OTOMATIS-BERBASIS-MIKROKONTROLER. Diakses pada tanggal
26 November 2017.

Yuliawan, Yuliawan, Dewiyani Sunarto, dan Tony Soebijono. 2013.


“Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Jemaat Gereja Masehi Hari
Ketujuh Konferensi Jawa Kawasan Timur Berbasis Web”. Jurnal Online.
http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika. Diakses pada tanggal 2
Desember 2017.

20

Anda mungkin juga menyukai