Anda di halaman 1dari 13

Agama Islam

Bab 3
Berpikir Kritis
Anggota:
- Puspitasari Gustami
- Nadia Akila Tasya
Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir terdiri dari dua yaitu kemampuan berpikir dasar


dan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir dasar (lower order thinking) hanya menggunakan


kemampuan terbatas pada hal-hal rutin dan bersifat mekanis, misalnya
menghafal dan mengulang-ulang informasi yang diberikan
sebelumnya.
Kemampuan Berpikir

Kemampuan berpikir tinggi (higher order thinking) membuat siswa


untuk menginterpretasikan, menganalisis, atau bahkan mampu
memanipulasi informasi sebelumnya sehingga tidak monoton.
Kemampuan Berpikir

Kemampuan ini digunakan apabila seseorang menerima informasi


baru dan menyimpan untuk kemudian digunakan atau disusun kembali
untuk keperluan pemecahan masalah berdasarkan situasi.
Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah berpikir yang memeriksa, menghubungkan, dan


mengevaluasi semua aspek dari situasi atau masalah, termasuk di dalamnya
mengumpulkan, mengorganisasi, mengingat, dan menganalisis informasi.

Berpikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan


mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.
Berpikir Kritis

Berpikir kritis adalah analitis dan refleksif. Berpikir kreatif sifatnya


orisinil dan reflektif.

Hasil dari keterampilan berpikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan
yang dilakukan di antaranya menyatukan ide, menciptakan ide baru, dan
menentukan efektivitasnya. Berpikir kreatif meliputi juga kemampuan
menarik kesimpulan yang biasanya menemukan hasil akhir yang baru.
Penjelasan dalam surat Ali-Imran ayat 190

‫ت لِ ُّأو۟لِى‬ ْ ‫ٱلس َٰم َٰو ِت َوٱلَْأ ْر ِض َو‬


ٍ َٰ‫ٱخ ِتل َٰ ِف ٱلَّيْ ِل َوٱلن ّ ََه ِار َل َءاي‬ َّ ‫ِإ َّن ِفى َخل ِْق‬
‫ٱلَْأل ْبَٰ ِب‬

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan
siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,
Penjelasan dalam surat Ali-Imran

‫ٱلس َٰم َٰو ِت‬


َّ ‫ون ِفى َخل ِْق‬ َ ‫ودا َو َعل َٰى ُجنُو ِب ِه ْم َويَتَ َفك َّ ُر‬ ً ‫ون ٱلل َّ َه ِقيَٰ ًما َوق ُُع‬َ ‫ين ي َ ْذك ُُر‬َ ‫ٱل َّ ِذ‬
‫اب ٱلن ّ َِار‬ ‫ذ‬ ‫ع‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ِ
‫ق‬ ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ًا‬ ‫ل‬ ‫ط‬ِ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ذ‬ ‫ه‬ ‫ت‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫ا‬ ‫م‬ ِ ‫َأ‬
َ َ َ َ َ َ َ ٰ َ ْ ُ َٰ َ ٰ َ َ ْ َ َ َ ّ َ ْ ْ ‫َوٱل‬
‫ا‬َ ‫ن‬َ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ض‬ ‫ر‬
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan
berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata),
“Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau,
lindungilah kami dari azab neraka.
Penjelasan dalam surat Ali-Imran

Dalam ayat 190 dijelaskan bahwa sesungguhnya dalam tatanan langit dan bumi
serta keindahan, perkiraan, dan keajaiban ciptaan-Nya, juga dalam silih
bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang tahun yang dapat kita
rasakan langsung pengaruhnya pada tubuh kita dan cara berpikir kita.
Penjelasan dalam surat Ali-Imran

Karena pengaruh panas matahari, dinginnya malam, dan pengaruhnya yang


ada pada dunia flora dan fauna merupakan tanda dan bukti yang
menunjukkan kebesaran Allah Swt. kesempurnaan pengetahuan, dan
kekuasaan-Nya.
Penjelasan dalam surat Ali-Imran

Surah Ali Imrän ayat 191 mendefinisikan orang-orang yang mendalami


pemahamannya dan berpikir tajam (uli albab) yaitu orang yang berakal,
orang-orang yang mau menggunakan pikirannya, mengambil faedah,
hidayah, dan menggambarkan keagungan Allah Swt.
Penjelasan dalam surat Ali-Imran

Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa


Objek zikir adalah Allah Swt. sedangkan objek pikir adalah makhluk-makhluk
Allah Swt. berupa fenomena alam.

Ini berarti pengenalan kepada Allah Swt. lebih banyak didasarkan kepada kalbu,
sedangkan pengenalan alam raya oleh penggunaan akal yakni berpikir. Akal
memiliki kebebasan seluas-luasnya untuk memikirkan fenomena alam, tetapi ia
memiliki keterbatasan dalam memikirkan zat Allah Swt.

Anda mungkin juga menyukai