PENERAPAN HIGIENE INDUSTRI

DI TEMPAT KERJA

Nely Jumaliah
Jakarta, 2022

DIREKTORAT BINA PENGUJIAN K3

Outline

• Pengantar Urgensi Penerapan HI di tempat kerja

• Berbagai faktor bahaya di tempat kerja:
– Faktor fisika
– Faktor kimia
– Faktor biologi
– Faktor fisiologi
– Faktor psychology
• Pemantauan lingkungan dan kesehatan kerja
• Peraturan terkait penerapan HI di tempat kerja
• Penutup
PENGANTAR
HIGIENE INDUSTRI
 TEKNIS OPERASIONAL
HIGENE INDUSTRI & KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA

Management
SDM

BAHAN LINGKUNGAN KERJA

Risk SAFE
Analysis Risk PROSES Risk Risk Risk PRODUCTION

PERALATAN SIFAT PEKERJAAN

CARA KERJA
KECELAKAAN

ANALISIS
Pengertian
• “...the science of anticipating, recognizing,
evaluating, and controlling workplace
conditions that may cause worker injury or
illness”.
• Industrial hygienists use environmental
monitoring and analytical methods to detect the
extent of worker exposure
(Occupational Safety and Health Administration – OSHA, 2009).
Terminologi Lain Higene Industri
• Occupational Hygiene
• Environmental Hygiene
• Environmental Health
Root of words: Greek mythology

Hygia
Asclepius
 Prinsip Penerapan HI & Keselamatan Kerja

1. Identifikasi sumber-sumber bahaya dan

risiko (IDENTIFIKASI)
2. Pengukuran/penilaian sumber bahaya dan
risiko untuk evaluasi (PENILAIAN)
3. Penetapan yang dapat diterima - level of
‘acceptibility’ (EVALUASI)
4. Pengendalian sumber bahaya dan risiko
(PENGENDALIAN)
 Obyek-Obyek Yang Dipelajari

Sifat-sifat (karakter) Cara penyebaran ke Dampak risiko pada

dari sumber bahaya: lingkungan: manusia:
• Sumber; • Dispersi; • Jenis gangguan;
• Jenis; • Dissipation; • Respon kerusakan;
• Faktor magnitude; • Port’ d entre; • Pencegahan;
• Faktor magnitude; • Faktor magnitude;
Upaya-Upaya Pengendalian
Upaya Pengendalian
Tahapan Program Pengelolaan Faktor Faktor HI

A. STEP 1: Review injury history  Hasil pemeriksaan

kesehatan

B. STEP 2: Evaluate workplace  Pengujian intensity

pemaparan & dampak kesehatan

C. STEP 3: Implement improvements

D. STEP 4: Engage employees

E. STEP 5: Re-evaluate and measure improvements

 Industrial Hygiene Risk
Management Process

Identify Sources

Assess Exposure
Monitor & Evaluate

Implement
Controls
 Arah Rekomendasi

1. Upaya meminimalkan timbulnya risiko kecelakaan kerja

dan gangguan kesehatan
2. Perbaikan pada hal-hal sebagai berikut:
a) cara/metode kerja
b) alur kerja
c) alat dan sarana kerja
d) lingkungan kerja
e) pola hidup tenaga kerja
 Jenis-Jenis Faktor Bahaya
• Faktor Fisika
– Bising, Getaran, Tekanan panas, Radiasi, Penerangan
• Faktor Kimia
– Debu, uap, gas, fume, mist
• Faktor Biologi
– Parasit, bakteri, protosoa, virus, Insects, molds, yeasts, fungi,
bacteria, viruses
• Faktor Fisiologi (ergonomi)
– Rancangan alat kerja/mesin, cara kerja, lingkungan kerja,
Monotony, fatigue, repetitive motion
• Faktor Psikologi
– Hubungan interpersonal, stress, konflik, motivasi, dll
Keseimbangan Konsep Kesehatan Kerja

• Work Health
(occupational disease/work related ill
health)
• Health Work
(medical fitness for work)
WORK HEALTH
WORK HEALTH
• Pekerja yang tidak sehat lebih rentan
terhadap kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja
• Pekerja yang tidak sehat dapat memiliki
risiko yang lebih tinggi komplikasi akibat
paparan kerja
• Pekerja yang tidak sehat menyebabkan
kehilangan produktivitas yang signifikan
Variabel Kesehatan Kerja & ProduktivitasTenaga Kerja

Beban Lingkungan
Kerja Kerja
- Fisik - Fisik
- Mental - Kimia
- Biologi
- Fisiologi
- Psikologi

Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani &
rohani
- Status kesehatan/gizi
- usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh
 Genetic Multiplicity of
factors exposure
Lifestyle
Duration of
Age exposure

WORK- Workplace
Workers’
Factors Physical
Susceptibility RELATED properties
Race DISEASE
Magnitude of
Gender exposure
Medical Timing of
history exposure
What is Occupational Health…..

DEFINITION:
Occupational Health is the promotion and
maintenance of the highest degree of physical, mental
and social well-being of workers in all occupations by
preventing departures from health, controlling risks
and the adaptation of work to people, and people to
their jobs.
(ILO/WHO 1950)
Komponen Kesehatan Kerja

Work Activity

Occupational
Exposure
Hygiene
Occupational
Health
Occupational
Disease
Medicine
FAKTOR BAHAYA FISIKA
I. FAKTOR FISIKA
1. IKLIM KERJA
2. KEBISINGAN UMUM
3. KEBISINGAN PERSONAL
4. PENERANGAN UMUM
5. PENERANGAN LOKAL
6. GETARAN SELURUH TUBUH
7. GETARAN LENGAN TANGAN
8. RADIASI ULTRAVIOLET B (UV-B)
IKLIM KERJA
 Measuring temperature

• WBGT (Wet Bulb Globe Temperature) metode

yang diterima untuk menentukan suhu yang
tepat dan akurat
• Suhu lingkungan yang nanti diinterpretasi
dengan beban kerja
WBGT – Heat Stress Monitor

Heat Stress Monitor takes readings from,

and calculates WGBT by:
-Dry Bulb Thermometer
-Wet Bulb Thermometer
-Globe Temperature
Menghitung WBGT rata-rata tertimbang
waktu
PENILAIAN
KEBISINGAN
Anatomi telinga

Hansen – managing safely

Operation of the Cochlea
Healthy Cochlea

The cilia ( sensory hairs)

appear normal
Damaged Cochlea

Loss of cilia as a
result of Noise
PENERANGAN
Alat ukur intensitas cahaya
GETARAN KERJA
 Pemaparan Vibrasi akibat kerja
1. Segmental Vibration
‘Segment of body’ such as hand-transmitted vibration (known as hand-
arm vibration or HAV)

2. Whole Body Vibration

Vibration transmitted through the seat or feet (known as whole-body
vibration or WBV).

Pusat K3©
Segmental Vibration:

• Health Effects:
—Hand Arm Vibration Syndrome (HAVS)
—tingling, numbness, blanching of fingers
—pain

BOSH Training 2009

OSHC
Hand Arm Vibration
High vibration

Moderate vibration
 impact wrenches
 carpet strippers
 chain saws
 percussive tools
• jack hammers
• scalers
• riveting or chipping hammers

 grinders
 sanders
 jig saws

Pusat K3 ©
VIBRATION METER
RADIASI
FAKTOR KIMIA
 Chemical Hazards

Routes of excretion

Gastro-intestinal Renal (urine) Respiratory Skin (sweat, hair, nails)

(feces) (exhalation)
 Klasifikasi Faktor Kimia
Berdasarkan Bentuknya
1. Partikulat
2. Non partikulat

Catatan
- Partikulat :
Titik cairan atau debu yang berukuran halus, diameter 0,02 – 500 mikron,
mempunyai kecepatan jatuh rendah, berpotensi berada cukup lama di udara.

- Non partikulat :
- Gas : zat yg tidak mempunyai bangun sendiri, dapat berdifusi
mengisi seluruh ruangan, wujud dapat di rubah dengan merubah
suhu dan tekanan.
- Uap : bentuk gas dari zat yg dalam keadaan normal berbentuk
cair, tidak kelihatan dan berdifusi mengisi seluruh ruangan.
 Yang tergolong partikulat :
 Debu (partikel padat yang terjadi karena kekuatan mekanis atau
alami).

 Kabut
/ mist (butiran halus yang terbentuk pada proses
penyemprotan cairan).

 Fume (terjadi pada proses peleburan logam).

 Asap(partikel karbon < 0,5 µm bercampur dengan senyawa

Hidrokarbon, pada proses pembakaran yg tidak sempurna).
 Klasifikasi Ukuran Partikel

1. Debu Respirabel (0,5 – 4 µm)

2. Debu Thoracic (5 – 10 µm)
3. Debu Inhalabel (> 10µm – 100µm).
4. Serat (bentuk karakteristik, rasio panjang :
lebar adalah 3 : 1, panjang min. 5 µm dan max.
100 µm)
Inhalable-100μ

Thoracic - 10μ

Respirable - 4μ
LD 50 - Dose lethal to 50% of test animals
BOSH Training 2009
OSHC
Threshold:
titik di mana toksisitas pertama akan berawal muncul
titik di mana kemampuan tubuh untuk detoksifikasi
atau memperbaiki cedera beracun telah terlampaui. 
BOSH Training 2009
OSHC
 Chemical Hazards
Effects Chemical Agent Industry/Process

Renal Diseases: Battery, chemical

acute/chronic renal Mercury, industries,
failure cadmium, pesticide
chloroform
Respiratory Diseases:
Irritation, Solvents, Chemical industries
inflammation ammonia
Pneumoconiosis Inorganic dust Mining,
construction,
sandblasting, coal
Cancer Chromium Plating, metal
refining
 Chemical Hazards
Blood Diseases:
Anemia Lead Battery mfg., lead
smelting

Aplastic anemia Benzene Solvent & soap mfg.

Skin Diseases:
Allergic/contact Plastic epoxides Plastic, varnish
dermatitis

Acne Cutting oils, grease Machine-tool

operators
Skin Cancer Arsenic, tar Petroleum refinery
 Chemical Hazards
Liver Disease:
Acute liver toxicity Carbon Cleaning fluids, dry
tetrachloride cleaners
Liver cancer Vinyl chloride Plastics & vinyl
chloride mfg.

Cardiovascular Disease:
Hypertension Lead, Cadmium Battery mfg. &
recycling
Atherosclerosis Carbon disulfide Degreasing, dry
cleaning
Arrythmias Fluorocarbon, Refrigeration, solvent
trichloroethylene workers
Nilai Ambang Batas
(Permenaker No.5 Tahun 2018)
• Nilai Ambang Batas yang disingkat NAB adalah faktor
bahaya di tempat kerja sebagai kadar/intensitas rata-rata
tertimbang waktu (time weighted average) yang dapat
diterima tenaga tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu.
 Occupational Exposure Limits

ACGIH: American Conference of Governmental Industr

ial Hygienists

NIOSH: National Institute of Occupational Safety an

d Health

OSHA: Occupational Safety and Health Administration

Sampel gambaran silicosis
 Gases Classification
According to
Biological Effects

Irritant gases Systematic gases Narcotic gases

Asphyxiant gases Chlorine, phosgene, alcohols and Toluene,
nitrogen compounds carbon tetrachloride benzene

Simple asphyxiants Chemical asphyxiants

(CO2,methane,ethane, (CO,
buthane,nitrogen gases) hydrogen sulphide )
Alat Sampling Udara
Pengukuran Gas-Gas

• Alat Multi Gas Analyser dan Impiger set

• CO2 meter dan O2 meter
• Direct reading – Grab sampling
• Metode analis – specktrofotometri
FAKTOR BIOLOGI
Jalur Pemajanan

• Ingesty (makanan dan

minuman)
• Darah dan cairan tubuh lain
(misalnya air liur) dan
sumber darah / cairan tubuh
seperti tubuh manusia,
bangkai hewan dan daging
mentah, produk limbah
manusia atau hewan seperti
kotoran, urin dan muntah;
• pembuangan pernapasan
seperti batuk dan bersin, dan
kulit - kontak langsung.
SUMBER UTAMA MIKROBA
1. Timbul dari dekomposisi mikroba berbagai
substrat yang terkait dengan pekerjaan tertentu
(misalnya, jerami berjamur menyebabkan
pneumonitis hipersensitivitas)
2. Berkaitan dengan jenis lingkungan tertentu
(misalnya, bakteri di persediaan air)
3. Berasal dari individu yang terkena infeksi
bakteri patogen tertentu (misalnya, TBC).
Pajanan Faktor Biologi
Sectors Example
Agriculture Cultivating and harvesting
Breeding and tending animals
Forestry
Fishing

Agricultural products Abattoirs, food packaging plants

Storage facilities: grain silos, tobacco and
other processing
Processing animal hair and leather
Textile plants
Wood processing: sawmills, papermills,
cork factories

Health care; Pharmaceutical and herbal

products ; Personal care ; Clinical and
research laboratories ; Building
maintenance ; Industrial waste disposal
systems
FAKTOR FISIOLOGI
(ERGONOMI)
 KONSEP KESEIMBANGAN
ERGONOMI

MATERIAL TASK PERSONAL PHYSIOLOGICAL

CHARACTERISTICS CHARACTERISTICS CAPACITY CAPACITY

TASK WORK
DEMANDS CAPACITY
ORGANIZATIONAL PSYCHOLOGICAL BIOMECHANICAL
ENVIRONMENTAL
CHARACTERISTICS CAPACITY CAPACITY
CHARACTERISTICS

QUALITY STRESS
FATIQUE ACCIDENT
PERFOR
MANCE
DISCOMPORT DISEASES
INJURY PRODUCTIVITY
ERGONOMICS
the task
(job content &
context)

the the
organization tool

the the
environment workstation
ERGONOMICS

Common Symptoms of MSDs

• Painful joints
• Pain, tingling, numbness in hands,
wrists, forearms, shoulders, knees
and feet
• Shooting or stubbing pains
• Swelling or inflammation

BOSH Training 2009

OSHC
Risk Factor: ERGONOMICS

Repetitive movement
Risk Factor: ERGONOMICS

Extreme range of motion

Anatomi Struktur Tulang Belakang
(BIFMA, 2006)
FAKTOR PSiKOLOGI
 Stress Kerja
Stres kerja yang terkait adalah respon tubuh terhadap
tuntutan yang melebihi kemampuan pekerja dan / atau
sumber daya (waktu, dukungan atau bantuan) untuk
melakukan pekerjaan itu bekerja.
Efek jangka pendek termasuk sakit kepala, pelupa,
lekas marah, dan kinerja berkurang.
Efek jangka panjang mungkin termasuk gangguan
psikologis, dan penyakit kardiovaskular.
Occupational Stress Model
 STRESS

Manifestations of Stress
PSYCHOLOGICAL PHYSIOLOGICAL BEHAVIORAL
 Fatigue  Heart rate  Drug use
 Anxiety  Blood pressure  Alcohol intake
 Tension Heavy smoking
 Indigestion 
 Irritability  Impulsive emotional
 Depression
 Boredom behavior
 Inability to
concentrate
 Low esteem
 Poor work & family
relationship
 Social isolation
 Family abandonment
 Sleep problems
Sumber Stres Dalam Pelaksanaan
Kerja
Pekerja merasa stress ditempat
kerja karena:
Kurang partisipasi dalam proses
pengambilan keputusan
Ketidakpuasan kerja (Job
dissatisfaction)
Mempengaruhi motivasi
Work environment
Masalah peran (Role problems)
Role overload
Role insufficiency
Role ambiguity
Role conflict
MONITORING

• Upaya pengukuran yang dilakukan secara

systematic, continuous, terhadap aspek
lingkungan dan kesehatan yg terkait guna
melakukan tindakan perbaikkan

• Jenis monitoring
1. Udara Ambient / Environmental
2. Monitoring Biologi
3. Medical Surveillance
Biological Monitoring

• Penilaian bahan kimia dan perubahannya dalam

bahan metabolit dalam tubuh manusia: urine,
darah, jaringan, dll

• Nilai/takar tingkat keterpaparan dan risiko

pekerja dari bahan-bahan kimia tertentu

• Melengkapi penilaian keterpaparan dengan

pengukuran lingkungan kerja (sampling udara,
dll)
Biological Monitoring

Chemical / Sampling Time BEI

Determinant
LEAD
Lead in Blood Not critical 30ug/100ml
MERCURY
Total inorganic in urine Prior to shift 35ug/g
Total inorganic in blood End of shift at end of 15ug/L
workweek
CARBON MONOXIDE
Carboxyhemoglobin in End of shift 3.5% of Hgb
blood
Biological Monitoring

Chemical / Sampling Time BEI

Determinant
An-Organik – Benzene
Penyl Mercapturic Acid End of Shift 25ug/g
t.t. Muconic Acid di Urin 500ug/g
Toluene
Hipuric Acid dalam urine End of shift 0.03ug/L

Xylenes
Methylhipuric acids End of shift 1.5g/g
creatinine
Medical Surveillance

• Identifikasi kasus-kasus (gangguan kesehatan;

PAK)

• Analisis Trends dan pola yang terjadi di tempat

kerja

• Memastikan memenuhi peraturan yang

ditetapkan
 Medical Surveillance

• Know the hazard - How worker is exposed

- How worker is affected

• Characterize the hazard - Exposure levels

- Exposure duration

• Know the worker - Susceptibilities

• Obtain information on - Directed towards specific

medical examinations organ system

• Analyze Medical Data - Disease, recovery, rehab

- Effectiveness or failure of
control measures
 Pencegahan dan Pengendalian
Monitoring Activity Workplace-Related Events Health Effects

Exposure at the workplace

Environmental monitoring - Chemicals Tidak ada
- Physical agents

Biologically significant exposure

Biological monitoring and - Chemicals absorbed awal
surveillance
- Early (reversible) changes

Treatment and surveillance Clinical diagnosis

- Morbidity akhir
- measurable health effects
- Mortality

End effects
- diseases
- unfavorable events (spontaneous
abortion)
Peraturan/Standar Terkait Penerapan HI di
Tempat Kerja
1. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) tentang Higiene
Dalam Perniagaan Dan Kantor-kantor.
2. UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
4. UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
5. PP No. No. 7 tahun 1973 tentang Pengawasan Atas Peredaran,
Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.
6. Perpres No. No. 7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja
7. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1976 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan
8. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1979 tentang Kewajiban Latihan
Hiperkes Bagi Paramedis Perusahaan
lanjutan
9. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
10. Permenakertrans No. Per. 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan
Kerja
11. Permenakertrans No. Per. 01/Men/1981 tentang Kewajiban
Melapor Penyakit Akibat Kerja
12. Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja.
13. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida
lanjutan
21. Kepmenakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja.
22. SE. Menakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
23. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja
References

• Nims DK. Basics of Industrial Hygiene.

John Wiley & Sons, Inc., 1999. ISBN:
0471-29983-9
“ANAK ISTRI DAN KELUARGA TERSAYANG MENUNGGU DIRUMAH
KEMBALILAH DALAM KEADAAN SELAMAT DAN SEHAT”