Anda di halaman 1dari 16

Teknologi Pengolahan Produk UMKM

Berbasis Gula Kelapa Kristal Sebagai


Prioritas Pengembangan di Kabupaten
Banyumas
Sistem Penunjang Keputusan

Kelompok 2
Pelita Ningrum 2124051001
Silaturahmi Widaputri 2124051011
Pendahuluan
Kelapa merupakan salah satu komoditas pertanian cukup besar di Indonesia. Berdasarkan
data Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2017, Jawa Tengah menempati posisi kedua di
Pulau Jawa dengan jumlah perkebunan kelapa mencapai 225 ribu hektar dengan produksi
kelapa sebesar 158 ribu ton

Produk kelapa yang banyak diupayakan pada skala UMKM adalah gula kelapa. Kabupaten
Banyumas merupakan salah satu penghasil gula kelapa di Indonesia, tetapi masih terbatas pada gula
kelapa cetak dan gula kelapa kristal, padahal gula kelapa kristal berpotensi untuk dilakukan
diversifikasi yang memiliki nilai jual lebih tinggi.

Diversifikasi memerlukan pemilihan produk dengan proses produksi sederhana, tidak


memerlukan teknologi tinggi dan modal yang kecil, sehingga perlu ditentukan hal yang menjadi
prioritas oleh pelaku UMKM gula kelapa kristal. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menentukan prioritas produk yang dapat dikembangkan dari gula kelapa
kristal untuk pengembangan skala UMKM di Kabupaten Banyumas dengan menggunakan
metode Bayes
Metode Penelitian

Identifikasi Produk Berbasis Gula


Kelapa Kristal

Penentuan Prioritas Produk


Potensial Gula Kelapa Kristal
Metode Penelitian
1 2
Identifikasi Produk Berbasis Gula Kelapa Kristal Penentuan Prioritas Produk Potensial Gula Kelapa Kristal

1. Perhitungan Nilai Normalisasi


Identifikasi dilakukan dengan metode 2. Penilaian Kualifikasi oleh Pakar
studi pustaka terhadap jurnal, buku, - Tabel 1 Kualifikasi Pakar
dokumen instansi, paten, dan laporan - Tabel 2 Skala Penilaian Potensi Pasar Berdasarkan
ilmiah. Studi pustaka dilakukan sebagai Banyaknya Kompetitor
- Tabel 3 Skala Penilaian Potensi Pasar Berdasarkan
studi pendahuluan untuk memahami
Permintaan Pasar
lebih dalam produk gula kelapa kristal - Tabel 4 Skala Penilaian Sumber Daya Manusia
yang dapat dikembangkan pada skala - Tabel 5 Skala Penilaian Ketersediaan Bahan Baku
UMKM. - Tabel 6 Skala Penilaian Modal Usaha
- Tabel 7 Skala Penilaian Teknologi Berdasarkan
Dibutuhkannya Pelatihan Penerapan Teknologi
- Tabel 8 Skala Penilaian Teknologi Berdasarkan
Dibutuhkannya Alat Canggih
3. Menentukan Nilai Alternatif Produk (Metode Bayes)
Perhitungan Nilai Normalisasi
Data penilaian pakar berupa skor (1-5), kemudian dinormalisasikan menjadi angka 0-100 untuk memudahkan
pengolahan data selanjutnya (Kantardzic, 2011). Nilai normalisasi dihitung berdasarkan rumus berikut:

′ ( 1− 1 ) 𝑥 (100 −0)
𝑆𝑘𝑜𝑟 1=𝑣 ( 1 )= + 0=0
( 𝑣 (𝑖 ) − min [ 𝑣 ( 𝑖 ) ] ) 𝑥(100 − 0) (5 − 1)

𝑣 ( 𝑖) = +0
(max [ 𝑣 ( 𝑖 ) ] − min [ 𝑣 ( 𝑖 ) ] ) ′ ( 2 −1 ) 𝑥(100 − 0)
𝑆𝑘𝑜𝑟 2= 𝑣 ( 2 )= +0=25
(5 −1)

( 3 −1 ) 𝑥(100 − 0)

𝑆𝑘𝑜𝑟 3=𝑣 ( 3 )= +0=50
(5− 1)
Keterangan:
v’(i) = nilai normalisasi v (i) = skor pada i ′( 4 − 1 ) 𝑥 (100 −0)
𝑆𝑘𝑜𝑟 4= 𝑣 ( 4 ) = + 0= 75
min[v(i)] = nilai skor minimum (5 − 1)
max [v(i)] = nilai skor maksimum (5 − 1 ) 𝑥 (100 −0)

𝑆𝑘𝑜𝑟 5= 𝑣 ( 5 ) = + 0=100
(5 −1)
TABEL I KUALIFIKASI PAKAR YANG DILIBATKAN
Penilaian Kualifikasi Pakar
PADA PENELITIAN TABEL II SKALA PENILAIAN POTENSI PASAR
BERDASARKAN BANYAKNYA KOMPETITOR

Pakar Kualifikasi
Nilai
Skala Tingkat
Ketersediaan bahan 1 orang akademisi Pendidikan S3 (selama 15 tahun Normalisasi
baku berkonsentrasi riset di bidang
pengolahan gula kelapa) Sangat banyak kompetitor (jumlah
1 perusahaan sejenis di Kabupaten
Potensi pasar 1 orang praktisi Pendidikan S1 (selama 20 tahun 0
memiliki usaha di bidang ekspor Banyumas lebih dari 20)
gula kelapa dan produk turunan gula
kelapa) Banyak kompetitor (jumlah perusahaan
2 sejenis di Kabupaten Banyumas 11 25
Sumber daya manusia 1 orang pejabat dinas Pendidikan S2 dan bertanggung
tenaga kerja, jawab pada pembinaan UKM dan
sampai 20)
koperasi dan koperasi di Kabupaten Banyumas.
UMKM Cukup banyak kompetitor (jumlah
3 perusahaan sejenis di Kabupaten 50
Modal usaha 1 orang akademisi Pendidikan S3 (selama 10 tahun
Banyumas 6 sampai 10)
menjadi ketua inkubator bisnis di
perguruan tinggi dan berpengalaman Sedikit kompetitor (jumlah perusahaan
membina pelaku usaha) 4 sejenis di Kabupaten Banyumas 3 75
sampai 5)
Teknologi 1 orang akademisi Pendidikan S3 (selama 6 tahun Sangat sedikit kompetitor (jumlah
berkonsentrasi riset di bidang
pengolahan pangan produk turunan 5 perusahaan sejenis di Kabupaten 100
gula kelapa) Banyumas 1 sampai 2)
TABEL III SKALA PENILAIAN POTENSI PASAR
Penilaian Kualifikasi Pakar
BERDASARKAN PERMINTAAN PASAR TABEL IV SKALA PENILAIAN SUMBER DAYA
MANUSIA

Skala Tingkat Nilai Normalisasi Nilai


Skala Tingkat
Normalisasi
Permintaan pasar sangat rendah (trend
Sangat dibutuhkan keahlian khusus dalam penerapan
permintaan produk dalam 3 tahun   proses produksi (diperlukan sumber daya di bidang
1 terakhir menurun lebih dari 50% 1 produksi yang berpengalaman lebih dari 3 tahun) 0
0

Dibutuhkan keahlian khusus dalam penerapan proses


Permintaan pasar rendah (trend
  produksi (diperlukan sumber daya di bidang produksi
2 permintaan produk dalam 3 tahun 2 yang berpengalaman lebih dari 1 sampai 3 tahun) 25
terakhir menurun 10 sampai 50%) 25

Permintaan pasar cukup (trend Cukup dibutuhkan keahlian khusus dalam penerapan
permintaan produk dalam 3 tahun   proses produksi (diperlukan sumber daya di bidang
3 3 50
terakhir relatif stabil) 50 produksi yang berpengalaman lebih dari 6 bulan
sampai 1 tahun)
Permintaan pasar tinggi (trend Sedikit dibutuhkan keahlian khusus dalam penerapan
permintaan produk dalam 3 tahun  
4 proses produksi (diperlukan sumber daya di bidang
terakhir meningkat 10 sampai 50%) 75 4 produksi yang berpengalaman 3 sampai 6 bulan) 75

Permintaan pasar sangat tinggi (trend


permintaan produk dalam 3 tahun Tidak dibutuhkan keahlian khusus dalam penerapan
  proses produksi (tidak diperlukan sumber daya di
5 terakhir meningkat lebih dari 50%) 100 5 bidang produksi yang berpengalaman) 100
TABEL V SKALA PENILAIAN KETERSEDIAAN
Penilaian Kualifikasi Pakar
BAHAN BAKU
TABEL VI SKALA PENILAIAN MODAL USAHA

Nilai Nilai
Skala Tingkat Skala Tingkat
Normalisasi Normalisasi
  Sangat sulit didapat (bahan baku   Sangat sulit didapat (bahan baku utama
1 utama hanya dapat diperoleh dari luar 1 hanya dapat diperoleh dari luar negeri)
0 0
negeri)
  Sulit didapat (bahan baku utama   Sulit didapat (bahan baku utama hanya
2 hanya dapat diperoleh dari luar 25 2 dapat diperoleh dari luar Banyumas)
25
Banyumas)
  Ada namun terbatas/musiman (bahan   Ada namun terbatas/musiman (bahan
3 baku utama dapat diperoleh dari 50 3 baku utama dapat diperoleh dari
Banyumas namun musiman) 50
Banyumas namun musiman)
  Melimpah setiap saat (bahan baku   Melimpah setiap saat (bahan baku utama
4 utama dapat diperoleh dari Banyumas 75 4 dapat diperoleh dari Banyumas sepanjang
sepanjang tahun) 75
tahun)
  Sangat melimpah setiap saat (bahan   Sangat melimpah setiap saat (bahan
5 baku utama dapat diperoleh dari mana 100 5 baku utama dapat diperoleh dari mana
saja sepanjang tahun) 100
saja sepanjang tahun)
TABEL VII SKALA PENILAIAN TEKNOLOGI
Penilaian Kualifikasi Pakar
BERDASARKAN DIBUTUHKANNYA PELATIHAN TABEL VIII SKALA PENILAIAN TEKNOLOGI
PENERAPAN TEKNOLOGI BERDASARKAN DIPERLUKANNYA ALAT CANGGIH
Nilai
Skala Tingkat
Normalisasi Skala Tingkat Nilai Normalisasi
Sangat dibutuhkan pelatihan dalam
penerapan teknologi (perlu pelatihan dan Sangat diperlukan alat canggih (harga
1 pendampingan oleh tenaga ahli dari luar 0 1 lebih dari 100 juta) 0
negeri)
Dibutuhkan pelatihan dalam penerapan Diperlukan alat canggih (harga lebih
teknologi (perlu pelatihan dan dari 75 sampai 100 juta)
2 pendampingan oleh tenaga ahli dari luar 25 2 25
provinsi Jawa Tengah)
Cukup dibutuhkan pelatihan dalam Cukup diperlukan alat canggih (harga
penerapan teknologi (perlu pelatihan dan 3 lebih dari 50 sampai 75 juta) 50
3 pendampingan oleh tenaga ahli dari 50
Banyumas)
Tidak diperlukan alat canggih (harga
Tidak dibutuhkan pelatihan dalam lebih dari 25 sampai 50 juta)
penerapan teknologi (tidak perlu pelatihan, 4 75
4 namun tetap perlu pendampingan dari 75
tenaga ahli dari Banyumas) Sangat tidak diperlukan alat canggih
Sangat tidak dibutuhkan pelatihan dalam 5 (harga di bawah 25 juta) 100
5 penerapan teknologi (tidak perlu pelatihan 100
dan pendampingan)
Nilai Alternatif Produk

Bobot pada masing-masing kriteria untuk menghitung nilai alternatif produk pada penelitian ini
dimodifikasi dari penelitian (Ahsan dan Mela, 2020).

Adapun persamaan untuk menentukan nilai alternatif produk sebagai berikut

Nilai produk alternatif: (0,220 KP + 0,220 PS)+ 0,230 SDM + 0,173 BB + 0,108 MU + (0,028 PL + 0,028 AC)

Keterangan:
• KP : potensi pasar berdasarkan kompetitor
• PS : potensi pasar berdasarkan permintaan pasar
• SDM : sumber daya manusia
• BB : ketersediaan bahan baku
• MU : modal usaha
• PL : teknologi berdasarkan perlunya alat pelatihan
• AC : teknologi berdasarkan perlunya alat canggih
Identifikasi Produk Berbasis
Gula Kelapa Kristal

Sirup Asam Jawa Jahe Merah Instan Temulawak Instan Abon Ikan
Referensi:
Referensi: Referensi: Referensi:
(Daulay, 2018)
(Ayudiarti et al., 2007) (Pronika, 2006) (Lubis, 2010)
(Adventia, 2017)
(Dirhamsyah dan (Pudjihastuti et al.) (Ismail dan Putra, 2017)
(Kumalaningsih dan
Nurhaida, 2018) Beni, 2005) (M. J. (Darwin, 2013)
Purnomo dan Setiaji, (Ningrum, 2010)
2013)
Identifikasi Produk Berbasis
Gula Kelapa Kristal

Bumbu Gado-Gado Enting-Enting Kacang Cincau Hijau Instan Wajik

Referensi: Referensi:
Referensi: Referensi:
(Agustina dan Yuwono, (Yulianto et al.)
(Ismayasari, 2014) (Darojah, 2017)
2014) (Hanifah et al., 2017)
(Putri, 2017)
(Cahyono dan Yuwono,
2014)
Penilaian Produk Berdasarkan Kriteria dan Urutan
Prioritasnya (Metode Bayes)
Kriteria
PP Teknologi
SDM BB MU Total Nilai
Alternatif KP PS PL AC Ranking
Alternatif
0,220 0,220 0,223 0,173 0,108 0,028 0,028

Sirup Asam
75 75 50 50 75 0 75 63 1
Jawa
Abon Ikan 100 25 50 75 75 25 75 62,53 2
Jahe Merah
75 50 50 75 75 0 75 61,83 3
Instan
Temulawak
75 50 50 75 75 0 75 61,83 4
Instan
Cincau Hijau
50 75 50 50 100 50 75 61,60 5
Instan
Bumbu Gado-
50 50 50 75 75 50 75 57,73 6
Gado
Enting-Enting
50 50 50 75 75 25 75 57,03 7
Kacang
Wajik 50 50 25 75 100 25 75 54,15 8
Kesimpulan

Produk berbasis gula kelapa kristal meliputi sirup asam jawa, abon
ikan, jahe merah instan, temulawak instan, cincau hijau instan,
bumbu gado-gado, dan enting-enting kacang. Sirup asam jawa
sebagai produk yang menempati ranking pertama yang dapat
dikembangkan oleh UMKM di Kabupaten Banyumas berdasarkan
kriteria potensi pasar, sumber daya manusia, teknologi, dan modal
usaha.
Referensi

Mela, E., Wijonarko, G., Maksum, A., dan Fadhilah, N. 2020. Teknologi Pengolahan Produk
UMKM Berbasis Gula Kelapa Kristal sebagai Prioritas Pengembangan di Kabupaten Banyumas.
Jurnal Sosioteknologi. 19 (3): 412-425.
TerimaKasih
Ada Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai