Anda di halaman 1dari 26

Astronomi dan Astrofisika

FARIZ ALAMSYAH
200801117
S1 FISIKA
ABSTRAK
Alam semesta memiliki dimensi yang sangat luas. Sebagai tolok ukur batas
kemampuan akal dan teknologi, alam semesta menjadi cerminan kehidupan
manusia sejak dulu, kini, dan masa mendatang.
Kehidupan sosial manusia tercermin melalui pergerakan benda-benda langit,
seperti adanya kecenderungan berkelompok, berpasangan, termasuk kelahiran
dan kematian.
Pemahaman tentang alam semesta sudah masuk ke dalam kehidupan budaya
manusia sejak zaman dulu. Benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan
bintang, selalu dijadikan simbol-simbol kepercayaan mereka.
Dari fenomena bintang, manusia dapat mengukur massa, suhu, dan susunan
kimianya. Keberadaan bintang pun dapat diketahui umurnya, apakah baru
lahir, masih muda, sudah tua, atau sudah mati. Pengamatan pada bermacam-
macam bintang memungkinkan astronom memperoleh gambaran yang utuh
tentang evolusi bintang

Kata Kunci : Alam Semesta, Fenomena, Dimensi , Evolusi


Daftar Isi
Judul (Cover) ........................................................................................................................................................ 1
Abstrak ………………………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi …………………………………………………………………………….......................................... 3
BAB I : Pendahuluan ………………………………………………………………………………………..… 4
Latar Belakang ……………………………………………………………...............................…... 4
Permasalahan ………………………………………………………………………………..……. 5
Batasan Masalah …………………………………………………………………………..……… 6
Ruang Lingkup Masalah …………………………………………………………………….…… 7
Penyelesaian Masalah ………………………………………………………….………………… 8
Tujuan dan Manfaat ………………………………………………………………….…………... 9
BAB II : Dasar Teori ....…………………………………………………………………………………….… 10
Sejarah ……………………………………………………………………………………………10 - 14
BAB III : Pembahasan ……………………………………………………………………………………….. 15
Teori Dasar ………………………………………………………………………………………. 15-16
Question & Answer ………………………………………………………………………………. 17-19
BAB IV : Penutup …………………………………………………………………………………………… 20
Kesimpulan ……………………………………………………………………………………….. 20-22
Saran ………………………………………………………………………………………………. 23
Video Pembelajaran ……………………………………………………………………………… 24
Referensi …………………………………………………………………………………………. 25
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Dalam skala besar jagad raya, mulai dari jarak 107 parsec, seluruh materi dapat dianggap
sebagai fluida kontinu, homogen dan isotrop. Pernyataan ini membawa kepada kesimpulan
bahwa tidak ada pemandang galaksi yang dipandang istimewa di jagad raya ini.
 Dengan kata lain, seluruh pengamat bergerak bersama galaksi dan melihat proses skala
besar yang sama dalam evolusi jagad raya. Inilah yang dinamakan asas kosmologi
(cosmological principle). Sedangkan teori keadaan tetap (steady state theory) didasarkan
pada asas kosmologi sempurna (perfect cosmological principle) yang menyatakan bahwa
seluruh pengamat galaksi melihat seluruh struktur skala besar jagad raya yang sama untuk
seluruh waktu. Berdasarkan fakta-fakta, ditemui bahwa lebih tepat adalah asas pertama,
bukan asas kedua.
 Meskipun para pendukung paham steady state yang umumnya kaum sekuler tidak dapat
mengelakkan lagi fakta bahwa alam semesta mengembang, sebagian dari mereka
kemudian menyempurnakan teorinya dengan mengatakan ada suatu mekanisme yang
menciptakan materi-materi baru untuk mengisi ruang kosong yang ditinggalkan sehingga
rapat massa, suhu dan keadaan lain di alam semesta ini akan terus konstan.
 Namun demikan mereka sendiri tidak dapat menjelaskan tentang mekanisme yang dapat
menciptakan materi-materi baru ini, dan juga bertentangan dengan paham materialis.
Meskipun teori Big Bang yang lebih banyak pendukungnya, tidak berarti teori Big Bang
telah mampu menjelaskan mekanisme mengapa sampai ledakan besar itu terjadi.
Permasalahan
1. Bagaimana Asal-Usul Terjadinya Alam
Semesta?
2. Apa saja yang terdapat di Tata Surya?
Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam
pembahasan ini ialah bagaimana alam
semesta dapat tercipta dan apa saja yang
terdapat pada Tata Surya
Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup pembahasan masalah ini
adalah :
1. Proses dan Objek-objek pembentuk
Alam Semesta
2. Kejadian dan Objek-objek pada Tata
Surya
Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah pada pembahasan ini
adalah dengan cara mengkaji bagaimana
proses Alam Semesta beserta objek-objek
yang terdapat di dalam nya serta di Tata
Surya
Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dari
pembahasan ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses terbentuknya
Alam Semesta beserta Objek-objeknya
2. Untuk Mengetahui apa saja yang terdapat
pada Tata Surya
BAB II : Dasar Teori
 Alam semesta terbentuk sekitar 13,77 miliar tahun yang
lalu.
 Menurut model Dentuman Besar yang didasarkan pada
pengamatan radiasi latar belakang gelombang mikro
kosmis, Struktur skala besar, dan pergeseran merah
supernova jauh, dengan terbentuknya partikel, atom
gravitasi, bintang, galaksi, ruang, waktu, materi
dan energi. 
 Dengan dipercepat yang mewakili sebagian kecil energi
yang bahkan lebih besar daripada materi gravitasi
 Secara bertahap, alam semesta dimulai dengan Dentuman Besar pada era
primordial sekitar 106 tahun, Era stelliferous 10 14 tahun, era degenerasi
1045 tahun, era lubang hitam 10 100 tahun, hingga era kegelapan 10100 tahun
seterusnya. Setelah era kegelapan, kehidupan sepertinya menjadi mustahil.
1. Era primordial
Dentuman Besar dimulai sekitar 13,8 miliar tahun yang lalu yang diawali
dengan alam semesta yang seukuran titik padat, di mana energi yang
menyusun seluruh kosmos terkumpul di dalam titik yang sangat
padat, yang dikenal sebagai "singularitas awal". Era Planck adalah masa
alam semesta setelah Dentuman Besar dan periode waktu paling awal dari
sejarah alam semesta dari nol hingga 10 -43 detik.
Setelah masa ini, alam semesta kemudian dengan cepat mengarah ke era 
inflasi kosmik, di mana alam semesta berkembang pesat. [10] Alam semesta
mulai menggelembung dengan cepat, yang pertama terbentuk adalah
partikel sub atom seperti kuark. Kemudian partikel yang lebih besar
seperti proton dan neutron. Sekitar tiga menit kemudian, alam semesta
mendingin hingga 1 miliar °C. Hal ini memungkinkan proton dan neutron
untuk bersatu melalui fusi dan membentuk inti atom, inti atom yang
bermuatan.
2. Era Stelliferous
 Bintang-bintang mulai bermunculan dan dikenal sebagai populasi III, dan
merupakan bintang hiper raksasa yang diyakini umum,[15] Bintang-bintang ini
menyebarkan elemen berat pertama, membuka jalan bagi pembentukan tata
surya. Dan runtuhmya beberapa bintang pertama mungkin telah menumbuhkan 
lubang hitam supermasif yang terletak di jantung galaksi dan menjadi kekuatan
yang spektakuler dari kuasar. Setelah satu miliar tahun, beberapa galaksi terang
dan kuasar sudah muncul,[16] yang menghasilkan cahaya intens.
 Alam semesta terus berkembang selama beberapa miliar tahun berikutnya. Titik
dengan kepadatan lebih tinggi di alam semesta purba menarik materi secara
gravitasi ke dirinya sendiri. Ini perlahan-lahan tumbuh menjadi gugus galaksi
 dan untaian panjang gas dan debu, menghasilkan jaringan kosmik yang dapat
dilihat hari ini.[17] Tata surya kemudian terbentuk sekitar 4,56 miliar tahun yang
lalu dari awan padat gas dan debu antarbintang. 
 Hampir semua benda di Tata Surya terbentuk dari cakram akresi, dengan
kecepatan orbit yang sama dengan kecepatan kosmik pertama. Secara bertahap, 
matahari mulai terbentuk, disusul oleh planet, meteoroid, komet, dan asteroid.
3. Era Degenerasi
 Saat ini, alam semesta berada di Era Stelliferous, dipenuhi oleh bintang
berenergi tinggi dan dipenuhi galaksi. Bintang seperti matahari membakar
hidrogen di intinya. Sehingga saat kehabisan bahan bakar, mereka
membengkak menjadi raksasa merah, menjadi ratusan kali lebih besar dan
menelan planet di dekatnya. Dalam hal ini, matahari akan menelan planet 
Merkurius, Venus, dan Bumi. Akhirnya, bintang mirip matahari kehilangan
lapisan terluarnya, hanya menyisakan inti yang terbakar, katai putih.[21]
 Karena alam semesta terus meluas, termodinamika alam semesta akan
mendingin.[22] Sekitar 1000 triliun tahun dari sekarang, alam semesta akan
memasuki era Degenerasi. Struktur berskala besar di alam semesta berhenti
tumbuh.
 Struktur terikat individu seperti seperti galaksi dan gugus galaksi, pada
akhirnya akan bergabung membentuk satu galaksi elips raksasa. Bintang akan
terbakar menjadi sekam degenerasi yang tidak dapat lagi mendukung reaksi
pembakaran hidrogen, dan akan ada sebagai katai putih, katai merah, katai
coklat, atau bintang neutron; beberapa bintang masif akan runtuh menjadi 
lubang hitam, yang akan memakan peninggalan bintang lainnya.[24] Interaksi
gravitasi akan mengeluarkan sebagian besar bintang ke ruang antargalaksi.
4. Era lubang hitam
Berikutnya alam semesta akan maju ke Era Lubang Hitam, sekitar 10100 tahun
dari sekarang. Pada saat itu, lubang hitam akan memakan entitas yang tersisa di
alam semesta dan secara bertahap akan membocorkan radiasi itu sendiri,
dikenal sebagai radiasi Hawking, yang pada dasarnya menguap triliunan tahun.
5. Era Kegelapan
 Akhirnya, alam semesta akan memasuki Era Kegelapan, di mana tidak akan ada
materi yang akan ada, hanya sup partikel dasar seperti elektron, positron, 
neutrino, dan partikel eksotis lainnya. 
 Di kegelapan total, bintang dingin yang dikenal sebagai katai hitam akan mulai
meledak dalam rangkaian supernova yang spektakuler. Ini merupakan peristiwa
terakhir sebelum semuanya menjadi gelap selamanya. Ledakan seperti ini akan
terjadi dalam 101100 tahun dari sekarang, dan berlanjut hingga 1032000 tahun.
Karena alam semesta meluas, maka setiap supernova ini tidak dapat diamati
satu sama lain.
 Sejak Dentuman Besar, alam semesta telah melewati beberapa era yang
dibedakan oleh perilaku alam dan partikel fundamental alam semesta tahap
evolusi dan tahap selanjutnya.
BAB III : Pembahasan
 TEORI DASAR
 Alam semesta pada awalnya cukup gelap untuk waktu yang lama setelah rekombinasi, bintang
 pertama terbentuk 200 juta tahun dan hanya benar-benar menyala saat bintang-bintang
pertama mulai bersinar 300 juta tahun yang lalu setelah Dentuman Besar untuk memulai fusi
nuklir. 
 Bintang-bintang di alam semesta menandai akhir zaman kegelapan kosmik, menyediakan gas
yang yang diperkaya yang dibutuhkan untuk bintang generasi selanjutnya, berkonstribusi pada
reionisasi, dan mungkin menjadi pendahulu lubang hitam yang menyatu dan memberi daya
pada kuasar awal yang cerah. Mereka membantu banyak hal yang telah dicapai oleh masa
rekombinasi. Bintang-bintang awal ini - dan mungkin beberapa sumber misteri lainnya -
memisahkan radiasi yang cukup untuk memisahkan sebagian besar hidrogen alam semesta
kembali menjadi proton dan elektron penyusunnya.[36]
 Proses ini, yang dikenal sebagai reionisasi, tampaknya telah berjalan sekitar satu miliar tahun
setelah Dentuman Besar. Seiring waktu, bintang-bintang bergravitasi bersama untuk membuat
galaksi, yang mengarah ke struktur berskala lebih besar di alam semesta.[36] Galaksi-galaksi
pertama di alam semesta dianggap rapuh, dan tidak terlalu bagus dalam hal melahirkan
bintang. Galaksi tertua yang diketahui, Gz-11, berasal dari alam semesta berusia 400 juta
tahun. Kemudian, hingga saat ini struktur berskala besar di alam semesta yang terbentuk,
seperti void dan gugus galaksi, gelembung, lembaran, dan filamen galaksi.
 Tiga hingga enam miliar tahun setelah Dentuman Besar, bintang-bintang
dibuat dengan kecepatan kira-kira sepuluh kali lipat daripada saat
ini. Sekitar 4,6 miliar tahun lalu, Matahari dan planet-planet terbentuk
dari kontraksi sebagian awan gas/debu di bawah tarikan gravitasi sendiri
dan bahwa rotasi jaring kecil dari awan tersebut menciptakan piringan di
sekitar kondensasi pusat. Kondensasi pusat akhirnya membentuk
matahari, sementara kondensasi kecil di piringan membentuk planet dan 
satelitnya.[43]10 miliar tahun setelah Dentuman Besar, energi gelap, mulai
berakselerasi. Karena alam semesta akan digelembungkan beberapa kali
lipat, pada dasarkan alam semesta akan memiliki geometri ruang datar.
 Diperkirakan bahwa kandungan materi mengatur perluasan alam semesta
saat ini. Alam semesta datar menyiratkan kerapatan energi ekuivalen
sekitar 8 x 10-27 kg m-3, kerapatan kritis. Untuk kerapatan di bawah nilai
ini, alam semesta akan terbuka dan mengembang selamanya, sedangkan
pada kepadatan yang lebih tinggi akan tertutup dan akhirnya runtuh
kembali.
QUESTION & ANSWER
BAB IV : Penutup
KESIMPULAN
1. Berdasarkan pengamatan Edwin Hubble, alam semesta ini mengembang ke segala
arah secara homogen, tak berpusat dan besarnya kelajuan objek sebanding dengan
jarak antara benda dengan pengamat. Konsekuensi dari ekspansi alam semesta ini
adalah, jika ditilik ke belakang, alam semesta ini akan lebih kecil hingga pada suatu
waktu yang lampau, alam semesta ini hanya berupa titik. Hal ini berarti alam
semesta lahir dari pengembangan titik awal tersebut, namun ini bertentangan
dengan pengamatan, yaitu tidak ada titik istimewa di alam semesta yang teramati
sebagai pusat. Semua objek angkasa bergerak menjauh satu sama lain secara
seragam, persis seperti noktah pada permukaan balon karet yang saling menjauh
jika balon ditiup. Kesimpulan dari fakta ini, alam semesta analog dengan balon.
 Pada balon, pergerakan yang kita tinjau adalah pergerakan menjauh dari noktah-
noktah pada permukaan balon. Ini berarti segala kejadian yang teramati adalah yang
terdapat pada ‗permukaan‘ balon (kita sebut semesta kejadian), dimana pusat
pengembangan balon berada di tengah-tengah ruang balon. Jadi pusat ekspansi
balon tidak terdapat pada semesta kejadian balon, melainkan pada ruang balon,
yang mana merupakan dimensi yang lebih besar tempat semesta kejadian itu berada.
Jika laju ekspansi sama ke segala arah, maka bentuk semesta kejadian, yang
notabene permukaan balon, merupakan dimensi malaran terhadap dimensi ruang
balon, dimana terdapat pusat ekspansi.
 2. Banyak teori yang berusaha menjelaskan tentang terbentuknya tata
Surya, misalkan Teori kabut Kant – Laplace, Teori planetesimal, Teori
pasang dan Teori bintang kembar. Dari keempat teori tersebut, teori kabut
dari Immanuel Kant dan Laplace-lah yang lebih masuk akal, dan
kemudian diperbaiki oleh astronom seperti Fred Hoyle, Weizacher dan
Kuiper menjadi Teori protoplanet, yang sementara ini diterima sebagai
teori pembentukan tata Surya.
 Teori bintang kembar menyatakan bahwa dulu terdapat sistem bintang
ganda. Bintang satunya meledak kemudian menjadi kepingan-kepingan
yang kemudian terkondensasi membentuk planet. Teori planetesimal mirip
dengan teori pasang, menyatakan pada suatu waktu suatu bintang
berpapasan dengan Matahari pada jarak yang tidak begitu jauh. Oleh
karena tarikan gravitasi bintang yang lewat, sebagian massa Matahari
berbentuk cerutu tertarik ke arah bintang itu. Ketika bintang menjauh,
massa tadi sebagian terjatuh kembali ke Matahari dan sebagiannya
terkondensasi membentuk planet-planet.
Teori protoplanet pada dasarnya menyatakan bahwa tata Surya terbentuk
dari gumpalan awan gas dan debu. Dasar pemikiran itu didukung dengan
banyaknya gumpalan awan seperti ini diamati di seluruh jagad raya. Awan
tadi kemudian mengalami pemampatan akibat pengaruh gravitasi, sehingga
partikel-partikel debu tertarik menuju pusat awan, membentuk gumpalan
bola, dan mulai berotasi. Begitu partikel-partikel di pinggir tertarik ke
dalam, kecepatan rotasi pun bertambah sesuai hukum kekekalan momentum
sudut. Akibat rotasi yang cepat ini, gumpalan gas mulai memipih
membentuk cakram yang tebal di tengahnya dan tipis di bagian tepi. Bagian
tengah berotasi lebih cepat sehingga partikel-partikel bagian tengah saling
menekan sehingga menimbulkan panas dan berpijar. Bagian tengah yang
berpijar ini adalah protosun yang pada akhirnya menjadi Matahari.
Bagian tepi berotasi cepat sehingga terpecah-pecah menjadi banyak
gumpalan gas dan debu yang lebih kecil. Gumpalan-gumpalan yang terletak
dalam satu ―orbit‖ ini kemudian menyatu membentuk protoplanet.
Protoplanet, berotasi dan akhirnya membentuk planet dan satelit-satelitnya.
Saran
 saya berharap para pembaca memberikan
kritik serta sarannya dengan tujuan
membangun serta meningkatkan kualitas
diri.
saya juga berharap dengan adanya
penjelasan dan pemaparan materi yang
saya lakukan dapat menjadi acuan serta
ilmu yang bermanfaat bagi kita semua
Video Pembelajaran
Asal-Usul Alam Semesta:
https://youtu.be/DfW8Op6UQg8
Sistem Tata Surya :
https://youtu.be/CRrNxFYAsug
Referensi
 A. E. Roy and D. Clarke, 2006, Astronomy,
Principles and Practice 4th Edition, Institute of
Physics Publishing Bristol and Philadelphia
 Bergamini, David, 1982, Pustaka Alam Life ALAM
SEMESTA, Penerbit Tira Pustaka, Jakarta
 Suwitra, Nyoman, 2001, Astronomi Dasar, Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja,
Singaraja
 Tanudidjaja, Moh. Ma’mur, 1996, Ilmu Pengetahuan
Bumi dan Antariksa, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Jakarta
THANK YOU !!!

Anda mungkin juga menyukai