Anda di halaman 1dari 31

Investasi dalam aktiva modal

Teknik – Teknik Penganggaran Modal

Rista Puput Aryanti, S.E.,M.M


Teknik – Teknik Penganggaran Modal

Pengaggaran Modal

Penganggaran modal/capital budgeting, meliputi keseluruhan


proses perencanaan pengeluaran uang, di mana hasil
pengembaliannya diharapkan terjadi dalam jangka waktu lebih dari
satu tahun.

Manfaat Penganggaran Modal


1. Dampak jangka panjang keputusan investasi
2. Penentuan ketersediaan aktiva modal pada waktunya
3. Menghimpun dana
4. Megeleminir risiko
Pentingnya Pengaggaran Modal

1. Keputusan penggaran modal akan berpengaruh pada


jangka waktu yang lama sehingga perusahaan
kehilangan fleksibilitasnya.
2. Penanggaran modal yg efektif akan menaikkan ketepatan
waktu dan kualitas dari penambahan aktiva.
3. Pengeluaran modal sangatlah penting
Evaluasi metode-metode Penentuan Peringkat
Alternatif
Pokok penganggaran modal – yang menjadi pokok juga dari semua
analisis keuangan- adalah mengambil keputusan yang akan memaksimalkan
nilai perusahaan. Proses penganggaran modal dirancang untuk menjawab 2
pertanyaan:

• Mana di antara berbagai investasi saling menyingkirkan/mutually exclusive yang


harus dipilih?
• Berapa banyak proyek, secara total, yang harus diterima?
Hal – hal tersebut berhubungan dengan kriteria penyusunan peringkat alternatif

1. Pengembalian Kas/cash payback, PB


2. Pengembalian Kas yang didiskontokan/discounted cash payback, DPB
3. Tingkat hasil pengembalian akuntansi / Accounting rate of return, ARR
4. Nilai sekarang bersih/net present value, NPV
5. Tingkat hasil pengembalian internal/ internal rate of return, IRR
6. Nilai akhir bersih/net terminal value, NTV
7. Hasil pengembalian biaya kesempatan/opportunity cost return, OCR
8. Indeks profitabilitas/profitability index, PI
9. Tingkat hasil pengembalian perpetuitas/perpetuity rate of return, PRR
Aspek Penting Dalam Penganggaran Modal
1. Gunakan selalu Cash Flow, Cash flow dan laba akuntansi mempunyai
karakteristik yang sangat berbeda. Laba akuntansi baru dapat
direalisasikan ketika diterima di kemudian hari, sementara arus kas
benar-benar merupakan kas yang sudah diterima di tangan kita dan siap
untuk diinvestasikan kembali.

2. Think Incrementally, Berusaha untuk selalu think incrementally,


bagaimana tambahan yang dihasilkan oleh suatu proyek terhadap
kondisi yang ada sekarang? Apakah dengan mengambil proyek yang
satu ini akan menghasilkan tambahan yang menguntungkan, ataukah
justru lebih menguntungkan jika tidak melakukan apapun?

3. Perhitungkan Opportunity Cost, adalah nilai ekonomis yang hilang


ketika seseorang memilih suatu alternative dibandingkan dengan
alternative lainnya.
Selanjutnya …

4. Sunk Cost Tidak Masuk Perhitungan, Sunk cost adalah biaya


yang sudah terjadi di masa lalu dan tidak akan muncul lagi dari
suatu proyek atau investasi baru. Oleh karena itu, menjadi tidak
relevan untuk memperhitungkan sunk cost dalam suatu analisa
capital budgeting, karena biayanya sudah terjadi sementara
keputusan investasi yang diambil baru akan terjadi di masa depan.

5. Konsekuensi proyek, Arahkan fokus Anda juga kepada


implikasi-implikasi yang dihasilkan dari keputusan proyek yang
Anda ambil.
Tahap – Tahap Penganggaran Modal
1. Biaya proyek harus ditentukan
2. Manajemen harus memperkirakan aliran kas yg diharapkan dari
proyek, termasuk nilai akhir aktiva
3. Risiko dari aliran kas proyek harus diestimasi. (memakai distribusi
probabilitas aliran kas)
4. Dengan mengetahui risiko dari proyek, manajemen harus
menentukan biaya modal (cost of capital) yg tepat untuk mendiskon
aliran kas proyek
5. Dengan menggunakan nilai waktu uang, aliran kas masuk yang
diharapkan digunakan untuk memperkirakan nilai aktiva.
6. Terakhir, nilai sekarang dari aliran kas yg diharapkan dibandingkan
dengan biayanya.
Contoh

 Tahun 2004, PT RAFI berinevestasi dengan modal sendiri


Rp.5.000.000.000. Modal kerja Rp.1000.000.000. Umur
ekonomis 5th dan disusutkan tanpa nilai sisa. Pengembalian
tingkat bunga yang diinginkan 20%. Perkiraan laba setelah
pajak selama 5th: 950jt, 1100jt, 1250jt.1400jt dan 1650jt.
berapa kas bersih yang diterima diakhir tahun? PP? ARR?
NPV? IRR? PI? Layak atau tidak?
 Penyusutan = (investasi-modal kerja)/umur ekonomis
 Penyusutan = (5.000.000.000-1.000.000.000)/5th =Rp.
800.000.000/th
1. Tabel Cash Flow (000) Df 20% = 1/(1+t)n, 1/(1+0.2)1 , 1/(1+0.2)2…

Tabel 1
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV Kas Bersih

2004 950000 800000 1750000 0,833 1457750

2005 1100000 800000 1900000 0,694 1318600

2006 1250000 800000 2050000 0,579 1186950

2007 1400000 800000 2200000 0,482 1060400

2008 1650000 800000 2450000 0,402 984900

Jumlah PV Kas bersih 6008600

Catatan :
Tahun 1 = 1/1+0,20 = 0,833
Tahun 2 = 1/(1+0,20) 2 = 0,694 dan seterusnya
Contoh:
2. Payback Period? Umur investasi 5 th
Tabel Cash Flow (000)
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV Kas Bersih

2004 950000 800000 1750000 0,833 1457750

2005 1100000 800000 1900000 0,694 1319360

2006 1250000 800000 2050000 0,579 1186340

2007 1400000 800000 2200000 0,482 1061060

2008 1650000 800000 2450000 0,402 984660

Jumlah PV Kas Bersih 6008600

- Jika tiap tahun sama = (investasi / kas bersih per th) x 1 th


- Jika tiap tahun beda = Investasi = Rp. 5.000.000.000
- Procced th 1 = Rp. 1.750.000.000 –
- . = Rp. 3.250.000.000
- Procced th 2 = Rp. 1.900.000.000 –
- . = Rp. 1.350.000.000
PP = (1.350.000.000 / 2.050.000.000) x 12 bln = 7,9 bln atau 8 bln. (2 tahun 8 bulan)
Berdasarkan perhitungan diperoleh PP < umur investasi, maka proyek tersebut layak untuk
dijalankan.
Contoh: 3. Average Rate of Return (ARR)/Rata-rata Pengembalian
Bunga?
Rata - Rata EAT EAT (000)
ARR  X 100%
Rata - Rata Investasi 950.000
Total EAT 1.100.000
Rata - Rata EAT  1.250.000
Umur Ekonomis
1.400.000
6.350.000 1.650.000
Rata - Rata EAT   1.270.000
5 6.350.000

Investasi 5.000.000
Rata - Rata Investasi    1.000.000
5 5
1.270.000
ARR  x100%  1,27%
1.000.000
ARR x Investasi = … (Jika > Modal Kerja, maka Proyek Layak)

ARR x Inv.  1,27% x 5.000.000.000 11


• Net Present Value (NPV)
–Adalah perbandingan antara PV kas bersih dengan
PV investasi selama umur investasi.

NPV  total PV kas bersih - PV investasi


–Jika NPV positif, maka proyek diterima

• Profitability Index (PI)


–Merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai skrng
penerimaan bersih dgn nilai sekarang pengeluaran
investasi selama umur investasi.

Total PV kas bersih Jika PI > 1, maka proyek diterima


PI  Jika PI < 1, maka proyek ditolak
PV investasi
Contoh: 4. Net Present Value (NPV)?

Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV Kas Bersih


2004 950000 800000 1750000 0,833 1457750
2005 1100000 800000 1900000 0,694 1319360
2006 1250000 800000 2050000 0,579 1186340
2007 1400000 800000 2200000 0,482 1061060
2008 1650000 800000 2450000 0,402 984660
Jumlah PV Kas Bersih 6008600

Investasi : 5.000.000.000

NPV  total PV kas bersih - PV investasi


NPV  6.008.600.000 - 5.000.000.000
NPV  1.008.600.000
NPV positif, maka Proyek layak diterima
Contoh: 5. Profitability Index (PI)?
Tahun EAT Penyusutan Proceed DF 20% PV Kas Bersih
2004 950000 800000 1750000 0,833 1457750
2005 1100000 800000 1900000 0,694 1319360
2006 1250000 800000 2050000 0,579 1186340
2007 1400000 800000 2200000 0,482 1061060
2008 1650000 800000 2450000 0,402 984660
Jumlah PV Kas Bersih 6008600

Investasi : 5.000.000.000

Total PV kas bersih 6.008.600.000


PI  PI   1,2 kali
PV investasi 5.000.000.000

Jika PI > 1, maka proyek diterima Berdasarkan nilai PI yang > 1,


Jika PI < 1, maka proyek ditolak maka proyek diterima
Contoh: 6. Internal Rate of Return (IRR)?

Tahun Proceed DF 28% PV kas bersih


2004 1750000 0.781 1366750 Kutub nilai NPV Positif
2005 1900000 0.610 1159000 NPV = 5.037.150 – 5.000.000
2006 2050000 0.477 977850
NPV = 37.150
2007 2200000 0.373 820600
2008 2450000 0.291 712950
Jumlah PV kas bersih 5037150

Tahun Proceed DF 29% PV kas bersih


2004 1750000 0.775 1356250 Kutub nilai NPV Negatif
2005 1900000 0.601 1141900 NPV = 4.933.650 – 5.000.000
2006 2050000 0.466 955300 NPV = -66.350
2007 2200000 0.361 794200
2008 2450000 0.280 686000
Jumlah PV kas bersih 4933650 15
• Selanjutnya …

Total PV positif - Investasi


IRR  i1  x (i 2 - i1 )
Total PV Positif - Total PV Negatif

5.037.150 - 5.000.000
IRR  28%  x (29% - 28%)  28,4%
5.037.150 - 4.933.350

Jika IRR > dari bunga pinjaman, maka proyek diterima


Jika IRR < dari bunga pinjaman, maka proyek ditolak

Kesimpulan: berdasarkan nilai IRR yang diperoleh, maka proyek


diterima, karena IRR > bunga pinjaman atau 28,4% > 20% 16
Bab 15
Imbal Hasil Yang Diminta dan Biaya Modal

A. Penciptaan Nilai
Berikut beberapa sumber penciptaan nilai yaitu kadar kemenarikan industri
( i n d u s t r y a t t r a c t i v e n e s s ) dan keunggulan kompetitif ( c o m p e t i
t i v e a v a n t a g e ).
• Kadar Kemenarikan Industri
Karakter industri yang menarik meliputi posisi pada tahap pertumbuhan dari siklus
hidup suatu produk, halangan untuk masuk dalam persaingan dan perlengkapan
perlindungan lainnya. Kadar kemenarikan industry berkaitan dengan posisi relative industry
dalam spectrum peluang investasi penciptaan nilai.
• Keunggulan Kompetitif
Keunggulan kompetitif meliputi posisi relatif perusahaan dalam suatu industri.
Perusahaan dapat terdiri atas beberapa divisi, sehingga keunggulan kompetitif harus dinilai
per industry. Hanya dengan rangkaian keunggulan jangka pendek maka keunggulan
kompetitif dapat dipertahankan.
B. Biaya Modal Keseluruhan Perusahaan
Perusahaan dapat dipandang sebagai kumpulan berbagai proyek.
Karenanya penggunaan biaya modal (cost of capital) keseluruhan sebagai
kriteria penerimaan (tingkat batas) untuk keputusan investasi hanya tetap
dalam situasi-situasi tertentu. Biaya modal keseluruhan perusahaan adalah
proporsi rata"rata biaya berbagai komponen pendanaan perusahaan.

• Biaya Utang
Walaupun kewajiban perusahaan berbeda"beda, fokus di sini hanyalah
pada utang non musiman dengan biaya bunga eksplisit. Biaya utang yang
eksplisit bisa didapat dengan menghitung diskonto k d , yang menyamakan
harga pasar utang yang diterbitkan dengan nilai kini dari bunga
ditambah pembayaran pokok serta kemudian menyesuaikan biaya eksplisit
yang dicapai dengan pembayaran bunga yang dapat dikurangkan dari pajak.
• Biaya Saham Preferen
Biaya saham preferen adalah fungsi dari dividen yang dicantumkan.
dividen ini bukanlah kewajiban kontraktual perusahaan, tetapi lebih
merupakan utang yang bergantung pada keputusan dewan direksi perusahaan.
Tingkat timbal hasil yang diminta pasar untuk saham ini, atau singkatnya
imbal hasil saham preferen, akan menjadi estimasi biaya saham preferen.
Oleh karena saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo, biayanya
kp,dapat disajikan sebagai berikut.

Kp=Dp/P0
Dimana :
Dp = Dividen tahunan yang dicantumkan
P0 = Harga pasar saat ini dari saham preferen

• Biaya Ekuitas : Pendekatan Model Diskonto Dividen


Dalam konteks model penilaian diskonto dividen, biaya model ekuitas
Ke, dapat dianggap sebagai tingkat diskonto yang menyamakan nilai kini
semua dividen yang diharapkan di masa mendatang.
Memperkirakan Dividen Masa Mendatang
Jika kita dapat secara akurat memperkirakan arus dividen masa
depan yang diharapkan pasar, merupakan hal yang mudah untuk
menghitung tingkat diskonto untuk menyamakan arus kas ini dengan
harga pasar saham saat ini. Oleh karena dividen masa depan yang
diharapkan tidak dapat diamati secara langsung, maka harus
diperkirakan.Dengan adanya pola pertumbuhan yang stabil di masa
sebelumnya, maka dapat diproyeksikan tren ini untuk masa depan.

Tahap – Tahap Pertumbuhan


Jika pertumbuhan dividen diharapkan akan turun di masa depan,
model pertumbuhan konstan tidak akan bisa digunakan. !ering kali,
transisi dalam pertumbuhan dividen adalah dari di atas tingkat
pertumbuhan normal hingga ke tingkat yang dianggap normal. !emakin
banyak segmen pertumbuhan yang dispesifikasika, maka pola
pertumbuhan makin dapat memperkirakan hubungan kurvilinier
• Biaya Ekuitas : Pendekatan Model Penetapan Harga Aset Modal
Berdasarkan pembahasan mengenai model penetapan harga aset
modal (capital asset pricing model) diketahui bahwa CAPM/
mengimplikasikan tingkat imbal hasil yang diminta.

Beta
Beta adalah ukuran tingkat respon atas kelebihan imbal hasil untuk
suatu sekuritas (sebagai selisih dari tingkat bunga bebas risiko)
dibandingkan dengan yang di pasar, dengan menggunakan beberapa
indeks yang ekstensif.

Tingkat Bunga Bebas Risiko dan Imbal Hasil Pasar


Perkiraan imbal hasil bebas risiko adalah hal yang kontroversial,
bukan karena jenis imbal hasil sekuritas yang seharusnya digunakan,
tetapi karena waktu jatuh tempo sekuritas yang relevan.
• Biaya Ekuitas : Pendekatan Biaya Utang Sebelum Pajak Plus Resmi
Risiko
Biaya utang sebelum pajak badan akan melebihi tingkat bunga bebas
risiko sebesar premi risiko. !emakin besar risiko suatu perusahaan,
semakin besar premi ini, serta semak in banyak bunga yang harus dibayar
perusahaan agar dapat meminjam.
Selain premi risiko ini, saham biasa suatu perusahaan harus
memberikan tingkat imbal hasil yang melebihi imbal hasil modalnya. Hal
ini disebabkan karena adanya risiko yang lebih sistematis.

• Biaya Modal Rata – Rata Tertimbang


Setelah menghitung biaya untuk setiap komponen pendanaan
perusahaan, kita akan memberikan bobotuntuk tiap sumber pendanaan
sesuai dengan standar tertentu dan kemudian menghitung biaya modal
rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital - WACC).
• Beberapa Batasan
Sistem Pembobotan
Asumsi kritis dalam sistem pembobotan apapun adalah bahwa
perusahaan sesungguhnya akan mengumpulkan modal dalam proporsi
yang ditentukan. Oleh karena perusahaan mengump ulkan modal secara
marginal untuk membuat investasi marginal dalam berbagai proyek baru,
maka perlu dihitung biaya modal marginal untuk perusahaan secara
keseluruhan. Dengan kata lain, perhatian kita adalah pada modal baru atau
peningkatan modal, bukan pada modal yang dikumpulkan di masa
sebelumnya.

Biaya Penerbitan
Biaya penerbitan (flotation cost) yang terjadi pada saat penjualan
instrument utang , saham preferen, atau saham biasa dapat memengaruhi
profitabilitas investasi perusahaan. Dengan adanya biaya penerbitan,
jumlah dana yang diterima perusahaan akan kurang dari harga jual
sekuritas.
• Alasan Penggunaan Biaya Rata – Rata Tertimbang
Alasan dibalik penggunaan biaya rata"rata tertimbang adalah bahwa
dengan mendanai dalam proporsi yang telah ditentukan dan menerima
berbagai proyek yang menghasilkan lebih banyak daripada rata-rata
tertimbang imbal hasil yang diminta, perusahaan dapat meningkatkan harga
pasar sahamnya. Kenaikan ini terjadi karena berbagai proyek investasi
tersebut diharapkan dapat memberikan imbal hasil pada bagian yang dibiayai
dengan ekuitas daripada imbal hasil yang diminta atas modal ekuitas.

• Nilai Tambah Ekonomis


Pada dasarnya Nilai Tambah Ekonomis (Economic Value Added - EVA)
adalah laba ekonomi yang dihasilkan perusahaan setelah semua biaya modal
dikurangkan. Secara lebih spesifik, EVA adalah laba operasional netto setelah
pajak (net operating profit after tax / NOPAT ) dikurangi beban nilai biaya
modal untuk modal yang digunakan.
Kelebihan EVA berasal dari pengakuan terbukanya bahwa perusahaan
tidak benar-benar menciptakan nilai bagi pemegang saham hingga
perusahaan mampu menutup semua biaya modalnya.
C. CAPM : Tingkat Imbal Hasil yang Diminta Proyek Tertentu dan
Kelompok Usaha Tertentu

• Pendekatan CAPM untuk Pemilihan Proyek


Bagi perusahaan , pendekatan CAPM untuk menetapkan imbal hasil
yang diminta sama dengan menetapkan biaya modal ekuitas perusahaaan.
Dengan asumsi bahwa perusahaan berkeinginan untuk mendanai proyek
seluruhnya dengan ekuitas, krieteria penerimaannya adalah dengan
berinvestasi pada proyek tersebut jika imbal hasil yang diharapkan
memenuhi atau melebihi imbal hasil yang diminta.

Aplikasi Model – Penggunaan Perusahaan Proksi


Kesulitan dalam mengaplikasikan pendekatan CAPM untuk pemilihan
proyek adalah dalam memperkirakan nilai beta suatu proyek. Penting untuk
memperkirakan imbal hasil periode perusahaan dalam hal arus kas periodik
dan perubahan nilainya dari awal tiap periode hingga akhir periode tersebut.
Menemukan Perusahaan Proksi
Pencarian atas perusahaan-perusahaan ini biasanya didasarkan
pada industrinya. Salah satu pilihan dengan melihat pada Kode North
American Industry Classification System (NAICS) untuk menentukan
sampel awal ketika suatu proyek masuk dalam sebuah klasifikasi
industri, maka pengerjaannya akan menadi relatif mudah.

Imbal Hasil yang Diminta dengan Leverage


Jika perusahaan secara konsisten mendanai berbagai proyeknya
hanya dengan ekuitas, maka tingkat imbal hasil yang diminta untuk
ekuitas akan digunakan sebagai tingkat imbal hasil yang diminta untuk
proyek tersebut. Akan tetapi, jika perusahaan menggunakan pendanaan
utang maka perlu ditetapkan rata-rata tertimbang imbal hasil imbal
yang diminta.
• Imbal Hasil yang Diminta Kelompok Usaha Tertentu
Jika barang atau jasa yang dihasilkan kelompok usaha tersebut hampir sama
dalam hal risiko dan proposal-proposal barunya juga hampir sejenis, imbal hasil
yang diminta untuk kelompok usaha tersebut adalah kriteria penerimaan yang
tepat. Kriteria ini mencerminkan tingkat imbal hasil yang dibebankan
perusahaan atas suatu kelompok usaha atas modal yang digunakan.
Dengan perkataan lain, tingkat imbal hasil tersebut adalah tingkat imbal
hasil yang diharapkan perusahaan dapat dihasilkan oleh kelompok usaha
tersebut atas investasi modalnya. Makin besar risiko sistemastis suatu kelompok,
makin besar imbal hasil yang diminta.

• Beberapa Kualifikasi
Apakah imbal hasil yang diminta berhubungan dengan proyek atau
kelompok usaha maupun tidak, terdapat beberapa masalah dalam aplikasi
pendekatan CAPM. Di satu sisi, jumlah pembiayaan nonekuitas yang diberikan
ke suatu proyek adalah pertimbangan yana penting. Agar prosedur tersebut tetap
benar hasilnya, pendanaan nonekuitas harus mendekati jumlah yang relative
sama dengan yang digunakan oleh perusahaan proksinya.
• Selanjutnya..

Dengan perkataan lain, proporsi pendanaan non ekuitas yang


dialokasikan ke suatu proyek seharusnya tidak berbeda secara signifikan
dengan yang digunakan oleh perusahaan proksi.

• Memberi Dana Pinjaman kepada Kelompok Usaha


Ketika menetapkan rata-rata tertimbang imbal hasil yang diminta
untuk suatu kelompok usaha, kebanyakan analisis menggunakan biaya
pinjaman setelah pajak keseluruhan perusahaan sebagai komponen biaya
utang.
Secara konseptual, kelompok usaha itu sendiri bukanlah penanggung
jawab utama atas utangnya. Yang bertanggung jawab adalah perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena adanya diversifikasi arus kas
antarkelompok, probabilitas pembayaran untuk keseluruhan (perusahaan)
akan lebih besar dari pada jumlah perbagian (kelompok usaha).
• Selanjutnya …

Jika proporsi utang yang jauh lebih tinggi dari rata-rata diberikan ke
sebuah kelompok, kelompok tersebut akan memiliki imbal hasil yang diminta
secara keseluruhan lebih rendah daripada jika dilakukan hal sebaliknya.

• Pendekatan Tingkat Diskonto yang Disesuaikan terhadap Risiko


Pendekatan tingkat diskonto yang disesuakan terhadap risiko (risk
adjustad discount rate / RADR ) untuk pemilihan proposal investasi yang
berhubungan dengan proyek atau kelompok usaha yang hasilnya dianggap
memiliki lebih banyak atau lebih sedikit risiko dari pada risiko rata-rata, yang
telah dilakukan perusahaan. Jadi dalam metode RADR, tingkat diskonto
‘disesuaikan’terhadap risiko, dengan cara menaikannya relatif terhadap biaya
modal keseluruhan perusahaan sebagai kompensasi atas risiko yang lebih
besar, dan menurunkannya untuk menyesuaikan dengan risiko yang lebih
kecil. Imbal hasil yang diminta untuk proyek atau kelompok usaha tertentu
karenanya akan menjadi tingkat diskonto yang disesuaikan terhadap risiko.
• Pendekatan Distribusi Probabilitas
Serangkaian informasi yang dapat dihasilkan untuk sebuah proposal investasi
adalah distribusi probabilitas dari nilai kini neto yang mungkin terjadi. Masalah
sesungguhnya dalam pendekatan ini adalah kita tidak dapat menghubungkannya
secara langsung dengan dampak pemilihan proyek atas harga saham. Pihak
manajemen hanya disajikan informasi mengenai imbal hasil yang diharapkan dan
risiko suatu proyek. Bedasarkan informasi ini, perusahaan mengambil keputusan.
Akan tetapi, tidak ada hubungan ‘langsung’ antara keputusan yang dibuat
bedasarkan informasi ini dengan reaksi yang mungkin muncul dari para
pemegang saham perusahaan yang sangat terdiversifikasi. Jadi, keberhasilan apa
pun dalam menggunakan metode in seluruhnnya tergantung dari persepsi pihak
manajemen dalam menilai trade-off antara proftabilitas dengan risiko dari
investor.
• Kontribusi pada Risiko Total Perusahaan : Pendekatan Portofolio Perusahaan
Risiko marginal sebuah proposal bagi perusahaan secara keseluruhan
bergantung pada hubungannya dengan berbagai proyek yang telah ada serta
hubungannya dengan berbagai proposal yang sedang dipertimbangkan untuk
diterima. Informasi yang tepat adalah nilai yang diharapkan dan deviasi standar
distribusi probabilitas untuk kemungkinan nilai kini neto.
• Berbagai Implikasi Konseptual
Ketika menentukan deviasi standar untuk suatu kombinasi manajemen harus
mempertimbangkan hubungan antara proposal investasi dengan berbagai investasi
yang sudah ada, serta investasi-investasi baru lainnya yang diajukan. Evaluasi ini
menunjukkan bahwa risiko total perusahaan adalah hal yang penting. Keputusan
investasi karenanya akan dibuat berdasarkan pada dampak marginalnya atas risiko
total.
Selama para investor hanya peduli terhadap risiko sistematis dan tidak
sistematis dari suatu proyek, maka yang harus digunakan adalah pendekatan
CAPM.

Pendekatan Ganda
Pendekatan CAPM dapat berfungsi sebagai dasar untuk menilai
berbagai implikasi penilaian suatu proyek investasi. Jika kedua pendekatan
tersebut memberikan sinyal penerimaan atau penolakan, sinyal-sinyal tersebut
harus diikuti. Masalah akan muncul jika salah satu pendekatan memberikan sinyal
penolakan. Dalam kasus ini manajemen harus memberikan lebih banyak bobot
pada salah satu tanda, tergantung dari pendekatan mana yang lebih dapat
diaplikasikan.

Anda mungkin juga menyukai