Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM FILSAFAT
Kelompok 4 : RINI WULANDARI
PEGI SUKMAWATI
MARIA SHERLY
ENI YUNIARTI
NUR AKMALLIYATIS SOLIKHAH
Pengetahuan Ilmu dan
filsafat
• Filsafat Ilmu Pengetahuan merupakan filsafat
khusus yang membahas berbagai macam hal
yang berkenaan dengan ilmu pengetahuan.
Sebagai filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahuan
berusaha membahas ilmu pengetahuan
sebagai obyeknya secara rasional (kritis, logis,
dan sistematis), menyeluruh dan mendasar.
BERFIKIR ILMIAH DALAM
FILSAFAT
• Berpikir dalam hubungan yang luas dengan
pengertian yang lebih komplek disertai
pembuktian-pembuktian. Menurut Eman
Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses
berfikir/pengembangan pikiran yang tersusun
secara sistematis yang berdasarkan
pengetahuanpengetahuan ilmiah yang sudah
ada.
Dalam berfikir ilmiah –filsafat dalam pembahasan pancasila
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1 2

Berobyek Bermetode

3 4

Bersistem Universal
Bentuk dan Susunan Pancasila
Slide 3
Bentuk Pancasila
Bentuk Pancasila dalam artian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila seba-
gaimana tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945. Pancasila sebagai
suatu sistem nilai mempunyai bentuk yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

· Merupakan kesatuan yang utuh.


Semua unsur dalam Pancasila menyusun suatu keberadaan yang utuh. Masing-masing
sila membentuk pengertian yang baru. Kelima sila tidak dapat dilepas satu dengan
yang lainnya. Walaupun masing-masing sila berdiri sendiri tetapi hubungan antar sila
merupakan hubungan yang organis.
·Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang membentuk ke-
satuan, bukan unsur yang komplementer.
Artinya, salah satu unsur (sila) kedudukannya tidak lebih rendah dari yang lainnya.
Walaupun sila Ketuhanan merupakan sila yang berkaitan dengan Tuhan sebagai causa
prima, tetapi tidak berarti sila yang lainnya hanya sebagai pelengkap.
· Sebagai kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah dan dikurangi.
Pancasila tidak dapat diperas, menjadi trisila yang meliputi sosio-nasionalisme, sosio
demokrasi, ketuhanan, atau eka sila yaitu gotong royong sebagaimana dikemukakan
oleh Ir. Soekarno.
Susunan Pancasila
Slide 3
 PANCASILA BERSIFAT ORGANIS
Rumusan sistem organis memiliki makna bahwa antarsila di dalam Pancasila memiliki
fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan keterkaitan seperti hakikat tubuh
manusia monopluralis. Manusia menjadi pokok pendukung Pancasila mengandung
analogi bahwa setiap bagian tubuh menopang bagian tubuh yang lain, sama
seperti sila-sila di dalam Pancasila.

 PANCASILA BERSIFAT HIRARKIS DAN BERBENTUK PIRAMID


Pengertian hierarkis pyramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan
hierarkis/berjenjang sila-sila pancasila, baik dalam kesatuan sila-sila pancasila juga
dapat dijelaskan dengan mengacu pada system filsafat yang terdiri dari 3 landasan,
yaitu antologis, epistemologis, dan aksiologis.
LANJUTAN.......
• Landasan antologis berarti mengakui adanya suatu hal
yang merupakan sebab dari adanya suatu hal yang
merupakan sebab dari adanya sesuatu yang lain dan
merupakan tempat kembali dari sesuatu yang lain
tersebut
• Landasan epistemologis adalah suatu cara,metode,
strategi, dan norma agar sesuatu yang lain dapat kem-
bali pada sebabnya.

• Landasan aksiologis dalam pancasila menunjukan


bahwa tujuan bangsa indonesia selalu diliputi oleh ni-
lai-nilai, baik nilai-nilai religious seperti tersimpul
dalam sila pertama maupun nilai-nilai etis dan estetis,
seperti yang ditunujukkan dalam sila ke 2, ke 3, ke 4
dan ke 5. Artinya sila-sila pancasila mengandung mu-
atan nilai-nilai luhur yang menjadi acuan dalam per-
jalanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
SALING MENGISI DAN SALING
MENGKLASIFIKASI
Hubungan yang saling mengisi dan saling mengkualifikasi merupakan cerminan dari
satu sila yang mengandung dan mengisi sila yang lain. Dengan kata lain bahwa se-
buah sila pasti mengandung intisari dari sila-sila yang lain diantaranya adalah :
•Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa adalah Ketuhanan yang adil dan beradab,
yang berpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan tang dipinpim oleh hikmat kebijak-
sanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan social bagi seluruh
rakyat Indonesia.
• Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang Berke-
tuhannan Yang Maha Esa, yang brpersatuan Indonesia, yang berkerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam prmusyawaratan/perwakilan, yang
berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
•Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuan yang berKetuhanan Yang Maha
Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab , yang berkerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, yang berkeadilan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.
•Sila keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam per-
musyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang Berketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang berpersatuan Indonesia, yang
berkeadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
•Sila kelima : keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia adalah yang Berke-
tuhanan Yang Maha Esa, ber kemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai