Operations Research.BPFE.Yogyakarta TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pengambilan Keputusan : Model-model pengambilan keputusan dalam analisa kuantitatif sering menggunakan anggapan tersedianya informasi yang sempurna. Dunia nyata para manajer sering dipaksa harus mengambil keputusan tanpa informasi sempurna (ada variabilitas informasi, seperti kondisi kepastian, risiko dan ketidakpastian). Model Pengambilan Keputusan dipengaruhi atau tergantung dari Informasi yang ada/yang dimiliki. Informasi yang ada, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu Informasi Sempurna (Perfect Information) dan Informasi Tidak Sempurna (Imperfect Information). Model Pengambilan Keputusan dikaitkan Informasi yang dimiliki : Ada 3 (tiga) Model Pengambilan keputusan. 1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty). Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/ Deterministik. lanjutan 2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat diperhitungakan atau dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini disebut juga Model Stokastik. 3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty). Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah kemungkinan hasil dan masing- masing kemungkinan hasil probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan keputusan. (Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam Game Theory)
Fokus yang Dipelajari dalam Metode Kuantitatif :
Hanya Model Pengambilan Keputusan dengan Risiko (Risk). Decision theory dalam kasus ini bertujuan untuk memaksimumkan benefit atau meminimumkan biaya-biaya berbagai keputusan dalam kondisi berisiko. lanjutan
Contoh kasus sederhana :
Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Berisiko: Kasus Pemilik/Penjual Buah “Seger Seratus” Cabang Serang hendak memutuskan berapa kilogram buah buni yang harus disediakan rata-rata setiap hari agar keuntungan diperoleh maksimum. Jika disediakan terlalu banyak (melebihi jumlah yang diminta) maka ia akan menderita kerugian yaitu rugi/kerugian biaya produksi karena tidak laku. Jika disediakan terlalu sedikit maka ia juga akan menderita kerugian (rugi kesempatan yaitu berupa keuntungan yang menjadi hilang karena pembeli datang tetapi tidak bisa terlayani). Data yang dimiliki : biaya pengadaan buah buni per kilogram sebesar Rp 2000,- dan harga jual buah buni sebesar Rp 3000,-. Data lain yang diperoleh berdasarkan pengamatan data masa lalu (historical data), yaitu data permintaan dan peluang/probabilitas permintaan tersebut sebagai berikut : lanjutan Data Permintaan dan Probabilitas sbb: No. Permintaan (kg/Hari) Probabilitas 1 100 0,1 2 110 0,2 3 120 0,4 4 130 0,2 5 140 0,1
Penyelesaian Kasus di atas bisa dilakukan dengan :
1. Kriteria Keputusan : a. Kriteria Minimax b. Kriteria Maximin c. Kriteria Kemungkinan Maksimum d. Kriteria Laplace 2. Kriteria Expected Value yang Tertinggi 3. Kriteria Pohon Keputusan (Decision Tree). lanjutan Tabel Pay Off (Kerugian atau Keuntungan dari berbagai kondisi). Kondisi Permintaan (Prob) Dasar 100 110 120 130 140 (Xi) (0,1) (0,2) (0,4) (0,2) (0,1)
100 100.000 90.000 80.000 70.000 60.000
110 80.000 110.000 100.000 90.000 80.000
120 60.000 90.000 120.000 110.000 100.000
130 40.000 70.000 100.000 130.000 120.000
140 20.000 50.000 80.000 110.000 140.000
Rata- 60.000 82.000 96.000 102.000 100.000
Rata lanjutan 1. Kriteria Keputusan: a. Kriteria Minimax, mengatakan bahwa keputusan yang mempunyai pay off paling tinggi (tanpa memperdulikan hal lain) yang seharusnya dipilih (Optimistik).Lihat Tabel Pay off: Maksimum Baris 1 = 100000 Maksimum Baris 2 = 110000 Maksimum Baris 3 = 120000 Maksimum Baris 4 = 130000 Maksimum baris 5 = 140000 Yang tertinggi adalah 140000, berarti menyediakan 140 kg buah buni. b. Kriteria Maximin, memilih keputusan yang menghasilkan nilai maksimum dari pay off yang minimum. Minimum Baris 1 = 60000 Minimum Baris 2 = 80000 Minimum Baris 3 = 60000 Minimum Baris 4 = 40000 Minimum Baris 5 = 20000 yang tertinggi adalah 80000, berarti menyediakan 110 kg buah buni lanjutan c. Kriteria Kemungkinan Maksimum Menyatakan seseorang seharusnya memilih keputusan optimalnya atas dasar yang paling sering terjadi, dalam hal ini dilihat dari probabilitasnya maka yang paling sering terjadi adalah permintaan 120 dengan probabilitas 0,4. Jadi sebaiknya penjual buah buni menyediakan 120 kg dengan kemungkinan keuntungan yang diperoleh sebesar 120000. d. Kriteria Laplace, seseorang seharusnya memilih keputusan yang mempunyai laba rata-rata tertinggi. Dalam hal ini sebaiknya mengambil keputusan menyediakan 120 kg dengan rata-rata keuntungan 96000.
2. Kriteria Expected Value yang Tertinggi, keputusan yang dipilih
adalah keputusan yang mempunyai expected value pay off yang tertinggi, Perhitungan EV (EMV = Expected monetary Value) dapat diperoleh dengan memasukan semua besaran probabilitas dalam perhitungan. Keputusan yang diambil sebaiknya menyediakan 120 kg buah buni dengan keuntungan/ nilai EV/EMV = 192.000. MODEL-MODEL PERAMALAN 1. Forecasting/Peramalan dilihat jangka waktu: a. Short Term b. Middle Term c. Long Term 2. Metode-metode dalam Forecasting/Peramalan : Ada yang membagi menjadi 3 macam : 1) Extrapolation Methods. Metode ini hanya mendasarkan data tahun, bulan, waktu lalu) secara runtut dengan tanpa memperhatikan faktor-faktor penyebab terjadinya kejadian tersebut untuk memperkirakan peristiwa/data di waktu yang akan datang. Variabel acak yang dimungkinkan sebagai variabel pengganggu bisa berupa gerak Irregular/Random, Trend, Season atau Cyclus. 2) Causal Methods. Pada metode ini dipertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu peristiwa/data yang ada. Oleh karena itu faktor-faktor yang dianggap berpengaruh diikutkan dalam proses perhitungan sebagai variabel independent (variabel bebas). lanjutan 3) Adjustment Methods. Peramalan dengan metode ini hanyalah menggunakan justifikasi saja. Sehingga pemakaian metode ini haruslah melibatkan orang yang memang ahli dibindangnya.
Pembagian lain, metode peramalan dibagi 2 macam :
1) Metode Kualitatif. Pada metode ini peramalan dilakukan hanya berdasarkan data kualitatif dan pemakaian metode ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang benar- benar ahli/pakar dalam bidangnya atau oleh orang yang punya pengalaman. 2) Metode Kuantitatif. Peramalan dengan metode ini dapat dilakukan kalau ada/tersedia data kuantitatif. Pada metode ini dikenal 2 model: a. Metode Kausalitas (Cause Effect Methods atau metode sebab akibat). Alat utama korelasi dan regresi. b. Metode Runtut Waktu (Time Series Analysis), metode ini mencoba mengamati suatu variabel dikaitkan dengan unsur waktu. Alat utama Trend dan indeks musim. lanjutan 3. Fokus Pembahasan: Forecasting/peramalan dengan Metode Kuantitatif.
4. Memilih Metode Terbaik dalam Forecasting/Peramalan :
Dalam peramalan tidak ada satupun metode terbaik, metode terbaik adalah suatu metode yang ketika kita terapkan untuk suatu kasus akan menghasilkan error atau penyimpangan minimal/terkecil. Error (penyimpangan antara data aktual dengan data hasil forecast/peramalan), dalam peramalan biasanya diukur antara lain dengan: a. Bias. b. MAD (Mean Absolute Deviation). c. MSE (Mean Square Error). d. MAPE (Mean Absolute Procentase Error). e. Standar Error.
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda