MODUL PERKULIAHAN
P162130002-
Analisis
Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
Berdasarkan Indeks Kinerja
Konsep Dasar
05
Mega Purnamasari, S.T., M.Sc.
Teknik Teknik Industri
Dalam proses pengambilan keputusan, sering kali terjadi ketidakpastian apa yang akan
terjadi setelah keputusan diambil. Sebagai contoh dalam bukunya Marimin (2003),
sebuah industri berencana untuk mengevaluasi kinerjanya agar dapat memutuskan
langkah apa yang akan dipilih untuk keberlangsungan perusahaan. Kejadian yang
mungkin terjadi di masa datang adalah ekonomi bagus atau ekonomi buruk. Perusahaan
harus menentukan diantara beberapa alternatif sebagai berikut: memperluas perusahaan,
status quo, atau menjual perusahaan. Oleh karena itu diperlukan sebuah studi untuk
dapat menghitung secara kuantitatif dan ilmiah keputusan apa yang harus diambil.
Pada contoh diatas, kemudian diketahui setiap imbal balik yang akan diperoleh untuk
setiap alternatif yang dipilih untuk setiap kondisi.
Maximax
Maximax adalah sebuah metode pengambilan keputusan yang bersifat optimis dimana
decision maker beranggapan, kondisi yang diharapkan akan terjadi sehingga dipilih
alternatif dengan keuntungan tertinggi atau biaya terendah bergantung pada tujuan yang
dikaji.
Dimana:
Decision maker optimis, kondisi ekonomi akan bagus sehingga tentunya alternatif yang
akan dipilih adalah tetap (status quo) dengan keuntungan sebesar Rp. 1.300.000.000.
Maximin
Metode maximin berkebalikan dengan metode maximax dimana seorang decision maker
adalah seorang yang pesimis yang beranggapan lebih baik bersiap untuk kemungkinan
terburuk yang akan terjadi dimasa yang akan datang, sehingga alternatif yang dipilih
adalah alternatif terbaik di kondisi terburuk.
Dimana:
Minimax Regret
Metode ini juga digunakan oleh seorang decision maker yang pesimis dikarenakan
perhitungan dilakukan dengan mensimulasikan kerugian yang akan didapat jika tidak
memilih alternatif yang paling menguntungkan. Jika diformulasikan, rumusnya adalah
sebagai berikut:
Dimana:
500.000
650.000
980.000
Pada contoh diatas, dapat kita lihat jika decision maker akan memilih alternatif terbaik
baik pada kondisi ekonomi bagus dan ekonomi buruk, kemudian dikurangi nilai dari
masing-masing alternatif. Hasilnya menunjukan regret atau kekecewaan jika alternatif
terbaik tidak dipilih. Kemudian, dari semua alternatif, pilih nilai yang memiliki payoff
Hurwitch
Metode ini menerapkan pembobotan untuk masing-masing kondisi yang mungkin terjadi
di masa yang akan datang. Pembobotan ini berdasarkan pada data probabilitas hasil
eksperimen yang dilakukan terkait kemungkinan untuk setiap kondisi yang akan terjadi.
Sebagai contoh, ekonomi bagus memiliki probabilitas terjadi sebesar 0,3 sedangkan
ekonomi buruk memiliki probabilitas 0,7. Jika kita gambarkan dapat dilihat sebagai
berikut:
Dari contoh di atas, bobot dikali dengan payoff untuk masing- masing alternatif kemudian
dijumlahkan. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kemungkinan alternatif paling
menguntungkan adalah dengan melakukan ekspansi atau pelebaran usaha.
Equal Likelihood
Metode ini hampir sama dengan metode Hurwitch, perbedaannya hanya terdapat pada
nilai pembobotan. Jika probabilitas kejadian tidak diketahui, maka pada metode equal
likelihood, bobot akan seimbang antara satu kondisi dengan kondisi lainnya.
Diagram Keputusan
Dalam proses pengambillan keputusan, kita akan dihadapkan dengan beberapa alternatif
serta probabilitas kejadian-kejadian yang terjadi di masa yang akan datang dampak dari
hasil disetiap alternatif keputusan yang ada. Oleh karena itu, untuk memudahkan kita
dalam menggambarkan kronologi setiap hubungan antara alternatif-alternatif serta
probabilitas kejadian-kejadian yang mungkin terjadi maka perlu dibuatkan sebuah
diagram keputusan.
Dalam diagram keputusan nantinya akan terdiri dari dua dimbol yang mana simbol kotak
menandakan keputusan yang harus diambil, sedangkan simbo bulat menandakan
probabilitas kejadian, sedangkan garis adalah penghubung antar simpul.
Dalam membuat diagram keputusan, kita perlu menentukan nilai hasil untuk setiap
rangkaian alternatif keputusan yang dicantumkan di ujung akhir setiap cabang (misal
dalam bentuk: keuntungan, kerugian, kecepatan dan lain sebagainya). Sebagai contoh,
dalam sebuah kejadian yang pasti, seseorang akan membeli makan siang memiliki pilihan
arah dia akan berjalan apakah ke arah kiri atau kanan. Jika kiri yang dipilih, maka ia akan
memiliki dua pilihan rumah makan yaitu rumah makan jawa atau rumah makan makasar.
Jika ia pilih arah kanan, maka ia akan memiliki dua pilihan rumah makan lain yaitu rumah
makan sunda atau rumah makan padang. Namun orang tersebut memiliki keragu-raguan
rumah makan mana yang akan dia pilih, sehingga perlu adanya sebuah penilaian untuk
memastikan pilihan dia adalah pilihan terbaik. Setelah ditanyakan lebih mendalam, orang
tersebut ingin rumah makan yang memiliki kecepatan saji yang paling cepat, sehingga
dibuatlah kriteria penilaian berupa kecepatan saji dengan skala penilaian 1-5 dimana 1
adalah nilai terburuk dan 5 nilai terbaik/tercepat. Jika dibuat diagram keputusannya, maka
dapat terlihat seperti berikut:
Jika kita buatkan diagram keputusannya, maka akan terlihat sebagai berikut:
Sebagai contoh:
EV(alternatif A) = 90(0,4)+50(0,5)+10(0,1)=62
EV(alternatif B) = 200(0,4)+25(0,5)-120(0,1)=80,5
EV(alternatif C) = 60(0,4)+40(0,5)+20(0,1)=46
Nilai Harapan
Pada seorang analis atau decision maker akan melakukan pengambilan keputusan,
terkadang dihadapkan dengan sebuah pilihan apakah harus membeli sebuah informasi
dengan harga tertentu namun informasi tersebut sudah yakin kebenarannya dan dapat
menghilangkan segala ketidakpastian atau tidak perlu dikarenakan harga yang harus
dibayarkan tidak sesuai nilainya dengan harapan analis.
Pada informasi sempurna yang diperoleh dipilih tetap dengan payoff tertinggi yaitu
1.300.000 jika kondisi bagus dan ekspansi pada kondisi ekonomi buruk.
1.300.000(0,7)+500.000(0,3) = 1.060.000
Sehingga tanpa informasi, alternatif yang akan kita pilih adaah ekspansi dengan nilai EV
adalah 865.000
Hasil dari nilai ekspektasi dengan informasi sempurna (EVPI) adalah sebagai berikut:
1.060.000-865.000 = 195.000
Sehingga, jika sebuah informasi sempurna tersebut nilainya kurang dari 195.000 maka
masih menguntungkan dibandingkan dengan kita melakukan pengujian untuk
mendapatkan informasi tersebut. Namun sebaliknya, jika sebuah informassi sempurna
harus kita bayar lebih dari 195.000, maka perusahaan mengkajinya sendiri.
Referensi
Marimin, 2013 Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok,
IPB Press