Anda di halaman 1dari 6

AKADEMI ANGKATAN UDARA

DEPARTEMEN TMI

LAPORAN PRAKTEK
PENELITIAN OPERASIONAL

Oleh :

Hanif Ossha Yananda


Sermadatar No.Ak 2021.675

DEPARETEMEN TEKNIK MANAJEMEN INDUSTRI


AKADEMI ANGKATAN UDARA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Secara popular dapat dikatakan bahwa mengambil keputusan atau membuat


keputusan berarti memilih satu diantara banyak alternatif. Setiap orang tidak harus pimpinan
dapat membuat keputusan akan tetapi dampak keputusan yang ditimbulkan berbeda-beda,
ada yang sempit dan ada yang luas ruang lingkupnya yang terkena dampak atau pengaruh
tersebut. Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat misalnya
di rumah tangga, di kantor, atau di dalam organisasi/perusahaan. Pada umumnya suatu
keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan permasalahan atau persoalan (problem
solving). Keputusan yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai terutama dalam
kesuksesan organisasi/perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam dunia bisnis
modern, kehidupan menuntut banyak sekali keputusan yang harus dibuat. Hal ini terkait
dengan dengan cepatnya fluktuasi informasi yang ada terutama dalam informasi pasar
global. Kecepatan, keakuratan dan ketepatan dalam membuat keputusan sangat
mempengaruhi kopetensi organisasi/perusahaan dalam menciptakan daya saing yang
unggul. Inti dari pengambilan keputusan ialah terletak dalam organisasi /perusahaan
berbagai alternatif tindakan sesuai dan dalam pemilihan alternatif yang tepat setelah
evaluasi (penilaian) mengenai efektivitasnya dalam mencapai tujuan yang dikehendaki
pengambil keputusan. Pengambilan keputusan yang efektif merupakan tolok ukur
keberhasilan organisasi/perusahaan dimasa depan. Berbagai keputusan secara langka
dibuat dengan kepastian. Sebagian besar keputusan melibatkan faktor risiko. Kriteria umum
untuk menilai keputusan yang berisiko adalah ekspektasi nilai maksimum (atau minimum).
Dengan kriteria ini diasumsikan bahwa nilai dapat diestimasikan sebagai produk dari nilai
suatu hasil dan probabilitas kemunculannya. Model-model pengambilan keputusan dalam
analisa kuantitatif sering menggunakan anggapan tersedianya informasi yang sempurna.
Dalam kenyataan, para pimpinan sering dipaksa harus mengambil keputusan tanpa
informasi sempurna (ada variabilitas informasi, seperti kondisi kepastian, risiko dan
ketidakpastian).
2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai Modul Teori Permainan antara lain sebagai
berikut:
1. Praktikan mampu untuk menyelesaikan persoalan kriterium laplace, hurwich dan wald
dengankomputerisasi.
2. Praktikan mampu untuk menganalisis hasil (output) dari persoalan kriterium.
.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian menunjukkan suasana keputusan
dimana probabilitas hasil -hasil potensial tidak diketahui (tak diperkirakan). Dalam suasana
ketidakpastian pengambil keputusan sadar akan hasil-hasil alternatif dalam bermacam-
macam peristiwa, namun pengambil keputusan tidak dapat menetapkan probabilitas
peristiwa. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam kondisi ini adalah:
A. Kriteria MAXIMIN / WALD (Abraham Wald)
Kriteria untuk memilih keputusan yang mencerminkan nilai maksimum dari hasil yang
minimum Asumsi: pengambil keputusan adalah pesimistik /konservatif/risk avoider tentang
masa depan Kelemahan: tidak memanfaatkan seluruh informasi yang ada, yang merupakan
cirri pengambil keputusan modern
B. Kriteria MAXIMAX (Vs MAXIMIN)
Krietria untuk memilih alternatif yang merupakan nilai maksimum dari pay off yang
maksimum Asumsi: pengambil keputusan adalah optimistic, cocok bagi investor yang risk
taker Kelemahan: mengabaikan banyak informasi yang tersedia
C. Kriteria MINIMAX REGRET / PENYESALAN (L.J. Savage)
Kriteria untuk menghindari penyesalan yang timbul setelah memilih keputusan yang
meminimumkan maksimum penyesalan/keputusan yang menghindari kekecewaan terbesar,
atau memilih nilai minimum dari regret maksimum, dimana: Jumlah regret/opportunity loss =
Pay off max – pay off alternatif pd peristiwa tertentu
D. Kriteria HURWICZ / kompromi antara MAXIMAX dan MAXIMIN (Leonid Hurwicz)
Kriteria dimana pengambil keputusan tidak sepenuhnya optimis dan pesimis sempurna,
sehingga hasil keputusan dikalikan dengan koefisien optimistic untuk mengukur optimisme
pengambil keputusan, dimana koefisien optimisme (a) = 0 ≤ a ≤ 1 Dengan a : 1, berarti
optimis total (MAXIMAX) a : 0, berarti sangat pesimis/optimis 0 (MAXIMIN) Atau a : optimis
1-a : pesimis Kelemahan: - sulit menentukan nilai a yang tepat - mengabaikan beberapa
informasi yang tersedia (ex: prospek ekonomi sedang diabaikan)
E. Kriteria LAPLACE / BOBOT YANG SAMA (Equal Likelihood)
Asumsi: semua peristiwa mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Tahap-tahap:
1. Diawali dengan mengidentifikasikan bermacam - macam tindakan yang tersedia
dan layak
2. Peristiwa-peristiwa yang mungkin dan probabilitas terjadinya harus dapat diduga
3. Pay off untuk suatu tindakan dan peristiwa tertentu ditentukan

BAB IV
ANALISA PENGOLAHAN DATA

1. Laplace
Lakukan analisis terhadap kesiapan taruna dalam mengikuti groundschool
menggunakan kriterium laplace. Gunakan 22 taruna sebagai responden dan
tentukan sebagai berikut :
A = Sangat mampu tidak tidur di kelas
B = Mampu tidak tidur di kelas
C = Kadang tidur di kelas
D = Tidak mampu menahan tidur di kelas
E = Sangat tidak mampu menahan tidur di kelas

Jawaban.
2. Hurwich & Wald
Lakukan analisis terhadap kesiapan taruna dalam mengikuti groundschool
menggunakan kriterium Hurwich dan Wald. Gunakan 22 taruna sebagai responden
dan tentukan sebagai berikut

Jawaban.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari kasus-kasus yang telah diselesaikan dapat disimpulkan bahwa Kriterium


dikembangkan untuk kepentingan pengambilan keputusan dalam situasi konflik
antara dua kepentingan, sehingga diperoleh penyelesaian optimum.
1. Penyelesaian optimum yang dimaksud adalah terpilihnya alternatif penyelesaian
yang memberikan keuntungan maksimum bagi pihak yang menang, tetapi
memberikan kerugian minimum bagi yang kalah.
2. Menurut kami dalam praktek sehari-hari di masyarakat, Kriterium tidak selalu
dapat diterapkan dengan baik (karena asumsi-asumsi yang digunakan untuk
mendasari teori ini tidak selalu dapat dipenuhi). Disamping itu kekomplekan masalah,
seringkali memberikan kesulitan tersendiri terhadap penerapan teori ini

Anda mungkin juga menyukai