Tujuan Pembelajaran :
1. Mempelajari proses pengambilan keputusan sebagai rangkaian yang teratur.
2. Memahami berbagai lingkungan dimana keputusan harus dibuat.
3. Memahami dan menguasai berbagai metode untuk pengambilan keputusan dalam lingkungan
ketidakpastian dan berisiko.
4. Memperkenalkan konsep nilai harapan (expected value) sebagai kriteria keputusan dalam kondisi
penuh risiko.
I. PENDAHULUAN
Tugas pokok seorang pimpinan atau manajer adalah mengambil keputusan dalam berbagai
lingkungan atau situasi. Keputusan dapat diartikan sebagai pilihan terbaik dari berbagai alternatif
keputusan, sedangkan pengambilan keputusan adalah proses bagaimana manajer mengambil keputusan
tersebut dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan atau penilaian-penilaian untuk menghasilkan
keputusan yang terbaik. Proses pengambilan keputusan ini dapat menggunakan metode, teknik, teori
atau ilmu sebagai alat bantu.
Pada umumnya, pengambilan keputusan melibatkan tiga langkah (Levin et al, 2000), yaitu :
1. Mendaftar atau menginventarisir semua alternatif yang tersedia yang harus dipertimbangkan
dalam keputusan. Alternatif keputusan dapat disimbolkan dengan A1, A2, A3, ... An.
2. Mendaftar semua peristiwa mendatang yang mungkin terjadi dan diluar kontrol pengambil
keputusan atau disebut states of nature. States of nature yaitu peristiwa atau kejadian yang
tidak dapat dihindari atau dikendalikan oleh pengambil keputusan. States of nature dapat
disimbolkan dengan S1, S2, S3, ... Sn.
3. Pengambil keputusan membuat tabel hasil (payoff table) yaitu suatu tabel yang menunjukkan
hasil dari setiap kemungkinan kombinasi alternatif keputusan dan states of nature. Hasil (payoff,
value) dapat dinyatakan dalam bentuk laba atau setiap ukuran lain dari manfaat berdasarkan
situasinya, yang disimbolkan dengan V1n , V2n , V3n .
Ada tiga lingkungan dimana keputusan dapat diambil. Setiap lingkungan mempunyai karakteristik yang
berbeda mengenai informasi, data, states of nature, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya. Ketiga
lingkungan tersebut adalah :
1. Pengambilan keputusan pada kondisi kepastian (certainty). Pada kondisi kepastian, semua
informasi untuk pengambilan keputusan tersedia dan valid. Biasanya kondisi ini berhubungan
dengan pengambilan keputusan yang sangat rutin, sama dari waktu ke waktu.
2. Pengambilan keputusan pada kondisi ketidakpastian (uncertainty), yaitu suatu keputusan
dengan kondisi informasi tidak sempurna dan probabilitas suatu kejadian tidak ada. Beberapa
karakteristik lingkungan ini adalah :
1
a. Informasi tentang alternatif dan peristiwa di masa depan tidak lengkap
b. Manajer mungkin harus menggunakan pendekatan alternatif yang kreatif.
3. Pengambilan keputusan pada kondisi berisiko (risk), yaitu pengambilan keputusan dengan
adanya probabilitas atas suatu kejadian. Lingkungan pengambilan keputusan pada kondisi ini
ditandai dengan :
a. Keputusan memiliki tujuan yang jelas
b. Informasi tersedia dengan baik
c. Hasil di masa depan yang dihubungkan dengan setiap alternatif ditentukan oleh peluang
masing – masing.
Contoh soal: Seorang pengusaha industri barang X memiliki dana tambahan sebesar Rp 1 milyar. Dana tersebut
akan digunakan untuk meningkatkan produksi dan penjualan barangnya. Pengusaha tersebut berencana
menanamkan/menginvestasikannya dana tersebut pada salah satu dari tiga investasi alternatif, yaitu: (1)
memperluas pabrik yang sudah ada, (2) membangun pabrik baru, (3) men-subkontrakkan produksi. States of
nature yang dihadapi adalah kondisi permintaan atas barang X. Matriks payoff disajikan pada table berikut:
Contoh Soal :
Alternatif Permintaan
Keputusan Tinggi Sedang Rendah Gagal
Perluas Pabrik 500 jt 250 jt -250 jt -450 jt
Bangun Pabrik 700 jt 300 jt - 400 jt - 800 jt
Subkontrak 300 jt 150 jt - 100 jt - 150 jt
A. KRITERIA MAXIMAX
Dalam kriteria maximax dijumpai beberapa karakteristik, yaitu :
1. Pengambil keputusan dianggap sangat optimis, yaitu dipilihnya hasil-hasil yang terbesar dari
alternatif-alternatif yang memberikan hasil maksimal.
2. Memilih alternatif yang merupakan nilai maksimum dari pay off yang maksimum.
3. Ada kelemahan yaitu mengabaikan banyak informasi yang tersedia.
2
• Penyelesaian dengan Kriteria MAXIMAX
– Tentukan Pay Off Maksimum dari setiap
Alternatif Keputusan
B. KRITERIA MAXIMIN
Kriteria Maximin (disebut juga Kriteria Wald, dicipta oleh Abraham Wald). Kriterian ini mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Kriteria untuk memilih keputusan yang mencerminkan nilai maksimum dari hasil yang
minimum.
2. Asumsi: pengambil keputusan adalah pesimistik /konservatif/risk avoider tentang masa depan.
3. Kelemahan: tidak memanfaatkan seluruh informasi yang ada yang merupakan ciri pengambil
keputusan modern.
Untuk menyelesaikan kasus dengan menggunakan Kriteria Regret ini, dapat digunakan pada
pedoman sebagai berikut :
3
1. Tentukan nilai regret (opportunity loss) setiap pay off, dengan jalan mengurangkan nilai
pay off maksimal baris dengan payoff tiap baris.
2. Menentukan nilai regret maksimal tiap baris.
3. Menentukan nilai minimax, sebagai alternatif pengambilan keputusan.
Alternatif Permintaan
Keputusan
Tinggi Sedang Rendah Gagal
Perluas Pabrik 200 50 150 300
Bangun Pabrik 0 0 300 650
Subkontrak 400 150 0 0
D. KRITERIA REALISME
Kriteria Realisme disebut juga dengan Kriteria Hurwicz, dicipta oleh Leonid Hurwich (USA, 1917 –
2008). Kriteria ini mempunyai karakteristik berikut :
1. Kompromi antara Kriteria MAXIMAX dan Kriteria MAXIMIN (Kriteria Optimis dan Pesimis)
2. Kriteria dimana pengambil keputusan tidak sepenuhnya optimis dan pesimis sempurna, sehingga
hasil keputusan dikalikan dengan koefisien optimistik untuk mengukur optimisme pengambil
keputusan, dimana koefisien optimisme () = 0 1
Dengan = 1, berarti optimis secara total (MAXIMAX)
= 0, berarti sangat pesimis secara total (MAXIMIN)
3. Kelemahan: sulit menentukan nilai yang tepat dan mengabaikan beberapa informasi yang
tersedia.
4
• Penyelesaian dengan Kriteria Realisme
– Ditentukan besaran = 0,7
Tabel PayOff Maksimum Tabel PayOff Minimum
5
III. PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA KONDISI BERISIKO
Risiko merupakan sesuatu yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang sebagai
konsekuensi atau akibat dari suatu tindakan. Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian. Risiko
adalah suatu hasil yang berbeda dari hasil yang diharapkan. Dengan adanya risiko, maka akibat yang
mungkin timbul adalah :
– kerugian, dengan adanya risiko, maka hasil positip yang akan diperoleh (keuntungan)
akan berkurang dari semestinya.
– ketidakpastian, dengan adanya risiko, maka tidak mungkin lagi dapat dipastikan hasil
positip yang mungkin akan diterima, karena risiko tidak dapat dihitung dengan pasti.
Sumber-sumber risiko adalah (1) masyarakat (risiko sosial) berupa tindakan orang-orang yang
menciptakan kejadian yang menyebabkan terjadinya penyimpangan yang merugikan, (2) fisik (risiko
fisik), berupa fenomena alam dan kesalahan manusia, (3) ekonomi (risiko ekonomi), berupa keadaan
ekonomi yang mungkin mengalami perubahan.
Pengambilan keputusan pada kondisi berisiko (misalnya, untuk penentuan persediaan)
didasarkan variabel random diskrit. Adapun kriteria yang dapat digunakan adalah Kriteria Nilai
Harapan (Expected Value).
--------------------------------------------------------
Penjualan Harian (Unit) Bilangan Hari Prob
--------------------------------------------------------
10 18 18/90 = 0,20...dst
11 36
12 27
13 9
-------------------------------------------------------
Yang menjadi masalah bagi penjual adalah karena buah yang mudah busuk/rusak, maka pedagang
ingin mengetahui berapa ikat produk yang akan dia beli untuk dijual besok atau hari-hari berikutnya ?
6
Tahapan-tahapannya :
A. Menghitung Laba Bersyarat
• Menunjukkan hasil rupiah dari semua kombinasi kemungkinan pembelian dan penjualan
atau menunjukkan laba yang diakibatkan kombinasi pembelian dan penjualan
(Permintaan dan Penwaran)
• Harga pembelian buah per ikat = Rp. 3.000
• Harga penjualan buah per ikat = Rp. 8.000
• Maka keuntungan (laba) per ikat = Rp. 5.000
• Apabila buah tersebut tidak terjual pada esok hari, maka pedagang akan menanggung
rugi sebesar harga pembelian
• Menentukan probabilitas didasarkan variabel random diskrit
---------------------------------------------------------------
Penjualan Harian (Unit) Bilangan Hari Prob.
--------------------------------------------------------------
10 18 18/90 = 0,2
11 36 36/90= 0,4
12 27 27/90= 0,3
13 9 9/90= 0.1
------------------------------------------------------------
Jumlah 90 =1
-----------------------------------------------------------
Tabel laba bersyarat adalah :
7
Penjualan Prob. Persediaan (pembelian) yang mungkin
(Permintaan) dilakukan
yang mungkin (ikat) 10 ikat 11 ikat 12 ikat 13 ikat
10 0,2 50.000 - - -
11 0,4 - 55.000 - -
12 0,3 - - 60.000 -
13 0,1 - - - 65.000
Dengan demikian Laba Harapan dengan Informasi Sempurna (Expected Profit with Perfect
Information/EPPI) :
EPPI = 0,2(50.000) + 0,4 (55.000) + 0,3 (60.000) + 0,1(65.000) = 56.500
Pedagang tersebut memperoleh laba maksimum rata-rata berdasarkan
Informasi Sempurna sebesar Rp. 56.500 per hari.
8
E. Analisis Marginal
Bahwa persediaan akan terus ditambah selama keuntungan marginal (MP) yang diharapkan lebih besar
atau sama dengan kerugian marginal (ML). Tujuan analisis marginal untuk menghindari perhitungan
yang berlebihan karena banyaknya kombinasi kemungkinan laba yang dihasilkan dari kombinasi
penjualan dengan pembelian.
SYARAT : MP ≥ ML
MP = marginal profit (batas laba)
yaitu jika satuan unit tambahan terjual maka akan mengalami kenaikan terhadap laba bersayarat
ML = marginal loss (batas rugi)
yaitu jika satuan unit tambahan tidak terjual maka akan mengalami penurunan laba
Dimisalkan :
p = probabilitas terjualnya 1 unit tambahan barang (MP)
1-p = probabilitas tidak terjualnya 1 unit tambahan barang (ML)
Sehingga formulasi Analisis Marginal sbb:
pMP = (1-p) ML
pMP = ML – pML
pMP+pML = ML
p(MP+ML)= ML
ML
p = ------------ probabilitas kumulatif minimum yg dapat memberikan laba
(MP + ML)
9
Jual 13 Unit : prob terjual =0,1 , maka EMP = 0,1 (5.000) = 500
prob tdk terjual = 0,9, maka EML = 0,9 (3.000) = 2.700 EMP < EML
Konsep kriteria nilai harapan dengan variabel random yang didistribusikan secara kontinu
memfokuskan hal-hal berikut :
• Penentuan probabilitas didasarkan pada variabel random kontinu, yaitu nilai-nilainya yang tidak
terbatas dan didasarkan pada interval. Biasanya membentuk garis lurus yang berhubungan
dengan interval yang ada.
• Distribusi probabilitas kontinu sering menggunakan Distribusi Normal
• Distribusi normal adalah salah satu distribusi teoritis dari variabel random kontinu yang juga
merupakan kurva kontinu berbentuk lonceng yang simetris.
DISTRIBUSI NORMAL
Karakteristik distribusi kurva normal
0,5 0,5
P(x≤) = 0,5
P(x) = 0,5
Luas kurva normal :
Untuk menentukan nilai variabel random dalam distribusi normal dengan Standar Z sebagai berikut :
X -
Z = ----------- artinya berapa kali standar deviasi (σ)
σ menyimpang dari rata-rata ()
10
Z > 0 jika x >
Z < 0 jika x <
Simetri : P(0 ≤ Z ≤ b) = P(-b ≤ Z ≤ 0)
.00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9 0.82630
1.0
1.1
3.9
Jika Z = 0.94, maka besar p = 0,8263 atau 82,63%
11
0,89973
µ
=4.200 6.000
0,71566
Daerah arsir
µ
=4.200 5.000
12
ML 6 6
Sehingga prob.minimum = ----------- = ------- = --- = 0,4615
MP + ML 7+6 13
probalilitas dari titik distribusi (X) = 1- 0,4615 = 0,5385
Sehingga Z tabel = 0,09
Rata-Rata () = 120
Standar Deviasi (σ) = 38
X- X-120
Z = --------- => 0,09 =----------- = X = 123,43 atau 123
σ 38
Keputusan : Jumlah barang akan disediakan sebanyak = 123 unit
0,4615
0,5385
Z=?
µ
X
SOAL-SOAL LATIHAN
(1). Seorang investor memiliki dana sebesar Rp. 500 juta dan ingin menanamkan pada salah satu dari
tiga investasi alternatif, yaitu obligasi, deposito, dan properti. Diasumsikan bahwa investor bersedia
menginvestasikan seluruh dananya pada salah satu rencana. Pay Off dari ketiga investasi tersebut
didasarkan pada tiga kondisi ekonomi potensial, yaitu cerah, sedang dan lesu. Matriks Payoff hasil
investasi (Rp) adalah sebagai berikut :
(2). Seorang pedagang merencanakan untuk membeli barang X dengan harga Rp. 50 per unit dan akan
menjual kembali seharga Rp. 70 per unit. Karena sifat barang mudah rusak, maka dalam waktu
yang singkat barang tersebut diharapkan terjual semua. Tetapi jika ada barang yang sisa, masih
dapat dijual senilai ½ harga beli. Pedagang tersebut menghadapi masalah, yaitu berapa banyaka
barang X yang harus disediakan untuk penjualan besok supaya labanya optimal. Berdasarkan
pengamatan 100 hari terakhir atas penjualan, diperoleh informasi sebagai berikut:
13
Kuantitas terpakai (per minggu)i Frekuensi
100 34
105 23
110 26
115 17
Diminta : Berapakah persediaan yang harus disediakan agar laba optimum dapat dicapai. Gunakan
kriteria-kriteria yang ada.
(3). Seorang pedagang menjual suatu barang pada musim sepi. Pedagang tersebut membeli dengan
harga $ 9 per unit dan menjualnya kembali dengan harga $ 16 per unit. Bila per unit barang tidak
terjual pada hari penjualan pertama harganya menjadi $ 3 sebagai nilai sisa. Berdasarkan hasil
pengalaman penjualan masa lalu bahwa permintaan untuk produk didistribusikan secara normal
dengan rata-rata penjualan () sebesar 120 unit dan standar deviasi (σ) sebesar 38. Pertanyaan :
Berapakah jumlah barang yang harus disediakan pedagang tersebut ?
(4). Selama sepuluh minggu terakhir toko swalayan Berastagi menjual buah apel rata-rata 150 kardus
per minggu dengan standar deviasi 40 kardus. Menurut perhitungan manajer titik pulang pokok
(BEP) penjualan buah apel tersebut 120 kardus. Harga beli apel $ 70 per kardus dan dijual kembali
seharga $ 160 per kardus. Berdasarkan informasi ini :
(a). Sampai batas berapa karduskah buah apel yang harus disediakan untuk penjualan minggu-
minggu mendatang supaya tetap beruntung ? Buktikanlah !
(b). Hitunglah berapa Expected Profit dari penjualan apel berdasarkan rata-rata penjualan ?
(c). Berapakah probabilitas penjualan apel tersebut dalam keadaan beruntung ?
(d). Seandainya toko swalayan tersebut ingin beruntung paling sedikit 30 kardus, berapakah
probabilitasnya?
14