Anda di halaman 1dari 20

S TA N D A R P E L A K S A N A A N

PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA


BAB IV
A.PENDAHULUAN

1. RUANG LINGKUP

Standar pelaksanaan pemeriksaan keuangan negara mengatur


tanggung jawab pemeriksa dalam mlaksanakan pemerinksaan yang
mencakup perencanaan, pengumpulan bukti pemeriksaan,
pengembangan temuan pemeriksaan, dan supervisi.
2. Tujuan

Tujuan pemeriksa dalam menerapkan standar ini adalah untuk:

a. Merencanakan pemeriksaan yang berkualitas agar dapat


dilaksanakan secaraefisien dan efektif

b. Merancang dan melaksanakan prosedur pemeriksaan untuk


memperoleh bukti yang cukup dana tepat
B. PERENCANAAN

BPK dan pemeriksa harus merencanakan pemeriksaan dengan


sebaik baiknya. Dalam tataran Nasioanl, BPK harus terlebih dahulu
menyusun sebyah perencanaan strategis(renstra) yang sejalan
dengan program-program utama pemerintah. Renstra menjadi arah
strategis pada penyusunan rencana pemeriksaan tahunan BPK,
termasuk dalam mendefinisikan harapan penugasan dan tujuan
pemeriksaan.
PERENCANAAN PENUGASAN

Perencanaan yang matang akan berkontribusi besar terhadap


kesuksesan pemeriksaan.

Tujuan utama pemeriksa melakukan perencanaan adalah untuk


menekan resiko pmeriksaan sehingga pada akhirnya pemeriksa
tidak salah dalam memberikan opini dan kesimpulan.
KONSEP PENTING TERKAIT RENCANA
PEMERIKSAAN

 Penentuan tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus memperhatikan apabila


tujuan adalah menilai kepatuhan, maka pemeriksa harus mampu menjawab
apakah secara keseluruhan informasi hal pokok yang dipriksa telah patuh
terhadap ketentuan.
 Kejelasan setiap penugasan pemeriksaan yang dilakukan.

 Pemahaman atas entitas dan/atau hal pokok/informasi yang diperiksa


diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan, menentukan materialitas,
resiko, jenis dan sumber bukti, serta auditabilitas.
Penilaian Resiko. Dilakukan dengan tahapan-tahapan berikut:

a. Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern dengan


menggunakan pertimbangan profesional

b. Penilaian resiko dilakukan dengan mempertimbangkan risiko


bawaan (inherent risk), risiko pengendalian(control risk), risiko
deteksi (detection risk)
c. Penilaian risiko bersifat dinamis dan selalu diperbaharui seiring
dengan informasi atau fakta yang yang diperoleh pemeriksa selama
proses pemeriksaan.
Identifikasi Kriteria. Kriteria dalam pemeriksaan keuangan
berbentuk formal, yaitu standar akuntasi yang merupakan kerangka
pelaporan keuangan yang digunakan oleh penyusun laporaan
keuangan.
Pertimbangan Materialitas. Materialitas meliputi aspek
kuantitatif dan kualitatif. Pertimbangan materialitas mempengaruhi
keputusan mengenai sifat, waktu, dan luas prosedur pemeriksaan
dan evaluasi hasil pemeriksaan.
Pertimbangan atas going concern. Dalam pemeriksaan
keuangan, pemeriksa harus mempertimbangkan kelangsungan
usaha (going concern) dan peristiwa yang terjadi antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal LHP.
C. PEMEROLEHAN BUKTI

RELEVAN
Relevansi bukti terkait dengan kesesuaian bukti untuk menjawab tujuan.
VALID
Pemeriksa harus skeptisisme profesional berarti suatu sikap kewaspadaan
terhadap validitas bukti yang diperoleh serta sikap kewaspadaan apabila
menemukan bukti-bukti yang kontrdiktif satu sama lain.
ANDAL
Parameter keandalan bukti:
a. Bukti eksternal lebih andal daripada eksternal
b. Bukti internal lebih andal apabila dihasilkan melalui pengendalian
intern yang efektif
c. Bukti yang diperoleh pemeriksa secara langsung lebih andal
daripada yang tidak langsung
d. Bukti dokumen lebih dapat diandalkan daripada lisan

e. Bukti asli lebih dapat diandalkan daripada copy


Metode yang digunkan untuk pengumpulan bukti adalah

1. Inpeksi 6. Prosedur analitis

2. Observasi 7. Tehnik lainnya

3. Permintaan keterangan

4. Komfirmasi

5. Rekalkulasi
UJI PETIK

Pemeriksa dapat memperoleh bukti dengan menggunakan uji petik


pemeriksaan untuk memberikan dasar yang memadai bagi
pemeriksa untuk menarik kesimpulan. Pemilihan uji petik
dilakukan dengan menggunakan peretimbangan materialitas baik
secara kuantitatif maupun kualitatif.
D.PENGEMBANGAN
TEMUAN

Pemriksa harus mempertimbangkan unsur temuan yang terdiri dari


kondisi, kriteria, akibat, dan sebab dalam mengembangkan temuan
pemeriksaan. Namun, unsur yang dibutuhkan untuk sebuaha
temuan pemeriksaan bergantung pada tujuan pemeriksaan.
E. SUPERVISI

Supervisi dilakukan secara berjenjanag dan dimaksudkan untuk


menjamin pencapaian tujuan pemeriksaan dan pencapaian kualitas
pemeriksaan sesuai denegan standar pemeriksaan. Pihak yang
melakukan supervisi juga memfasilitasi kegiatan monitoring dalam
tim. Sifta dan luas supervisi serta review atas hasil dapat brvariasi
bergantung pada sejumlah faktor, seperti jumlah personil dalam
tim, pentingnya apekerjaan dan pengalaman pemeriksa.
S U P E RV I S I M E N C A K U P H A L - H A L
BERIKUT

a. Memantau kemajuan pemeriksaan

b. Mempertimbangkan kompetensi dan kemmapuan setiap


anggota tim, termassuk kecukupan waktu yang diberikan,
pemahaman atas instruksi, dan kesuaian pelaksaan pekerjaan
dengana pendekatan yang telah direncanakan.
c. Mengarahkan pemeriksa ke hal signifikan yang timbul selama
pemeriksaan, mempertimbangkan siginifikansi hal tersebut dan
memodifikasi pendekatan yang telah direncanakan dengan tepat.

d. Mengidentifikasi hal yang perlu dikonsultasikan atau


dipertimbangkan oleh anggota tim pemeriksa yang lebih
berpengalaman selama pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai