Anda di halaman 1dari 33

NIA AZURA SARI

11273203526

VIRA OCTARIANA
11273202848

METODOLOGI
AUDIT SEKTOR
PUBLIK
AUDIT KEUANGAN
PERENCANAAN
1. Pemahaman atas Sistem Akuntansi Keuangan Sektor Publik
2. Penentuan tujuan dan lingkup audit
3. Penilaian resiko
4. Penyusunan rencana audit
Rencana audit pada umumnya berisi uraian mengenai : area yang akan diaudit,
jangka waktu pelaksanaan audit, personel yang dibutuhkan, dan sumber daya lain
yang diperlukan untuk pelaksanaan audit.
5. Penyusunan program audit
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit
yang akan dilakukannya. Suatu program audit biasanya berisi : tujuan audit untuk
tiap area, prosedur audit yang akan dilakukan, sumber-sumber bukti audit, dan
deskripsi mengenai kesalahan (eror)
PELAKSANAAN
1. Memahami Sistem Pengendalian Internal (SPI)
2. Melakukan pengujian atas TLHP sebelumnya
3. Melakukan pengujian pengendalian
4. Melakukan pengujian substantive terbatas
5. Melakukan pengujian kepatuhan terhadap peraturan
6. Melakukan dokumentasi pemeriksaan
PELAPORAN

1. Review kertas kerja dan kesimpulan


2. Penetapan materialitas, risiko dan sampling
3. Penyusunan laporan hasil pemeriksaan interim
4. Penyusunan program pemeriksaan substantif
atau secara terperinci
AUDIT KINERJA
PERENCANAAN
1. Pemahaman Entitas
Informasi yang diperlukan : gambaran umum entitas, pemahaman
input, proses, output, outcome.
Laporan atas pemahaman entitas : tujuan entitas, hubungan
akuntabilitas, sumber daya, proses manajemen, tujuan kinerja, program
dan operasi, lingkungan eksternal.
2. Identifikasi Area Kunci
Area kunci adalah area, bidang, atau kegiatan yang menjadi fokus
audit dalam entitas.
Pendekatan untuk identifikasi area kunci :
• Risiko manajemen, makanya dikenal risk based audit
approach.
• Signifikansi, salah satu faktor signifikansi adalah
materialitas keuangan.
• Dampak audit, merupakan nilai tambah dari audit
kinerja yakni perubahan/perbaikan yang dapat
meningkatkan 3E (Economy, Efficiency, Effectiveness).
• Auditabilitas
3. Tujuan dan Ruang Lingkup
Tujuan audit merupakan alasan dilaksanakannya audit.
Sedangkan, ruang lingkup merupakan batasan suatu audit.
Ruang lingkup memuat : tujuan audit, permasalahan yang
diperiksa (3E), waktu yang diperlukan, besarnya sampel.
4. Kriteria Audit
Kriteria audit adalah standar ukuran harapan mengenai apa yang
seharusnya terjadi, praktik terbaik, dan benchmarks.
Tujuan dari penetapan kriteria adalah sebagai dasar pembanding
apakah praktik-praktik yang dilaksanakan telah mencapai standar kinerja
yang seharusnya.
Terdapat 2 pendekatan penetapan kriteria, antara lain:
a. Kriteria proses
Yakni pendekatan penetapan kriteria dengan memfokuskan pada
proses kerja auditeei. Menilai apakah entitas/program/kegiatan memiliki
prosedur, metode, atau proses operasional yang baik. Kriteria ini
berkaitan dengan cara kerja dan sumber daya (input) yang seharusnya
digunakan auditeei secara memadai di bidang-bidang kegiatan yang
diperiksa dalam proses pekerjaan.
b. Kriteria hasil
Yakni pendekatan penetapan kriteria dengan memfokuskan pada
pencapian hasil. Kriteria keberhasilan berkaitan dengan tercapainya 3E
(Ekonomi, Efisiensi, dan efektivitas) sesuai dengan standar yang
ditetapkan.
Karakteristik kriteria yang baik jika karakteristik tersebut
mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Dapat dipercaya (reliable)
• Obyektif (obejctive)
• Bermanfaat (usefulness)
• Bisa dimengerti (understandability)
• Bisa diperbandingkan (comparability)
• Lengkap (completeness)
• Bisa diterima (acceptability)
Langkah dalam menentukan kriteria : menilai ketepatan
karakteristik kriteria audit, menentukan sumber kriteria, mengembangkan
kriteria, mengkomunikasikan kriteria dengan auditee.
Jika audit kinerja tidak dapat memeberikan rekomendasi, maka
audit gagal.
5. Identifikasi Bukti Audit
a. Manfaat identifikasi bukti audit : mendukung temuan, simpulan,
rekomendasi.
b. Jenis bukti : bukti fisik, bukti dokumenter, bukti kesaksian, bukti
analitis.
c. Sumber bukti : internal, eksternal dan sumber lainnya.
d. Syarat bukti : cukup jumlahnya, kompeten – harus sah/valid, dan
relevan – jelas dan punya hubungan logis dan masuk akal dengan
tujuan, kriteria audit, dan dapat dimengerti.
6. Laporan Survey Pendahuluan
Unsur laporan survey pendahuluan:
• Tujuan survey pendahuluan
• Penjelasan kegiatan/program entitas yang diaudit
• Risiko audit pada audit pendahuluan
• Hasil penelaahan SPI
• Hasil penelaahan peraturan UU
• Identifikasi kriteria audit
• Identifikasi masalah yang perlu dilakukan pengujian
terinci
• Usulan apakah audit akan dilanjutkan atau tidak.
7. Program Pengujian Terperinci (P2 dan PKP).
Program audit adalah pedoman dalam tahap
pelaksanaan audit yang menjabarkan prosedur terinci
untuk melaksanakan audit.
Teknik audit mengacu pada teknik dalam
pengumpulan data seperti : reviu dokumen, wawancara,
kuesioner, analisis data, observasi.
Prosedur audit adalah langkah, pengujian,
instruksi, dan rincian termasuk dalam program audit
untuk dilaksanakan secara sistematis dan masuk akal.
Adapun langkah-langkah menyusun program audit, antara lain:
a. Memahami istilah baku
b. Menetapkan pendekatan audit
c. Memfokuskan pada pembuktian kriteria audit
d. Menetapkan prosedur yang tepat
e. Menetapkan format program audit, yang menyangkut isi – isi
program audit apa saja, misalnya dasar penyusunan, standar
yang digunakan, entitas yang diaudit, alasan audit.
AUDIT DENGAN TUJUAN
TERTENTU
PELAKSANAAN
1. Mengumpulkan dan menguji bukti audit.
a. Teknik pengumpulan bukti:
• Observasi
• Studi literatur atau basis data
• Reviu program
• Benchmarking
• Survey
• Wawancara
• Focus group discussion (diskusi bersama)
• Pendapat ahli dan reviu audit lain
b. Teknik Analisis Bukti : c. Langkah-Langkah
• MLP (Model Logika Program) Pengujian :
menggambarkan arus logika
kinerja • Menentukan teknik
pengujian
• Membuat perbandingan dengan
rasio • Membandingkan hasil
• Distribusi data : menggunakan pengujian bukti dengan
grafik / kurva kriteria audit
• Analisis regresi : menilai • Mengidentifikasi sebab
hubungan antar variabel
dan akibat dari
• Analisis manfaat – biaya perbedaan
• Simulasi dan modeling
• Mengidentifikasi usulan
• Analisis isi dari data kualitatis rekomendasi atas
• Analisis arus kerja dan arus temuan
komunikasi
2. Menyusun KKP
b. Karakteristik KKP
a. Manfaat penyusunan KKP
• Lengkap dan akurat
• Sebagai dasar
perencanaan audit tahun • Mempunyai tujuan yang jelas
selanjutnya
• Jelas dan singkat
• Sebagai catatan bahan
• Mendukung simpulan audit
bukti dan hasil pengujian
yang telah dilakukan • Mudah dipersiapkan
• Sebagai dasar untuk • Mudah dimengerti dan
menentukan jenis laporan berurutan
audit yang pantas • Relevan
• Sebagai dasar untuk • Terstruktur
supervisi audit
• Mudah diakses
• Mudah direview
3. Menyusun dan Mengkomunikasikan Temuan
Temuan audit adalah masalah-masalah yang ditemukan selama
audit berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan
dikomunikasikan dalam entitas yang diaudit karena mempunyai dampak
terhadap perbaikan / peningkatan kinerja 3E auditee.
Ciri-ciri temuan yang baik:
a. Didukung bukti yang memadai
b. Harus penting/material
c. Harus mengandung unsur temuan:
• Kondisi (what) : gambaran situasi yang sebenarnya terjadi
• Kriteria (what should be) : sesuatu yang seharusnya terjadi berupa
standar masukan (input), standar proses, dan standar hasil
(output).
• Sebab - akibat
Penyusunan dan pengembangan temuan audit:
a. Kenali fakta/kondisi secermat mungkin
b. Tetapkan kriteria
c. Tentukan apakah ada perbedaan signifikan antara
kondisi dan kriteria
d. Identifikasi dampak yang ditimbulkan
e. Adakah suatu analisis antara penyebab, kondisi, dan
akibat.
PELAPORAN
Tujuan LHP : Menyediakan informasi, rekomendasi, dan
penilaian yang independen bagi pengguna laporan mengenai
pelaksanaan kegiatan entitas yang diaudit bagi para pengguna
laporan mengenai pelaksanaan kegiatan auditee apakah
diselenggarakan dengan ekonomi, efisien, dan efektif.
Manfaat LHP : Alat komunikasi, dasar untuk perbaikan
dan untuk menilai kecukupan tindakan perbaikan
Karakteristik laporan yang baik : Tepat waktu, lengkap,
akurat, objektif, meyakinkan, jelas, ringkas.
Langkah penyusunan LHP:
a. Menyusun konsep laporan : surat pengantar,
ringkasan laporan, dan draft LHP
b. Mengkomunikasikan LHP, mendapatkan
komentar dari auditee
c. Menyusun laporan akhir : mencocokkan
referensi, menelaah konsep laporan akhir, dan
mendistribusikan laporan.
SUMBER INFORMASI
1. Pengembangan temuan audit sebelumnya
2. Adanya pengaduan dari masyarakat
3. Adanya permintaan dari dewan komisaris atau
DPR untuk melakukan audit, misalnya karena
adanya dugaan penyelewengan oleh
manajemen/pejabat
TUJUAN

Tujuan dari audit dengan tujuan tertentu adalah


mencari temuan lebih lanjut atas temuan audit
sebelumnya, serta melaksanakan audit untuk
membuktikan kebenaran berdasarkan pengaduan
atau informasi dari masyarakat.
PROGRAM AUDIT
Program audit untuk audit dengan tujuan tertentu
umumnya sulit untuk ditetapkan atau dibakukan terlebih
dahulu. Kalau audit yang akan dilaksanakan merupakan
pengembangan dari temuan audit sebelumnya, maka
seharusnya sama seperti audit keuangan dan audit
kinerja. Auditor dapat menyusun langkah audit yang
hendak dilaksanakan. Tetapi, dalam praktiknya, program
tersebut mengalami banyak penyesuaian atau
perubahan
PROSEDUR DAN TEKNIK AUDIT

Mengacu pada standar auditing, dan penyesuaian


dilakukan sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Dalam
merencanakan dan melaksanakan audit dengan tujuan
tertentu, auditor menggunakan sikap skeptis profesional
serta menerapkan asas praduga tidak bersalah. Audit ini
sebaiknya dilaksanakan oleh tim atau minimal salah
satu auditor yang telah mengembangkan temuan audit
sebelumnya.
KERTAS KERJA AUDIT

1. Kertas kerja audit yang umum, yaitu menyangkut data


umum, objek, atau kegiatan yang diperiksa termasuk
ketentuan yang harus dipatuhi.
2. Kertas kerja audit untuk setiap orang yang diduga
terlibat, yaitu berisi antara lain: identitas seseorang,
tindakan yang melanggar hukum, serta akibatnya yang
dilengkapi dengan bukti yang mendukung. Selain itu, kertas
kerja ini dapat disusun per tahapan transaksi.
HASIL AUDIT DENGAN TUJUAN TERTENTU
1. Apa yang dilaporkan masyarakat tidak terbukti
2. Apa yang diadukan terbukti, misalnya terjadi penyimpangan dari suatu aturan
ketentuan yang berlaku namun tidak merugikan negara atau perusahaan.
3. Terjadi kerugian bagi perusahaan akibat perbuatan melanggar hukum yang
dilakukan oleh karyawan.
4. Terjadi ketekoran/kekurangan kas atau persediaan barang milik negara, dan
bendaharawan tidak dapat membuktikan bahwa kekurangan tersebut bukan
diakibatkan karena kesalahan atau kelalaian bendaharawan.
5. Terjadi kerugian negara sebagai akibat terjadinya wanprestasi atau kerugian dari
perikatan yang lahir dari undang-undang.
6. Terjadi kerugian negara sebagai akibat dari perbuatan melawan hukum dan tindak
pidana lainnya.
Laporan audit ini bersifat rahasia. Laporan
tersebut akan diserahkan kepada kejaksaan. Dalam
menyusun laporan tersebut, auditor tetap menggunakan
asas praduga tak bersalah. Pada umumnya, audit
dengan tujuan tertentu berisi: dasar audit, temuan audit,
tindak lanjut, dan saran. Sementara, laporan audit yang
akan diserahkan kepada kejaksaan berisi temuan audit
yang terdiri atas: modus operasi, sebab terjadinya
penyimpangan, bukti yang diperoleh, dan kerugian yang
ditimbulkan.
REFERENSI
Bastian, Indra. Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba
Empat. 2006
www.bpk.go.id
https://diploma4stan.wordpress.com/2012/02/16/resu
me-audit-kinerja/

Anda mungkin juga menyukai