Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4

Nama : Wikan Novantoro


NIM : 191031076

Proximate
Proximate analysis merupakan suatu analisis yang dilakukan terhadap sampel batubara
untuk menentukan kandungan air (moisture), zat terbang (volatile matter), abu serta
karbon tetap (fixed carbon), yang penjelasannya adalah sebagai berikut :
Kandungan Air (Moisture)
Air atau moisture yang terkandung dalam batubara terbagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Free Moisture

 Semua batubara mengandung free moisture dalam jumlah tertentu, yang pada
umumnya disebabkan oleh air bawah tanah yang bergabung dalam proses
pembentukan batubara serta semprotan-semprotan air pada proses-proses pencucian
maupun berasal dari hujan dan salju. Pada kebanyakan analisis, free moisture
ditetapkan sebagai langkah pertama untuk memeperoleh total moisture, termasuk
bagian yang menguap ketika sampel dalam proses menuju keseimbangan dengan
udara sekitar.
 Free moisture dinyatakan dalam presentase dan diukur dari berkurangnya berat
sampel antara 5 – 15 kg, hal ini dilakukan dengan cara menempatkan sampel pada
udara yang bersikulasi bebas pada temperatur kurang dari 15 0C diatas temperatur
ambient selama 16 sampai 24 jam. Sampel tersebut kemudian disebarkan dengan
rata sehingga memiliki ketebalan penampang sekitar 2,5 cm dan apabila sampel
batubara memiliki tingkat kebasahan yang lebih tinggi maka waktu pengeringan
mungkin meningkat sampai melebihi 24 jam.
2. Inherent Moisture

Diukur dengan mengukur kehilangan berat jika 1 kg sampel


dipanaskan dalam oven sampai 105 0C – 110 0C selama 5 – 6
jam dalam aliran udara lambat.
3. Air – Dry Moisture
Untuk menetapkan kandungan air dari sampel laboratorium dalam rangka
melakukan analisa secara umum maka dapat dilakukan dengan cara 
mengeringkan 1 gram sampel dalam suatu oven vakum menggunakan cara yang
sama dengan free moisture dan selanjutnya menimbang secara langsung
kandungan air yang diserap oleh absorbent (alat penyerap) dari gas nitrogen
kering yang dilewatkan pada batubara di dalam tabung pemanas. Jika
batubara dipanaskan di udara pada suhu lebih dari 100 0C tetapi dibawah titik
nyalanya maka akan terjadi perubahan lain selain hilangnya uap air yang
meliputi :
Kehilangan berat sehubungan dengan evolusi gas-gas serta terurainya
batubara.
Bertambahnya berat sehubungan dengan pembentukan peroksida padat.
Pemakaian Nitrogen untuk mengeluarkan Oksigen dapat mencegah terjadinya
hal ini.
Abu (Ash)

1. Abu Inherent (inherent ash)


Abu inherent adalah kandungan abu yang tidak dapat dihilangkan dengan
metoda pembersihan apapun. Abu inherent boleh dianggap sama seperti
unsur-unsur pokok mineral dari bahan tumbuhan pada saat batubara
diperoleh, dan ditambah dengan endapan (lumpur) dimana tumbuhan itu
tumbuh.
2. Abu campuran (associated ash)
Abu campuran terdapat pada lapisan betubara dalam bentuk pola “bercak-
bercak”, dan diantaranya terdiri dari semacam zat mineral yang belum
terpisahkan dari bongkahan-bongkahan batubara selama penambangan
3. Adventitous ash
Adventitous ash tidak terdapat pada lapisan batubara, akan
tetapi berasal dari lantai atau atap tambang yang tergantung pada
kondisi geologis setempat. Adventitous ash mungkin berupa
lempung (tanah liat) tahan api atau serpihan carbon dari tanah liat
yang mengendap pada air dangkal dilokasi tambang batubara.
Zat Terbang (Volatile Matter)
Zat terbang dipakai sebagai pedoman dalam sistem klasifikasi
batubara karena zat terbang dapat mencerminkan tipe batubara
serta karakteristiknya dalam suatu proses pembakaran.
Pengukuran dilakukan dengan cara memanaskan 1 gram sampel
betubara dalam wadah peleburan dengan suhu 900 0C selama 7
menit tanpa kontak langsung dengan udara. Dihitung
berdasarkan berkurangnya berat setelah dikurangi dengan
pengurangan berat karena hilangnya uap air. Zat terbang terdiri
dari hidrogen dan nitrogen yang ada dalam batubara dan
campuran organik yang amat kompleks dari unsur kimia.
Karbon Tetap (Fixed Carbon)

Karbon tetap adalah zat yang tidak menguap dan tersisa


setelah kandungan moisture, volatile matter (zat terbang)
dan kadar abu dihilangkan. Fixed carbon didapatkan dengan
formula sebagai berikut.
Fixed Carbon = 100 % – % Moisture – % Volatile Matter
– % Abu.
Sulfur (belerang) dihitung terpisah, namun terkadang
dihitung pada saat penentuan nilai kalor batubara.

Anda mungkin juga menyukai