Anda di halaman 1dari 10

PEMBERIAN

NILAI
KONSTRUKSI TES KOGNITIF
Nama kelompok :

Dimas Fahrial Aghsoni (200701015)


M. Ridhwanullah Akbar (200701024)
Bunga Putri Heriniansyah (200701031)
Churin In (200701035)
A. DEFINISI PEMBERIAN NILAI

Pemberian nilai (grading) merupakan proses penerjemahan skor hasil tes


yang telah dikon versikan, ke dalam klasifikasi evaluatif menurut norma atau
kriteria yang relevan.
Dari pernyataan ini tampak bahwa nilai akan diperoleh dari skor mentah yang
sudah dikonversikan atau di jabarkan (derived scores). Pemberian nilai
terhadap skor mentah secara langsung pada umumnya tidak menghasilkan
nilai yang dapat dibandingkan (comparable) dengan nilai lain, terutama apa
bila nilai lain itu diperoleh dari kelompok atau kelas yang ber beda.
ASPEK ASPEK PEMBERIAN NILAI
1. Penilaian Relatif

Penilaian relatif adalah pemberian nilai


terhadap siswa yang didasarkan atas norma kelas
atau norma kelompok yaitu dengan menentukan
posisi relatifnya terhadap siswa lain. Nama lain
untuk penilaian relatif adalah norm-referenced
evaluation.

2. Penilaian dengan Persentil

Salah-satu prosedur penilaian relatif adalah


dengan meng gunakan persentil (P) yang dihitung
dari distribusi skor kelas. Dengan cara ini
ditentukan terlebih dahulu suatu norma penilaian
yang diinginkan.
Misalkan, dikehendaki pemberian nilai huruf yang terdiri atas nilai A, B, C, D, dan
E. Penguji dapat menentukan suatu norma lebih dahulu bahwa nilai A akan
diberikan kepada 5% siswa yang mempunyai nilai terbaik, nilai B kepada 25%
siswa dengan nilai jenjang di bawahnya, nilai C untuk 40% siswa yang mendapat
nilai di bawahnya lagi, nilai D untuk 20% nilai di bawahnya, dan 10% siswa yang
mendapat nilai terendah akan diberi nilai E.

Selanjutnya, apabila distribusi skor para siswa telah didapat, keempat skor persentil yang
telah ditentukan itu dihitung de ngan cara yang telah diterangkan dalam bab mengenai
statistika.
Berdasarkan batas kategori nilai ini kita dapat memberi nilai A bagi Jito dan
teman-temannya yang memiliki skor lebih besar daripada 36,58. Lalu Heru dan
Tini, misalnya, yang masing-masing mendapat skor 27 dan 23 dapat diberi nilai C
karena skor mereka berada di antara P., dan P, atau berada di antara titik 21,50
dan 27,51. Demikianlah selanjutnya.

Norma di atas apabila diterapkan pada


skor kelompok siswa yang lain atau
pada distribusi skor mata ujian lain
tentu akan menghasilkan batas angka
yang berbeda karena batas angka
tergantung pada karakteristik distribusi
skor kelompok.
3. Penilaian dengan Skor Standart
Pemberian nilai yang menggunakan skor standar dilakukan dengan mengubah skor hasil tes siswa ke dalam bentuk
penyim pangannya dari mean dalam satuan deviasi standar. Dalam hal ini pun suatu pedoman pemberian nilai yang
merupakan norma, ditentukan lebih dahulu.

4. Penilaian dengan Stanine


Stanine (dibaca: stenain) adalah semacam skor standar yang membagi distribusi frekuensi skor kedalam sembilan
bagian. Istilah stanine berasal dari kata standard nine. Dalam sistem penilaian ini, angka stanine yang tertinggi adalah
9 dan yang terendah adalah 1 sehingga terdapat 9 kla sifikasi nilai dengan angka 5 terletak di tengah-tengah
klasifikasi. Distribusi stanine merupakan distribusi skor standar yang me miliki mean sebesar 5 dan deviasi standar
sebesar 1. Setiap nilai stanine, kecuali 9 dan 1, mencakup sebaran skor mentah yang luasnya 0,50s.
5. Penilaian Kombinasi

Menghadapi kemungkinan tidak dapatnya penerapan prosedur penilaian relatif atau


penilaian absolut secara murni, suatu kombinasi dari kedua prosedur tersebut dapat digunakan
sebagai jalan keluar. Gambaran sederhana prosedur kombinasi ini adalah penetapan lebih
dahulu suatu skor sebagai kriteria yang harus dicapai oleh siswa (cut-off score) kemudian
penerapan norma penilaian relatif pada kelompok siswa yang melampaui kriteria tersebut.

Sebagai contoh. Pada suatu tes yang berisi 50 aitem di tetapkan skor X = 20, yakni 40% dari
banyaknya aitem, sebagai kritera. Artinya, semua siswa yang tidak mencapai kriteria ini akan
dinyatakan tidak lulus dan memperoleh nilai E. Kemudian, semua siswa yang skornya
melampaui kriteria tersebut akan diberi nilai secara relatif dengan menggunakan skor standar
berdasarkan mean dan deviasi standar mereka sehingga nilai mereka akan bergerak dari A
sampai dengan D
6. Penilaian Absolut

Penilaian absolut adalah pemberian nilai yang didasarkan atas tercapainya suatu standar atau
kriteria penguasaan (competence) tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (criterion
referenced evaluation).
Penilaian absolut tidak membandingkan posisi atau kedudukan relatif subjek yang satu
dengan posisi subjek yang lain dalam kelompoknya akan tetapi melihat apakah performansi subjek
sudah mencapai batas tertentu.
Dengan kata lain, penilai an absolut akan melihat apakah subjek mampu melakukan tugas
spesifik yang ada dalam tes.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai