Anda di halaman 1dari 8

OLEH :

KELOMPOK II
FIRNAWATI ( A 221 17 111 )
NURSYAWATI ( A 221 17 116 )
HIRMA DESRI RAHMANA A SAYENDE ( A 221 17 103 )
NIKEN AYU NURSIN ( A 221 17 108 )
VIRA WIDYA NINGSIH ( A 221 17 092 )
YUZRIL IHZA MAHENDRA ( A 221 17 119 )
Penilaian Acuan Normatif (PAN), adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok; nilai-nilai yang diperoleh siswa
diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang termasuk dalam
kelompok itu.
Penilaian Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan
tingkat penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat
istimewa sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
Penilaian Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan
kelompok.
Penilaian Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya,
selalu berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu
tersebut.
Dengan menggunakan norm reference evaluation atau Penilaian Acuan Norma (PAN), dapat
dilihat kedudukan seseorang siswa dibandingkan dengan kawan-kawannya sekelompok. Hal
ini berarti bahwa tolak ukur atau standar bersifat relatif, dalam artian akan tergantung kepada
kemampuan kelompok yang bersangkutan. Misalnya seorang siswa memperoleh skor mentah
50 dari 100 butir soal mungkin akan dapat memperoleh nilai 9 (sembilan) dalam skala 1-10,
bila kawan-kawan sekelompoknya memperoleh skor yang jauh di bawah skornya. Sebaliknya
seorang siswa dari sekolah atau kelas lain dengan tes yang sama, memperoleh skor mentah 70,
mungkin hanya memperoleh nilai 5 dalam skala 1-10, jika rata-rata kelompoknya jauh berada
di atas skor yang diperolehnya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa Penilaian Acuan
Norma (PAN) kurang dapat menggambarkan tingkat penguasaan siswa terhadap materi ajar
yang sudah diberikan, kurang dapat menggambarkan sejauh mana para siswa telah mencapai
sasaran belajar yang diharapkan.
Dalam satu kelas, peserta ujian terdiri dari 9 orang dengan skor mentah 50,
45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, dan 30. Jika menggunakan pendekatan penilaian
acuan normatif (PAN), maka peserta tes yang mendapat skor tertinggi (50)
akan mendapat nilai tertinggi, misalnya 10. sedangkan mereka yang
mendapat skor di bawahnya akan mendapat nilai secara proporsional, yaitu
9, 9, 8, 8, 8, 7, 7, 6.
Kebiasaan penggunaan penilaian berdasarkan referensi norma atau kelompok di
pendidikan tinggi;
Bermanfaat untuk membandingkan siswa/mahasiswa lintas mata pelajaran/kuliah dan
memberikan hadiah.
Mendukung ide tradisional kekukuhan akademis dan menggunakan standar.
Sedikit menyebutkan tujuan pembelajaran atau kompetensi siswa/mahasiswa
apa yang mereka ketahui atau dapat mereka lakukan.
Tidak dapat diandalkan: siswa/mahasiswa yang gagal sekarang mungkin dapat
lulus pada tahun berikutnya;
Kurang transparan, karena hasil penilaian akhir tidak diketahui para
siswa/mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai