Anda di halaman 1dari 27

FAKTOR DETERMINAN KARIES GIGI PADA ANAK

USIA 8–12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN


TOMONI KABUPATEN LUWU TIMUR

Fuad Adhiswara
161 2020 0089

Pembimbing :
1. Prof. drg. H. Moh. Dharma Utama, Ph.D., Sp. Pros (K)
2. drg. Hj. Sitti Fadhillah Oemar Mattalitti, M. Kes., Ph.D
BAB I
Pendahuluan
 Latar Belakang

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat luas
sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat. Salah satu penyakit gigi dan
mulut yang menjadi urutan tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi.
Masalah karies ini sering terjadi pada anak-anak (Kemenkes, 2014). Karies gigi
merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia tanpa memandang umur, bangsa
maupun status ekonomi (Tarigan, 2013).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 terjadi peningkatan
prevalensi karies aktif pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu
dari 43,4% menjadi 53,2%. Prevalensi karies gigi di Indonesia menurut umur 12 tahun
adalah 42,6%.

Indeks Decay Missing Filling-Tooth (DMF-T) Indonesia adalah 4,6. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kerusakan gigi pada penduduk Indonesia yakni 5 buah gigi per
orang. Provinsi yang mempunyai indeks DMF-T tertinggi adalah Bangka Belitung, yaitu
8,5 dan terendah adalah Papua Barat, yaitu 2,6 (Kemenkes, 2013).

Penyakit karies gigi penting dibahas karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit,
tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan
menurunnya produktivitas serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak
(Situmorang, 2005).
 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dibuat rumusan masalah yaitu :

“Apakah faktor determinan karies gigi pada anak usia 8–12 tahun di Sekolah Dasar
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur ?”

 Tujuan Penelitian

• Tujuan Umum :
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan karies
gigi pada anak usia 8–12 tahun di Sekolah Dasar kecamatan Tomoni Kabupaten
Luwu Timur.
• Tujuan Khusus :

1. Mengetahui proporsi sampel berdasarkan umur dan jenis kelamin.

2. Mengetahui proporsi sampel berdasarkan kebiasaan menggosok gigi.

3. Mengetahui proporsi sampel berdasarkan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor.

4. Mengetahui proporsi sampel berdasarkan kebiasaan makan makanan kariogenik.

5. Mengetahui proporsi sampel berdasarkan kejadian karies gigi pada anak.

6. Menentukan faktor determinan karies gigi berdasarkan analisis hubungan umur, jenis kelamin,
kebiasaan menggosok gigi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor dan kebiasaan
makan makanan kariogenik terhadap kejadian karies gigi pada anak.
 Manfaat Penelitian

 Untuk menambah wawasan mengenai masalah kesehatan masyarakat khususnya


kesehatan gigi dan mulut yaitu kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar dan
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Muslim Indonesia.

 Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kejadian karies gigi pada
anak sekolah dasar dan sebagai bahan masukan untuk mengatasinya agar proses
belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik.

 Penelitian ini dapat menjadi sumber informasi atau referensi untuk penelitian
selanjutnya yang terkait dengan karies gigi.
BAB II
Tinjauan Pustaka

 Karies Gigi

Karies merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang
diragikan. Hal ini ditandai dengan demineralisasi jaringan keras gigi diikuti oleh
kerusakan bahan organiknya yang mengakibatkan terjadinya invasi bakteri dan kematian
pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri
(Kidd, 2001).

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang karena adanya faktor-faktor yang saling
berinteraksi satu dengan yang lainnya. Faktor-faktor tersebut meliputi faktor gigi,
mikroorganisme, substrat dan waktu (Tarigan, 2013).
 Klasifikasi Karies Gigi

• Berdasarkan Stadium Karies


• Berdasarkan Cara Meluasnya Karies
• Berdasarkan Lokasi Karies
• Berdasarkan Banyaknya Permukaan Gigi yang Terkena Karies

 Faktor Yang Mempengaruhi Karies Gigi

• Faktor Host (Gigi)


• Faktor Agen (Mikroorganisme)
• Faktor Substrat
• Faktor Waktu
 Epidemiologi

• Distribusi Frekuensi

Prevalensi karies aktif di Indonesia adalah 53,2%. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 status
karies gigi penduduk Indonesia berdasarkan indeks D-T adalah: Berdasarkan jenis kelamin: laki-laki
(1,58) dan perempuan (1,59), berdasarkan umur: 12 tahun (1,02), 15 tahun (1,07), 18 tahun (1,14), 35-
44 tahun (2,0), 45-54 tahun (2,13), 55-64 tahun (2,15), 65 tahun ke atas (1,84), dan berdasarkan
provinsi: Kalimantan Barat (3,2), Bangka Belitung (3,0) dan Sumatera Utara (1,3).

• Determinan

1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Kebiasaan Menyikat Gigi
4. Penggunaan Pasta Gigi Yang Mengandung Fluor
5. Kebiasaan Makan Makanan Kariogenik
Kebersihan Gigi Dalam Tradisi Islam

Sejak zaman dahulu sejarah menunjukkan bahwa perilaku membersihkan gigi dan
mulut sudah ada walaupun menggunakan bahan yang sederhana. Sejak dahulu,
manusia telah mengenal beberapa macam cara dan bahan yang digunakan untuk
membersihkan gigi. Mulai dari bulu ayam, duri landak, tulang, hingga kayu dan ranting-
ranting digunakan sebagai alat pembersih gigi.

Semasa hidup Rasulullah menggunakan siwak sebagai alat untuk membersihkan mulut
dan giginya dengan tujuan untuk pencegahan terhadap terjadinya penyakit gigi serta
menyegarkan rongga mulut. Sejarah ini membuat kesan bahwa penggunaan siwak
merupakan tradisi membersihkan gigi dan rongga mulut menurut Islam. 31 Kemudian
diperkuat oleh sunnah beliau untuk menggunakan siwak sebelum melakukan ibadah
(sebelum shalat, membaca Al-Qur’an).
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut akan sangat
menentukan kualitas hidup manusia, di dalam Islam pun telah ditunjukkan adanya
perintah ataupun anjuran Nabi Muhammad Saw yang berhubungan dengan kesehatan
dan kebersihan gigi yang artinya :

“Sekiranya arahanku tidak memberatkan umat mukmin , niscaya aku akan


memerintahkan mereka untuk bersiwak/ menggosok gigi setiap kali mereka akan
mendirikan shalat”
(HR Bukhari dan Muslim)

Perintah ini menunjukkan bagaimana Nabi sangat memperhatikan kebersihan (gigi


khususnya) sewaktu akan berkomunikasi dengan Allah SWT. Shalat adalah ibadah wajib
yang dilakukan 5 (lima) kali sehari, dengan demikian kebersihan gigi akan terjaga
sepanjang hari dan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya penyakit gigi.
BAB III
Kerangka Konsep

1. Umur

2. Jenis kelamin

3. Kebiasaan menggosok gigi


Karies Gigi
4. Penggunaan pasta gigi yang
mengandung fluor

5. Kebiasaan makan makanan


kariogenik

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Mempengaruhi
Alur Penelitian
Mengunjungi Sekolah Dasar di Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur

Membagikan dan mengisi kuisioner


untuk kelas V dan VI 

Menginput Data Kuisioner 

Analisis Data

Hasil 
BAB IV
Metode Penelitian

 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan menggunakan desain cross
sectional. Dilakukan pengambilan data sebanyak satu kali pada waktu yang sama.

 Lokasi dan Waktu Penelitian

• Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di 5 Sekolah Dasar Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
dengan pertimbangan tingginya kejadian karies gigi pada anak SD dan belum pernah
dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan karies gigi pada
anak Sekolah Dasar yang berusia 8-12 Tahun di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.

• Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2021.
 Populasi dan Sampel

• Populasi
Populasi penelitian adalah murid Sekolah Dasar Tomoni yang berjumlah 250 (120 orang
murid kelas V dan 130 orang murid kelas VI).

• Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian murid Sekolah Dasar kelas V-VI. Perhitungan sampel
menggunakan rumus besar sampel untuk uji hipotesis satu sampel.

Rumus besar sampel :


n = 114 orang

Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah pengambilan sampel acak sederhana
(simple random sampling), yang berarti setiap sampel memungkinkan mempunyai
kesempatan yang sama untuk terpilih.
 Metode Pengumpulan Data

• Data Primer
Data primer diperoleh dari kuesioner meliputi umur dan jenis kelamin serta pertanyaan
tentang kebiasaan menggosok gigi, penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor
dan kebiasaan makan makanan kariogenik.
Data karies gigi pada anak Sekolah Dasar kelas V-VI diperoleh dari pemeriksaan gigi
oleh dokter gigi dari klinik.

• Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari Sekolah Dasar Kecamatan Tomoni yang meliputi data
jumlah siswa kelas V-VI dan data kunjungan murid berobat gigi ke klinik sekolah.
 Defenisi Operasional

• Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan,
dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal) meluas ke
arah pulpa. Yang termasuk dalam kriterianya yaitu akar gigi yang rusak, ada
mahkota yang sudah hancur, ada lubang yang terlihat dengan jelas pada dataran
kunyah geraham atau di sela-sela gigi.

• Umur adalah lama hidup anak yang diteliti dihitung sejak tanggal lahir sampai
dengan waktu penelitian yang dinyatakan dalam tahun.

• Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu pada anak yang diteliti yang dapat
dikategorikan sebagai :
1. Laki-laki
2. Perempuan
• Kebiasaan menggosok gigi adalah kebiasaan anak membersihkan gigi dengan
frekuensi, waktu dan teknik menggosok gigi yang baik dan benar, yang dapat
dikategorikan (Arikunto, 2010) :
1. Baik, jika skor yang diperoleh > 75%, skor > 7,5
2. Cukup, jika skor yang diperoleh 60-75%, skor 6-7,5
3. Kurang, jika skor yang diperoleh < 60%, skor 5

• Penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor adalah bahan yang digunakan untuk
menggosok gigi yang mengandung fluor, yang dapat dikategorikan :
1. Ya
2. Tidak

• Kebiasaan makan makanan kariogenik dan mengonsumsi jenis makanan yang


termasuk kategori makanan kariogenik serta frekuensi makanan yang dimakan,
dapat dikategorikan menjadi (Suhardjo, 1989) :
1. Tinggi, jika skor yang diperoleh ≥ 21
2. Sedang, jika skor yang diperoleh 11-20
3. Rendah, jika skor yang diperoleh ≤ 10
Aspek Pengukuran

o Kebiasaan menggosok gigi diukur dengan cara menjumlahkan skor untuk setiap
jawaban pada kuesioner yang diberikan pada :

1. Jawaban benar, skor 1


2. Jawaban salah, skor 0

o Kebiasaan makan makanan kariogenik diukur dengan cara menjumlahkan skor yang
ada di formulir frekuensi makan makanan kariogenik, yang meliputi :

1. Bila makanan kariogenik dikonsumsi setiap hari, diberi skor 3


2. Bila makanan kariogenik dikonsumsi 4-5 kali/minggu, diberi skor 2
3. Bila makanan kariogenik dikonsumsi 1-3 kali/minggu, diberi skor 1
4. Bila makanan tidak pernah dikonsumsi, diberi skor 0
Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer melalui
tahapan editing, coding, dan entry data. Jenis analisis data yang dilakukan adalah :

• Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya
proporsi berdasarkan variabel yang diteliti, bertujuan untuk mengetahui dan
mengidentifikasi karakteristik dari variable tersebut.

• Analisis bivariat
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas (jenis kelamin, kebiasaan
menggosok gigi, dan kebiasaan makan makanan kariogenik) dan variabel terikat
kejadian karies gigi, dengan menghitung ratio prevalence (jenis kelamin, kebiasaan
menggosok gigi, dan kebiasaan makan makanan kariogenik).
Untuk mengetahui kemaknaan dilakukan uji chi-square dengan tingkat kepercayaan 95%
(α = 0,05).
Pengukuran ratio prevalence dengan menggunakan rumus :

RP = A / (A+B) : C / (C+D)

Keterangan :

RP : Ratio Prevalence
A : Subjek dengan faktor resiko yang mengalami karies gigi
B : Subjek dengan faktor resiko yang tidak mengalami karies gigi
C : Subjek tanpa faktor resiko yang mengalami karies gigi
D : Subjek tanpa faktor resiko yang tidak mengalami karies gigi
BAB V
HASIL PENELITIAN
 ANALISIS UNIVARIAT
 Kejadian Karies Gigi

Kejadian Karies f %

Karies 92 80,7

Tidak Karies 22 19,3

Total 114 100,0

Tabel Distribusi Proporsi Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD Kelas V-VI di kecamatan Tomoni.

Dapat diketahui bahwa proporsi kejadian karies gigi pada anak SD Kelas V-VI di Kecamatan Tomoni, Luwu
Timur adalah 80,7%.
 Umur

Umur (Tahun) f %

10 26 22,8

11 60 52,6

12 28 24,6

Total 114 100,0

Tabel Distribusi Proporsi Anak SD Kelas V-VI Berdasarkan Umur di Kecamatan Tomoni Kabupaten luwu Timur.

Dapat diketahui bahwa distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan umur paling banyak adalah umur 11
tahun sebanyak 60 orang (52,6%), kemudian umur 12 tahun sebanyak 28 orang (24,6%) dan paling sedikit adalah
umur 10 tahun sebanyak 26 orang (22,8%).
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai