Anda di halaman 1dari 28

TALKSHOW

PENGUATAN
INTERVENSI SPESIFIK & SURVEILANS GIZI
UNTUK PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

dr. Maria Endang Sumiwi, MPH


Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat
5 Desember 2022
disampaikan pada :
Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Penurunan Stunting
Pemantapan Konvergensi untuk Percepatan Penurunan Stunting

1
​Program Intervensi Spesifik dan sensitif
​Sasaran
1 Skrining anemia
KEMENKES mendorong 11 Remaja
Putri
program untuk mencapai 2 Konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri

target indikator spesifik dan 3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)


sensitif
4 Konsumsi TTD ibu hamil Ibu Hamil

5 Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

6 Pemantauan pertumbuhan balita

7 ASI eksklusif

8 Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta


Balita

Tata laksana balita dengan masalah gizi


9
(Weight faltering, gizi kurang, gizi buruk dan stunting)

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi

Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang
11 Rematri, bumil,
Air Besar Sembarangan (BABS) balita, masy.

Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi

2
1.
Strategi, kebijakan dan program untuk mengejar capaian
konsumsi TTD Remaja Putri dan Ibu Hamil
 Pengadaan Hb meter untuk
10.292 Puskesmas untuk
Skrining anemia
 Remaja putri kelas 7 & 10 (12 prov): 2.650.300
Sasaran Remaja putri kelas 7 & 10 (nasional): 3.919.667
sasaran sebanyak 3.686.098
remaja putri (kelas 7 dan 10)
STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%

INPUT OUTPUT OUTCOME

DAERAH Puskesmas memiliki Hb Meter Remaja putri yang diskrining Remaja putri anemia
 Saat ini Hb meter dalam proses
Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Rematri Triwulan 3 Rematri diskrining
pendistribusian ke seluruh
Aceh 133 360 7.629 69.810 1.115 7.629
kabupaten di 12 provinsi, dan
Sumut 242 615 1.421 262.532 963 1.421 seluruh kabupaten dalam proses
Jabar 577 1.101 37.694 732.576 4.904 37.694 persiapan pelaksanaan skrining
Jateng 515 880 25.852 512.519 3.205 25.852 dengan memetakan sasaran
Jatim 619 971 3.555 565.537 300 3.555 rematri di sekolah di wilayah
Banten 163 245 3.899 162.077 545 3.899 kerja Puskesmas, sehingga saat
NTB 124 175 6.753 82.544 1.159 6.753
hb meter sampai, Puskesmas
NTT 137 421 498 102.871 122 498
siap melaksanakan skrining
Kalbar 113 247 8.681 66.716 1.121 8.681
anemia.
Kalsel 81 237 9.307 41.457 1.478 9.307
Sultra 119 293 - 28.984 - -
Sulbar 29 98 1.117 22.677 128 1.117
 Perlu dukungan skrining
12 PROV. 2.852 5.643 106.406 2.650.300 15.040 106.406
NASIONAL 1040   xxx  
anemia oleh Kemendikbudristek,
xxx 3.919.667
Kemenag dan Kemendagri serta
Pengadaan baru dimulai, dengan 100% sasaran pemenagku kepentingan di
Puskesmas; data ini berdasar ASPAK Mar ’22
untuk rapid diagnostic test daerah untuk kelancaran
Program baru yang mengandalkan APBD sehinga sulit untuk di follow-up – tahun ini pelaksanaan di sekolah
baru akan menjadi program nasional

​Sumber: ASPAK Mar 2022, Gsheets November 2022 4


• Membagikan dan
TTD remaja putri
 Remaja putri kelas 7-12 (12 prov): 8.279.190
Sasaran Remaja putri kelas 7-12 (nasional): 12.349.190
konsumsi TTD pada
kegiatan Aksi Bergizi untuk
STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%
memastikan kepatuhan
konsumsi
INPUT OUTPUT OUTCOME
• Pemantauan konsumsi TTD
Sekolah yang
DAERAH
Kabupaten/Kota dengan stok Puskesmas
TTD1 dengan stok TTD1
melaksanakan AKSI
Puskesmas entri
ePPGBM
Remaja putri mengonsumsi
TTD
Remaja putri dengan
anemia
secara digital melalui
BERGIZI
aplikasi CERIA dan SIGIZI
Triwulan 3 Kab/Kota Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Sekolah Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Rematri
Triwulan Rematri
3 diskrining Terpadu
Aceh 22 23 348 360 677 2.396 84 360 7.701 268.013 1.115  7.629 • Telah dilakukan kegiatan
Sumut 24 33 426 616 4.009 1.132 390 616 156.431 761.690 963  1.421
Gerakan Aksi Bergizi
Jabar 26 27 1.073 1.102 6.720 20.594 1.052 1.102 472.649 2.258.638 4.904  37.694

Jateng 32 35 802 891 5.794 134.888 245 891 70.212 1.514.497 3.205  25.852
Nasional tanggal 26
Jatim 30 38 783 973 8.101 75.370 736 973 379.724 1.661.272 300  3.555
Oktober 2022 dengan
Banten 8 8 251 249 935 3.893 240 249 210.568 582.651 545  3.899 jumlah 6.420 sekolah
NTB 8 10 144 181 380 743 174 181 42.999 251.977 1.159  6.753 (2.189.871 siswa)
NTT 20 22 396 432 1.291 19.455 305 432 29.050 314.810 122  498

Kalbar 14 14 248 247 832 2.092 203 247 41.653 246.063 1.121  8.681 • Penyediaan logistik TTD
Kalsel 8 13 171 238 625 952 223 238 61.259 196.081 1.478  9.307
untuk seluruh sasaran
Sulteng 15 17 258 302 1.105 1.028 187 302 12.825 153.019 -  -

Sulbar 5 6 87 98 44 85 96 98 8.163 70.479 128  1.117 • SKB 4 Menteri tentang


12 PROV. 212 246 4.987 5.689 30.513 262.628 3.935 5.689 1.493.234 8.279.190 15.040 106.406 Penyelenggaraan
NASIONAL xxx xxx xxx xxx xxxx xxxxx 7339 10.597 2.506.487 12.349.190 xxx xxx Peningkatan Status
Kesehatan Peserta Didik
Sumber data google form yang diisi oleh daerah (puskesmas) per 30/08/22 dengan
pelaksanaan skrining bervariasi dari tahun 2016-2022 ( mencakup BIAS dan
1. Stok minimal 3 bulan untuk total Rematri & ibu hamil
​Sumber: Data ePPGBM & Gsheets
Aksi Bergizi) 5
#AksiBergizi
Sasaran: Remaja (Siswa-siswi SMP/sederajat dan SMA/sederajat)
Tujuan: Membentuk kebiasaan olahraga, minum TTD untuk rematri •4 Langkah
dan mengurangi anemia pada rematri
1. Tentukan target sekolah dan
Kegiatan: Screening anemia, olahraga pagi, sarapan sehat, dan durasi: koordinasi dengan
konsumsi Tablet Tambah Darah Bersama di sekolah Puskesmas setempat
2. Siapkan logistik: Hb meter, Stik
Hb meter, alcohol swab, jarum
lancet, sarapan (protein
Tempat pelaksanaan: hewani) merchandise
tambahan
Sekolah (ruang kelas/ lapangan) 3. Laksanakan: olahraga, sarapan,
minum TTD, dan screening
Sumber Daya Manusia anemia
Tenaga Kesehatan, Guru, Relawan, 4. Catat dan sosialisasikan
Anggota Palang Merah Remaja keberhasilan program Anda

Logistik
Sarapan (protein hewani), Tablet Tambah Darah (TTD),
Merchandise tambahan
Screening anemia: Hb meter, Stik Hb meter, alcohol swab, jarum
lancet

​24
6
#AksiBergiziNasional di Media Sosial
Gerakan #AksiBergizi Aksi Bergizi Nasional, 26 Oktober 2022
Kegiatan: Skrining anemia, olahraga pagi, sarapan sehat, dan #Instagram. 13.000 postingan, 3200 postingan Facebook
konsumsi Tablet Tambah Darah

Bogor (Jawa barat), 21 Juli 2022 Banten, 26 Juli 2022

Aceh, 5 September 2022 Aksi Bergizi Nasional, 26 Oktober 2022

Secara serentak Gerakan Akzi Bergizi di 34 Provinsi


dilaksakanakan pada 26 Oktober 2022. Total sekitar 6.420 sekolah
dengan sekitar 2.189.871 siswa berpartisipasi 7
Konsumsi TTD ibu hamil
 Jumlah ibu hamil (12 prov): 2.087.246
Sasaran
 Jumlah ibu hamil (nasional): 4.881.085

• Pemantauan stok Tablet


STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%
Tambah darah (TTD)
INPUT OUTPUT  OUTCOME
untuk 4.881.085 Ibu hamil
Kabupaten/Kota Puskesmas dengan stok Puskesmas entri Bumil mengonsumsi
terdistribusi ke seluruh
DAERAH Bumil mendapat TTD Ibu hamil yang anemia
dengan stok TTD1 TTD1 ePPGBM TTD Puskesmas
Triwulan 3 Kab/Ko Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Bumil Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Bumil Triwulan 3 Diperiksa Hb

11.292 84 695 12.643


Aceh 22 23 340 360 91.778 360 xxx 91.778
• Telah disusun media
Sumut 23 33 426 615 34.069 139.308 390 616 xxx 139.308 472 15.553

Jabar 26 27 1.073 1.101 515.317 656.587 1.052 1.102 xxx 656.587 35.623 464.349
edukasi TTD dalam
Jateng 32 35 850 880 55.223 197.562 245 891 xxx 197.562 6.245 6.0361 bentuk Video, Komik,
Jatim 32 38 729 971 190.318 457.576 736 973 xxx 457.576 23.493 189.881 Reorientasi Kelas Ibu
Banten 8 8 251 245 121.566 235.082 240 249 xxx 235.082 10.775 103.591 Hamil diikuti 34 Provinsi
NTB 8 10 144 175 37.793 55.959 174 181 xxx 55.959 4.516 39.707
dengan 19.000 peserta.
NTT 20 22 396 421 27.967 21.878 305 432 xxx 21.878 4.638 27.584

Kalbar 14 14 248 247 46.539 105.760 203 247 xxx 105.76 4.700 37.007

Kalsel 11 13 184 237 35.669 68.033 223 238 xxx 68.033 6.923 39.271
• Akan diagendakan pekan
Sultra 12 17 243 293 11.543 27.258 187 302 xxx 27.258 1.354 10.263 gerakan bumil sehat
Sulbar 5 6 87 98 12.319 30.465 96 98 xxx 30.465 1.809 15.842 dalam rangka peringatan
12 PROV. 213 246 4.971 5.643 1.099.615 2.087.246 3.935 5.689 xxx 2.087.246 101.243 1.016.052 hari ibu. Pekan
NASIONAL xxx xxx xxx xxx 1.586.768 4.881.085 7.339 10.597 xxx 4.881.085 148.554 1.473.373
pemeriksaan ibu hamil,
kelas ibu dan minum TTD
1. Stok minimal 3 bulan untuk total Rematri & ibu hamil
bersama secara serentak
​Sumber: Data e-PPGBM & Gsheets 8
di seluruh Puskesmas
#BumilSehat
Sasaran: Ibu Hamil
Tujuan: meningkatkan pemeriksaan dan pengetahuan ibu hamil ​4 Langkah
Kegiatan: Pemeriksaan kehamilan, konsumsi tablet tambah darah,
konsumsi makanan tambahan, dan pemberian selimut cerdas 1. Tentukan target lokasi:
koordinasi dengan Puskesmas
setempat
2. Siapkan logistik: tablet tambah
darah (TTD), USG, timbangan
berat badan, pengukur tinggi
Tempat pelaksanaan: Puskesmas badan, Hb Meter, dll
3. Laksanakan: pemeriksaan
kehamilan
Sumber Daya Manusia 4. Catat dan sosialisasikan
Dokter, bidan, relawan keberhasilan program Anda

Logistik
Tablet tambah darah (TTD), USG, timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, Hb Meter, dll

9
2.
Pemberian Makanan Tambahan Lokal untuk Penanganan
Masalah Gizi Balita
Tatalaksana
Balita dengan weight faltering dan BB kurang ​Penjelasan algoritme
1 Balita ditimbang dan diukur di Posyandu
​Algoritme 2 Jika ditemukan indikasi weight faltering, dan BB
POSYANDU kurang(lihat definisi operasional kondisi ini),
Timbang dan ukur maka dirujuk ke Puskesmas
1
3 Di Puskesmas, balita akan diperiksa, termasuk
dicari red flag
2 2 4 Bila ada red flag dan tidak dapat ditangani
Weight faltering BB kurang
di puskesmas: rujuk ke RS
5 Bila tidak ada red flag:
3  dirawat jalan di Puskesmas
Puskesmas  diberi konseling gizi (ASI dan MP-ASI)
 diberi PMT lokal selama 14 hari (lihat
Rujuk balik

panduan pemberian Makanan Tambahan


5 Deteksi dini & tata laksana 4 di buku ini),
Rawat jalan Puskesmas segera red flag sesuai  Dipantau berat setiap 1 minggu
kompetensi*)
 Bila kemudian BB naik adekuat (lihat definisi
Diberi PMT lokal 14 hari, 5 6 operasional untuk standar naik adekuat: BB/U di
konseling gizi (ASI dan MP- atas -2 SD dan BB/TB di atas -2 SD),
ASI), dan konseling PMBA, pemberian PMT dapat dilanjutkan dan bisa
dipantau tiap minggu rujuk balik ke Posyandu
 Bila BB naik tidak adekuat setelah 14 hari atau
6 7 7 red flag tidak bisa ditangani di Puskesmas, maka
BB naik adekuat BB tidak naik adekuat Bila tidak dapat ditangani
*lihat kriteria *lihat kriteria puskesmas 7 rujuk ke RS

7
- Weight faltering:
*) Dapat mengacu Pedoman SDIDTK/ MTBS/ PPK
kenaikan adekuat Rujuk RSUD Fasyankes Primer
- BB kurang: BB/U > -2

11
Tatalaksana ​Penjelasan algoritme

Balita dengan gizi kurang 1



2
Balita ditimbang dan diukur di Posyandu
Jika ditemukan indikasi gizi kurang(lihat definisi
​Algoritme operasional kondisi ini), maka dirujuk ke
Puskesmas
POSYANDU
Timbang dan ukur 3 1 Di Puskesmas, balita akan diperiksa, termasuk
1
dicari red flag
2 4 Bila ada red flag: dan tidak dapat ditangani
2
di puskesmas: rujuk ke RS
Gizi kurang
5 Bila tidak ada red flag:
 dirawat jalan di Puskesmas
3  diberi konseling gizi (ASI dan MP-ASI)
Puskesmas  diberi PMT lokal selama 90 hari (lihat
4 panduan pemberian Makanan Tambahan
di buku ini),
Rujuk balik

5 Deteksi dini & tata laksana 4  Dipantau berat setiap minggu


Rawat jalan Puskesmas segera red flag sesuai
 Bila kemudian BB naik adekuat (lihat definisi
kompetensi*
6 operasional untuk standar naik adekuat: BB/U di
Diberi PMT lokal 90 hari, 5 atas -2 SD dan BB/TB di atas -2 SD),
konseling gizi (ASI dan MP- pemberian PMT dapat dilanjutkan dan bisa
ASI), dan konseling PMBA, 6 rujuk balik ke Posyandu
dipantau tiap minggu  Bila BB naik tidak adekuat setelah 14 hari atau
red flag tidak bisa ditangani di Puskesmas, maka
6 7 7 7 rujuk ke RS
BB naik adekuat BB tidak naik adekuat Bila tidak dapat ditangani
*lihat kriteria *lihat kriteria puskesmas  Jika BB naik adekuat tapi masih gizi kurang,
evaluasi ulang dan bila ditemukan red flag maka
8 harus dirujuk.
7
- Kenaikan BB adekuat
- BB/TB di atas -2 SD Rujuk RSUD
* Dapat mengacu Pedoman SDIDTK/ MTBS/ PPK
Fasyankes Primer 12
Dampak dari intervensi dipantau melalui
kenaikan berat badan
​Kriteria keberhasilan ​Penjelasan
 Kriteria sukses yaitu jika balita sudah keluar dari definisi
operasi weight faltering, BB kurang, dan gizi kurang
​Weight Terjadi peningkatan BB sesuai usia: (lihat kriteria di samping):
faltering:  0 – 3 bulan : 25 – 30 gram per hari
 Jika balita masih belum memenuhi kriteria sukses
(lihat kriteria di samping), maka wajib rujuk ke RS

 4 – 6 bulan : 20 gram per hari


 7 – 9 bulan : 15 gram per hari
 10 – 12 bulan: 12 gram per hari
 1 – 3 tahun : 8 gram per hari
 4 – 6 tahun : 6 gram per hari

​BB Kurang:
Indeks BB/U di atas -2 SD

​Gizi Kurang:
Indeks BB/TB di atas -2 SD

13
3.
Strategi dan rekomendasi bagi daerah dalam mengatasi kenaikan
prevalensi stunting pada kelompok umur 6 bulan keatas
Pemantauan pertumbuhan Sasaran


Jumlah balita (12 prov): 14.393.571
• Deteksi dini
masalah gizi
Jumlah balita (nasional): 21.856.192
pada balita
STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80% dengan
pemantauan
INPUT OUTPUT OUTCOME
pertumbuha
DAERAH Puskesmas mempunyai Posyandu mempunyai alat
alat antroprometri antroprometri*
Posyandu aktif1 Puskesmas entri ePPGBM Balita dipantau
pertumbuhan
Balita
weight faltering
Balita stunted n setiap
bulan di
Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Posyandu Triwulan 3 Posyandu Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Balita Triwulan 3 Ditimbang Triwulan 3 Diukur
Posyandu
Aceh 360 360 1.656 7.392 496 7.392 84 360 341.231 508.002 129.444 273.086 30.451 339.470

Sumut 615 615 4.157 15.595 839 15.595 390 616 713.912 1.346.655 231.693 508.546 32.365 712.011
• Pengadaan
Jabar 1.086 1.101 7.669 52.382 3.020 52.382 1.052 1.102 3.128.904 3.966.499 1.076.424 1.852.911 184.543 3.117.644
antropometri
Jateng 245 1.772.708 692.907 1.194.474 184.212 1.760.404
880 880 5.693 49.899 2.825 49.899 891 2.433.580
kit untuk
Jatim 971 971 6.600 46.634 15.137 46.634 736 973 1.754.481 2.773.227 1.286.301 1.583.640 133.773 1.737.975 seluruh
Banten 245 245 1.639 10.810 304 10.810 240 249 837.151 1.094.523 405.240 651.936 35.446 832.854 Posyandu di
NTB 175 175 1.370 7.579 1.465 7.579 174 181 452.895 487.898 187.406 349.353 73.850 449.639 12 provinsi
NTT 421 421 3.616 10.773 72 10.773 305 432 434.807 578.255 105.640 206.041 76.958 434.525
secara
Kalbar
bertahap;
247 247 1.185 5.772 66 5.772 203 247 182.795 439.692 42.874 120.145 29.113 181.470
sebanyak
Kalsel 237 237 1.309 3.964 1.166 3.964 223 238 248.470 366.862 80.192 181.355 22.011 247.315
41.341
Sultra 187
293 293 825 3.420 509 3.420 302 122.353 266.074 47.340 104.024 14.600 120.880 melalui DAK
Sulbar 98 98 932 2.172 47 2.172 96 98 98.214 132.304 31.831 70.182 23.648 96.872 Fisik
12 PROV. 5.628 5.643 36.651 216.392 25.946 216.392 3.935 5.689 10.087.921 14.393.571 4.317.292 7.095.693 840.970 10.031.059 Kab/Kota dan
NASIONAL 10.292 10.292 60.343 303.540 39.988 303.540 7.339 10.597 21.856.192 19.846 APBN
Pusat tahun
*Data mempunyai alat antropometri merupakan baselina data 2021, terdapat 12.954 unit alat antropometri di Kab/Kota pada tahun 2022 2022
Kriteria posyandu aktif: (1) melakukan kegiatan rutin posyandu min. 8 kali/tahun; (2) memiliki min. 5 kader; (3) 3 dari 4 layanan memenuhi cakupan min. 50% sasaran sebanyak 8 bulan per tahun; (4) punya alat
pemantauan pertumbuhan, perkembangan; (5) mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan
15
​Sumber: Data e-PPGBM & Gsheets
STUNTING
TIDAK TERJADI TIBA-TIBA Grafik Pertumbuhan (BBU)

Grafik Pertumbuhan (TBU)


Grafik Pertumbuhan (BBU)

Grafik Pertumbuhan (TBU)

17
#Posyanduaktif
Sasaran: Kader, Balita, Ibu dan Keluarga Balita
Objektif: Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya untuk
cegah dan deteksi dini mencegah stunting
​4 Langkah
Aktivitas: Pembelian alat antropometri untuk Posyandu, pelatihan kader, 1. Tentukan target Posyandu dan
pemberian makanan tambahan protein hewani (makan bersama) durasi: koordinasi dengan
Puskesmas setempat
2. Siapkan logistik: Beli alat
antropometri, fasilitator
pelatihan, makanan tambahan
Tempat pelaksanaan: Posyandu (telur, daging, ikan, ayam, susu,
dll)
3. Laksanakan: pelatihan kader,
Sumber Daya Manusia pemantauan tumbuh kembang
Bidan/perawat/nutrisionis, kader, fasilitator, aparatur desa, balita, pemberian Makanan
Tambahan
relawan
4. Catat dan sosialisasikan
keberhasilan program Anda
Logistik
• Set alat antropometri: baby - toddler scale, infantometer,
stadiometer, pita LiLa
• Pelatihan kader: akomodasi, transportasi, dan media
edukasi fasilitator
• Makanan tambahan: protein hewani (telur, daging, ikan,
ayam, susu, dll)
18
Kegiatan Posyandu Aktif
Lombok, 14 September 2022 (1000 Days Fund)

19
#JamboreKader
Sasaran: Kader Kesehatan
Tujuan : Kader terampil dalam memberikan pelayanan di
​4 Langkah
Posyandu dan kunjungan rumah 1. Tentukan target lokasi:
koordinasi dengan Puskesmas
Kegiatan: Jambore kader setempat
2. Siapkan logistik: Seragam,
makanan, lokasi pelatihan,
Tempat pelaksanaan: Posyandu dan lapangan sound system, media edukasi,
sertifikat
3. Laksanakan: Jambore Kader
Sumber Daya Manusia 4. Catat dan sosialisasikan
Pelatih (Tenaga Kesehatan), relawan keberhasilan program Anda

Logistik
Ruangan/lokasi pelatihan, materi pelatihan,
paket materi edukasi , konsumsi, transportasi,
dan akomodasi, sertifikat dan seragam

20
​Pemberian makanan tambahan kaya protein hewani
pada baduta
Pelatihan konselor PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak) untuk
1
tenaga kesehatan dan kader
Jumlah nakes yang terlatih 2021 : (1879 nakes) dan 2022 : (5618 nakes)

Edukasi PMBA melalui konseling gizi, penyuluhan gizi, demo masak, iklan
2 layanan masyarakat

21
22
PMBA Darurat
di Cianjur
4.
Strategi, kebijakan dan program
untuk penguatan ePPGBM
2018 2021
Status Gizi dan Determinannya
NTT BALI NTT BALI
(SSGI)

Stunting 42,7 21,9 37,8 10,9


Wasting 12,8 6,3 10,1 3,0
Underweight 29,5 13,1 29,3 7,0
Kepemilikan JKN/Jamkesda/BPJS 61,2 36,3 19,6 56,5
Memiliki buku KIA 67,5 67,6 90,0 90,0
Balita ditimbang >=8 kali setahun 29,1 46,8 67,6 37,3
Balita diukur panjang/tinggi badan >=2 kali setahun 69,5 62,6 73,2 55,9
Bayi menerima Imunisasi Dasar lengkap 51,6 92,1 75,0 94,7
Balita menerima vitamin A 52,1 59,8 86,5 83,3
Ibu melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini 57,6 41,9 49,5 42,3
Baduta yang masih disusui 77,7 74,6 75,4 73,4
Berat bayi lahir rendah < 2.500 gram 8,4 5,6 10,3 5,2
Panjang badan bayi lahir <48 cm 25,9 8,4 20,8 7,6
Bumil penerima tablet tambah darah 91,4 91,5 97,5 92,7
Bayi menerima ASI eksklusif dalam 24 jam terakhir 67,0 63,2 72,4 53,1
Baduta mengonsumsi makanan beragam 26,3 49,3 74,2 46,5
Persalinan dibantu oleh tenaga kesehatan 80,8 99,1 92,2 99,9
Persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan 72,7 98,5 88,3 99,9
Ibu dan pasangannya menggunakan KB modern 53,8 70,6 39,1 49,6
Sarana Air Minum Layak 72,4 90,9 49,9 77,8
Sanitasi Layak 50,7 91,1 62,9 96,8
Balita menderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas 18,6 13,7 38,8 19,5
Balita menderita Pneumonia 8,8 5,1 4,0 1,1
EPPGBM Sasaran
 Jumlah balita (12 prov): 14.393.571
 Jumlah balita (nasional): 21.856.192

STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%

INPUT OUTPUT OUTCOME

DAERAH Puskesmas mempunyai Posyandu mempunyai alat Posyandu aktif1 Puskesmas entri ePPGBM Balita dipantau Balita Balita stunted
alat antroprometri antroprometri* pertumbuhan weight faltering

Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Posyandu Triwulan 3 Posyandu Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Balita Triwulan 3 Ditimbang Triwulan 3 Diukur

Aceh 360 360 1.656 7.392 496 7.392 84 360 341.231 508.002 129.444 273.086 30.451 339.470

Sumut 615 615 4.157 15.595 839 15.595 390 616 713.912 1.346.655 231.693 508.546 32.365 712.011

Jabar 1.086 1.101 7.669 52.382 3.020 52.382 1.052 1.102 3.128.904 3.966.499 1.076.424 1.852.911 184.543 3.117.644

Jateng 880 880 5.693 49.899 2.825 49.899 245 891 1.772.708 2.433.580 692.907 1.194.474 184.212 1.760.404

Jatim 971 971 6.600 46.634 15.137 46.634 736 973 1.754.481 2.773.227 1.286.301 1.583.640 133.773 1.737.975

Banten 245 245 1.639 10.810 304 10.810 240 249 837.151 1.094.523 405.240 651.936 35.446 832.854

NTB 175 175 1.370 7.579 1.465 7.579 174 181 452.895 487.898 187.406 349.353 73.850 449.639

NTT 421 421 3.616 10.773 72 10.773 305 432 434.807 578.255 105.640 206.041 76.958 434.525

Kalbar 247 247 1.185 5.772 66 5.772 203 247 182.795 439.692 42.874 120.145 29.113 181.470

Kalsel 237 237 1.309 3.964 1.166 3.964 223 238 248.470 366.862 80.192 181.355 22.011 247.315

Sultra 293 293 825 3.420 509 3.420 187 302 122.353 266.074 47.340 104.024 14.600 120.880

Sulbar 98 98 932 2.172 47 2.172 96 98 98.214 132.304 31.831 70.182 23.648 96.872

12 PROV. 5.628 5.643 36.651 216.392 25.946 216.392 3.935 5.689 10.087.921 14.393.571 4.317.292 7.095.693 840.970 10.031.059

NASIONAL 10.292 10.292 60.343 303.540 39.988 303.540 7.339 10.597 21.856.192

*Data mempunyai alat antropometri merupakan baselina data 2021, terdapat 12.954 unit alat antropometri di Kab/Kota pada tahun 2022
Kriteria posyandu aktif: (1) melakukan kegiatan rutin posyandu min. 8 kali/tahun; (2) memiliki min. 5 kader; (3) 3 dari 4 layanan memenuhi cakupan min. 50% sasaran sebanyak 8 bulan per tahun; (4) punya alat
pemantauan pertumbuhan, perkembangan; (5) mengembangkan kegiatan tambahan kesehatan
26
​Sumber: Data e-PPGBM & Gsheets
ARAHAN BERKAITAN DENGAN INTERVENSI
SPESIFIK
1. Semua sekolah dan pesantren setingkat SMP SMA melaksanakan aksi bergizi.
2. Semua ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan.
3. Semua puskesmas mampu menangani ibu hamil anemia dan ibu hamil KEK agar bayi lahir
> 48 cm dan > 2500 gr. Desa berkontributsi dalam penanganan ibu hamil anemia dan ibu
hamil KEK.
4. Semua balita dipantau pertumbuhan setiap bulan.
5. Semua posyandu mampu melakukan pemantauan pertumbuhan setiap bulan.
6. Semua kader mampu mendeteksi balita dengan perlambatan pertumbuhan.
7. Semua balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan diberikan intervensi
secepatnya.
8. Semua puskesmas mampu menangani balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan.
9. Desa berkontribusi dalam penanganan balita yang mengalami perlambatan pertumbuhan
10. Lintas sektor terkait mendukung intervensi spesifik melalui peran di bidangnya masing-
masing

Anda mungkin juga menyukai