Anda di halaman 1dari 13

Anggota kelompok

mayang sari
kurnia casanova
ulpa sari
nursaidah

infeksi,imonoglobullin,imunisasi
PENEGERTIAN PENCEGAHAN
INFEKSI
A. Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi
baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi
baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi.

B. Prinsip Umum Dalam Pencegahan Infeksi

Dengan mengamati praktik pencegahan infeksi di bawah akan melindungi bayi, ibu dan
pemberi perawatan kesehatan dari infeksi. Hal itu juga akan membantu mencegah
penyebaran infeksi :
1) Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir
2) Pertimbangkan setiap orang (termasuk bayi dan staf) berpotensi menularkan infeksi
3) Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan
4) Pakai –pakaian pelindung dan sarung tangan.
5) Gunakan teknik aseptik.
6) Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan bersihkan dan jika perlu sterilkan atau
desinfeksi instrumen dan peralatan.
7) Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir secara rutin dan buang sampah.
8) Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah infeksi nosokomial.
C. TINDAKAN UMUM PENCEGAHAN
INFEKSI

01 02 03
01 02 03
Mencuci tangan secara Memakai sarung tangan Memastikan semua peralatan,
seksama sebelum dan bersih pada saat menangani termasuk klem gunting dan benang
setelah melakukan kontak bayi yang belum tali pusat telah didesinfeksi tingkat
dengan bayi. dimandikan. tinggi atau steril.
lanjutan

4. Memastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan
untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.

5. Memastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop, dan


bendabenda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
(dekontaminasi dan cuci setiap kali setelah digunakan)

6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payudaranya dengan mandi


setiap hari (putting susu tidak boleh disabun).

7. Membersihkan muka, pantat dan tali pusat bayi baru lahir dengan air bersih,
hangat dan sabun setiap hari.

8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan memastikan orang
yang memegang bayi sudah cuci tangan sebelumnya.
D. JENIS-JENIS PENCEGAHAN INFEKSI PADA
NEONATUS

1. Pencegahan infeksi pada tali pusat


Upaya ini dilakukan dengan cara merawat talipusat yang berarti menjaga agar luka
tersebut tetap bersih, tidak terkena air kencing, kotoran bayi atau tanah. Pemakaian
popok
bayi diletakkan di sebelah bawah talipusat. Apabila talipusat kotor, cuci luka talipusat
dengan air bersih yang mengalir dan sabun, segera dikeringkan dengan kain kasa kering
dan
dibungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering. Dilarang membubuhkan atau
mengoles ramuan, abu dapur dan sebagainya pada luka talipusat, karena akan
menyebabkan infeksi dan tetanus yang dapat berakhir dengan kematian neonatal.
2. Pencegahan infeksi pada kulit
Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadi infeksi pada kulit bayi baru lahir
atau penyakit infeksi lain adalah meletakkan bayi di dada ibu agar terjadi kontak kulit
langsung ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu
yang cenderung bersifat nonpatogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk
dan terkandung dalam air susu ibu.

3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir


Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah merawat mata bayi baru lahir
dengan mencuci tangan terlebih dahulu, membersihkan kedua mata bayi segera setelah
lahirdengan kapas atau sapu tangan halus dan bersih yang telah dibersihkan dengan air
hangat.
Dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir, berikan salep/obat tetes mata untuk mencegah
oftalmia neonatorum (Tetrasiklin 1%, Eritromisin 0.5% atau Nitrasn, Argensi 1%), biarkan
obat tetap pada mata bayi dan obat yang ada di sekitar mata jangan dibersihkan.
2.
IMMUNOGLOBU
a. Antibodi atau Immunoglobulin sekelompok glikoprotein yang terdapat dalam serum atau
cairan tubuh pada hampir semua mamalia,Immunoglobulin termasuk kedalam kelompok
LLIN
glikoprotein yang mempunyai struktur dasaryang sama, terdiri dari 83-96% polipeptidadan 4-
18% karbohidrat. Komponenpolipeptida membawa sifat biologik molekul antibodi tersebut.
b. Struktur Imunoglobulin
Struktur dasar imunoglobulin terdiri atas 2 macam rantai polipeptida yang tersusun dari
rangkaian asam amino yang dikenal sebagai rantai
-H (rantai berat) dengan berat molekul 55.000
-rantai L (rantai ringan) dengan berat molekul 22.000.
Tiap rantai dasar imunoglobulin (satu unit) terdiri dari 2 rantai H dan 2 rantai Kedua rantai ini
diikat oleh suatu ikatan disulfida sedemikian rupa sehingga membentuk struktur yang simetris.
Yang menarik dari susunan imunoglobulin ini adalah penyusunan daerah simetris rangkaian
asam amino yang dikenal sebagai daerah domain, yaitu bagian dari rantai H atau rantai L, yang
terdiri dari hampir 110 asam amino yang diapit oleh ikatan disulfid interchain, sedangkan
ikatan antara 2 rantai dihubungkan oleh ikatan disulfid interchain.
Variabilitas
Antibody
Immunoglobulin merupakan kumpulan protein yang sangat heterogen. Heterogenitas ini disebabkan
oleh susunan asam amino yang berbeda satu dengan yang lain, yang akan mengakibatkan perbedaan
struktur molekul. Hal ini selanjutnya menimbulkan variabilitas dalam determinan antigenik Ig.
Keragaman antibodi tergantung pada :
1.Segmen gen V, D dan J multiple.
2.Hubungan kombinasi misalnya hubungan tiap segmen V, tiap segmen D dan Segmen J
3.Kombinasi acak rantai L dan H yang berbeda
4.Mutasi somatic
5.Keragaman junctional yang dihasilkan oleh penggabungan yang tepat selama penyusunan kembali
dan mengakibatkan perubahan atau penghilangan asam amino dalam regio hipervariabel
6.Keragaman intersional, yaitu enzim deoksinukleotidil transferase ujung menyisipkan kelompok kecil
nukleotida pada persilangan ( junctional ) V – D dan D – J ( keragaman regio N ).
Immunoglobulin Sebagai Rantai
Pendek
1. Antibodi Imun (Immunoglobulin)
Adalah antibodi yang terbentuk karena terpapar antigen tertentu dan bersifat spesifik artinya antibodi
ini akan aktif jika ada antigen yang merangsang pembentukannya sifat fisika-kimianya yang dipakai
untuk mengklasifikasi antibodi sebagai berikut:
- Kelarutannya dalam garam dan solvens
- Mobilitas elektroforesis
-Besar molekul
-Sedimentasi dalam ultrasentrifus
Jenis antibodi imun menurt hubungan reaksinya dengan antigen
-Antitoksin
-·Aglutinin
-Presipitin
-Lisin
-Opsonin
-Antibodi pelindung
-Antibodi pengikat komplemen
-Ab “Blocking” dan “non-presipitating”
FUNGSI IMMONOGLOBULIN

a. Meningkatkan antigen secara spesifik.


b. Memulai reaksi fiksasi komplemen sertapelepasan histamin dari sel mati.
c. Membantu imunitas melawan beberapaagen infeksi yang disebarkan melalui
darahseperti bacteria
d. mengaktifasi antibodi
e. Mengikat dan menghancurkan antigen, namundemikian pengikatan antigen
tersebut kurangmemberikan dampak yang nyata kalau tidakdisertai fungsi
efektor sekunder.Fungsi efektor sekunder yang penting adalahmemacu aktivasi
komplemen, di samping itumerangsang pelepasan histamin oleh basofilatau
mastosit dalam reaksi hipersensitivitas langsung
C. IMUNISASI
A.Pengertian imunisasi
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

B.Tujuan imunisasi
Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan
lain sebagainya.
C. Macam-macam / jenis-jenis imunisasi ada dua
macam, yaitu:
1.imunisasi pasif yang merupakan kekebalan bawaan dari ibu terhadap penyakit
2.imunisasi aktif di mana kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang
mudah dikalahkan oleh kekebalan tubuh biasa guna membentuk antibodi terhadap penyakit
yang sama baik yang lemah maupun yang kuat.

D. Teknik atau cara pemberian imunisasi


umumnya dilakukan dengan melemahkan virus atau bakteri penyebab penyakit lalu diberikan
kepada seseorang dengan cara suntik atau minum / telan. Setelah bibit penyakit masuk ke
dalam tubuh kita maka tubuh akan terangsang untuk melawan penyakit tersebut dengan
membantuk antibodi. Antibodi itu uumnya bisa terus ada di dalam tubuh orang yang telah
diimunisasi untuk melawan penyakit yang mencoba menyerang.
lanjutan

E. Manfaat Imunisasi
1. Manfaat untuk anak Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau
kematian.
2 Manfaat untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit. Mendorong keluarga kecil apabila si orang
tua yakin bahwa anak-anak akan menjalani masa anak-anak dengan aman.
3.Manfaat untuk orang tua
Yang disebut orang tua adalah mereka yang berusia di atas 55 tahun dimana kekebalan tubuhnya mulai
menurun. Jadwal vaksinasi dewasa dapat dimajukan, misalnya menjadi 40 tahun, jika orang tua tersebut
menderita diabetes (kencing manis) atau penyakit lainnya yang menyebabkan kekebalan tubuhnya menurun.
4.Manfaat untuk orang sekitar
Di lingkungan yang mayoritas telah diimunisasi, maka mereka yang belum diimunisasi biasanya juga
terhindar dari penyakit yang sehubungan dengan imunisasi tersebut, karena memang di lingkungan tersebut
tidak ada orang yang terjangkit penyakit tersebut. Oleh karena itu eradikasi atau menghilangkan sesuatu
penyakit dari lingkungan tersebut, misalnya Polio dilakuakan tidak perlu mencapai 100 persen, jika yang
diimunisasi telah mencapai 90 persen, maka telah dianggap berhasil.

Anda mungkin juga menyukai