Anda di halaman 1dari 12

DERMATITIS

Dosen Pembimbing : Apt. Baiq Nopitasari,


M.Farm

Kelompok 3
Anggota Kelompok :
1. Etty Sumiyati

(2019E1C016)
2. Djihan Eva Yani
A.
Definisi
ra d ang a n y a n g te r j a d i
a k a n s u a t u p e
Dermatitis merup s e b a g a i re s p o n s
d e is d a n d e r m i s )
k u li t (e p rm
pada e k s o g e n a ta u e n d o g e n,
d pen g a ru h f a k t o r
terh a a p
r u p a p e la p u kan
a b e r u p a k e la in a n b e
manifestasi kl in is n y
m a p a p u la , v e s ike l,
p e r t i e r it e m a , e d e ,
ple om orfi k , s e e la lu
p o lim o rfik ti d a k s
n . T a n d a
bersisik, liche o id
a t b eb e r ap a
rsa m a a n , m u n g k in te rd a p
muncul secara be r u n g m e n e ta p
k . d e r m a ti ti s c e n d e
go m o r fi
simbol atau oli
is (D ju a n d a, 2 0 1 7 ).
dan menjadi kron
Latar Belakang
Berawal dari pengalaman pemilik borcelle dalam pencarian baju anak
yang nyaman, tetap kekinian dan harga terjangkau tetapi
masih sangat sedikit. Berbekal pengalaman pemilik dalam
bisnis baju dewasa yang sudah berjalan 5 tahun dengan 300k
penggemar media sosial dan 100 agen yang tersebar di berbagai
wilayah akhirnya lahirlah Borcelle Kaos yang siap memproduksi
berbagai kebutuhan baju anak untuk umur 0bulan - 7 tahun
baik untuk anak laki-laki maupun perempuan.
1 Timbulnya rasa panas dan
juga
dinginn pada kulit
secara berlebihan pada
kulit
terkena yang
dermatitis.

B. Gejala atau 2 Gatal terasa sangat panas

Ciri-Ciri di malam hari.

Munculnya lepuh kecil dan


Dermatitis
Klasifikasi dermatitis

3 kulit bersisik keras di


permukaan kulit disertai 5 dibedakan menjadi 2
yaitu :
pembengkakan. 1.Dermatitis kering
2. Dermatitis basah

4 Dermatitis menyebar ke
kulit lain dengan sangat
cepat
C. Jenis-Jenis
1 Dermatitis
2 3 4
Dermatitis Dermatitis Dermatitis
Dermatitis
atopik kontak iritan Statis
seboroik (DS)
Dermatitis atopik Dermatitis Dermatitis statis atau
adalah gangguan Dermatitis kontak iritan dermatitis hipostatis
kulit kronis yang seboroik (DS) adalah jenis adalah jenis
melibatkan adalah dermatitis dermatitis yang dermatitis
peradangan yang kronis kambuhan berupa efek sitotosik sirkulatorius.
terkait dengan yang terdistribusi lokal langsung dari Biasanya dermatitis
pruritus intens pada daerah bahan iritan pada stasis adalah
(gatal), gejala seboroik. sel-sel epidermis, dermatitis
khas. dengan respon varikosum, karena
peradangan pada penyebab utamanya
dermis. adalah insufisiensi
vena.
D. Faktor
Risiko
1. Faktor fisik yang memiliki pengaruh besar dalam menciptakan kenyamanan
serta keamanan tempat kerja di lingkungan kerja lainnya.
2. Bahan yang berasal dari tanaman ataupun tumbuhan seperti ranting, daun,
batang, dll
3. Faktor Makhluk Hidup Yakni bakteri, virus, jamur, cacing, serangga, kutu, dan
hewan Lainnya serta efek negatif yang diakibatkannya.
4. Faktor Kimiawi. Yakni asam dan garam bahan kimia anorganik, senyawa
organik Hidrokarbon, minyak, tar, pewarna.
5. Personal Hygine (Kebersihan diri) merupakan suatu langkah atau tindakan
menjaga kebersihan pribadi dan kesehatan fisik serta mental. (Ahamd, dkk,
2020).
E. P a t o f i o l o g i
Patofisiologi berdasarkan jenis dermatitis :
1. Dermatitis atopik biasanya muncul pada bayi dan anak kecil.
Presentasi klinis agak berbeda ter
gantung pada usia pasien.
Infeksi kulit bakteri sekunder sering
terjadi pada pasien dengan
dermatitis atopik dan harus segera diobati (D
ipiro et al, 2021)

2. Faktor yang berpengaruh pada patofisi


ologi dermatitis seboroik
(DS) adalah genetik, sebum, jamur (Malassezia s
pp.), hormonal,
imunitas, faktor neurogenik,
dan faktor eksternal (iklim, stress,
gangguan nutrisi, obat).
3.Dermatitis Kontak Iritan (DKI) merupakan dermatitis dengan mekanisme non alergi.
Patogenesis DKI dapat dijelaskan sebagai berikut : Penetrasi bahan iritan; kerusakan
membran lipid keratinosit ; difusi bahan iritan melalui membrane akan merusak lisosom,
mitokondria, dan komponen inti sel ; pengaktifan fosfolipase menghasilkan asam
arakidonik asam arakidonik membebaskan prostaglandin dan leukotrin pembuluh darah
dan transudasi faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem kinin.

4.Dermatitis Statis ditandai dengan eritema,skuama, erosi,dan krusta.Terkadang


dijumpai vesikel dan ulserasi kecil sebagai ulkus venosum.
F. Pelatalaksanaan terapi
1.Tujuan terapi
Tujuan pengobatan Dermatitis adalah untuk meminimalkan frekuensi dan
keparahan gejala, mencegah gangguan dan komplikasi penyerta, meningkatkan
kualitas hidup pasien, meningkatkan kehadiran dan produktivitas kerja dan/atau
kehadiran dan kinerja sekolah, dan meminimalkan efek samping terapi. Sampai
penyembuhan ditetapkan, ini adalah satu-satunya tujuan yang realistis.

2. Terapi Non-Farmakologi.
Terapi non famakoogi yaitu faktor lingkungan yang dapat dikontrol, seperti menghindari pemicu yang
teridentifikasi. Ini mungkin termasuk aeroallergens (misalnya, jamur, rumput, serbuk sari), makanan
(misalnya, kacang tanah, telur, tomat), bahan kimia (misalnya, deterjen, sabun), bahan pakaian
(misalnya, wol, poliester), suhu (misalnya, panas yang berlebihan). ), dan kelembaban (misalnya,
kelembaban rendah). Dan kebiasaan perawatan kulit yang tepat seperti teknik mandi yang tepat dan
penggunaan pelembab yang berlebihan, yang merupakan standar perawatan (Dipiro et al 2021)
3. Terapi Farmakologi

1.Kortikosteroid topikal (TCS) adalah obat pilihan pertama untuk dermatitis. Yaitu
alklometason dipropionas (PIONAS BPOM RI).
2.Inhibitor kalsineurin topikal (TCI), yaitu tacrolimus, atopic dermatitis (eksim) pada pasien
yang tidak memberikan respon atau intoloreran pada pengobatan lain untuk dewasa dan
anak di atas 2 tahun sebagai pengobatan jangka pendek dan sementara. dan pimecrolimus
dermatitis atopik (eksim) gunakan dua kali sehari hingga gejala membaik, adalah pilihan
pengobatan alternatif untuk orang dewasa dan anak-anak di atas usia 2 tahun (PIONAS
BPOM RI).
3. sebagai tambahan antijamur topikal dapat digunakanuntuk mengurangi
penyebaran. Kebanyakan infeksi ringworn resiko lokal lainya dapat diobati dengan
sediaan ekonazol, ketokonazol, mikonazol,
antijamur. Semua antijamur imidazol seperti klotrimazol,
dan sulkonazol efektif. Krim terbinafin juga efektif. Antijamur topikal lain adalah amorolfin,
griseofulvin dan undececonat.
Refr e n s i
Dipiro.JT.,2020, Pharmacoterapy Heandbook
10th edition, Mc Gra w Hill, New York.

Kementrian Kesehatan RI, 2019, PEDOMAN


NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN
TATA LAKSANA DERMATITIS SEBOROIK,
Jakarta: Kemenkes RI.

Anggraini, H. M. (2021). Hubungan


Penggunaan Alat Pelindung Dengan Keluhan
Dermatitis Pada Nelayan Ika
Dir i
n Di Desa Mela Ii, Kabupaten Tapanuli Tengah
Sumatera
Utara (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai