Anda di halaman 1dari 14

GOLONGAN OBAT

Penggolongan Obat
Berdasarkan Khasiat

Golongan obat

Penggolongan Obat
Berdasarkan Peraturan
Perundang-undangan Farmasi
4
3
2 Menurut sumber
1 asli, atau sifat
kimia dan sifat
Menurut
farmakologi dari
perkembangan
obat
Menurut terapi (berdasarkan
mekanisme aksi khasiat)
Menurut letak aksi
farmakologis
anatomi. Contoh :
Letak obat pada
susunan saraf pusat

PENGGOLONGAN
OBAT BERDASARKAN
KHASIAT
PENGGOLANGAN OBAT MENURUT
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
FARMASI

5
4
3
2
Obat
Narkotika

1 Obat
Psikotropika
Obat Keras

Bebas
Terbatas
Obat Bebas

Golongan obat adalah penggolongan yang dimaksud untuk peningkatan


keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi
OBAT BEBAS

Obat bebas adalah obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter
OBAT BEBAS TERBATAS

Obat bebas terbatas (daftar W =“Waarschuwing” yang artinya


peringatan. ) yaitu obat keras dengan batasan jumlah kadar isi berkhasiat
dan harus ada tanda peringatan (P) boleh dijual bebas.
OBAT KERAS

Obat keras (dulu disebut daftar G = gevaarlijk) adalah obat berkhasiat keras
yang untuk memperolehnya harus dengan resep dokter.
Peredaran golongan obat psikotropika diatur oleh peraturan Menteri kesehatan
RI., Nomor : 688/Men.Kes/Per/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika . Ruang
Lingkup peredaran psikotropika. Ruang lingkup peredaran psikotropika meliputi
penyaluran dan penyerahan psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan
sinroma ketergantungan. Oleh karena itu berdasarkan undang-undang RI., Nomor :
5 tentang psikotropika, digolongkan menjadi empat golongan berdasarkan potensi
mengakibatkan sindrom ketergantungan yaitu :
a. Psikotropika golongan 1 adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat
kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan. Contoh : DMA., MDMA.,meskalin ,
psilosibina, dan lainnya.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yag berkhasiat pengobatan dan dapat
digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amfetamin,
deksamfetamin, metamfetamin, dan fensiklidin.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: amobarbital,
pentabarbital, dan siklobarbital.
d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat
luas digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
diazepam, estazolam, etilamfetamin, alprazolam.
Undang-Undang No. 5/1997 Terdapat empat golongan
psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah
diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika,
maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam
golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara
masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika
golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997.

Perubahan undang-undang nomor 5 tahun


1997
Contoh Obat Psikotropika
NARKOTIKA

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan tingkat atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
Contoh obat Narkotika

Anda mungkin juga menyukai