Anda di halaman 1dari 12

PERUNDANG-UNDANGAN

KESEHATAN
NAMA KELOMPOK 9:
1.EREZ WIDYA WATI (P05150221065)
2.FITHRIYAH SALSABILA (P05150221067)
3.NOPA PATIMALIA (P0515022107
4.SINCE MARILES (P05150221085)
KEBIJAKAN OBAT ESENSIAL

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


312/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013

Menyatakan bahwa Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang diupayakan tersedia
di fasilitas kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya .

Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui DOEN, Pedoman Pengobatan, Formularium
Rumah Sakit, Daftar obat terbatas lain dan Informatorium Obat Nasional Indonesia yang
merupakan komponen saling terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan suplai obat
serta kerasionalan penggunaan obat

;
1. Pemilihan Obat Esensial
a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial Pemilihan obat esensial didasarkan atas
kriteria berikut:
1) Memiliki rasio manfaat-resiko (benefit-risk ratio) yang paling
menguntungkan penderita.
2) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
3) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
4) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan tenaga,
sarana, dan fasilitas kesehatan.
5) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh penderita.
6) Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak langsung.
7) Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa,
pilihan dijatuhkan pada.
8) 8) Obat jadi kombinasi tetap
2. Penerapan Konsep Obat Esensial

Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui


DOEN, Pedoman Pengobatan, Formularium Rumah Sakit,
Daftar obat terbatas lain dan Informatorium Obat Nasional
Indonesia yang merupakan komponen saling terkait untuk
mencapai peningkatan ketersediaan dan suplai obat serta
kerasionalan penggunaan obat.
DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) merupakan daftar yang
berisikan obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan
tersedia di unit pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya. DOEN merupakan standar nasional minimal untuk
pelayanan kesehatan.
Kebijakan Obat Generik
PERATURAN MENTRI KESEHATAN REPOBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES /2010

Obat Generik adalah obat dengan nama resmi International Non Propietary Names
(INN) yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia atau buku standar lainnya
untuk zat berkhasiat yang dikandungnya.

Obat Generik Bermerek/Bernama Dagang adalah obat generik dengan nama


dagang yang menggunakan nama milik produsen obat yang bersangkutan.
1.Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah, Pemerintah Daerah wajib menyediakan obat generik untuk
kebutuhan pasien rawat jalan dan rawat inap dalam bentuk formularium. Yang dinyatakan dalam pasal

2.Dokter di Rumah Sakit atau Puskesmas dan Unit Pelaksana Teknis lainnya dapat menyetujui pergantian resep
obat generik dengan obat generik bermerek/bermerek dagang dalam hal obat generik tertentu belum tersedia.

3. Pada saat Peraturan Menteri Kesehatan ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
085/Menkes/PER/I/1989 tentang Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

4. Dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah wajib menulis resep obat generik bagi semua
pasien sesuai indikasi medis.

Kebijakan diatas dinyatakan dalam pasal 2, 4(1), 8, dan 11


PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.02.02/MENKES/068/I/2010
Kebijakan Obat Wajib Apotek
Peraturaan Menteri Kesehataan Republik Indonesia Nomor : 1176/Menkes/SK/X1999
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai