Anda di halaman 1dari 14

Volume 3, No.

1,Desember 2018: 1-8

EVALUASI PELAKSANAAN PELAYANAN RESEP OBAT GENERIK pada


PASIEN BPJS RAWAT JALAN di RSUD. Dr. R.M. DJOELHAM BINJAI

Evaluation of Drug Service Implementation Generik on BPJS Outpatients in Dr.


R.M Djoeljam Hospital Binjai
1* 2
Indah Wulan Sari Pane , Vivi Eulis Diana
1
Mahasiswa Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum, Institut Kesehatan Helvetia
2
Dosen Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan Umum, Institut Kesehatan Helvetia

ABSTRAK
Pendahuluan: Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 yang mewajibkan penulisan resep dengan nama
generik di fasilitas kesehatan pemerintah untuk mengantisipasi tingginya harga obat. Tujuan: Penelitian
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan pelayanan resep obat generik pada pasien
BPJS rawat jalan. Metode: penelitian yang digunakan adalah analisis deskriftif univariat dengan
pengambilan sampel secara Systematic random sampling sebanyak 395 lembar resep. Hasil: penelitian
menunjukkan bahwa pelaksanaan pelayanan resep obat generik pada pasien BPJS rawat jalan di RSUD.
Dr. R.M Djoelham Binjai pada periode januari-juni telah dilaksanakan. Dan persentase pelaksanaan
pelayanan resep obat generik pada bulan Januari adalah 71.21 %, Februari 74.24 %, Marest 72.72 %,
April 74.24%, Mei 75.75%, dan Juni 78.78%. Kesimpulan: penelitian ini persentase penulisan resep
dengan nama generik periode januari-juni 2016 dengan rata-rata sebesar 74.49 %. Akan tetapi, hasil
penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase setiap bulan walaupun belum mencapai 100%.
Kata kunci: BPJS Kesehatan, Obat Generik

ABSTRACT
Introduction: The Government of the Republic of Indonesia issued Regulation of the Minister of Health
of
the Republic of Indonesia No. HK. 02.02 / MENKES / 068/1 / 2010 mandating the writing of
prescriptions with generic names in government health facilities to anticipate high drug prices. Objective:
This study was conducted with the aim to evaluate the implementation of generic prescription services in
outpatient BPJS patients. Methode: Research used is univariate descriptive analysis with Systematic
random sampling as much as 395 recipe sheets. Result: The results showed that the implementation of
generic drug prescription services in outpatient BPJS patients in hospitals. Dr. R. Djoelham Binjai in the
january-june period has been implemented. And the percentage of the implementation of
generic prescription service in January was 71.21%, February 74.24% Marest 72.72%, April 74.24%,
May 75.75%, and June
78.78%, Conclusion; Of this study is the percentage of prescription writing with the generic name of
the period of january-june 2016 with an average of 74.49%. However, the results show an
increase in percentage every month although not yet reached 100%
Keywords: BPJS Health, Generic
Drugs

Alamat Korespondensi :
Indah Wulan Sari Pane: Institut Kesehatan Helvetia, Jalan Kapten Sumarsono No. 107, Helvetia,

Publish By : Jurnal Dunia Farmasi 1


Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8
Medan, Indonesia 20124. Email: indahwulan@gmail.com

Publish By : Jurnal Dunia Farmasi 2


Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8

PENDAHULUAN 70 %. Tingginya penggunaan obat


Masalah kesehatan telah generik di era Jaminan Kesehatan
menjadi salah satu masalah yang sangat Nasional (JKN) ini dikarenakan
pelik hingga saat ini dan masih terus kesadaran dan kepercayaan
berkembang serta belum ada akhirnya. masyarakat, termasuk tenaga
Berdasarkan Undang-Undang Republik kesehatan, tentang obat generik yang
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 semakin membaik (3).
tentang Kesehatan, Kesehatan adalah Pemerintah Indonesia
keadaan sehat, baik secara fisik, membentuk suatu program Sistem
mental, spiritual maupun sosial yang Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang
memungkinkan setiap orang untuk bertujuan memberikan kepastian
hidup produktif secara sosial dan perlindungan dan kesejahteraan sosial
ekonomis (1). bagi seluruh rakyat Indonesia sesuai
Obat Generik Berlogo (OGB) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
dikeluarkan pada tahun 1991 oleh 2004. Undang-Undang ini
pemerintah yang ditujukan untuk mengamanatkan bahwa jaminan sosial
memenuhi kebutuhan obat untuk wajib bagi seluruh penduduk termasuk
masyarakat kelas menengah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
kebawah.Harga obat generik melalui suatu Badan Penyelenggara
dikendalikan oleh pemerintah untuk Jaminan Sosial (BPJS). Berdasarkan
menjamin akses masyarakat terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun
obat. Harga obat generik bisa ditekan 2011 tentang BPJS, PT Askes (Persero)
karena obat generik umumnya dikemas berubah nama menjadi BPJS kesehatan
sederhana dan dijual dalam kemasan yang implementasinya sejak tanggal 1
dalam jumlah besar, dan tidak Januari 2014 (4).
dipromosikan secara berlebihan Obat merupakan salah satu
sehingga meghemat biaya kemasan dan unsur penting dalam pelayanan
biaya iklan dalam pemasarannya (2). kesehatan.Biaya obat mencapai 40-
Komsumsi Obat Generik di 50% dari biaya operasional kesehatan
Tanah Air terus meningkat.Saat ini di Indonesia dan terus menunjukkan
penggunaan Obat Generik Berlogo peningkatan setiap tahunnya.Dalam
(OGB) di Indonesia telah mencapai 60- rangka mengantisipasi tingginya harga

Publish By : Jurnal Dunia Farmasi 3


obat, Departemen Kesehatan Republik mengacu pada Formularium Nasional
Indonesia mewajibkan penulisan resep yang berisi daftar obat yang dijamin
dan penggunaan obat generik di dan dibayar oleh BPJS dan non
fasilitas pelayanan kesehatan Formularium Nasional dapat diberikan
pemerintah.Program ini telah atas persetujuan Komite Medik (5).
dikeluarkan oleh pemerintah mulai Berdasarkan penelitian
tahun 1989 melalui Peraturan Menteri sebelumnya, oleh Angela Erlitha
Kesehatan Republik Indonesia Nomor. Tanner, Lily Ranti, Widya Astuty Lolo
085/MENKES/Per/I/1989 tentang tentang Evaluasi Pelaksanaan
Kewajiban Menuliskan Resep dan/atau Pelayanan Resep Obat Generik Pada
Menggunakan Obat Generik di fasilitas Pasien BPJS Rawat Jalan Di RSUP.
pelayanan kesehatan pemerintah. PROF. DR. R.D. KANDOU Manado
Peraturan ini kemudian dipertegas Periode Januari-Juni 2014 bahwa
dengan dikeluarkannya Peraturan Pelaksanaan penulisan resep dengan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia nama generik hanya mencapai 72.82%
NomorHK.02.02/MENKES/068/I/2010 . Dikarenakan kalangan dokter memilih
tentang Kewajiban menggunakan obat meresepkan obat dengan nama dagang
generik di fasilitas pelayanan kesehatan dibandingkan obat generik, juga karena
pemerintah. Agar upaya pemanfaatan sebagian obat merupakan obat
obat generik ini dapat mencapai tujuan kombinasi sehingga peresepan
yang diinginkan, maka kebijakan menggunakan obat generik dianggap
tersebut mencakup peresepan dengan kurang praktis. Selain itu kurangnya
nama generik (5). pengetahuan pasien terhadap obat-obat
Berdasarkan Peraturan generik membuat pasien menyarankan
Pemerintah Nomor 12 Pasal 32 Tahun dokter meresepkan obat dengan nama
2013, pelayanan obat pada fasilitas dagang dibandingkan obat generik.
kesehatan yang bekerja sama dengan Bahkan dari kalangan distributor dan
BPJS mengacu pada daftar dan harga produsen menawarkan produknya
obat yang ditetapkan oleh Menteri kepada praktisi kesehatan seperti
Kesehatan. Resep obat Badan dokter dan apoteker agar lebih memilih
Penyelenggara Jaminan Sosial dalam meresepkan atau menggunakan obat
era Jaminan Kesehatan Nasional dengan nama dagang (5).
Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8
Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8
Rumah sakit Umum Daerah Dr. secara restrospektif karena data yang
R.M Djoelham Binjai adalah salah satu adalah data yang telah terjadi dimasa
rumah sakit umum pemerintah kota lalu.
Binjai. Instalasi Farmasi RSUD. Dr. Sampel : Sampel adalah sebuah
R.M Djoelham Binjai melayani gugus atau sejumlah tertentu anggota
pelayanan resep pasien BPJS. himpunan yang dipilih dengan
Berdasarkan latar belakang tersebut, caratertentu agak mewakili populasi
penulis merasa perlu melakukan (6).
penelitian untuk mengevaluasi Sampel dalam penelitian ini
pelaksanaan pelayanan resep obat adalah sebanyak 395 resep. Pada
generik pada pasien BPJS rawat jalan penelitian ini pengambilan sampel
di RSUD. Dr. R.M Djoelham Binjai, dilakukan dengan metodesystematic
agar kebijakan pemerintah tentang random sampling, dengan
penggunaan obat generik dapat berjalan menggunakan rumus slovin sebagai
dengan optimal dan dapat membuka berikut :
wawasan bahwa obat generik itu Rumus: n=
mempunyai khasiat dan kualitas yang
n =
sama dengan obat bermerek serta
pelayanan kesehatan yang meliputi n =
pelayanan obat dapat merata.
n=
METODE
Penelitian ini merupakan n=

penelitian Non Eksperimental dengan n=


rancangan penelitian Deskriptif dan n = 395 Sampel
pengambilan data secara n : Ukuran Sampel
Restrospektif.Jenis penelitian non N : Jumlah Populasi
eksperimental karena penelitian ini e : Standar error (5%)
tidak dilakukan manipulasi atau Analisa Data : Metode analisis
pemberian perlakuan pada subjek data yang digunakan dalam penelitian
uji.Rancangan penelitian deskriptif ini yaitu analisis deskriptif
karena peneliti hanya mendeskripsikan univariat.Metode ini digunakan untuk
keadaan yang ada.Pengambilan data menyederhanakan atau meringkas
Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8
Volume 3, No.1,Desember 2018: 1-8
kumpulan data hasil pengukuran jalan di RSUD.Dr. R.M Djoelham
sedimikian rupa baik secara angka- Binjai yang merupakan upaya untuk
angka mutlak maupun secara menggambarkan pelayanan peresepan
persentase, disertai penjelasan kualitatif. obat generik.Pada kesempatan ini
HASIL DAN PEMBAHASAN penulis mencoba memberikan gambaran
Penelitian yang dilakukan oleh secara ringkas tentang peresepan obat
penulis terhadap pasien BPJS rawat generik pada pasien BPJS rawat jalan.
Tabel 1. Persentase Penulisan Resep Obat Generik
Bulan Rata-rata (%)
R/ Generik R/ Non Generik
Januari 71.21 28.79
Februari 74.24 25.76
Maret 72.72 27.28
April 74.24 25.76
Mei 75.75 24.25
Juni 78.78 21.22
Rata-rata 74.49 25.51

Peresepan Obat Generik


80
78
Persentase (%)

76
74
72
70
68
66
Januari Februari Maret April Mei Juni

Gambar 1. Grafik Persentase Penulisan Resep Obat Generik

Penelitian menunjukkan bahwa Kewajiban Menggunakan Obat Generik


penulisan resep BPJS dan penggunaan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
obat generik belum sesuai dengan yang Pemerintah. Kementerian Kesehatan
ditentukan dalam Peraturan Menteri telah mengeluarkan pernyataan pada
Kesehatan RepublikIndonesia Nomor tahun 2010 bahwa pada tahun 2014, 80-
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang 90 % resep dari dokter dirumah sakit
umum pemerintah atau puskesmas harus generik karena pengetahuan tentang
obat generik. Tetapi dari hasil penelitian obat generik masih kurang dan pasien
yang dilakukan dari bulan januari-juni menganggap bahwa obat generik
2016, terlihat bahwa pelaksanaan memiliki kualitas rendah dibanding obat
penulisan resep dengan nama generik dengan nama dagang.
hanya mencapai rata-rata 74.49%. Selain itu produsen farmasi juga
Permasalahan yang sering terjadi menawarkan produknya kepada praktisi
adalah pemberian atau peresepan obat kesehatan seperti dokter agar lebih
dengan nama dagang, walaupun memilih menuliskan obat dengan nama
sebenarnya tersedia obat generik yang dagang. Kondisi ini sesuai dengan yang
lebih murah dengan efektifitas yang dikemukakan oleh sirait (2001) yaitu
sama. Hal ini disebabkan oleh beberapa bahwa perusahaan farmasi terus
faktor, diantaranya dari pihak dokter mempromosikan obatnya dengan nama
sebagai penulis resep, pihak pasien dan dagang secara besar-besaran, sehingga
pihak perusahaan farmasi (7). berdampak pada harga yang jauh lebih
Penyebab dokter tidak menulis tinggi daripada obat generiknya.
obat generik adalah karena beberapa Obat-obat yang paling banyak
obat merupakan kombinasi dari diresepkan dokter untuk pasien BPJS
beberapa bahan aktif obat, sehingga rawat jalan antara lain obat
menjadi tidak praktis bila dituliskan antihipertensi (Amlodipine),
dalam nama generik, karena akan antidiabetik (Metformin),
menyulitkan pasien dengan antihiperlipidemia (Simvastatin),
mengkomsumsi sejumlah obat antipirai (Allopurinol), analgetik (Asam
sekaligus. Misalnya Neurodex tablet Mefenamat), obat yang bekerja pada
yang berisi vitamin B1, B6 dan B12 lambung (Ranitidine), antialergi
akan lebih praktis dibandingkan (Cetirizine), dan vitamin (Vitamin B
pemberian masing-masing satu tablet complex).
vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin Penulisan obat generik dapat
B12. ditingkatkan melalui promosi obat
Faktor dari pihak pasien juga generik.Promosi dapat dilakukan pada
berpengaruh, dimana pasien meminta pasien, agar mereka tidak ragu
dokter untuk tidak meresepkan obat menggunakan obat generik. Promosi ini
semacam edukasi mengenai pengertian Dokter Di Fasilitas Pelayanan
obat generik, khasiat, keamanan dan Kesehatan Pemerintah Dalam
mutu obat generik yang sebenarnya Meresepkan Obat Generik Di
tidak ada perbedaan yang berarti dengan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
obat dengan nama dagang karena Medan Periode Februari–April
produksi obat generik juga menerapkan 2010.
Cara Pembuatan Obat yang Baik 3. Qodria Dnl. Perbedaan Tingkat
(CPOB). Pengetahuan, Persepsi, Dan
KESIMPULAN Pengalaman Penggunaan Obat
Berdasarkan hasil penelitian, Generik Di Kalangan Mahasiswa
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Kesehatan Dan Non Kesehatan Di
pelayanan resep obat generik pada Universitas Jember. 2016;
pasien BPJS rawat jalan di RSUD.Dr. 4. Meutuah Ld, Ishak S. Analisis
R.M Djoelham Binjai pada periode Kepuasan Dokter Spesialis
januari-juni telah dilaksanakan. Dan Terhadap Program Jaminan
persentase pelaksanaan pelayanan resep Kesehatan Nasional (Jkn) Di
obat generik pada bulan Januari adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
71.21%, Februari 74.24%, Maret Zainoel Abidin Tahun 2014. J
72.72%, April 74.24%, Mei 75.75%, Kedokt Syiah Kuala. 2015;15(1):7–
Juni 78.78%, dengan rata-rata sebesar 19.
74.49%. 5. Tanner Ae. Evaluasi Pelaksanaan
UCAPAN TERIMAKASIH Pelayanan Resep Obat Generik
Terimakasih kepada Pimpinan Pada Pasien Bpjs Rawat Jalan Di
dan staff RSUD Dr. R>M Djoelham Rsup. Prof. Dr. Rd Kandou Manado
yang telah memberikan izin dan Periode Januari-Juni 2014.
membantu proses penelitian. Pharmacon. 2015;4(4).
DAFTAR PUSTAKA 6. Mas’ Ula N. Hygiene Perorangan
1. Indonesia R. Undang-Undang Dan Riwayat Kontak Dan Kejadian
Republik Indonesia Nomor 36 Kusta Di Wilayah Kerja Puskesmas
Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Tanah Merah Kabupaten
Jakarta Republik Indones. 2009; Bangkalan Tahun 2016. Gema
2. Maricella A. Tingkat Kepatuhan Kesehat Lingkung. 2017;15(1).
7. Ilham A, Herliningsih H. Evaluasi Muhammadiyah Kuningan).
Penggunaan Obat Antibiotik 2018;3(1):13–7.
Sediaan Intravena Non Generik
Pada Pasien Rawat Inap Di Rsud 45
Kuningan. J Farmaku (Farmasi

Anda mungkin juga menyukai