7) Kalibrasi
a) Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasikan alat ukur radiasi secara berkala
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setahun.
b) Pengelola rumah sakit wajib mengkalibrasi keluaran radiasi (output) peralatan
radioterapi secara berkala sekurang-kurangnya 1(satu) kali per 2 tahun.
c. Kalibrasi hanya dapat dilakukan oleh instansi yang telah
terakreditasi dan ditunjuk oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir
d. Penanggulangan Kecelakaan Radiasi
1) Pengelola rumah sakit harus melakukan upaya pencegahan
terjadinya kecelakaan radiasi.
2) Dalam hal terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit
harus melakukan upaya penanggulangan diutamakan pada
keselamatan manusia di rumah sakit.
3) Lokasi tempat kejadian harus diisolasi dengan memberi
tanda khusus seperti pagar, barang atau bahan yang terkena
pancaran radiasi segera diisolasi kemudian didekontaminasi.
4) Jika terjadi kecelakaan radiasi, pengelola rumah sakit harus
segera melaporkan terjadinya kecelakaan radiasi dan upaya
penanggulangannya kepada Badan Pengawas Tenaga Nuklir
dan instansi terkait lainnya.
e. Pengelolaan Limbah Radioaktif
1) Penghasil limbah radioaktif tingkat rendah dan tingkat sedang wajib
mengumpulkan, mengelompokkan, atau mengolah dan menyimpan
sementara limbah radioaktif sebelum diserahkan kepada Badan Tenaga
Atom Nasional (BATAN).
2) Pengelolaan limbah radioaktif pada unit kedokteran nuklir dilakukan
pemilahan menurut jenis yaitu limbah cair dan limbah padat.
3) Limbah radioaktif yang berasal dari luar negeri tidak dizinkan untuk
disimpan di wilayah Indonesia.
TERIMAKASIH