BY : KORNEILIS. S.IP. MM
1
KEAMANAN KERJA KECELAKAAN KERJA
PENYEBAB:
• Unsafe act
SISTEM KERJA • Unsafe condition
SELAMAT
2
SMK3
Tindakan manusia yang tidak memenuhi
keselamatan (unsafe act ) misalnya sbb :
◦ Terburu-buru dalam melakukan
pekerjaan.
◦ Tidak memakai alat pelindung yang
disediakan
◦ Sengaja melanggar peraturan
keselamatan kerja yang diwajibkan
◦ Berkelakar saat bekerja
Lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe
condition)
◦ Mesin rusak, tidak diberi pengaman,
konstruksi kurang aman, bising atau alat
kerja tidak baik / rusak.
◦ Metoda kerja tidak aman.
◦ Proses produksi yang tidak aman
menimbulkan bahaya manusia.
◦ Lingkungan kerja tidak aman (suhu
ventilasi, tekanan udara, tata
ruang/kebersihan)
3
SMK3
4
SMK3
Usaha yang dilakukan
5
PEMANTAUAN: CARA:
1.Tujuan: upaya dini 1. Pertemuan pembukaan
mencegah timbulnya CARA 2. Survai jalan keliling
dampak bahaya 3. Pertemuan penutupan
2. Dilakukan berkala
3. Sbg ajang pendididkan
PEMANTAUAN LINGKUP:
• lingkungan kerja
MEKANISME LINGKUP • peralatan
inspeksi,
pengukuran dan
MEKANISME: pengujian
1. Petugas berwenang dan terlatih 3. kesehatan
2. Masukan masukan dari pekerja ybs
3. Daftar periksa
4. Laporan inspeksi PELAKSANA
5. Pantau tindakan korektif
PELAKSANA:
Pengusaha
Serikat pekerja
Tim inspeksi
6
SMK3
7
PEMERIKSAAN BAHAYA
8
SMK3
◦ Pertemuan pembukaan
◦ Survai jalan keliling
◦ Pertemuan penutupan
9
Menurut elemen ini perusahaan harus
mempunyai prosedur yang terdokumentasi
tentang
◦ Proses pelaporan sumber bahaya
terhadap K3 atau keadaan darurat.
◦ Proses pelaporan insiden, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja. (Sesuai
peraturan perundangan berlaku)
◦ Penyelidikan kecelakaan dan penyakit
akibat kerja.
◦ Penanganan masalah K3 yang timbul.
(Sesuai peraturan perundangan berlaku)
10
SMK3
PELAPORAN KEADAAN DARURAT
11
Diperlukan suatu Buku Petunjuk
Penanganan Keadaan Darurat yang berisi
antara lain tentang SMK3
◦ Jenis-jenis keadaan darurat atau sumber-
sumber bahaya apa saja yang perlu dilaporkan.
◦ Tata cara pelaporan misalkan siapa yang harus
melapor, melapor kepada siapa dan
sebagainya.
◦ Daftar personil dan instansi yang perlu
dihubungi, lengkap dengan nama bagiannya,
jabatannya, nomor telepon kantor dan rumah.
◦ Tindakan dan langkah-langkah yang harus
dilakukan oleh setiap personil atau instansi
untuk setiap jenis keadaan darurat atau
sumber bahaya terhadap K3.
Seluruh personil dan instansi (internal dan
eksternal) perlu diberitahu tentang prosedur
pelaporan di atas agar terdapat suatu koordinasi
yang efisien dan efektif dalam penanganan
keadaan darurat.
12
PELAPORAN INSIDEN, KECELAKAAN, SMK3
& PENYAKIT AKIBAT KERJA
Berdasarkan :
◦ Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja yaitu Bab VII Pasal 11
dimana pengurus atau orang yang mempunyai
tugas memimpin langsung sesuai tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri, diwajibkan
melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam
tempat kerja yang dipimpinnya pada pejabat
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
◦ Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
01/Men/1981 tentang Kewajiban Melaporkan
Penyakit Akibat Kerja dimana pengurus
diwajibkan melaporkan penyakit akibat kerja
(yaitu setiap penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan kerja) kepada Kantor
Depnaker setempat dalam waktu 2 X 24 jam.
Perusahaan harus mempunyai prosedur yang
terdokumentasi yang menjamin bahwa semua
insiden, kecelakaan, dan penyakit akibat kerja di
tempat kerja dilaporkan sebagaimana ditetapkan
oleh peraturan perundangan yang berlaku antara
lain seperti contoh pada butir a dan b di atas.
13
PENYELIDIKAN KECELAKAAN KERJA
14
SMK3
Alasannya antara lain
◦ untuk mencegah kecelakaan yang serupa
terulang kembali dimasa mendatang,
◦ dengan meyelidiki atau menganalisa penyebab
kecelakaan,
baik yang langsung (immediate causes atau
direct causes) yang terdiri dari
tindakan-tindakan yang tidak aman
(unsafe acts / practices atau substandard
acts / practises)
kondisi-kondisi yang tidak aman (unsafe
condition atau substandard conditions),
maupun yang tidak langsung atau penyebab
dasar (basic causes) terdiri dari
faktor-faktor pekerjaan (job factors)
◦ yang berdasarkan fakta-fakta yang berada di
tempat kerja serta keterangan-keterangan dari
korban kecelakaan dan saksi-saksi.
15
PENANGANAN MASALAH K3
Dalam setiap operasi usaha/perusahaan akan
selalu ada masalah-masalah K3 yang timbul, SMK3
antara lain seperti:
◦ Kurang pedulinya personil terhadap K3,
misalkan tentang pemakaian alat pelindung
diri (Personal Protective Equipment = PPE),
kepatuhan terhadap larangan merokok pada
tempat-tempat kerja tertentu dan lain
sebagainya.
◦ Syarat-syarat dan atau kondisi-kondisi K3 di
tempat kerja belum memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagaimana yang diharuskan
oleh peraturan perundangan yang berlaku,
dlsb.
Dengan adanya masalah-masalah K3 seperti di
atas, maka perusahaan harus :
◦ Mempunyai prosedur untuk menangani
masalah-masalah K3 yang timbul; sesuai
dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
◦ Menginformasikan prosedur kepada tenaga
kerja,
◦ Menginformasi kemajuan penyelesaian
masalah-masalah K3 tsb
16
PENGGOLONGAN MATERIAL PENANGANAN
1. Menurut penggunaan MATERIAL
UNSUR 2. Menurut sifat fisik 1. Manual
PRODUKSI : 3. Menurut sifat kimia 2. Mekanis
• Manusia 4. Menurut sifat bahaya
• Alat kerja
• Lingkungan
kerja
• Material/bahan
PROSEDUR PENANGANAN
1.identifikasi bahaya potensial
2.penerapkan pengendalian risiko
3.tinjau ulang secara periodik
4.lingkup:
pengangkutan
penyimpanan
pembuangan
MSDS 17
SMK3
18
TERIMA KASIH
19