Evaluasi
10 Desember 2022
02 SUMARLIAN-2216079
03 NOVIA SARI-2216051
04 HUMAINI-2216064
05 VERAWATY-2216069
06 ZAKIYATUL BADRIYAH-2216012
Metodologi E SURVEI
F EKSPERIMEN
Evaluasi: G STUDI KASUS
H INSTRUMENTASI
I POPULASI DAN SAMPEL
PENGANTAR
Manusia menjalani kehidupan dengan berbagai
kegiatan. Agar kegiatan berjalan lancar dan tujuan
tercapai secara optimal, dibutuhkan evaluasi berkala.
Evaluasi dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan
manusia dalam upaya meningkatkan efektivitas dan
produktivitas. Data dan informasi yang akurat 01
dibutuhkan dalam pelaksanaan evaluasi untuk Option
menunjang keputusan yang akan diambil. Fungsi evaluasi untuk
memberi informasi yang
benar dan menerima
Evaluasi adalah proses yang mengkaji
02 04 kritikan pada klarifikasi,
secara kritis suatu program, aktivitas, kemudian membuat
Option Option
kebijakan, atau semacamnya. Hal ini suatu metode untuk
mencapai tujuan.
melibatkan pengumpulan informasi tentang
kegiatan dan hasil program. 03
Option
Tujuannya untuk membuat penilaian tentang
suatu program, meningkatkan efektivitasnya,
dan untuk pertimbangan keputusan.
PENGERTIAN EVALUASI
“Riset untuk mengumpulkan, menganalisis
dan menyajikan informasi yang bermanfaat
mengenai objek evaluasi, menilainya dan
membandingkannya dengan indikator evaluasi
dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil
keputusan mengenai nilai dan manfaat objek
evaluasi ( Wirawan : 9)
METODOLOGI EVALUASI: Wirawan
A. DISAIN EVALUASI
Desain evaluasi merupakan : Kerangka proses melaksanakan evaluasi dan rencana
menjaring dan memanfaat kan data sehingga dapat diperoleh informasi dg presisi yang
mencukupi atau memperoleh hipotesis dapat diuji secara tepat dan tujuan evaluasi
dapat tercapai
1. MODEL EVALUASI
Menentukan jenis evaluasi yang digunakan serta bagaimana proses
pelaksanaannya.
Memilih salah satu darI :
- Discrepancy
- CIPP
- Teori program
01 Metode Kuantitatif
02 Metode Kualitatif
03 Metode Campuran
Petimbangan memilih metode Penelitian
Penelitian yang bertujuan menjaring data kuantitatif dalam bentuk data numerik dg menggunakan
instrument yg divalidasi dan mencerminkan dimensi dan indikator dari variabel. Data dan informasi yang
dihasilkan lebih akurat dan objektif karena dijaring dengan intrumen yg terstandar dan menggunakan
analisis statistik
Proses Survei :
1. Melakukan penelitian pendahuluan
2. Menentukan desain survei
3. Menentukan populasi dan sampel
4. Menyusun instrumen penelitian
5. Persiapan menjaring data
6. Menjaring data
7. Mentabulasi dan menganalisis data
8. Menyusun laporan evaluasi
9. Pemanfaatan hasil evaluasi
EKSPERIMEN
Suatu situasi penelitian atau riset dimana satu atau lebih variabel independen yang disebut variabel eksperimen
dari kelompok subjek eksperimen secara sengaja dimanipulasi oleh peneliti dengan menggunakan
perlakuan,layanan intervensi sosial atau treatment tertentu.
Jenis Eksperimen 2
Jenis Eksperimen 1
Eksperimen
Eksperimen Semu
Murni
Proses perencanaan dan pelaksanaan
STUDI KASUS studi kasus:
Merupakan cerita 01
Melakukan penelitian pendahuluan
mengenai sesuatu
yang unik, khusus, 02 Menentukan kasus yang akan dievaluasi
menarik, cerita Menentukan dan mendefiniskan fokus dan cakupan evaluasi
03
tersebut dapat
mengenai individu- 04 Mengembangkan desain evaluasi dan Instrumen penelitian
individu, proses,
program, institusi dan 05 Analisis bukti-bukti latar penelitian
bahkan kejadian- 06 Menjaring data di latar penelitian, pertanyaan tersebut: Siapa saja yang
kejadian terkait?
Aktivitas apa yang mereka lakukan?
Dalam konteks apa mereka melakukan aktivitas?,
Kapan aktivitas berlangsung?,
Mengapa mereka melakukan aktivitas tersebut?, Perubahan apa yang
dialami oleh para partisipan?
INSTRUMENTASI
Jenis Instrumen yang digunakan dalam evaluasi :
a. Kuisioner; pertanyaan tertulis yang haris dijawab oleh responden secara tertulis. Kuisioner bisa dikirim melaui kurir
atau by email. Kuisioner baisa digunakan bila respondennya banyak dan tersebar didaerah yg luas. Terbagi 2
1. juisoner terbuka, tidak menyediakan alternatif jawaban
2. dan tertutup. Jika alternatif jawaban telah disediakan
b. Tes Objektif; digunakan bila ingin mendapatkan informasi mengenai status pengetahuan, atau perubahan
pengetahuan, ketrampilan atau kompetensi untuk waktu tertentu
Macamya: tes penempatan, tes diaknostik, tes prestasi, tes profisiensi
c. Observasi; merupakan Teknik menjaring data dimana peneliti adalah instrument/observasi mampu menjaring data
yang secara mendalam Ketika dalam proses terjadinya suatu fenomena
d. Wawancara; percakapan langsung antara interviewer dengan pewancara dengan orang yang diwawancara melalui
media tertentu seperti temu muka, melalaui telpon atau teleconference
e. Informan kunci, seseorang atau kelom[ok orang yg mempunyai ketrampilan unik atau latar belakang professional
yang berhubungan dg isu atau intervensi program yang sedang dievaluasi
f. Kelompok fokus’; merupakan kombinasi antara interview dengan observasi partisipan. Pertemuan antara 8–12 orang
yg mempunyai karakteristik yang sama dan relevan dengan evaluasi. Pertemuan kelompok ini direncanakan dan
dipimpin moderator dan observatory guna memperoleh informasi yang diperlukan
g. Studi dokumen; penelitian mengenai dokumen atau penelitian untuk mendapatkan informasi yang bersumber dari
media yang trcetak atau yang terekam oleh media elektronik seperti buku, kaset, flim, slid dll
POPULASI DAN SAMPEL
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian
1 2 3
4 5 6
7 8 9
Kuota sampel
(quota sampling)
Sampel systemik
(systematic sample) Sampel bola salju
(snowball sample)
KESIMPULAN
METODOLOGI EVALUASI: Wirawan
Memilih metode evaluasi harus disesuaiakan dengan
beberapa hal seperti teknis, biaya, waktu dan
kepentingan atau tujuan melakukan evaluasi
PT. X memiliki karyawan dengan jumlah 500 orang yang cakupannya yaitu dalam manajemen perusahaan 1 presiden direktur, 1 wakil
presiden direktur, 40 tenaga dalam bidang Finance & Accounting, 6 dalam bidang Pajak, 40 general Affair, dan pada area satpam ada
20 orang dengan lulusan SMA, SMEA, SMK, D3, dan Sarjana. Latar belakang pendidikan lulusan Sekolah menengah atas tidak
menutup kemungkinan menjadikan karyawan memiliki posisi dan jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang lulus sarjana.
Hal ini dikarenakan pada praktiknya ketika melakukan pelatihan dan pendidikan karyawan dengan lulusan sekolah menengah atas bisa
lebih unggul. Karena seperti halnya seorang satpam bisa saja melakukan administrasi absensi di komputer yang disediakan, dan ini
salah satu contoh dia mampu untuk menjadi SDM yang lebih unggul lagi, terkadang potensi para pekerja sudah memenuhi syarat
administrasi tapi secara actual pekerja harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan pekerjaan dengan pelatihan yang menunjang
jabatan tertentu.
Sebagai Contoh pelatihan dalam mengoperasikan SAP. SAP adalah salah satu perangkat lunak perencanaan sumber daya
perusahaan atau dikenal dengan istlah enterprise resource planning (ERP). di perusahaan PT. X. Sistem SAP atau SAP adalah sebuah
perangkat lunak yang berbasis ERP atau Enterprise Resources Planning yang digunakan untuk menjalankan manajemen aktivitas
harian dari sebuah organisasi atau perusahaan. Tujuannya jelas, SAP membuat semua aktivitas manajemen, pemantauan, dan
pengolahan informasi menjadi jauh lebih efektif dan efisien dari sebelumnya. menangani banyak tugas seperti mengontrol penjualan,
produksi, manajemen persediaan, hingga manajemen SDM. Tentu semuanya berkat modul yang terus ditingkatkan dan saling
reintegrasi sehingga SAP dapat menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam setiap aktifitasnya.
Modulnya diantaranya adalah Material Management, Sales & Distribution, Production Planning, Financial Accounting, Controlling.
STUDI KASUS
Pertanyaannya:
Bagaimana proses pelaksanaan Evaluasi Program Pelatihan Karyawan dalam menggunakan SAP di PT. X ?
Penyelesaian:
Variabel : Evaluasi proses pelaksanaan Program Pelatihan Karyawan Terhadap SAP
Metode Penelitian : Kualitatif
Model Evaluasi : Model CIPP
Populasi : Seluruh karyawan di PT X.
Pengumpulan Data : Observasi, Wawancara dan Dokumentasi
Model evaluasi CIPP dalam pelaksanaan lebih banyak digunakan oleh para evaluator, hal ini dikarenakan model evaluasi ini lebih komprehensif jika
dibandingkan dengan model evaluasi lainnya. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Daniel Stuffleabem, dkk (1967) di Ohio State University. Model
evaluasi ini ada awalnya digunakan untuk mengevaluasi ESEA (the Elementary and Secondary Education Act). CIPP merupakan singkatan dari,
context evaluation : evaluasi terhadap konteks, input evaluation : evaluasi terhadap masukan, process evaluation : evaluasi terhadap proses,
dan product evaluation : evaluasi terhadap hasil. Keempat singkatan dari CIPP tersebut itulah yang menjadi komponen evaluasi.
a. Konteks (Contex) : bertujuan untuk meningkatkan skill individu dan pengetahuan karyawan dalam menggunakan SAP.
b. Masukan (Input) : Masukan merupakan faktor yang turut menentukan kelancaran proses dan mutu hasil Pelatihan. Diantaranya adalah :
1) Peserta Pelatihan : Seluruh Karyawan
2) Tujuan dan kurikulum Pelatihan : Memahami SAP
3) Metode : metode on the job training yang artinya pelatih secara langsung menyampaikan materi kepada peserta, hal ini bertujuan agar
peserta dapat langsung menerapkan materi yang diberikan.
4) Pemateri : Badan yang Bekerja sama dengan PT. X
5) Sarana dan Prasana : Ruang yang telah dipersiapkan serta beberapa Peralatan yang telah disediakan
STUDI KASUS
c. Proses (Process) Komponen proses mencakup:
1) Penyelenggaraan : Di lakukan oleh PT. X
2) Implementasi kegiatan belajar mengajar (KBM) : sesuai dengan schedule yang telah direncanakan
3) Aktivitas peserta : Mengikuti Pelatihan SAP
4) Penggunaan sarana dan media : Memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia
d. Produk (Output)
Produk Pelatihan berupa lulusan yang diharapkan dapat menunjukkan kinerja di tempat kerja masing-
masing. Diharapkan peserta menguasai pengetahuan, keterampilan dan kualitas pribadi sesuai dengan
tujuan Pelatihan yaitu menguasai Sistem SAP.
Alasan Memilih Model CIPP :
Salah satu model evaluasi program yang sering digunakan oleh para
evaluator adalah model evaluasi CIPP. Model ini sering digunakan
karena dianggap mampu memberikan informasi dan standar evaluasi
yang komprehensif terkait program yang dievaluasi. karena model ini
bersifat mendasar, menyeluruh, dan terpadu. Bersifat mendasar, karena
mencakup obyek-obyek inti pembelajaran matematika humanistik, yakni
tujuan, materi, proses pembelajaran, dan evaluasi itu sendiri. Karena
objek evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan, proses, dan hasil.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wirawan, 2016. EVALUASI; Teori, Model, Metodologi, Standar, Aplikasi dan Profesi, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
2. Yayah Huliatunisa, 2017. Vol. 2, Juli –Desember, EVALUASI STANDAR KEMAMPUAN
MAHASISWA TERHADAP PEMBELAJARAN METODOLOGI PENELITIAN PADA PROGRAM STUDI
D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG, Jurnal JKFT: Universitas Muhammadiyah Tangerang.
3. Yaswinda, Januari 2022. Jurnal Inovasi Penelitian, Vol.2 No.8, MODEL EVALUASI CIPP DALAM
MENGEVALUASI PROGRAM VISIT HOME SELAMA PANDEMI COVID 19 DI TK AR RASYID
KECAMATAN PAYAKUMBUH SELATAN KOTA PAYAKUMBUH.
4. Abdullah, M. Ma’ruf,. 2014. Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
THANK YOU