Anda di halaman 1dari 20

PENGUKURAN KONDUKSI LINEAR

SUB PEMBAHASAN

1. FUNGSI PRAKTIKUM
2. ANALISIS ALAT MESIN
3. SPESIMEN YANG DIGUNAKAN
4. 7 JENIS PERCOBAAN PRAKTIKUM
5. ANALISIS DATA DAN GRAFIK
6. PENERAPAN K3
FUNGSI PRAKTIKUM
1. Melakukan uii coba spesimen untuk
menganalisis data konduksi secara
numerik
- Data aliran kalor
- Beda distribusi suhu
- konduktivitas termal
- Experimen termal pasta
- dll
2. Mengenal dan mengoperasikan mesin heat
transfer unit HT10X

“ ARMFIELD HT10X “
2. Mengenal interface Software mesin heat transfer
unit HT10X

“ interface sotware ARMFIELD HTX10X “


ANALISIS ALAT MESIN
SPESIMEN YANG DIGUNAKAN
Bentuk susunan spesimen yang di uji :
-homogen
- Alumunium
-Brass
-kertas dan karet
- Alumunium Dengan termal paste

Experimen spesimen yang di uji :


- penambahan suhu panas dari heater mesin ke
spesimen dengan voltase
9v , 12v, 17v, 21v
- penurunan suhu dari heater mesin ke
spesimen dengan distribusi air 1 debit/liter
- Percepatan flux kalor spesimen dengan
“ susunan spesimen Praktikum “ tambahan Thermal Paste
Termal paste
cairan kental yang
memiliki sifat seperti
minyak, yang berguna
untuk meningkatkan
konduktivitas termal
antara dua permukaan
dengan mengisi celah-
celah mikroskopis
“ Termal paste tipe cair “
7 JENIS PERCOBAAN PRAKTIKUM

1. Konduksi Linear
2. Persamaan Fourier untuk Konduksi Linear
3. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan
4. Konduktivitas Termal
5. Perbandingan Terbalik antara Gradien Suhu
terhadap Luas Penampang
6. Pengaruh Tahanan Kontak terhadap Konduksi Kalor
(therml paste)
7. Konduktivitas Termal & Aplikasi untuk Isolator
1. Konduksi Linear

Tujuan :

Untuk menentukan distribusi suhu


pada kasus perpindahan panas
konduksi tunak yang melalui pelat /
dinding datar dengan material yang
sama / seragam (uniform).

Pengamatan data :
a. Aliran kalor ke heater
Q  V.I
b. Beda suhu bagian panas (hot)
Thot  T1 - T3
c. Beda suhu bagian dingin (cold)
Tcold  T6 - T8
“ diagram kerja praktikum 1 “
2. Persamaan Fourier untuk Konduksi Linear

Tujuan :
Untuk memahami penggunaan hukum
Fourier dalam menentukan laju
perpindahan kalor melalui material
padat untuk aliran kalor tunak.

“ diagram kerja praktikum 2 “


x 13 . Q
k hot 
Thot . A hot

Pengamatan data : e. Beda suhu bagian tengah (intermediate)


Tint  T4 - T5
f. Konduktivitas termal material bagian tengah (intermediat
a. Aliran kalor ke heater
x 45 . Q
Q  V.I k int 
Tint . A int
b. Luas penampang perpindahan kalor g. Beda suhu bagian dingin (cold)

 . D2 Tcold  T6 - T8
A
4 h. Konduktivitas termal material bagian dingin (cold)

c. Beda suhu bagian panas (hot) x 68 . Q


k cold 
Tcold . A cold
Thot  T1 - T3
d. Konduktivitas termal material bagian panas (hot)
x 13 . Q
k hot 
Thot . A hot
e. Beda suhu bagian tengah (intermediate)
Tint  T4 - T5
f. Konduktivitas termal material bagian tengah (intermediate)
x 45 . Q
k int 
Tint . A int
3. Koefisien Perpindahan Kalor Keseluruhan
(stainless steel)
Tujuan :
Untuk menentukan distribusi suhu
pada kasus perpindahan panas
konduksi tunak yang melalui pelat /
dinding datar dengan material yang
berbeda
Pengamatan data :

“ diagram kerja praktikum 3“


Pengamatan data :
a. Aliran kalor ke heater
Q  V.I
b. Luas penampang perpindahan kalor
 . D2
A
4
c. Beda suhu bagian panas hingga bagian dingin
T18  T1 - T8
d. Tahanan termal dinding komposit (ke-3 spesimen)
1 x hot x int x cold
R    
U k hot k int k cold
Untuk material kuningan (brass) gunakan nilai k hasil pengujian yang didapatkan
pada modul sebelumnya. Untuk material stainless steel gunakan nilai k = 25
W/m.oC.
e. Hitung nilai U = 1/R
f. Koefisien perpindahan kalor keseluruhan hasil eksperimen (Uexp)
Q
U exp 
A . T1 - T8 
4. Konduktivitas Termal (alumunium)
Tujuan :
Untuk menentukan konduktivitas
termal (k) material konduktor
Pengamatan data :
a. Aliran kalor ke heater
Q  V.I
b. Luas penampang perpindahan kalor
 . D2
A
4
c. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)
T2 - T3 
Thot face  T3 -
2

d. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)


T6 - T7 
Tcold face  T6 
2

e. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas & sisi dingin, Tint)
Tint  Thot face - Tcold face
“ diagram kerja praktikum 4 “
f. Konduktivitas termal material Aluminium
Q . x int
k int 
A int . Thot face - Tcold face 
5. Perbandingan Terbalik antara Gradien Suhu terhadap Luas Penampang
(Brass (Kuningan), berdiameter kecil)

Tujuan :
Untuk mendemonstrasikan bahwa
gradien suhu (T/x) berbanding
terbalik dengan luas penampang
perpindahan kalor (A). Bagian tengah
Brass (Kuningan), berdiameter kecil.

“ diagram kerja praktikum 5“


e. Gradien suhu bagian panas
Pengamatan data : Thot
Grad hot 
x hot
Berdasarkan data pengamatan, hitung parameter sebagai berikut:
f. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)
a. Aliran kalor ke heater
Q  V.I
T - T 
Thot face  T3 - 2 3
2
b. Luas penampang perpindahan kalor sisi panas
d. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)
 . D 2hot
A hot  T - T 
4 Tcold face  T6  6 7
2
c. Luas penampang perpindahan kalor bagian tengah
e. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas & sisi dingin, Tred)
 . D 2red
A red  Tred  Thot face - Tcold face
4
f. Gradien suhu bagian tengah
d. Beda suhu bagian panas
Tred
Thot  T1 - T3 Grad red 
x red
g. Rasio gradien suhu
e. Gradien suhu bagian panas
Grad red
Thot Rasio Gradien Suhu 
Grad hot  Grad hot
x hot
h. Rasio luas penampang perpindahan kalor
f. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)
A red
T2 - T3  Rasio Luas Penampang 
A hot
Thot face  T3 -
2
d. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)
T6 - T7 
Tcold face  T6 
2
e. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas & sisi dingin, Tred)
Tred  Thot face - Tcold face
f. Gradien suhu bagian tengah
6. Pengaruh Tahanan Kontak terhadap Konduksi Kalor
(thermal paste brass D besar)
Tujuan :

Untuk mendemonstrasikan pengaruh


tahanan kontak (contact resistant)
pada konduksi termal antara material
yang saling bersinggungan

Pengamatan data :

a. Aliran kalor ke heater


Q  V.I

“ diagram kerja praktikum 6 “


7. Konduktivitas Termal & Aplikasi untuk Isolator (kertas
dan karet)
Tujuan :

1. Untuk memahami aplikasi suatu


isolator termal (insulation).
2. Untuk menentukan konduktivitas
termal (k) suatu isolator.

“ diagram kerja praktikum 7 “


Pengamatan data :
a. Aliran kalor ke heater
Q  V.I
b. Luas penampang perpindahan kalor
2
 . D ins
A
4

c. Suhu permukaan sisi panas (Thot face)


T2 - T3 
Thot face  T3 -
2

d. Suhu permukaan sisi dingin (Tcold face)


T6 - T7 
Tcold face  T6 
2
e. Beda suhu antara 2 permukaan (sisi panas & sisi dingin, Tins)
Tins  Thot face - Tcold face
f. Konduktivitas termal material isolator
Q . x ins
k ins 
A ins . Tins

Anda mungkin juga menyukai